Anda di halaman 1dari 8

EDUCATIONAL PSYCHOLOGY: A TOOL FOR AFFECTIVE TEACHING

A. PENGAJARAN YANG EFEKTIF

PENGETAHUAN & KETERAMPILAN PROFESIONAL.

 Kompetensi Mata Pelajaran

Ketika ditanyai mengenai karakteristik guru yang para siswa sekolah menengah
inginkan, mereka paling banyak menyebutkan, “pengetahuan guru tentang mata
pelajaran mereka” (NAASP, 1997). Memiliki pemahaman yang bijaksana
fleksibel, konseptual tentang mata pelajaran sangat diperlukan untuk menjadi
guru yang efektif (Hamilton & Duschi, 2017).

Pengetahuan tentang pengorganisasian ide, koneksi di antara ide-ide, cara


berpikir dan berdebat, pola perubahan dalam suatu disiplin, keyakinan tentang
suatu disiplin, dan kemampuan untuk membawa ide dari satu disiplin ke disiplin
lainnya. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran juga
merupakan aspek penting untuk menjadi guru yang kompeten (Anderman &
Klassen, 2016; Burden & Byrd, 2016; Guillaume, 2016).

 Strategi Instruksional

Terdapat dua pendekatan utama yang mecirikan bagaimana guru mengajar:


constructivist dan direct instruction. Pendekatan constructivist adalah
pendekatan yang berpusat pada peserta didik yang menekankan pentingnya
individu secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka dengan
bimbingan dari guru. Dalam pandangan constructivist (konstruktivis) guru
seharusnya tidak berusaha untuk sekedar menuangkan informasi ke dalam
pikiran anak-anak. Sebaliknya, anak-anak harus didorong untuk mengeksplorasi
dunia mereka, menemukan pengetahuan, merefleksikan, dan berpikir kritis
dengan pemantauan yang baik dan bimbingan yang bermanfaat dari guru
(Robinson-Zanartu, Doerr, & Portman, 2015; Van de Walle, Karp, & Bay
Williams, 2016).

Sedangkan, pendekatan direct instruction adalah pendekatan terstruktur, yang


berpusat pada guru yang ditandai dengan arahan dan kontrol guru, dengan
harapan guru yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu yang secara maksimum
dihabiskan siswa untuk tugas akademik, dan upaya guru untuk meminimalkan
pengaruh negatif. Tujuan penting dalam pendekatan direct instruction approach
adalah memaksimalkan waktu belajar siswa (Borich, 2017; Joyce, Weil, &
Calhoun, 2015).

 Penetapan Tujuan dan Perencanaan Instruksional

Guru yang efektif menetapkan tujuan yang tinggi untuk pengajaran mereka dan
mengatur rencana untuk mencapai tujuan tersebut (Senko, 2016). Mereka juga
mengembangkan kriteria khusus untuk sukses. Mereka menghabiskan banyak
waktu dalam perencanaan instruksional, mengatur kegiatan pembelajaran untuk
memaksimalkan pembelajaran siswa (Burden & Byrd, 2016). Saat menyusun
perencanaan, guru yang efektif merefleksikan dan berpikir tentang bagaimana
mereka dapat membuat pembelajaran menjadi menantang dan menarik.
Perencanaan yang baik memerlukan pertimbangan jenis informasi, demonstrasi,
model, kesempatan inkuiri, diskusi, dan praktik yang dibutuhkan siswa dari waktu
ke waktu untuk memahami konsep tertentu dan mengembangkan keterampilan
tertentu.

 Praktik Pengajaran yang Sesuai dengan Perkembangan

Guru yang kompeten memiliki pemahaman yang baik tentang perkembangan


anak dan tahu bagaimana membuat bahan ajar yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya (Bredekamp, 2017; Morrison, 2017). Memahami
perkembangan dan kemajuan sangat penting untuk mengajar dengan cara yang
optimal untuk setiap anak (Feeney, Moravcik, & Nolte, 2016).

 Keterampilan Manajemen Ruang Kelas

Aspek penting menjadi untuk menjadi guru yang efektif yaitu, menjaga kuatnya
kerja sama para siswa sebagai sebuah kelas dan serta kerja sama dan tanggung
jawab mereka terhadap tugas kelas (Emmer & Evertson, 2017). Guru yang efektif
membangun dan memelihara lingkungan di mana pembelajaran dapat terjadi.
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal ini, masing-masing guru
memerlukan kumpulan strategi untuk menetapkan aturan dan prosedur,
mengorganisir kelompok, memantau dan mengatur aktivitas kelas, dan
menangani perilaku buruk (Evertson & Emmer, 2017; Jones & Jones, 2016).

1
 Keterampilan Motivasi

Guru yang efektif memiliki strategi yang baik untuk membantu siswa menemukan
motivasi diri dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka (Kitsantas &
Cleary, 2016; Soloman & Anderman, 2017; Wentzel & Miele, 2016). Psikolog
Pendidikan menggarisbawahi bahwa hal ini—motivasi diri dan tanggung jawab—
sebaiknya dicapai dengan memberikan kesempatan untuk belajar dari dunia
nyata, yang dapat membantu siswa untuk memahami secara optimal berbagai
kesulitan dan inovasi solusi atas kesulitan tersebut. Siswa akan termotivasi ketika
mereka dapat membuat pilihan sesuai dengan minat pribadi mereka. Guru yang
efektif memberi mereka kesempatan untuk berpikir kreatif dan mendalam tentang
proyek.

Selain itu, penting juga untuk membangun harapan yang tinggi terhadap prestasi
siswa. Terlalu sering anak-anak dihargai hanya untuk kinerja yang rendah atau
biasa-biasa saja, dan sebagai akibatnya mereka tidak dapat meraih potensi
mereka secara penuh. Ketika harapan yang tinggi tercipta, aspek kunci dari
pendidikan adalah untuk memberikan instruksi dan dukungan yang efektif
kepada anak-anak terutama anak-anak berprestasi rendah untuk memenuhi
harapan ini.

 Kemampuan Berkomunikasi

Sangat diperlukan untuk mengajar adalah keterampilan berbicara,


mendengarkan, mengatasi hambatan komunikasi verbal, menyesuaikan diri
dengan komunikasi nonverbal siswa, dan menyelesaikan konflik secara
konstruktif (Beebe, Beebe, & Redmond, 2017; Zarefsky, 2017). Keterampilan
komunikasi sangat penting tidak hanya dalam mengajar tetapi juga dalam
berinteraksi dengan orang tua. Guru yang efektif menggunakan keterampilan
komunikasi yang baik ketika mereka berbicara "dengan" daripada "kepada"
siswa, orang tua, administrator, dan lain-lain; meminimalkan kritik; dan memiliki
gaya komunikasi yang asertif daripada agresif, manipulatif, atau pasif.

 Memberi perhatian lebih pada variasi individual dari siswa,


dibanding hanya memberikan pengajaran satu arah secara verbal

2
Semua guru mengetahui bahwa penting untuk mengetahui variasi individu ketika
mengajar. Banyak dari orang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda,
menggunakan cara berpikir yang berbeda-beda, menggunakan gaya belajar
berpikir yang berbeda, dan memiliki temperamen dan kepribadian yang berbeda-
beda. Selain itu, kita juga mungkin sudah melihat beberapa siswa berbakat dan
penyandang disabilitas lainnya dari berbagai jenis.

Mengajar siswa yang efektif dengan karakteristik yang beragam membutuhkan


banyak pemikiran dan usaha. Differentiated instruction (instruksi yang berbeda)
melibatkan pengenalan variasi individu dalam pengetahuan siswa, kesiapan,
minat, dan karakteristik lainnya, dan mempertimbangkan perbedaan dalam
merencanakan kurikulum dan terlibat dalam pengajaran (Taylor, 2015).
Differentiated instruction menekankan bahwa tugas disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan dan kemampuan siswa.

 Bekerja Secara Efektif dengan Siswa dari Beragam Budaya

Di dunia saat ini, dengan kontak antarbudaya yang meningkat, guru yang efektif
harus memiliki pengetahuan tentang orang-orang dari latar belakang budaya
yang berbeda dan peka terhadap kebutuhan mereka (Bucher, 2015; Koppelman,
2017). Guru yang efektif mendorong siswa untuk memiliki kontak pribadi yang
positif dengan siswa yang beragam dan memikirkan cara untuk menciptakan
harmonisasi tersebut. Mereka membimbing siswa dalam berpikir kritis tentang
masalah budaya dan etnis, mencegah atau mengurangi bias, menumbuhkan
penerimaan, dan berfungsi sebagai mediator budaya (Gollnick & Chinn, 2017).

 Pengetahuan dan Keterampilan Penilaian

Guru yang kompeten juga memiliki pengetahuan dan keterampilan penilaian


yang baik. Untuk dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan penilaian yang
baik, kita dapat memutuskan jenis penilaian apa yang ingin digunakan untuk
mendokumentasikan kinerja siswa anda setelah instruksi (Chappuis & lainnya,
2017). Kita juga perlu menggunakan penilaian efektif sebelum dan selama
instruksi. Contohnya, sebelum mengajar unit tektonik lempeng, kita mungkin
memutuskan menilai apakah seorang siswa sudah familiar dengan istilah seperti
benua, gempa bumi, dan gunung berapi. Aspek penilaian lain yaitu, termasuk tes

3
yang diamanatkan negara untuk menilai prestasi siswa dan pengetahuan serta
keterampilan guru (popham, 2017).

 Keterampilan Teknologi

Teknologi tidak hanya dapat meningkat kemampuan siswa untuk belajar, tetapi
juga dapat mendukung pembelajaran. Kondisi yang mendukung efektifitas
penggunaan teknologi dalam pendidikan antara lain visi dan dukungan dari para
pemimpin pendidikan; guru terampil dalam menggunakan teknologi untuk
pembelajaran; standar isi dan sumber kurikulum; penilaian efektivitas teknologi
pembelajaran; dan penekanan pada anak sebagai pembelajar yang aktif dan
konstruktif (ISTE, 2007).

Siswa mendapat manfaat dari guru yang meningkatkan pengetahuan teknologi


mereka dan mengintegrasikan komputer dengan tepat ke dalam pembelajaran di
kelas (Lever-Duffy & McDonald, 2015; Maloy & lainnya, 2017). Guru yang efektif
memiliki pengetahuan tentang berbagai alat bantu untuk mendukung
pembelajaran siswa penyandang cacat (Marchel, Fischer, & Clark, 2015).

Baru-baru ini International Society for Technology in Education (ISTE, 2016)


memperbarui standar teknologi untuk siswa. Standar ini melibatkan menjadi:

- Empowered Learner
Siswa secara aktif menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
- Digital Citizen
Siswa menunjukan tanggung jawab dan etis dalam penggunaan
teknologi.
- Knowledge Constructor
Siswa menggunakan berbagai sumber daya dan alat digital untuk
membangun pengetahuan, menjadi lebih kreatif, dan terlibat dalam
pembelajaran yang bermanfaat.
- Innovative Designer
Siswa menggunakan berbagai teknologi untuk memecahkan masalah dan
membuat solusi yang berguna dan imajinatif untuk masalah ini.
- Computational Thinker

4
Siswa mengembangkan strategi dalam menggunakan teknologi untuk
menciptakan solusi dan mengujinya.
- Creative Communicator
Siswa berkomunikasi secara efektif dan berpikir kreatif dalam
penggunaan alat digital untuk mencapai tujuan.
- Global Collaborator
Siswa menggunakan teknologi untuk memperluas perspektif mereka dan
meningkatkan pembelajaran mereka dengan menghubungkan dengan
orang lain secara lokal dan global.

KOMITMEN, MOTIVASI, DAN PERHATIAN

Beberapa hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru yang efektif adalah
komitmen, motivasi, dan perhatian, termasuk memiliki sikap (attitude) yang baik
dan perhatian dengan siswa. Ketika seseorang baru menjadi guru, mereka
seringkali harus menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk menjadi seorang
guru yang efektif. Bahkan beberapa guru yang berpengalaman ada yang merasa
mereka “tidak memiliki kehidupan”. Di luar jam kelas, mereka meluangkan waktu
untuk siswa di malam hari atau weekend, namun tetap tidak cukup untuk
menyelesaikan sesuatu. Dalam menghadapi tuntutan-tuntutan ini, mudah bagi
seorang guru untuk merasa frustasi dan berkembang jadi sikap yang buruk, di
mana itu akan berefek kepada kelas. Mempunyai komitmen dan motivasi dapat
membantu guru yang efektif melalui saat-saat sulit mengajar. Guru yang efektif
memiliki kepercayaan pada efikasi diri mereka sendiri, menolak untuk
membiarkan emosi negatif mengurangi motivasi mereka, dan membawa sikap
dan antusiasme positif ke kelas (Anderman & Klassen, 2016; Fives & Buehl,
2016). Kualitas ini menular dan membantu membuat kelas menjadi tempat yang
diinginkan siswa.

Semakin baik Anda menjadi guru, semakin bermanfaat pekerjaan Anda. Semakin
banyak rasa hormat dan kesuksesan yang Anda capai di mata siswa Anda,
semakin baik perasaan Anda tentang komitmen Anda untuk mengajar. Ada
sebuah survey nasional yang dilakukan terhadap hampir seribu siswa berusia 13
hingga 17 tahun mengenai karakteristik guru terbaik dan terburuk. (NAASP ,
1997)

5
Memiliki selera humor yang baik, membuat kelas menarik, dan memiliki
pengetahuan tentang materi pelajaran adalah hal penting yang menurut siswa
perlu dimiliki oleh seorang guru yang baik, sementara guru yang buruk adalah
guru yang kelasnya membosankan, tidak menjelaskan sesuatu dengan jelas, dan
pilih kasih. Kemudian guru yang efektif juga memperhatikan siswa mereka,
sering menyebut mereka sebagai "murid saya." Mereka benar-benar berdedikasi
untuk membantu mereka belajar. Pada saat yang sama, mereka menjaga peran
mereka sebagai guru berbeda dari peran siswa. Di luar kepedulian mereka
sendiri, guru yang efektif juga mencari cara untuk membantu siswa mereka
mempertimbangkan perasaan orang lain dan peduli satu sama lain.

Strategi menjadi seorang guru yang efektif

1. Pengajaran yang efektif membutuhkan guru untuk memakai banyak topi


yang berbeda.

Ketika seorang guru memiliki pengetahuan mengenai materi yang baik, tidak
serta merta cara pengajarannya akan baik juga. Menjadi seorang guru
memerlukan keterampilan yang beragam.

2. Terlibat dalam pengambilan perspektif.

Berpikir dari perspektif guru, bagaimana anda memandang siswa dan


bagaimana siswa memandang anda. Berpikir juga dari perspektif siswa, apa
yang mereka butuhkan dari seorang guru untuk meningkatkan keterampilan
akademik dan kehidupan mereka.

3. Simpan daftar karakteristik guru efektif yang telah didiskusikan dengan Anda
melalui karir mengajar Anda.

Melihat daftar dan memikirkan berbagai bidang pengajaran yang efektif


dapat bermanfaat bagi Anda saat Anda menjalani pengajaran siswa Anda,
hari-hari Anda sebagai guru pemula, dan bahkan tahun-tahun Anda sebagai
guru yang berpengalaman. Dengan berkonsultasi dari waktu ke waktu, Anda
mungkin menyadari bahwa Anda telah membiarkan satu atau dua area
kurang maksimal dan perlu meluangkan waktu untuk memperbaiki diri.

4. Tetap berkomitmen dan termotivasi.

6
Menjadi guru yang efektif membutuhkan komitmen dan motivasi untuk
belajar bahkan dalam menghadapi keadaan yang sulit dan merugikan
(Anderman & Klassen, 2016). Atasi rasa frustrasi Anda dan kembangkan
keterampilan mengatasi yang baik untuk menghadapi masa-masa sulit yang
datang dalam karier apa pun. Ingatlah bahwa sikap positif dan komitmen
yang mendalam untuk mengasuh anak adalah aspek kunci untuk menjadi
guru yang baik.

Anda mungkin juga menyukai