Kelas 6 C
FAKULTAS PSIKOLOGI
2020
Nama : Tiara Rubi Husnaini
NIM : 11170700000007
Kelas : 6C
KUIS MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK
(INTELEGENSI, MINAT DAN BAKAT)
Dosen Pengampu : Dr. Risatianti Kolopaking M.Si
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (Minimal
4 perbedaan) !
Jawaban :
Perbedaan Psychological Testing dan Psychological Assassment adalah;
Quiz
1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologi (minimal 4 berbedaan)
Jawaban
Tes psikologi Assessment psikologi
Sederhana, melibatkan prosedur yang Lebih komplek, setiap penilaian melibatkan
seragam, frekuensi unidimensional berbagai prosedur(wawancara, observasi,
tes, dll)
Durasinya lebih pendek Durasinya lebih panjang
Subjek penelitian dari satu orang (peserta Bisa dari sumber tambahan, seperti kerabat
ujian) terdekat, hasil tes kesehatan (informasi yang
dapat mewakili)
objektif subjektif
Evaluasi hasil dari reliabitas dan validitas Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas
yang relative sederhana berdasarkan hasil atau metode, penilaian, sifaitii penyajian
kelompok pertanyaan
NURJANNAH (11170700000029)
Kuis 1
Kelas : 6 C
QUIZ 1 (IMB)
2) Durasi Lebih pendek, yaitu berlangsung Lebih lama, yaitu berlangsung dari
dari beberapa menit hingga beberapa jam hingga beberapa hari
beberapa jam. atau lebih.
3) Sumber data Satu orang, yaitu peserta tes. Seringkali sumber jaminan, seperti
saudara atau guru, digunakan
sebagai tambahan pada subjek
penilaian.
10) Evaluasi hasil Investigasi yang relatif Sangat sulit karena variabilitas
sederhana dari reliabilitas dan metode, penilai, sifat penyajian
validitas berdasarkan hasil pertanyaan, dll. (Urbina, 2004)
kelompok.
d. Tidak obyektif.
Tes yang tidak obyektif adalah tes yang memasukkan unsur-unsur pribadi yang mempengaruhi
hasil tes.
4) Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes.
a. Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin.
b. Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat jawaban orang
lain.
c. Tidak adanya tatakan untuk menulis.
d. Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh.
e. Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes.
f. Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.
Rahardjo, S. (2019). Teori dan Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Tobari. (2015). Evaluasi Soal-Soal Penerimaan Pegawai Baru Dilengkapi dengan Hasil Penelitiannya.
Yogyakarta: Deepublish.
Umar, J. (2012). Metode Alternatif untuk Mendeteksi Bias Respons Social Desirability pada
Item-Item Tes Kepribadian. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, I(1), 1-20.
Urbina, S. (2004). Essentials of Psychological Testing. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
NAMA : SUWAGMI. HASBRANTI
NIM : 11170700000032
KELAS : 6C / IBM
NAMA DOSEN : Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si
QUIZ
1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (min 4. Perbedaan)
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (min 5 aspek)
3. Sebutkan syarat tes yang baik! (min. 6)
Jawaban
1. Tes Psikologis Assessment Psikologis
Dibutuhkan objektifitas; kuantifikasi sangat Subjektifitas, dalam penilaian klinis
penting , murah, terutama ketika pengujian diperlukan, kuantifikasi jarang
dilakukan dalam kelompok. dibutuhkan(tidak begitu penting), biaya yang
mahal, dibutuhkan pengujian professional
yang sangat berkualitas secara intensif.
Durasi lebih pendek Durasi lebih panjang
Evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas
yang relative sederhana berdasarkan hasil atau metode, penilaian, sifat penyajian dan
kelompok pernyataan
Mempunyai tingkat kerumitan yang Tingkat kerumitannya lebih kompleks, setiap
sederhana, yaitu dengan melibatkan prosedur penilaian melibatkan berbagai prosedur
seragam, dan frekuensi (wawancara, observasi, tes dll).
unidimensional.
a. Suhu ruangan yang tidak sesuai, bisa itu terlalu panas atau terlalu dingin
b. Peletakkan meja yang terlalu dekat
c. Terlalu banyak peserta yang ditempatkan dalam satu ruangan, itu dapat menyebabkan
kurangnya konsentrasi peserta tes.
d. Tidak adanya alat bantu.
3. Jawab:
Tes harus terstandarisasi. Artinya, tes itu telah sesuai dengan pedoman (standar) yang telah
ditetapkan.
Memiliki objektifitas yang tinggi
Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya, sejauh mana instrument atau alat itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Karena reliabilitas menunjukkan konsistensi dari suatu alat
ukur dalam mengukur gejala yang sama.
Memiliki validitas yang sama
Tes harus komprehensif
Harus mudah digunakan dan terjangkau
Tes harus diskriminatif.
QUIZ
Psikodiagnostik Intelegensi Bakat Minat
Semester/Kelas: 6/c
QUIZ I
NIM: 11170700000035
Kelas: 6 / C
SOAL
1. Sebutkan Perbedaan Tes Psikologi dan Asessment Psikologis.
• Dilihat dari tingkat kerumitannya, pada Tes Psikologi lebih sederhana karena melibatkan
satu prosedur yang seragam, dan seringkali satu dimensi.
Sedangkan Assesment Psikologis, lebih kompleks atau rumit. Assesment tes sendiri
merupakan pengukuran terpadu dimana setiap penilaiannya melibatkan berbagai
prosedur seperti wawancara, observasi, dan pengujian, dan menggunakan
normanorma.
• Untuk durasi pelaksanaannya, Tes Psikologi lebih pendek, berlangsung selama beberapa
menit hingga beberapa jam. Sedangkan Assesment Psikologis lebih lama, dapat
berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari atau lebih
• Fokus dalam Tes Psikologi adalah melihat bagaimana satu orang atau grup dibandingkan
dengan yang lain. Sedangkan Assesment Psikologis, fokusnya pada keunikan individu,
kelompok atau situasi tertentu.
• Evaluasi hasil Tes Psikologi dilihat dari investigasi reliabilitas, dan validitas yang relative
sederhana berdasarkan hasil kelompok. Sedangkan Evaluasi Assesment Psikologis sangat
sulit karena variabilitas of methode, penilai, sifat dan penyajian pertanyaan.
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis
• Kesalahan yang bersumber pada tester
a. Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat
melihat sisi positif
b. Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi
lemahnya
c. Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense of
personal identity)
d. Mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk Panik yang
berlebihan
a. Tidak valid
b. Tidak reliabel
• Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
a. Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin
b. Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat jawaban
orang lain
e. Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes
- Tes harus memiliki obyektivitas yang tinggi, yang menunjukkan identitas atau kesamaan dari skor-skor
atau diagnosis-diagnosis yang diperoleh dari data yang sama dari penskor-penskor kompeten yang
sama
- Tes memiliki reliabilitas yang baik, yaitu tes memiliki konsistensi atau keajegan. Suatu instrument
evaluasi, dikatakan memenuhi nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang
konsisten dalam mengukur yang hendak diukur
- Tes memiliki Validitas yang tinggi, artinya suatu alat tes mengukur apa yang hendak diukur.
- Tes harus komprehensif, yaitu tes yang menguji kemampuan dalam ruang lingkup yang luas dan tidak
hanya berpaku pada satu topik saja.
- Tes harus diskiriminatif, artinya tes tidak memandang siapa yang sedang mengerjakan tes tersebut,
berdasarkan norma tes
- Tes harus mudah digunakan dan murah, tes tersebut bersifat praktis, mudah
mengadministrasikannya, praktis disini juga termasuk dalam pelaksanaan, pemeriksaan dan juga
pemberian petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diwakili oleh orang lain.
Nim : C/111707000000036
1. Tes psikologi
Untuk mengukur perbedaan-perbedaan antara individu atau reaksi invidu yang
Alat tes psikologi dalam pengetesan lebih bersifat sederhana dan melibatkan
Bersifat objektif
Assement
Bersifat subjektif
(observasi,wawancara,dll)
pada seseorang
Salah menggunakan alat tes atau alat tes yang tidak sesuai
Alat tes harus mempunyai validitaas yang baik, artinya tes tersebut memiliki
validitas yang baik apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak ia ukur
Reliabilitas = artinya konsistensi skor yang di capai oleh orang yang sama ketika
Objektivitas = artinya tes tersebut bersifat tidak objektif atau tidak mengandung
unsur pribadi
NIM : 11170700000038
Psychological Assessment
- Memiliki tingkat kerumitan yang lebih kompleks, setiap assessment melibatkan berbagai
prosedur (wawancara, observasi, testing, dll) dan dimensional.
- Durasi assessment lebih lama, berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari dan bisa
lebih.
- Sumber data diperoleh dari orang-orang disekitar subject, seperti kerabat, guru yang
digunakan sebagai tambahan untuk penilaian pada subject .
- Biaya sangat mahal, membutuhkan penanganan intensif yang tinggi dari professional.
- Apabila tes psikologis, memiliki tingkat kerumitan yang sederhana jika dibandingkan
dengan assessment psikologis yang memiliki pendekatan yang lebih complex. Tes
psikologis dalam penilaian hanya melibatkan satu prosedur yang seragam, seringkali
unidimensional sedangkan assessment psikologis setiap penilaian melibatkan berbagai
prosedur seperti wawancara, observasi, testing, dll.
- Apabila tes psikologis, memiliki waktu yang sangat singkat, berlangsung hanya
beberapa menit hingga beberapa jam sedangkan assessment psikologis memiliki jangka
waktu yang lebih lama, berlangsung beberapa jam bahkan beberapa hari atau lebih
- Apabila tes psikologis, sumber datanya hanya satu orang yaitu peserta tesnya saja.
Sedangkan assessment psikologis sering menggunakan tambahan pada subjek penilaian
seperti melibatkan saudara atau guru.
- Apabila tes psikologis, memiliki fokus terhadap bagaimana satu orang atau kelompok
membandingkan dengan yang lain, sangat berbeda dengan assessment psikologis dimana
memiliki fokus terhadap keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu tanpa
membangdingkan yang satu dengan yang lainnya.
- Apabila tes psikologis, sangat dibutuhkan obyektivitas, kuantifikasi sangat penting.
Sedangkan assessment psikologis lebih subjektivitas, dalam bentuk penilaikan klinis.
Dalam assessment psikologis kuantifikasi jarang jika dibandingkan dengan tes psikologis.
- Apabila tes psikologis memiliki biaya yang sangat murah, terutama ketika pengujian
dilakukan dalam kelompok. Sedangkan assessment psikologis memiliki biaya yang
sangat mahal dikarenakan membutuhkan penggunaan intensif dari para professional yang
berkualifikasi tinggi.
- Apabila tes psikologi mencari data yang digunakan untuk mengambil keputusan,
sedangkan assessment psikologi mengambil keputusan tentang pertanyaan atau masalah.
- Tes harus terstandarisasi karena bertujuan agar setiap testi mendapat perlakuan yang
sama, karena skor/nilai yang akan diperoleh hanya mempunyai arti apabila telah
dibandingkan satu sama lain.
- Tes harus memiliki obyektivitas tinggi. Tes psikologi dapat dikatakan objektif apabila
pendapat atau pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing sehingga
tidak ada bias dalam menetapkan score.
- Tes memiliki reliabilitas yang tinggi. Suatu tes dapat dipercaya apabila hasil yang
diperoleh konstan atau tetap, tidak menunjukkan perubahan walaupun diadakan ter lebih
dari satu kali. Reliabel itu sediri artinya handal atau dapat dipercaya.
- Tes memiliki validitas yang tinggi. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut
benar-benar mampu mengukur atau memberi gambaran terhadap sesuatu yang diukur.
Valid itu sendiri memiliki makna cocok atau sesuai.
- Tes harus komprehensif. Maksudnya adalah tes dapat meliputi berbagai aspek atau
ruang lingkup yang luas.
- Tes harus diskriminatif. Tes harus dapat menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan
yang kecil dari sifat-sifat tertentu dari invidu yang berbeda-beda.
- Tes harus mudah digunakan dan murah. Apabila penggunaan tes sulit dan tidak mudah,
maka tes tersebut tetap memiliki kelemahan. Alat tes dapat dikatakan baik dan bernilai
sangat tergantung pada kegunaannya. Apabila tes memiliki tarif harga yang tidak terlalu
mahal, tes tersebut akan banyak diminita oleh individu.
b.) Waktu yang dibutuhkan lebih singkat b.) Waktu yang dibutuhkan lebih lama,
dibandingkan asesmen, jangka bahkan bisa memakan waktu berhari-
waktunya dimulai dari beberapa menit hari untuk melakukan asesmen
hingga jam psikologis
c.) Sumber data yang digunakan adalah c.) Sumber data yang digunakan biasanya
satu orang, yaitu seseorang yang data penjamin, yaitu yang diperoleh
mengambil tesnya dari relasi atau guru, digunakan untuk
tambahan subjek asesmen
d.) Fokus pada tes psikologi ini adalah d.) Fokus pada asesmen psikologis adalah
nomothetic, dimana seseorang atau pada keunikan individu, kelompok
kelompok dibandingkan dengan yang atau situasi idioghrapic
lainnya
e.) Tes psikologi ini bertujuan untuk e.) Tes asesmen ini bertujuan untuk
mendapatkan data yang memiliki sampai pada keputusan tentang
keperluan pengambilan keputusan, pertanyaan atau permasalahan yang
biasanya digunakan dalam seleksi dirujuk.
pemilihan karyawan
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal 4
perbedaan)
Jawab:
Tes Psikologi Assessment Psikologi
Cangkupan tes psikologi tidak hanya pada pada Metode yang dilakukan hampir sama dengan
bidang klinis namun lebih luas lagi. Tes psikologi psikodiagnostik yang dilakukan pada bidang
biasa digunakan pada bidang pendidikan, klinis.
industri organisasi, dan lainnya.
Durasi yang butuhkan untuk tes psikologi Durasi yang dibutuhkan untuk melakukan
terbilang sebentar, bisa berupa hitungan menit assessment psikologi terbilang lama, bisa
atau jam. sampai hitungan hari atau minggu.
Prosedur dasar yang digunakan berdasarkan Prosedur dasar dalam assessment psikologi
objektivitas dan jumlah data atau banyaknya sangat subjektif yang berasal dari ahlinya atau
data yang didapatkan sangatlah penting. konselor
Tujuan dilakukannya tes psikologi adalah Tujuan dilakukannya assessment psikologi
pengumpulan data yang digunakan untuk adalah setiap metode yang digunakan
membuat sebuah kesimpulan atau membuat merupakan sebuah jalan untuk memecahkan
keputusan. sebuah permasalahan atau menjawab sebuah
pertanyaan.
Fahzira Arsy
11170700000057
QIUZ IBM 6C
1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal 4)
6/C
• Tes psikologi lebih simpel, karena tes psikologi hanya menggunakan prosedur tes saja,
sedangkan asesmen lebih kompleks karena melibatkan banyak prosedur, seperti wawancara,
observasi, dll.
• Durasi tes psikologi lebih singkat (beberapa jam) dibandingkan asesmen psikologi (memakan
waktu berjam-jam hingga berhari-hari.
• Tes psikologi harus diinterpretasi oleh psikolog, sedangkan asesmen psikologi hasilnya dapat
diinterpretasi oleh orang yang berkepentingan (seperti manager, direktur, dll) Biaya untuk tes
psikologi lebih murah disbanding asesmen psikologi.
• Tes psikologi berfokus pada perbandingan seseorang atau grup terhadap grup normative,
sedangkan asesmen psikologi melihat keunikan dan bakat individu atau kelompok.
11170700000068
1. -Psychological testing lebih simple hanya melibatkan satu prosedur, sedangkan psychological
assessment lebih kompleks karena di dalamnya melibatkan banyak prosedur seperti interview,
observasi, dll.
-Psychological testing memerhatikan perbandingan antara individu dengan individu lain maupun
kelompok dengan kelompok lain, sedangkan psychological assessment memerhatikan keunikan di
dalam individu atau kelompok tersebut
-Psychological testing biayanya lebih sedikit karena simple dan bisa dilakukan bersamaan, sedangkan
psychological assessment biayanya mahal karena memerhatikan detail dan lebih intensif
-Psychological testing itu sangat terstruktur sedangkan psychological assessment bias terstruktur
dan tidak terstruktur
-Psychological testing bias dilakukan dengan waktu yang tidak lama, sedangkan psychological
assessment biasanya memakan waktu yang lama
-Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya
-Tidak valid
-Tidak reliable
-Tidak objektif
-Setting tempat duduk yang terlalu dekat sehingga memungkinkan melihat jawaban orang lain
-Terlalu banyak orang yang dites sehingga membuat akurasi pemahaman instruksi tes yang kurang
Nim: 11170700000087
Kelas: 6/C
1. Sebutkan perbedaan tes Psikologis dan assessment Psikologis (minimal 4 perbedaan) Jawaban:
Perbedaan Tes Psikologi Assesment Psikologi
Tester hanya bisa melihat sisi bagus tapi tidak bisa melihat sisi lemahnya
• Kesalahan yang bersumber dari testee Motivasi yang rendah untuk melakukan tes
Kondisi badan yang kurang fit
Social Desirability
Mengerjakan asal-asalan
NIM : 11170700000090 / 6C
Quiz 1
NIM : 11170700000091
Kelas : 6C
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal
4 perbedaan)
Perbedaan dari: Psychological Testing Psychological Assessment
1. Tingkat ➢ Sederhana, hanya melibatkan 1 ➢ Lebih kompleks, melibatkan
prosedur yang seragam.
Kerumitan berbagai prosedur (wawancara,
observasi, test, dll)
2. Durasi ➢ Lebih pendek, berlangsung bisa ➢ Lebih lama, berlangsung dari
beberapa menit hingga beberapa beberapa jam hingga beberapa
jam. hari.
3. Sumber data ➢ Satu orang, yaitu peserta ujian. ➢ Banyak sumber bisa dari saudara
atau guru yang di gunakan
sebagai tambahan pada subjek
penilaian.
QUIZ 1
NIM : 11170700000092
Kelas : 6/C
Soal :
Jawaban :
1.
- Dalam psychological assessment, tesnya hanya untuk satu orang, tapi sumber data
bisa diambil dari mana saja (wawancara, observasi, data kesehatan ). Sedangkan
dalam psychological test, deskripsi individu hanya didapat dari tes yang ia kerjakan
tersebut.
- Psychological Testing Berfokus pada orang atau sebuah kelompok dapat
membandingkan dengan yang lain. Sedangkan Psychological Assessment Berfokus
pada keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu
- Psychological test mengungkap sebab munculnya perilaku seseorang dan
memprediksi perilaku yang akan muncul kemudian. Psychological Assessment
melihat langsung perilaku yang muncul tanpa perlu mengungkap apa motif dasar dari
perilaku tersebut.
- Psychological test dalam prosedurnya lebih sederhana, tidak memiliki kriteria
kualifikasi yang ketat, tester cukup memiliki modal pengetahuan mengenai alat tes
beserta prosedur nya. Psychological Assessment prosedurnya lebih kompleks,
menuntut keahlian mengenai metode penilaian dan ilmu yang mendalam.
- Psychological test memiliki durasi pelaksanaan yang lebih pendek, asesmen
memerlukan ketelitian dan waktu yang lebih lama.
Sumber :
Urbina, S. (2004). Essentials of Psychological Testing. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Power point Dr. Risatianti Kolopaking dengan judul “Satuan Acara Pengajaran, Tes Psikologis :
Intelegensi, Minat & Bakat” yang dipelajari pada Rabu, 18 Maret 2020 melaui kuliah online.
Nama: Febra Aulia Sita
NIM: 11170700000094
1. a. Tingkat Kompleksitas: tes psikologis memiliki tingkat kompleksitas yang lebih sederhana
dibandingkan dengan asesmen psikologis, dikarenakan tes psikologis memiliki satu bentuk
prosedur yang unidimensional, sedangkan asesmen psikologis memiliki berbagai macam
prosedur dan dimensi. b. Durasi: tes psikologis memiliki durasi yang lebih pendek yang
berdurasi selama beberapa menit sampai dengan beberapa jam, dibandingkan dengan asesmen
psikologis yang berdurasi selama beberapa jam bahkan beberapa hari. c. Sumber Data: tes
psikologis memiliki 1 sumber data yaitu individu yang mengikuti tes tersebut (1 individu),
sedangkan asesmen psikologis memiliki beberapa sumber collateral seperti sanak saudara atau
guru yang berguna sebagai subjek tambahan dalam asesmen. d. Fokus: tes psikologis memiliki
fokus yang bersifat nomothetic yaitu 1 individu atau kelompok yang dibandingkan dengan
individu dan kelompok lainnya. Asesmen psikologis memiliki fokus yang bersifat idiografik,
yaitu keuinakan dari setiap individu, kelompok, atau bahkan situasi. e. Kualifikasi Penggunaan:
tes psikologis dapat dilaksanakan jika tester memiliki pengetahuan mengenai tes yang akan
dilaksanakan dan prosedurnya, sedangkan asesmen psikologis dapat dilaksanakan jika tester
memiliki pengetahuan mengenai tes yang akan dilaksanakan, metode asesmen lainnya, dan juga
area yang akan diasesmen. f. Dasar Prosedur: tes psikologis memiliki dasar prosedur yang
bersifat objektif yaitu berdasarkan alat tes, sedangkan asesmen psikologis memiliki dasar
prosedur yang bersifat subjektif yaitu berdasarkan proses tes tersebut. g. Biaya: tes psikologis
memiliki biaya yang lebih murah dikarenakan pelaksanaannya hanya menggunakan 1 alat tes,
sedangkan asesmen psikologis memiliki biaya yang lebih mahal dikarenakan pelaksanaannya
memiliki banyak prosedur.
3. Tes memiliki syarat-syarat untuk menjadi syarat tes yang baik; a. Tes harus terstandardisasi:
tes distandardisasi dengan tujuan agar testee mendapat perlakuan yang sama. 4 hal yang harus
distandardisasi yaitu, materi tes, penyelenggaraan tes, skoring tes, dan interpretasi hasil tes., b.
Tes harus memiliki obyektivitas yang tinggi: tes sebaiknya memiliki tingkat obejktivitas yang
tinggi, yaitu pendapat tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil tes. c. Tes memiliki realibilitas
yang tinggi: tes yang memiliki realibilitas yang tinggi berarti dapat dipercaya. Tes dapat
dikatakan dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai konstan (tetap) walau diadakan tes lebih
dari satu kali., d. Tes memiliki validitas yang tinggi: tes yang memiliki validitas yang tinggi
dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan baik. Tes memiliki validitas yang baik jika tes
tersebut tepat mengukur kemampuan testee dengan benar sesuai kenyataan., e. Tes harus
komprehensif: tes yang komprehensif dapat sekaligus menyelidiki banyak hal., f. Tes harus
diskriminatif: tes yang baik memiliki daya pembeda untuk dapat membedakan faktor tertentu
yang terdapat pada testee satu dengan lainnya, g. Tes harus mudah digunakan dan murah: tes
harus mudah digunakan dan murah agar tes tersebut dapat diakses oleh banyak orang.
QUIZ
NAMA : MARYAM ABIDAH MASYKUROH
NIM : 11170700000097
KELAS : 6-C
NIM : 11170700000098
Kelas : 6/C
Quiz 1
Terdapat beberapa perbedaan antara tes psikologis dengan assessment psikologis, yaitu :
• Tes psikologis
➢ Tingkat kesulitan
Dapat kita ketahui bahwa tes psikologis memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah
dibandingkan assessment, karena tes psikologis hanya menggunakan tes- tes psikologis saja
tanpa memadukan dengan hal lainnya.
➢ Durasi
Durasi yang dilakukan untuk tes psikologis itu cenderung singkat/ pendek, ia hanya
membutuhkan beberapa menit atau jam dalam pelaksanaanya.
➢ Biaya
Biaya yang dikeluarkan pun cenderung murah tergantung dari alat tes yang digunakan,
namun tetap tidak akan semahal yang dikeluarkan untuk pelaksanaan assessment psikologis.
➢ Kualifikasi pengguna
Pengguna alat tes psikologis cukup dengan mengetahui prosedur- prosedur yang ada dalam
alat tes tersebut baik dalam hal administrasi, operasi, skoring, atau hingga interpretasi alat tes
tersebut saja.
• Assessment psikologis
➢ Tingkat kesulitan
Assessment psikologis lebih rumit dibandingkan dengan tes psikologis, karena pada hal ini ia
memadukan antara alat ukur dengan metode lainnya seperti observasi, wawancara, dan hal- hal
lain yang diperpadukan untuk memperoleh hasil.
➢ Durasi
Durasi yang dibutuhkan untuk assessment psikologis ini cenderung lama/ panjang, karena
dalam melakukannya ia memadukan berbagai metode sehingga membutuhkan waktu hingga
berjam- jam bahkan berhari- hari dalam pelaksanaanya.
➢ Biaya
Dari segi biaya pun assessment psikologis membutuhkan biaya yang cukup besar, karena
membutuhkan banyak metode ditambah lagi membutuhkan profesional dalam mengerjakannya.
➢ Kualifikasi pengguna
Pengguna assesment psikologis ini selain harus mengetahui tentang cara pengetesan alat
ukur nya ia pun juga harus memiliki kemampuan dalam hal assesment yang lainnya seperti
psychiatric disorder, job requirement, atau assessment- assessment lain nya yang disesuikan
dengan tujuan hal tersebut dilakukan.
Salah satu sumber kesalahan pada saat melakukan tes psikologis adalah bersumber dari
tester. Hal ini bisa saja terjadi ketika tester hanya dapat melihat patologis kliennya saja tanpa
melihat sisi positifnya, ataupun sebaliknya seorang tester hanya melihat hal yang positifnya saja
tanpa melihat hal negatif dari diri klien, hal tersebut akan membuat hasil dari tes psikologis yang
dilakukan pun menjadi salah. Selain itu, tester yang mempunyai identitas yang ragu- ragu dan
terhambat dalam hubungan sosial nya pun bisa menjadi sumber kesalahan pada saat tes
psikologis dilakukan, karena itu akan mempengaruhi pada saat tester memberikan instruksi
hingga skoring bahkan interpretasi hasil tes yang pada akhirnya menyebabkan hasil nya pun
salah.
Testee pun bisa menjadi sumber kesalahan dalam melakukan tes psikologis. Masalah
akan muncul ketika testee memang tidak termotivasi untuk melakukan tes dan akhirnya testee
akan melakukan tes nya dengan asal- asalan yang menyebabkan hasilnya pun tidak maksimal.
Kemudian testee yang kurang sehat baik fisik (pusing, demam, atau yang lainnya) maupun panik
yang berlebih pun dapat menjadi sumber kesalahan, mungkin pada saat ia sakit menjadi tidak
fokus dalam pengerjaan tes dan menyebabkan kesalahan pada hasilnya. Selain itu, testee yang
melakukan faking good (ingin terlihat baik) atau faking bad (terlihat buruk) juga dapat
menyebabkan banyak nya error pada hasil tes.
Sumber lain yang dapat membuat kesalah pada saat melakukan tes psikologis adalah
alat tes nya itu sendiri. Hal ini disebabkan karena alat tes yang digunakan tidak baik atau tidak
memenuhi syarat sebagai alat tes yang baik sebagaimana yang terdapat pada soal selanjutnya,
diantaranya karena alat tes tersebut tidak valid, tidak reliabel, tidak memiliki standarisasi, atau
bahkan sudah bocor baik soal maupun jawabannya, sehingga hasil yang diberikan pun banyak
error nya.
Dalam melakukan tes psikologis seseorang harus berada dalam kondisi atau situasi yang
nyaman, dan ketika hal tersebut tidak dilakukan maka akan berpengaruh pada hasil tes. Pihak
penyelenggara harus memperhatikan diantaranya adalah suhu ruangan, setting tempat duduk,
peralatan yang diperlukan, lingkungan yang hening dan tidak gaduh, jumlah peserta tes, intruksi
yang jelas. Hal- hal tersebut setidak nya menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan dengan
baik oleh pihak penyelenggara. Jika saja ruangan tes terlalu panas dengan jumlah peserta tes
yang sangat banyak padahal ruangan nya kecil ditambah lagi berada di lokasi yang bising maka
sudah bisa dipastikan hasilnya pun akan asal- asalan, bayangkan sja jika kita berada diposisi
seperti itu saat yang dites adalah kadar agresivitas maka sepertinya akan memberikan hasil
agresivitas yang tinggi. Maka dari itu, kondisi dan suasana tempat pun harus diperhatikan
dengan baik sehingga tidak menjadi sumber masalah pada saat tes psikologis dilakukan.
3. Jelaskan syarat tes yang baik !
Tes yang sudah terstandarisasi merupakan salah satu syarat dikatakannya sebuah tes itu
baik untuk diberikan, karena jika tes belum terstandarisasi akan membuat pengadministrasian
serta pengoperasian tes menjadi sulit untuk dilakukan. Contoh kecilnya adalah tes yang sudah
terstandarisasi akan memiliki manual book nya sendiri sehingga para tester yang ingin
mengoperasikan alat ukur ini jauh lebih mudah daripada yang belum terstandarisasi pun dalam
hal skoring tes ini sudah memberikan panduan standar nya, dan pastinya tes yang sudah
terstandarisasi sudah bisa dibuktikan valid dan reliabel nya sehingga hasil tes akan lebih dapat
dipercaya dan memiliki hasil yang maksimal.
Tes yang baik juga harus memiliki obyektivitas yang tinggi, karena ketika subjektivitas nya yang
tinggi tes tersebut tidak akan mecerminkan hasil dari yang ingin diukur oleh seorang testee
dengan maksimal, bahkan bisa jadi alat tes tersebut malah lebih banyak memberikan informasi
yang salah daripada yang seharusnya. Sehingga obyektivitas yang tinggi untuk sebuah alat tes itu
menjadi penting dan sebagai salah satu syarat tes tersebut dikatakan baik.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sebuah alat tes itu harus memiliki
reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas sendiri bisa disebut sebagai tes keandalan atau stabil dan
konsisten, maksudnya adalah dimanapun dan kapan pun tes ini dilakukan hasil yang diperoleh
akan tetap sama. Jika alat tes memiliki sebuah reliabilitas yang rendah maka hasil nya pun tidaka
akan konsisten dan stabil yang pada akhirnya hasil yang diberikan pun menjadi tidak baik. Maka
dari itu sebuah alat tes harus memiliki reliabilitas yang tinggi agar dapat memberikan hasil yang
stabil dan konsisten disetiap pemakaiannya. Dalam menguji reliabilitas sebuah alat tes banyak
cara nya, diantaranya adalah spilt half, cronbach- alpha, dan sebagainya.
Tes yang baik tentunya harus mudah dan murah. Mudah untuk dilakukan baik dalam hal
administrasi, pengoperasian, skoring, bahkan hingga pada tahap interpretasi. Murah pun tidak
kalah penting nya. Tetapi walaupun alat tes tersebut mudah dan murah tjangan sampai
menghilangkan aspek- aspek yang sudah dituliskan di atas, ketika alat tes tersebut mudah dan
murah serta terdapat aspek- aspek yang sudah dikatakan di atas barulah alat tes tersebut dapat
dikatakan alat tes yang baik.
Hal- hal di atas merupakan beberapa diataranya dari syarat- syarat tes yang dapat dikatakan
sebagai alat tes yang baik.
Sumber
Power point Dr. Risatianti Kolopaking dengan judul “Satuan Acara Pengajaran, Tes Psikologis :
Intelegensi, Minat & Bakat” yang dipelajari pada Rabu, 18 Maret 2020 melaui kuliah online.
a. Psychological assessment
Memiliki makna menilai atau menaksir, asesmen sifatnya lebih
menyeluruh, dikaitkan dengan bidang yang lebih kuas dan tidak
terbatas pada satu metode tes psikologi saja, mulai dari meotde
wawancra, observasi, dan sebagainya. Nantinya, asesor akan
mengintegrasikan informasi-informasi dari berbagai sumber, seperti
tes tertulis, tes menggamnbar, dan lain-lain.
b. Psychological test
Lebih spesifik dari asesmen psikologi, tes psikologi lebih dikhususkan
pada tes apa yang digunakan, sepertii tes Rhoscharch, TAT, wartegg,
dan lainnya.
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis
(minimal 5 aspek)
Terdapat 5 sumber kesalahan dalam pemeriksaan psikologis, yakni yang
bersumber dari tester, testee, alat tes, dan kondisi atau suasana tempat
tes. Berikut penjelasannya
a. Bersumber dari tester
Kesalahan yang bersumber dari tester ini banyak terjadi saat
proses interpretasi. Saat proses penafsiran, menjadi kesalahan ketika
tester hanya melihat kelemahan dan tanda patologis dari klien, pun
sebaliknya, akan menjadi masalah ketika tester hanya dapat melihat
sisi baik dari klien. Jadi, seorang tester harus dapat melihat sisi baik
dan lemah dari kliennya agar menghasilkan interpretasi seobjektif dan
seakurat mungkin. Selain itu, tester yang memiliki identitas yang ragu-
ragu serta memiliki hubungan sosial yang kurang baik, juga dapat
menjadi sumber kesalahan.
b. Bersumber dari testee
- Motivasi, sebagai sumber utama atau penggerak dalam
pengerjaan suatu tes. Jika testee tidak memiliki motivasi dalam
proses tes ini, maka proses tes akan terhambat karena testee
mengerjakan tanpa pendorong dari dalam dirinya
- Kondisi fisik yang kurang fit, kondisi badan yang seperti ini sangat
mengganggu dalam proses pengerjaan tes, testee akan terganggu
konsentrasinya sehingga apa yang ditunjukkan dalam tes bisa jadi
tidak menunjukkan diri yang sesungguhnya
- Faking good, sering terjadi terutama saat proses seleksi, testee
akan membuat dirinya tampak sebaik mungkin dan menjawab soal
tes tidka sesuai dirinya
- Faking bad, hal ini terjadi ketika testee tidak menginginkan adanya
tes ataupun tujuan dari tes tersebut, maka testee akan membuat
dirinya tampak buruk.
NIM: 111707000000104
psikotes juga dapat mengungkap dan mencari tahu sebab dan alasan munculnya perilaku tersebut. hal
ini dikarenakan sifat beberapa alat tes dapat bersifat proyeksi atau bersifat klinis.
assessment mengungkap kompetensi, yaitu memotret perilaku yang muncul secara langsung. Hal ini
terjadi karena assessment test biasanya menggunakan simulasi-simulasi dibandingkan paper test
sebagaimana psikotest
Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saha, tidak dapat melihat sisi positif
Tester yang hanya dapat melihal pada hal-hal yang bagus saja dan tidak dapat melihhat sisi
lemahnya
Faking good
Tidak valid, tidak reliabel, tidak objektif dan tes sudah bocor serta diketahui isinya
NIM : 11170700000105
Kelas : 6/C
Tes psikologis: Tingkat kerumitannya lebih sederhana karena melibatkan satu prosedur yang
seragam sehingga seringkali unidimensional, durasinya singkat, sumber data berasal dari orang
yang mengikuti tes tersebut, fokusnya pada bagaimana seseorang/ suatu kelompok
membandingkan yang lain (nomotesis), dibutuhkan objektifitas dan kuantifikasi sangat penting,
biayanya murah terlebih jika dilakukan secara kelompok, tujuan tes adalah untuk mendapatkan
data untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas
yang relatif sederhana berdasarkan hasil kelompok.
Kelas : 6C
NIM : 11170700000109
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (min 5 aspek) 3. Sebutkan syarat tes
Jawab
1. Tes Psikologis:
- Assessment Psikologis Dibutuhkan objektifitas; kuantifikasi sangat penting , murah,
terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok.
- Durasi pendek
- Evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas yang relative sederhana berdasarkan hasil
kelompok
- Mempunyai tingkat kerumitan yang sederhana, yaitu dengan melibatkan prosedur seragam,
dan frekuensi unidimensional.
Assessment Psikologi:
- Subjektifitas, dalam penilaian klinis diperlukan, kuantifikasi jarang dibutuhkan(tidak begitu
penting), biaya yang mahal, dibutuhkan pengujian professional yang sangat berkualitas
secara intensif.
- Durasi Panjang
- Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas atau metode, penilaian, sifat penyajian dan
pernyataan.
- Tingkat kerumitannya lebih kompleks, setiap penilaian melibatkan berbagai prosedur
(wawancara, observasi, tes dll).
3. Jawab:
• Tes harus terstandarisasi. Artinya, tes itu telah sesuai dengan pedoman (standar) yang telah
ditetapkan.
• Memiliki objektifitas yang tinggi
• Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya, sejauh mana instrument atau alat itu dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Karena reliabilitas menunjukkan konsistensi dari suatu alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama.
• Memiliki validitas yang sama
• Tes harus komprehensif
• Harus mudah digunakan dan terjangkau
• Tes harus diskriminatif.
Rafi Aulia
QUIZ PSIKODIAGNOSTIK INTELEGENSI, BAKAT, MINAT
NIM : 11170700000151
Jawab :
Asesmen psikologis mencakup hal yang luas dibanding dengan tes psikologi karena
asesor akan mengintepretasikan informasi-informasi yang diperolehnya dari berbagai
sumber, sedangkan tes hanyalah salah satu bagian dari proses tersebut.
Asesmen psikologis bersifat subjektif tergantung kebijakan ahli yang melakukan ataupun
permasalahan yang ingin diselesaikan, sedangkan tes psikologi harus bersifat objektif
sehingga dapat digunakan oleh banyak orang.
Tes psikologi sudah berbentuk standar yang dapat mengurangi kemungkinan bias,
sedangkan metode asesmen dilakukan tergantung pada alat atau cara yang digunakan.
Hasil tes berbentuk skor dan dianalisis kuantitatif, sedangkan asesmen memiliki hasil
kuantitatif yang dapat didukung dengan data kualitatif.
Dalam pelaksanaanya, asesmen dilakukan dengan waktu yang lebih lama karena
banyaknya metode yang digunakan sedangkan tes dilakukan lebih cepat yang mungkin
hanya dalam hitungan menit atau jam saja.
Jawab : Berikut adalah hal-hal yang harus terpenuhi dalam tes yang baik
Tes harus dapat mengukur apa yang hendak diukur (validitas tinggi)
Tes harus memiliki konsistensi yang baik (reliabilitas tinggi)
Tes harus bersifat komprehensif atau mencakup ruang lingkup yang luas
Tes harus mampu membedakan setiap orang yang diuji (diskriminatif)
Tes harus terstandarisasi sehingga setiap tester dapat memberikan instruksi dan perlakuan
yang sama kepada testee
Tes harus memiliki objektivitas tinggi agar dapat digunakan untuk setiap orang.
Nama : Azzuhra Alfiya S
NIM : 11170700000161/6C
Quiz
1. Jelaskan perbedaan Tes Psikologis dengan Asesmen Psikologis?
1) Asesmen Psikologi adalah proses mengumpulkan informasi dan analisis mengenai individu untuk
mendapatkan pemahaman tentang individu
a. Digunakan untuk membuat suatu pertimbangan dan keputusan
b. Tingkat kerumitan akan lebih kompleks dimana masing-masing penilaian melibatkan
berbagai prosedur dan berbentuk dimensional
c. Durasi asesmen akan memakan waktu yang lebih lama, berlangsung dari beberapa jam
hingga beberapa hari atau lebih
d. Suatu pertimbangan tentang pertanyaan atau masalah rujukan yang dilakukan melalui
wawancara atau observasi dan tes psikologi
2) Tes Psikologis adalah penggunaan alat ukur psikologi secara formal untuk mengetahui fungsi
mental.
a. Tingkat Kerumitan tes psikologi lebih sederhana melibatkan satu prosedur yang seragam,
seringkali unidimensional.
b. Durasi tes psikologi lebih singkat, dan berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
c. Tes psikologis prosedur sistematis: mereka ditandai oleh perencanaan, keseragaman, dan
ketelitian, tes harus terbukti obyektif dan adil
d. Mengumpulkan data pasti untuk digunakan dalam membuat keputusan
e. Beberapa test psikologi : CFIT (Cultural Fair Intelligence Test), Raven Progressive Matrics
( SPM, CPM, APM), IST (intelligence Structure Test, TKD, Binnet, WPPSI, WISC, DAT
(Differential Aptitude Test), FACT ( Flanagan aptitude classification Test)
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis? Dalam melakukan tes psikologi,
ada beberapa sumber yang menyebabkan kesalahan terjadi yaitu:
a. Bersumber pada tester : dimana seorang tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda
patologis saja, tidak dapat melihat hal yang positif, tester juga mempunyai identitas yang ragu-
ragu, dan memiliki hambatan dalam hubungan social (withdrawn inhibited), tidak memberikan
instruksi yang jelas.
b. Bersumber pada testee : dimana motivasi yang rendah untuk melakukan tes, kondisi fisik yang
kurang fit atau sedang sakit sehingga susah nyaman, testee juga melakukan faking good atau
berusaha menampilkan yang baik saja, selain itu juga mengerjakan tes dengan asal-asalan,
terlebih lagi panic saat mengerjakannya akan mempengaruhi hasil yang tidak maksimal
c. Bersumber dari tes itu sendiri : salah melakukan scoring, terjadinya ketidak valid-an dalam hasil
tes, juga tidak reliable, atau tes sudah diketahui sebelumnya (bocor)
d. Kondisi atau suasan tempat tes : suhu ruangan yang terlalu panas/dingin, setting tempat duduk
yang tidak nyaman,terlalu banyak orang yang di tes membuat cemas, suasan yang tidak kondisif
seperti berisik atau gaduh
e. Kesalahan teknis seperti waktu, atau masalah pada alat tes.
NIM: 111707000001162
Kelas: 6D
Soal
Jawab
1. Perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis. Tes psikologis adalah suatu usaha untuk
mendapat sampel secara keseluruhan dan sistematik dan jenis-jenis perilaku verbal, perseptual
dan motoric dalam suatu kerangka situasi yang standar. Lalu menurut Stern (dalam Marnat,
1999) mengemukakan bahwa psikodiagnostik adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk
menentukan ciri atau struktur psikis individu atau kelompok individu. Tugasnya untuk
mengembangkan pengetahuan tentang variasi atau perbedaan-perbedaan psikis, serta
mengembangkan metode penelitian yang dapat dipercaya. Kegiatannya adalah integralyang
dilakukan psikolog secara mandiri. E Lowell Kelley (1960) mengatakan asesmen adalah
prosedur yang digunakan oleh sekelompok psikolog dan psikiater untuknmenseleksi orang-orang
yang memenuhi persyaratan untuk mendapat tugas yang sangat penting. Asesmen dapat terwujud
dalam 2 cara. Pertama analisis klinis, misalnya saja dibuat interpretasi dari teori psikoanalisis.
Kedua prediksi kinrja orang-orang normal atau superior. Personality asesmen adalah kegiatan
mengenali, mengerti dan memahami orang lain dengan menggunakan metode-metode ilmiah
untuk digunakan dalam keperluan-keperluan seleksi, konseling, bimbingan dan penelitian.
Asesmen psikologis tidak hanya memberikan dan menginterpretasi tes namun juga
mempertimbangkan kompleksnya perilaku dan permasalahan manusia, yang selalu terkait
dengan konteks sosial.
2. Kesalahan pemeriksaan psikologis
Kesalahan yang bersumber dari tester. Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan
tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi positif . Tester yang hanya dapat melihat
kelebihan saja dan tidak dapat melihat sisi lemahnya. Tester yang mempunyai identitas
yang ragu-ragu dan tester yang terhambat dalam hubungan sosial.
Masalah motivasi, kecurangan seperti umumnya, kecurangan yang disebut faking. Faking
terjadi pada pemeriksaan non kognitif yang menggunakan self report, untuk mencapai
maksud tertentu. Faking dapat berupa faking good dan faking bad, keduanya dapat
diciptakan dengan sengaja. Lalu terdapat social desirability yaitu memberikan jawaba
yang dirasa benar sesuai dengan norma standart masyarakat yang berlaku biasanya pada
teknik inventory.
Kesalahan yang bersumber dari testee. Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes,
kondisi badan yang kurang fit, berusaha menampilkan yang menurutnya baik (faking
good), mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad) hasil tes dikesankan buruk serta
panic yang berlebihan.
Kesalahan yang bersumber dari tes. Tes tidak valid, tidak reliable, tidak memiliki
standarisasi, tidak obejktif dan tes sudah bocor (diketahui isi maupun jawabannya).
Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes. Shu ruangan yang terlalu
panas, setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain, tidak adanya tatakan untuk menulis, ruangan dekat dengan sumber
suara gaduh, terlalu banyak orang yang dites sehingga mengurangi pemahaman instruksi
tes, dan tidak menggunakan alat bantu yang emmadai dalam memberi instruksi.
1. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal
4 perbedaan)
- Pada tingkat kerumitannya, tes psikologistidak terlalu rumit/sederhana, melibatkan
satu prosedur yang seragam, dan sering kali unidimensional. Sedangkan asesmen
psikologis lebih kompleks, dan setiap penilaian melibatkan berbagai prosedur
(wawancara, observasi, pengujian/tes, dll) dan dimensi.
- Pada tingkat durasi, tes psikologis durasinya singkat yaitu berlangsung dari beberapa
menit hingga beberapa jam. Sedangkan asesmen psikologis durasinya lebih lama
yaitu berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari atau lebih.
- Pada sumber data dalam tes psikologis jumlahnya biasanya satu orang, atau mungkin
dalam peserta ujian. Sedangkan asesmen psikologis seringkali seperti kerabat atau
guru, digunakan sebagai tambahan pada subjek penilaian.
- Pada fokusnya, tes psikologis berfokus pada bagaimana satu orang atau kelompok
membandingkan dengan yang lainnya (normatis). Sedangkan pada asesmen
psikologis yaitu keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu (idiografis).
- Pada penggunaan kulaifikasinya, tes psikologis menggunakan pengetahuan tentang
pengujian dan prosedur pengujian. Sedangkan asesmen psikologis pengetahuan
tentang pengujian dan metode penilaian lainnya serta area yang dinilai (mis.,
gangguan kejiwaan, persyaratan pekerjaan).
- Pada dasar procedural dalam tes psikologis diperlukan objektifitas; dan kualifikasi
yang sangat penting. Sedangkan dalam asesmen psikologis subjektivitas, dalam
bentuk penilaian klinis, yang diperlukan; kuantifikasi jarang mungkin.
- Pada biaya, tes psikologis tergolong murah, terutama ketika pengujian dilakukan
dalam kelompok. Sedangkan pada asesmen psikologis biayanya sangat mahal;
membutuhkan penggunaan professional yang sangat berkualitas secara intensif.
- Pada tujuannya, tes psikologis mendapatkan data untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan asesmen psikologis sampai pada keputusan
tentang pertanyaan atau masalah rujukan.
- Pada tingkat struktur, tes psikologis sangat terstruktur. Sedangkan asesmen
psikologis memerlukan aspek terstruktur dan tidak terstruktur.
- Pada evaluasi hasil, tes psikologis investigasi reliabilitas dan validitas yang relative
sederhana berdasarkan hasil kelompok. Sedangkan asesmen psikologis, sangat sulit
karena variabilitas metode, penilai, sifat penyajian pertanyaan, dll.
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal 4
perbedaan) Perbedaan dari:
Source of Data Sumber datanya dari satu orang Seringkali ada sumber
atau peserta tes. tambahan, seperti saudara atau
guru yang digunakan sebagai
tambahan pada subjek dari
assessment.
Masalah motivasi, kecurangan seperti pada tes-tes umumnya, kecurangan yang disebut faking.
Faking: terjadi pada pemeriksaan non-kognitif yang menggunakan self-report, untuk mencapai
maksud tertentu, misalnya agar dapat memperoleh pekerjaan, sekolah dll. Faking bisa berupa
faking good dan faking bad keduanya dapat diciptakan dengan sengaja.
Social desirability (yaitu memberikan jawaban yang dirasa benar sesuai dengan orma standart
masayarakat yang berlaku biasanya pada teknik inventory).
Kesalahan yang bersumber pada tester: Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan
tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi positif, tester yang hanya dapat melihat hal-
hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya, tester yang mempunyai identitas yang
ragu-ragu (person with uncertain sense of personal identity), dan tester yang terhambat dalam
hubungan sosial (withdrawn inhibited).
Kesalahan yang bersumber dari testee: Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes, kondisi
badan yang kurang fit, berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good),
mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk, serta panik yang
berlebihan.
Kesalahan yang bersumber dari tes nya: Tes tidak valid, tes yang diberikan kepada testee
harus sudah melalui proses validitas. Jika tes yang diberikan tidak valid makan tes tersebut tidak
layak untuk diberikan kepada testee. Tes tidak reliabel, jika tes tidak reliabel, maka tes tersebut
tidak dapat dipercaya dan tidak layak untuk diberikan kepada testee. Tidak memiliki
standarisasi, jika tes yang diberikan kepada testee belum terstandardisasi maka tes tersebut
tidak layak untuk diberikan kepada testee. Tes tidak obyektif, skor yang diberikan oleh tester
kepada testee harus objektif, jika tidak objektif maka tes tersebut tidak akan memberikan hasil
yang sama walaupun dinilai oleh orang yang berbeda. Tes sudah “bocor”, tes diketahui isi dan
jawabannya, jika tes sudah bocor maka tester disarankan untuk melakukan tes terhadap testee
dengan alat ukur yang lain.
Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes: Suhu ruangan yang terlalu
panas/dingin, setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain, tidak adanya tatakan untuk menulis, ruangan dekat denagn sumber suara
gaduh, terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes,
atau tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.
Sebutkan dan jelaskan syarat tes yang baik! (minimal 6)
• Tes harus terstandardisasi, standardisasi suatu tes bertujuan bahwa supaya testee mendapat
perlakuan yang sama, karena skor yang dicapai hanya mempunyai arti apabila dibandingkan satu
sama lain.
• Tes harus memiliki objektivitas tinggi, suatu tes dikatakan objektif apabila pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing.
• Tes memiliki reliabilitas yang tinggi, suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil yang dicapai
oleh tes itu konstan atau tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti walaupun diadakan
tes lebih dari satu kali, karena itu, di dalam reliabilitas menyangkut persoalan stabilitas dari hasil
yang dicapai oleh tes itu.
• Tes memiliki validitas yang tinggi, suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benarbenar
dapat mengukur atau memberi gambaran tentang apa yang diukur.
• Tes harus komprehensif, tes komprehensif berarti tes tersebut dapat sekaligus menyelidiki
banyak hal.
• Tes harus diskriminatif, suatu tes dikatakan diskriminatif bila mampu menunjukkan perbedaan-
perbedaan yang kecil dari sifat-sifat atau faktor-faktor tertentu dari individu yang berbeda-beda.
• Tes harus mudah digunakan dan murah, dalam hubungan ini berarti suatu tes yang baik harus
mudah saat digunakannya.
Ayu Mentari 11170700000166
Question!
Answer!
NIM : 11170700000167
Kelas : 6C
• Durasi
Tes psikologi : Lebih singkat, berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam. Penilaian
psikologi : Lebih lama, berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari atau bahkan lebih.
• Sumber data
Tes psikologi : Sumber data yang digunakan biasanya 1 orang.
Penilaian psikologi : Sumber data banyak, karena biasanya terdapat juga sumber agunan atau
yang menjadi penjamin seperti saudara dan guru yang digunakan sebagai tambahan pada subjek
penilaian.
• Biaya
Tes psikologi : Lebih murah, karena prosedurnya lebih sederhana dan dilakukan dalam waktu
yang singkat terumatama ketika testing dilakukan dalam kelompok.
Penilaian psikologi : Lebih mahal, karena membutuhkan penggunaan profesional yang sangat
berkualitas secara intensif.
• Tujuan
Tes psikologi : Untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang akan digunakan dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian psikologi : Untuk membuat suatu keputusan tentang pertanyaan atau masalah
rujukan.
Kesalahan yang bersumber pada tester: Tester yang hanya melihat kelemahan dan tanda patologis
saja, tidak dapat melihat sisi positif, Tester yang hanya melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat
melihat sisi lemahnya, Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain
sense of personal identity) dan Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited)
Kesalahan yang bersumber dari testee : Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes, Kondisi badan
yang kurang fit, Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good), Mengerjakan
dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk) dan Panik yang berlebihan
Kesalahan yang bersumber dari tes: Tidak valid, Tidak reliabel, Tidak memiliki standarisasi, Tidak
obyektif dan Tes sudah bocor, diketahui isi dan jawabannya
Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes: Suhu ruangan yang terlalu
panas/dingin, Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain, Tidak adanya tatakan untuk menulis, Ruangan dekat denagn sumber suara
gaduh, Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes,
dan Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi
NIM : 11170700000171
- Tingkat kompleksitas
Tes Psikologis : Lebih simpel karena melibatkan satu prosedur yang seragam, seringkali unidimensional
Assesment Psikologis : Lebih kompleks karena setiap penilaian melibatkan beberapa prosedur
(interview, observasi, tes, dll)
- Durasi
Tes Psikologis : Lebih cepat, berlangsung sekitar beberapa menit sampai beberapa jam saja
Assesment Psikologis : Lebih lama, berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari bahkan lebih
- Fokus
Tes Psikologis : Bagaimana satu orang atau kelompok membandingkan sengan yang lain
- Dasar prosedural
Tes Psikologis : Objektifitas, kuantifikasi sangat penting
Assesment Psikologis : Subjektivitas, dalam bentuk penilaian klinis diperlukan (kuantifikasi jarang)
-Biaya
Tes Psikologis : Murah, terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok
Assesment Psikologis : Sangat mahal, karena membutuhkan tenaga professional yang sangat berkualitas
untuk pelaksanaannya
-Tujuan
Tes Psikologis : Mendapatkan data untuk digunakan dalam pengambilan keputusan Assesment
- Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya
- Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense of personal identity)
- Tidak Reliabel
- Tidak objektif
Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat jawaban orang lain
- Terlalu banyak orang yang di tes sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes - Tidak
QUIZ
1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assesment psikologis ( minimal 4
perbedaan )
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis ( minimal 5 aspek ) 3. Sebutkan
syarat tes yang baik ( minimal 6 )
Jawaban
1. Tes Psikologis
• Tingkat kompleksnya lebih sederhana, dimana melibatkan satu prosedur yang seragam
dan seringkali unidimensional
• Durasinya singkat, dimana biasanya berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam
• Sumber datanya satu orang yaitu peserta tes
• Berfokus pada bagaimana satu orang atau kelimpok dibandingkan dengan orang lain
• Kualifikasi digunakan untuk pengetahuan tentang pengujian dan prosedur pengujian
• Prosedur dasarnya diperlukan objektivitas dimana kuantifikasi menjadi sangat penting
• Biayanya murah, terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok
• Bertujuan untuk mendapatkan data unutk digunakan dalam pengambilan keputusan
• Memiliki tingkat struktur yang sangat terstruktur
• Evaluasi hasil investigasi relatif sederhana dari reliabilitas dan validitas berdasarkan hasil
kelompok Assessment Psikologis
• Tingkat kompleksnya lebih kompleks, karena setiap penilaian melibatkan berbagai
prosedur seperti wawancara, observasi, pengujian, dll) serta dimensi
• Durasinya lebih lama, dimana bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari
atau lebih
• Sumber datanya bisa banyak
• Berfokus pada keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu. Seperti misalnya
untuk menyeleksi karyawan tidak hanya HRD nya saja tetapi yang lainnya juga
melakukan assessmet tersebut seperti manager dll
• Kualifikasi digunakan untuk pengetahuan dan pengujian metode penilaian laiinya serta
area yang dinilai (seperti, persyaratan pekerjaan, gangguan kejiwaan)
• Prosedur dasarnya subjektivitas, karena digunakan dalam bentuk penilaian klinis maka
subjektivitas diperlukan jarang diperlukan kuantifikasi
• Biaya nya sangat mahal, karena membutuhkan seseorang yang profesional yang sangat
berkualitas secara intensif
• Bertujuan untuk sampai pada keputusan tentang pertanyaan atau masalah rujukan
• memerlukan aspek terstruktur dan tidak terstruktur
• evaluasi hasil sangat sulit karena variabilitas metode, penilai,sifat penyajian pertanyaan,
dll
2. Kesalahan - kesalahan dalam melakukan tes psikologis :
Hal yang bersumber dari tester
- Hanya melihat tanda patologis saja, tidak hanya melihat sisi positif. Dalam hal ini jika
seorang tester hanya melihat tanda patologis saja maka akan menyebabkan
kesalahan dalam tes
- Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak melihat sisi lemahnya.
Misalnya hanya melihat penampilannya
- Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu. Dalam hal ini misalnya ragu-ragu
dalam memberikan instruksi kepada testee
- Tester yang terhambat dalam hubungan sosial. Dalam hal ini tester yang kurang
percaya diri atau malau-malu di depan umum pada saat memberikan instruksi juga
dapat mempengaruhi kesalahan dalam penggunaan tes.
Hal yang bersumber dari testee
- Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes. Dalam hal ini motivasi menjadi sangat
penting dan berpengaruh dalam melakukan tes.karena jika ia tidak termotivasi maka
bisa jadi ia mengerjakan tes dengan asal-asalan
- Kondisi badan yang kurang fit. Dalam hal ini jika seorang testee sedang sakit maka
akan mempengaruhi pengerjaan tes karena ada faktor kurang konsentrasi
- Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good). Hal ini dapat terjadi
karena individu biasanya ingin tampil baik berkaitan kecenderungan mengikuti apa
yang secara sosial dianggap baik Dimana hal ini tersebut bisa mempengaruhi
kesalahan pada tes
- Mengerjakan asal-asalan (faking bad).dalam hal ini bisa jadi individu tersebut tidak
mengenal dirinya sendiri atau karena tidak adanya motivasi.
- Panik yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi karena saat pengerjaan tes diberi waktu
sehingga dapat membuat testee menjadi panik saat mengerjakan tes
Hal yang bersumber dari tes itu sendiri
- Tidak valid. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes itu mengukur apa yang
seharusnya diukur
- Tidak reliabel. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Jika keajegan suatu tes tidak dapat dipercaya maka tes itu tidak dapat
digunakan
- Tidak memiliki standarisasi. Suatu tes harus standarisasi agar setiap testee yang di
tes dengan tes tersebut mendapat perlakuan yang sama. Jika tes tidak memiliki
standarisasi maka tes tersebut tidak dapat digunakan atau ketika digunakan dapat
menimbulkan kesalahan
- Tidak obyektif. Jika tes tidak obyektif maka akan memberikan hasil yang berbeda
kalau dinilai oleh tester yang berlainan
- Tes sudah “bocor”, diketahui isi dan jawaban. Jika tes sudah boco maka tidak dapat
digunakan oleh testee karena dapat mempengaruhi keaslian dari tes tersebut.
Hal yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
- Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin. Suhu yang terlalu panas dapat membuat
seorang testee kepanasaan atau sebaliknya sehingga hal tersebut dapat
mengganggu konsentrasi testee
- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan
pada tes karena keadaan tempat duduk yang menjadi sempit. Misalnya pada tes
Kraeplin yang membutuhkan tempat duduk berjauhan karena ukuran kertas yang
lebar.
- Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh. Dalam hal ini tidak disarankan memilih
tempat tes yang berada di dekat bandara atau yang lainnya yang dapat
menimbulkan suara gaduh.
- Terlalu banyak orang yang dites sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi
tes. Dalam hal ini sebaiknya tester memperhatikan banyaknya orang yang akan di
tes sehingga bisa melakukan tes dengan baik
- Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.
3. Syarat tes yang baik, yaitu :
- Tes harus tersandarisasi. Karena supaya setiap testee yang di tes dengan tes
tersebut mendapatkan perlakuan yang benar-benar sama
- Tes harus memiliki obyektivitas tinggi. Yang dimaksud obyektif dalam hal ini adalah
penilaiannya, dimana tes yang memiliki obyektivitas tinggi makan akan memberikan
hasil yang sama kalau dinilai oleh tester yang berlainan
- Tes memiliki reliabilitas yang tinggi. Suatu tes dapat diestimasi terhadap tingginya
reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode test-retest, parallel forms,
atau internal consistency. Tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama.
- Tes memiliki validitas yang tinggi. Karena jika makin tinggi validitas suatu tes, maka
tes itu makin mengenai sasarannya, makin menunjukkan apa yang seharusnya
ditunjukkan
- Tes harus komprehensif. Dimana dapat sekaligus mengungkap (menyelidiki) banyak
hal
- Tes harus diskriminatif. Dimana agar dapat mengungkap gejala tertentu dan
menunjukkan perbedaan-perbedaan gejala tersebut pada individu yang satu dengan
yang lainnya.
- Tes harus mudah digunakan dan murah.
Kelas : 6C
NIM : 11170700000181
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (min 5 aspek) 3. Sebutkan syarat tes
Jawab
1. Tes Psikologis:
- Assessment Psikologis Dibutuhkan objektifitas; kuantifikasi sangat penting , murah,
terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok.
- Durasi pendek
- Evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas yang relative sederhana berdasarkan hasil
kelompok
- Mempunyai tingkat kerumitan yang sederhana, yaitu dengan melibatkan prosedur seragam,
dan frekuensi unidimensional.
Assessment Psikologi:
- Subjektifitas, dalam penilaian klinis diperlukan, kuantifikasi jarang dibutuhkan(tidak begitu
penting), biaya yang mahal, dibutuhkan pengujian professional yang sangat berkualitas
secara intensif.
- Durasi Panjang
- Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas atau metode, penilaian, sifat penyajian dan
pernyataan.
- Tingkat kerumitannya lebih kompleks, setiap penilaian melibatkan berbagai prosedur
(wawancara, observasi, tes dll).
3. Jawab:
• Tes harus terstandarisasi. Artinya, tes itu telah sesuai dengan pedoman (standar) yang telah
ditetapkan.
• Memiliki objektifitas yang tinggi
• Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya, sejauh mana instrument atau alat itu dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Karena reliabilitas menunjukkan konsistensi dari suatu alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama.
• Memiliki validitas yang sama
• Tes harus komprehensif
• Harus mudah digunakan dan terjangkau
• Tes harus diskriminatif.
RIZKI AMELIA HERYANTO
6C
11170700000187