Anda di halaman 1dari 111

QUIZ 1

MATA KULIAH INTELEGENSI MINAT BAKAT

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Risatianti Kolopaking

Kelas 6 C

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI

2020
Nama : Tiara Rubi Husnaini
NIM : 11170700000007
Kelas : 6C
KUIS MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK
(INTELEGENSI, MINAT DAN BAKAT)
Dosen Pengampu : Dr. Risatianti Kolopaking M.Si

1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (Minimal
4 perbedaan) !
Jawaban :
Perbedaan Psychological Testing dan Psychological Assassment adalah;

Perbedaan Psychological Testing Psychological Assessment


Tingkat kerumitan/ Simpel, satu arahan Lebih kompleks, karena di setiap tes
kompleks proseduer, bersifat memilki prosedur dan dimensi yang
unidimensional berbeda.
Durasi Lebih singkat, dari beberapa Lebih lama, bisa dari beberapa jam
menit hingga beberapa jam. hingga beberapa hari.
Sumber Data Satu orang, hanya Ada subjek tambahan seperti kerabat
membutuhkan sekali tes. atau guru, digunakan sebagai tambahan
pada subjek penilaian
Biaya Lebih murah, apalagi jika Mahal, karena membutuhkan langsung
digunakan untuk tes dari ahlinya.
kelompok.
Tujuan Untuk pengambilan Sampai pada keputusan tentang
keputusan. pertanyaan atau masalah rujukan
Tingkat Struktur Sangat terstruktur Memiliki aspek terstruktur dan tidak
terstruktur.
Hasil Evaluasi Relatif simpel berdasarkan Sangat sulit, berdasarkan bervariasinya
reliabilitas dan validitas hasil metode, assessor, dan lain-lain.
kelompok.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (Minimal 5 Aspek).


Jawaban :
a) Sumber kesalahan dari tester
- Tester hanya melihat kelemahan dan tanda patologis dari subjek saja
- Tester hanya melihat dari sisi yang baik pada subjek
- Tester memiliki kepribadian yang ragu-ragu
- Tester terhambat dalam hubungan sosial
b) Sumber kesalahan dari testee
- Testee memiliki motivasi yang rendah untuk mengisi tes yang diberikan
- Kondisi kesehatan testee yang kurang fit.
- Testee melakukan faking good atau faking bad, sehingga membuat hasil tes
tidak konsisten.
- Testee panik secara berlebihan saat mengerjakan tes.

c) Sumber kesalahan dari tes


- Tes tidak valid
- Tes tidak reliable
- Tes tidak memiliki standarisasi
- Tes tidak objektif
- Tes sudah bocor dan sudah tersebar kunci jawabannya.
d) Sumber kesalahan dari setting atau lingkungan tempat mengerjakan tes
- Suhu ruangan tes terlalu panas atau terlalu dingin
- Tempat duduk antar testee terlalu dekat, sehingga memicu rasa ingin
menyontek.
- Tidak ada tatakan untuk menulis.
- Kondisi ruangan terlalu berisik, atau ada sumber suara lain dari luar ruangan
yang mengganggu.
- Testee terlalu banyak, atau terlalu ramai sehingga tidak kondusif.
- Tidak menggunakan alat bantu yang memadai.

3. Sebutkan syarat tes yang baik! (Minimal 6)


Jawaban :
a) Tes harus terstandarisasi
b) Tes harus memiliki objektivitas yang tinggi
c) Tes memiliki reliabilitas yang tinggi (ajeg)
d) Tes memiliki validitas yang tinggi
e) Tes harus komprehensif
f) Tes harus diskriminatif
g) Tes harus mudah digunakan dan murah

Nama: Moh. Faza zamzami


Nim: 11170700000018
Mata kuliah: IBM
Kelas: 6c

1. Tes psikologi adalah tes untuk mengukur berbagai atas bermacam-


macam kemampuan secara mental dana apa-apa yang
mendukungnya,termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian,
intelegensi, atau bahkan fungsi neurologis.
Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan analisis
mengenai individu/klien dengan cara observasi, wawancara prilaku
2. Kesalahan dalam melakukan tes psikologi sumber dan kesalahannya
 Dari tester: kurangnya motivasi dan percaya diri pada tester
 Dari testee: kondisi fisik dan biologis serta kurangnya kejujuran
 Alat tes: alat tes yang kurang terstandarisasi
 Kondisi dari tes: Ruangan harus sejuk dan bagus serta meja dan
tempat duduk yang nyaman
3. Syarat-syarat tes yang baik
 Tes harus tersetndarisasi
 Tes harus memiliki obyektivitas tinggi
 Tes memiliki reabilitas yang tinggi
 Tes harus komperhensif
 Tes harus diskriminatif
 Tes harus mudah digunakan dan murah

Psikodiagnostik Intelegensi, Bakat, Minat


Dosen Pembimbing: Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si
Nama : Dian Putri rosdiawati
NIM : 11170700000026
Kelas : 6C
18, Maret 2020

Quiz
1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologi (minimal 4 berbedaan)
Jawaban
Tes psikologi Assessment psikologi
Sederhana, melibatkan prosedur yang Lebih komplek, setiap penilaian melibatkan
seragam, frekuensi unidimensional berbagai prosedur(wawancara, observasi,
tes, dll)
Durasinya lebih pendek Durasinya lebih panjang
Subjek penelitian dari satu orang (peserta Bisa dari sumber tambahan, seperti kerabat
ujian) terdekat, hasil tes kesehatan (informasi yang
dapat mewakili)
objektif subjektif
Evaluasi hasil dari reliabitas dan validitas Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas
yang relative sederhana berdasarkan hasil atau metode, penilaian, sifaitii penyajian
kelompok pertanyaan

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psiklogi (minimal 5 aspek)


Jawaban
kesalah yang bersumber pada tester, diantaranya:
1. Yang hanya bisa melihat hal-hal bagus atau hal positif saja dan tidak dapar melihat hal-
hal jelek atau negatif.
2. Identitas yang di miliki merupakan identitas yang ragu-ragu atau tester kurang
memahami tentang dirinya sendiri atau kurng sadar akan dirinya sendiri.
3. Memiliki keterbatasan dalam berhubungan sosial, khusunya dalam berintraksi dengan
orang sekitar (interpersonal attractiveness).
4. kurang memiliki sensitipias dan pemahaman tentang rasional dan budaya prtibadi
Kesalah yang bersumber pada testee, diantaranya:
1. Motivasi yang kurang untuk mengikuti tes
2. Untuk menghindari kritik biasanya testee melakukan faking good
3. Faking bad untuk emncari sebuah perhatian
4. Social desirability, yaitu mengisi dengan mengikuti apa yang dianggap secara sosial itu
baik
5. Tidak menyadari diri sendiri
6. Mempunyai respon set, yaitu kecenderungan untuk mengisi jawaban tertentu.
Kesalahan yang bersumber pada suasana tempat tes, diantaranya:
1. Suhu ruangan yang tidak sesuai, bisa itu terlalu panas atau terlalu dingin
2. Peletakan meja yang terlalu dekat satu sama lain
3. Terlalu banyaknya peserta yang diletakan dalam satu ruangan, itu dapat menyebabkan
kurangnya konsestrasi bagi setiap peserta tes
4. Tidak adanya alat bantu

3. Sebutkan syarat tes yang baik (minimal 6)


Jawaban
1. Tes harus terstandarisasi. Artinya, tes itu telah sesuai dengan pedoman (standar) yang
telah ditetapkan
2. Memiliki objektivitas yang tinggi
3. Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya, sejauh mana instrument atau alat itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Karena reliabilitas menunjukan konsistensi dari suatu
alat ukur dalam mengukur gejala yang sama.
4. Memiliki validitas yang sama. Artinya, memiliki kecermatan dan ketepatan yang baik
5. Tes harus kompreshensif. Artinya, suatu tes harus mempunyai ruang lingkup yang luas
tidak hanya tepaku dalam satu topic sja.
6. Harus mudah di gunakan dan murah.
7. Tes harus diskriminatif

NURJANNAH (11170700000029)

Kuis 1

1) Sebutkan perbedaan tes psikologi dan assessment psikologi!


Jawab:
 Psychological testing : digunakan untuk tes suatu komponesn psikologis melalui satu
metode menggunakan alat tes sebenarnya salah satu bagian dari assesment, durasinya
singkat, sumber data didapatkan dari perorangan, sangat terstruktur, yang bisa
melakukan evaluasi tes psikologis hanyalah seorang ahli psikologi atau psikolog.
Sedangkan,
 Psychological assessment: cakupanya lebih luas merupakan keseluruhan dari
pengambilan data biasanya menggunakan berbagai metode, tidak hanya tes juga
mengunakan metode observasi, wawancara dan lainnya, durasi relative lebih Panjang
dibanding psychological testing, sumber data bisa didapatkan dari perorangan taupun
kelompok, hasil assessment psikologi dapat dievaluasi oleh ahli yang mengerti alat tes
selain psikolog, seperti pada alat tes level A
2) Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis!
Jawab:
Berikut sumber-sumber kesalahan dalam tes psikologis
a) Kesalahan yang bersumber dari tester
Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang mungkin saja terjadi akibat
kesalahan tester :
 Ketika Tester yang hanya dapat melihat kelemahan tanda patologis saja dan
kurang mampu melihat sisi positif. Objektifitas tester harus terlatih dan andal
 Ketika tester hanya dapat melihat suatu kelebihan dan kurang mampu melihat
kelemahan. Oleh karena itu Objektifitas tester harus terlatih dan andal
 Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense
of personal identity). Keragu-raguan tester akan berpengaruh terhadap hasil dari
testee
 Tester yang terhambat dalam hubungan social (withdrawan inhibited). Ketika
tester memiliki keterhambatan dalam hubungan social maka mungkin saja bisa
terjadi kepanikan atau kegugupan sehingga kekurangan/kesalahan dalam
penyampaian instruksi tes mungkin terjadi.
b) Kesalahan yang bersumber dari testee
Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari testee:
 Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes
Ketika testee memiliki motivasi yang rendah dalam mengisi tes maka sangat
memungkinkan untuk pengisian instrument tes dengan asal-asalan sehingga
hasilnya tidak dapat diskoring atau hasilnya menjadi kurang akurat.
 Kondisi badan yang kurang fit
Kondisi kesehatan juga bisa mempengaruhi, karena ketika testee kurang fit
konsentrasi dan daya focus menurun sehingga pengisian tes kurang maksimal.
 Berusaha menampilkan yang menurutnya baik (faking good)
Faking good bisanya dilakukan karena testee ingin terlihat baik dan tidak ingin
memperlihankan kebiasaan buruknya, misalnya dalam perekrutan karyawan,
pelamar mungkin saja memberikan jawaban-jawaban menurutnya baik agar
bias diterima bekerja, maka dari itu perlu dilakukan assessment tambahan
sepert wawancara dan observasi
 Mengerjakan tes dengan asal-asalan agar hasil tes terlihat buruk (faking bad)
Salah satu kasus faking bad yang pernah saya dengar adalah seorang anak
sekolah dasar yang sangat pintar tetapi belum bisa diketahui berapa iq aslinya
karena dia selalu melakukan faking di setiap tes, sehingga dari beberapa kali
pengetesan hasil yang di peroleh berbeda-beda
 Panik yang berlebihan
Kecemasan berlebihan akan membuat testee gugup dan tidak bisa maksimal
dalam mengerjakan tes, hal ini mungkin saja terjadi pada tes masuk perguruan
tinggi atau tes CPNS misalnya karena mungkin informasi yang di ketahuinya
mengenai sulitnya tes mengganggu fikirannya, disini tugas tester juga berperan
aktif dalam memberikan instruksi yang akan membuat testee lebih tenang dan
yaman saat melakukan tes.
c) Kesalahan yang bersumber dari tes
Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari instrument tes:
 Tidak valid
Validity sangat penting agar tester mendapatkan hasil yang akurat dari variable
yang hendak di uji
 Tidak reliabel
Ketika tes tidak reliabel maka keakuratan tes sangat diragukan, oleh karena itu
sebelum dipatenkan biasanya instrument harus di uji reliabilitasnya terlebih
dahulu
 Tidak memiliki standarisasi
Ketika tes tidak terstandar maka sulit mendapatkan hasil ynag terpercaya
 Tidak objektif
Tes yang subjektif akan mengurangi keabsahan suatu tes
 Tes sudah “bocor” dan diketahui isi dan jawabannya
Ketika tes sudah bocor hasil yang di dapatkan biasanya akan bias dan tidak
akurat
d) Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari suasana
pengetesan:
 Suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin
Suhu yang telalu panas/dingin mempengaruhi kenyamanan testee dan
berpengaruh juga tehadap jawaban yang diberikan karena suhu bisa
menurunkan konsentrasi dari teste
 Setting tempat duduk yang berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain
 Setting tempat duduk juga tidak kalah penting kalau tidak mungkin saja bisa
terjadi social desirability dan faking
 Tidak ada tatakan untuk menulis
Sangat penting meja atau tatakan lainnya untuk memfasilitasi testee apalagi jika
tes yang memiliki ujuran kertas yang besar seperti salah satu tes proyektif.
 Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh
Suara-suara gaduh bisa menggangu testee
 Terlalu banyak yang di tes sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi
tes
Peserta yang over akan menjadikan ruangan penuh dan mungkin saja suara
instruktur tidak terdengar, oleh kerena itu biasanya ada aturan di setiap tes
untuk satu ruangan harus berapa pesertanya
 Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi
3) Sebutkan syarat tes yang baik
Jawab: berikut syarat-syarat yang harus dimiliki instrument tes :
a) Tes harus terstandarisasi
b) Tes harus memiliki objektivitas tinggi
c) Tes memiliki realibilitas yang tinggi
d) Tes memiliki validitas yang tinggi
e) Tes harus komprehensif
f) Tes harus diskriminatif
g) Tes harus mudah digunakan dan murah
Ketujuh syarat diatas sangat penting karena bisa mempengaruhi keakuratan, keabsahan
serta keterpercayaan hasil tes, pleh karena itu seorang tester harus memperhatikan hal-
hal tersebut.

Nama : Alissya Ayu Lestari


NIM : 11170700000031

Kelas : 6 C

QUIZ 1 (IMB)

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (Minimal 4 perbedaan)


Dasar Tes Psikologis Assessment Psikologi
1) Tingkat kerumitan / Lebih sederhana; melibatkan Lebih kompleks; setiap penilaian
kompleksitas melibatkan berbagai prosedur
satu prosedur yang seragam,
(wawancara, observasi, pengujian,
seringkali unidimensional dll) dan dimensi.

2) Durasi Lebih pendek, yaitu berlangsung Lebih lama, yaitu berlangsung dari
dari beberapa menit hingga beberapa jam hingga beberapa hari
beberapa jam. atau lebih.

3) Sumber data Satu orang, yaitu peserta tes. Seringkali sumber jaminan, seperti
saudara atau guru, digunakan
sebagai tambahan pada subjek
penilaian.

4) Fokus Bagaimana satu orang atau Keunikan individu, kelompok, atau


kelompok membandingkan situasi tertentu (idiografis).
dengan yang lain (nomotetik).

5) Kualifikasi yang Pengetahuan tentang pengujian Pengetahuan tentang pengujian dan


digunakan metode penilaian lainnya serta area
dan prosedur pengujian.
yang dinilai (mis., Gangguan
kejiwaan, persyaratan pekerjaan).

6) Dasar prosedural Dibutuhkan obyektivitas; Subjektivitas, dalam bentuk


kuantifikasi sangat penting. penilaian klinis, diperlukan;
kuantifikasi jarang.

7) Biaya Murah, terutama ketika Sangat mahal; membutuhkan


pengujian dilakukan dalam penggunaan profesional yang

kelompok. sangat berkualitas secara intensif.


8) Tujuan Memperoleh data untuk Tiba pada keputusan tentang
digunakan dalam pembuatan pertanyaan atau masalah rujukan.
keputusan.

9) Tingkat struktur Sangat terstruktur. Mengandung aspek terstruktur dan


tidak terstruktur.

10) Evaluasi hasil Investigasi yang relatif Sangat sulit karena variabilitas
sederhana dari reliabilitas dan metode, penilai, sifat penyajian
validitas berdasarkan hasil pertanyaan, dll. (Urbina, 2004)
kelompok.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis! (Minimal 5 aspek)


1) Kesalahan yang bersumber pada tester
a. Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi
positif.
b. Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya.
c. Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense of personal
identity).
d. Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited).

2) Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari testee


a. Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes.
b. Kondisi badan yang kurang fit.
c. Social Desirability.
Social Desirability merupakan salah satu bentuk bias respons yang terjadi ketika responden
menjawab item self-report, bukan karena melaporkan tentang keadaan dirinya yang sebenarnya
melainkan ingin melindungi citra dirinya agar dinilai positif di mata sosial (Umar, 2012).

d. Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good).


Faking good merupakan kecenderungan testi untuk memilih pernyataan yang dianggap baik-
baik saja, walaupun itu tidak sesuai dengan dirinya (Rahardjo, 2019).
e. Mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk)
Faking bad adalah kecenderungan testi untuk memilih pernyataan yang dianggap negatif
walaupun itu tidak sesuai dengan dirinya (Rahardjo, 2019).
f. Panik yang berlebihan

3) Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari tes.


a. Tidak valid.
Tes yang tidak valid yaitu tes yang tidak dapat mengukur apa yang hendak diukur. b. Tidak
reliabel.
Tes yang tidak reliabel yaitu tes yang tidak konsisten atau tidak memiliki keajegan.

c. Tidak memiliki standarisasi.


Tes yang belum diuji validitas dan reliabilitasnya secara ketat.

d. Tidak obyektif.
Tes yang tidak obyektif adalah tes yang memasukkan unsur-unsur pribadi yang mempengaruhi
hasil tes.

e. Tes sudah “bocor”, diketahui isi dan jawabannya.

4) Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes.
a. Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin.
b. Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat jawaban orang
lain.
c. Tidak adanya tatakan untuk menulis.
d. Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh.
e. Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes.
f. Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.

3. Jelaskan syarat tes yang baik! (Minimal 6) 1) Tes


harus terstandardisasi.
Tes yang terstandardisasi adalah tes yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu
secara ketat dan telah diuji kelayakan penggunaannya secara praktis.
2) Tes harus memiliki obyektivitas tinggi
Tes dapat dikatakan obyektifitas jika tidak memasukkan unsur-unsur pribadi yang mempengaruhi
sebuah hasil tes (Tobari, 2015).
3) Tes memiliki reliabilitas yang tinggi
Reliabilitas tes berarti sebuah tes memiliki sifat konsisten atau keajegan. Sebuah tes dikatakan
memiliki reliabilitas jika tes tersebut memiliki tingkat kejagan hasil pengukuran yang tinggi atau
menghasilkan pengukuran yang konsisten atau tetap (Dimyati, 2013). Sedangkan menurut
Suryabrata (1993), tes yang reliabel artinya tes itu sama dengan dirinya sendiri, memiliki keajegan
atau konsisten (Tobari, 2015).
4) Tes memiliki validitas yang tinggi
Tes yang valid adalah tes yang dapat mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya, untuk mengukur
“perkembangan kognitif” pada siswa TK, maka alat atau instrument yang sebaiknya digunakan
adalah tes perbuatan (Dimyati, 2013)
5) Tes harus komprehensif
Tes yang komprehensif adalah tes yang utuh. Sedangkan menurut Suryabrata (1993), tes yang
komprehensif ialah tes yang mencakup segala persoalan yang harus diselidiki dan memberikan
informasi menyeluruh mengenai bahan atau materi yang diberikan (Tobari, 2015).
6) Tes harus diskriminatif
Tes yang diskriminatif adalah tes yang dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan atau membedakan
antara nilai yang tinggi atau yang rendah sesuai dengan kemampuan. Sedangkan menurut
Suryabrata (1993), suatu tes disebut diskriminatif jika tes itu disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menujukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun, karena semakin baik suatu tes bila
tes itu dapat membuat perbedaan secara teliti (Tobari, 2015)
7) Tes harus mudah digunakan dan murah
Alat tes yang baik adalah alat tes yang memiliki sifat praktis yaitu mudah dilaksanakan dan mudah
dalam pengadministrasiannya. Tes dikatakan ekonomis jika pada saat pelaksanaannya tidak terlalu
banyak membutuhkan biaya, tidak membutuhkan banyak tenaga, serta tidak membutuhkan banyak
waktu (Dimyati, 2013).
REFERENSI :
Dimyati, J. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Jakarta: Kencana.

Rahardjo, S. (2019). Teori dan Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Tobari. (2015). Evaluasi Soal-Soal Penerimaan Pegawai Baru Dilengkapi dengan Hasil Penelitiannya.
Yogyakarta: Deepublish.

Umar, J. (2012). Metode Alternatif untuk Mendeteksi Bias Respons Social Desirability pada

Item-Item Tes Kepribadian. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, I(1), 1-20.

Urbina, S. (2004). Essentials of Psychological Testing. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
NAMA : SUWAGMI. HASBRANTI
NIM : 11170700000032
KELAS : 6C / IBM
NAMA DOSEN : Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si

QUIZ
1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (min 4. Perbedaan)
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (min 5 aspek)
3. Sebutkan syarat tes yang baik! (min. 6)

Jawaban
1. Tes Psikologis Assessment Psikologis
Dibutuhkan objektifitas; kuantifikasi sangat Subjektifitas, dalam penilaian klinis
penting , murah, terutama ketika pengujian diperlukan, kuantifikasi jarang
dilakukan dalam kelompok. dibutuhkan(tidak begitu penting), biaya yang
mahal, dibutuhkan pengujian professional
yang sangat berkualitas secara intensif.
Durasi lebih pendek Durasi lebih panjang
Evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas
yang relative sederhana berdasarkan hasil atau metode, penilaian, sifat penyajian dan
kelompok pernyataan
Mempunyai tingkat kerumitan yang Tingkat kerumitannya lebih kompleks, setiap
sederhana, yaitu dengan melibatkan prosedur penilaian melibatkan berbagai prosedur
seragam, dan frekuensi (wawancara, observasi, tes dll).
unidimensional.

2. Kesalahan bersumber pada tester :


a. Hanya bisa melihat hal-hal bagus atau hal positif saja dan tidak dapat melihat hal-hal buruk
atau negativenya (faking bad dan faking good)
b. Identitas yang dimiliki merupakan identitas yang ragu-ragu atau tester kurang memahami
tentang dirinya sendiri atau kurang sadar akan dirinya sendiri.
c. Memiliki keterbatasan dalam berhubungan sosial, khususnya dalam berinteraksi dengan
orang sekitar (interpersonal attractiveness).
d. Kurang memiliki intensifitas dan pemahaman tentang rasional dan budaya pribadi.

Kesalahan yang bersumber pada testee:


a. Motivasi yang kurang untuk mengikuti tes
b. Untuk menghindari kritik biasanya testee melakukan faking good
c. Faking bad untuk mencari sebuah perhatian
d. Social desirability, yaitu mengisi dengan mengikuti apa yang dianggap secara social itu baik.
e. Tidak menyadari diri sendiri
f. Mempunyai respon set, yaitu kecenderungan untuk mengisi jawaban tertentu.

Kesalahan yang bersumber pada suasana tempat tes, yaitu :

a. Suhu ruangan yang tidak sesuai, bisa itu terlalu panas atau terlalu dingin
b. Peletakkan meja yang terlalu dekat
c. Terlalu banyak peserta yang ditempatkan dalam satu ruangan, itu dapat menyebabkan
kurangnya konsentrasi peserta tes.
d. Tidak adanya alat bantu.
3. Jawab:
 Tes harus terstandarisasi. Artinya, tes itu telah sesuai dengan pedoman (standar) yang telah
ditetapkan.
 Memiliki objektifitas yang tinggi
 Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya, sejauh mana instrument atau alat itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Karena reliabilitas menunjukkan konsistensi dari suatu alat
ukur dalam mengukur gejala yang sama.
 Memiliki validitas yang sama
 Tes harus komprehensif
 Harus mudah digunakan dan terjangkau
 Tes harus diskriminatif.

QUIZ
Psikodiagnostik Intelegensi Bakat Minat

Nama/NIM : Tri Nindah Nur’rachmi / 11170700000033

Semester/Kelas: 6/c

Dosen : Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si

1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal 4


perbedaan)
Jawaban :

Dasar Tes Psikologis Penilaian Psikologis


Tingkat Lebih sederhana; melibatkan satu Lebih kompleks; setiap penilaian
Kerumitan prosedur yang seragam, seringkali melibatkan berbagai prosedur
unidimensional. (wawancara, observasi, pengujian, dll.)
dan dimensi.
Durasi Lebih pendek, berlangsung dari Lebih lama, berlangsung dari beberapa
beberapa menit hingga beberapa jam hingga beberapa hari atau lebih.
jam.
Sumber Satu orang, peserta tes. Seringkali sumber agunan, seperti
data saudara atau guru, digunakan sebagai
tambahan pada subjek penilaian.
Fokus Bagaimana satu orang atau Keunikan individu, kelompok, atau
kelompok membandingkan dengan situasi tertentu (idiografis)
yang lain (nomotetis)
Kualifikas Pengetahuan tentang pengujian dan Pengetahuan tentang pengujian dan
i untuk prosedur pengujian metode penilaian lainnya serta area
digunakan yang dinilai (mis., Gangguan kejiwaan,
persyaratan pekerjaan)
Dasar Dibutuhkan obyektivitas; Subjektivitas, dalam penilaian klinis,
prosedural kuantifikasi sangat penting. diperlukan; kuantifikasi jarang
mungkin.
Biaya Murah, terutama ketika pengujian Sangat mahal; membutuhkan
dilakukan dalam kelompok. penggunaan profesional yang sangat
berkualitas secara intensif
Tujuan Memperoleh data untuk digunakan Tiba di keputusan tentang masalah
dalam pengambilan keputusan. rujukan masalah.
Tingkat Sangat terstruktur Mengandung aspek terstruktur dan tidak
struktur terstruktur
Evaluasi Investigasi yang relatif sederhana Sangat sulit karena variabilitas metode,
hasil dari reliabilitas dan validitas penilai, sifat penyajian pertanyaan, dll.
berdasarkan hasil kelompok.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek)


Jawaban :
 Kesalahan yang bersumber pada tester
- Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat
melihat sisi positif.
- Tester hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi
lemahnya.
- Tester mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense of
personal identity).
- Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited).
 Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari tes.
- Tidak valid
- Tidak reliable
- Tidak memiliki standarisasi
- Tidak obyektif
- Tes sudah “bocor”, diketahui isi dan jawabannya
 Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana
tempat tes
- Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin
- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain
- Tidak adanya tatakan untuk menulis
- Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman
instruksi tes
- Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi
 Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari testee
- Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes
- Kondisi badan yang kurang fit
- Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good)
- Mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk)
- Panik yang berlebihan

3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 5)


Jawaban :
1. Tes harus terstandarisasi.
2. Tes harus memiliki obyektif tinggi.
3. Tes memiliki reliabilitas yang tinggi.
4. Tes memiliki validitas yang tinggi.
5. Tes harus komprehensif.
6. Tes harus diskriminatif.
7. Tes harus mudah digunakan dan murah.

Psikologi Intelegensi, Bakat, Minat.

QUIZ I

Nama: Nurvia Putri Harini

NIM: 11170700000035

Kelas: 6 / C
SOAL
1. Sebutkan Perbedaan Tes Psikologi dan Asessment Psikologis.
• Dilihat dari tingkat kerumitannya, pada Tes Psikologi lebih sederhana karena melibatkan
satu prosedur yang seragam, dan seringkali satu dimensi.
Sedangkan Assesment Psikologis, lebih kompleks atau rumit. Assesment tes sendiri
merupakan pengukuran terpadu dimana setiap penilaiannya melibatkan berbagai
prosedur seperti wawancara, observasi, dan pengujian, dan menggunakan
normanorma.
• Untuk durasi pelaksanaannya, Tes Psikologi lebih pendek, berlangsung selama beberapa
menit hingga beberapa jam. Sedangkan Assesment Psikologis lebih lama, dapat
berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari atau lebih
• Fokus dalam Tes Psikologi adalah melihat bagaimana satu orang atau grup dibandingkan
dengan yang lain. Sedangkan Assesment Psikologis, fokusnya pada keunikan individu,
kelompok atau situasi tertentu.
• Evaluasi hasil Tes Psikologi dilihat dari investigasi reliabilitas, dan validitas yang relative
sederhana berdasarkan hasil kelompok. Sedangkan Evaluasi Assesment Psikologis sangat
sulit karena variabilitas of methode, penilai, sifat dan penyajian pertanyaan.
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis
• Kesalahan yang bersumber pada tester

a. Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat
melihat sisi positif

b. Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi
lemahnya

c. Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense of
personal identity)

d. Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited)

• Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari testee

a. Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes


b. Kondisi badan yang kurang fit

c. Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good)

d. Mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk Panik yang
berlebihan

• Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari tes.

a. Tidak valid

b. Tidak reliabel

c. Tidak memiliki standarisasi

d. Tidak obyektif, Tes sudah “bocor”, diketahui isi dan jawabannya

• Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
a. Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin

b. Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat jawaban
orang lain

c. Tidak adanya tatakan untuk menulis

d. Ruangan dekat denagn sumber suara gaduh

e. Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes

f. Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi

• Kesalahan dalam penilaian


a. Tidak mengikuti prosedur penilaian sebagaimana mestinya
b. Terdapat bias
c. Salah menggunakan metode penilaian atau penskoran
d. Dan terkadang sering menilai dengan menggeneralisasikan penilaian positif atau
negative

3. Sebutkan syarat-syarat tes yang baik


- Tes harus terstandardisasi, dimana tes tersebut disusun oleh tim ahli atau disusun oleh Lembaga yang
khusus menyelenggarakan tes secara professional.

- Tes harus memiliki obyektivitas yang tinggi, yang menunjukkan identitas atau kesamaan dari skor-skor
atau diagnosis-diagnosis yang diperoleh dari data yang sama dari penskor-penskor kompeten yang
sama

- Tes memiliki reliabilitas yang baik, yaitu tes memiliki konsistensi atau keajegan. Suatu instrument
evaluasi, dikatakan memenuhi nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang
konsisten dalam mengukur yang hendak diukur

- Tes memiliki Validitas yang tinggi, artinya suatu alat tes mengukur apa yang hendak diukur.

- Tes harus komprehensif, yaitu tes yang menguji kemampuan dalam ruang lingkup yang luas dan tidak
hanya berpaku pada satu topik saja.

- Tes harus diskiriminatif, artinya tes tidak memandang siapa yang sedang mengerjakan tes tersebut,
berdasarkan norma tes

- Tes harus mudah digunakan dan murah, tes tersebut bersifat praktis, mudah
mengadministrasikannya, praktis disini juga termasuk dalam pelaksanaan, pemeriksaan dan juga
pemberian petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diwakili oleh orang lain.

Nama : wildania varicha s

Nim : C/111707000000036

1. Tes psikologi
 Untuk mengukur perbedaan-perbedaan antara individu atau reaksi invidu yang

sama terhadap situasi yang berbeda.

 Alat tes psikologi dalam pengetesan lebih bersifat sederhana dan melibatkan

prosedur yang seragam

 Peserta tes (objek penelitian)lebih dari satu orang

 Bersifat objektif

Assement

 Bersifat subjektif

 Prosedur penilaiannya lebih rumit seperti melalui beberapa tahapan

(observasi,wawancara,dll)

 Durasi waktunya lebih panjang dari pada tes psikologi

 Pengumpulan data untuk informasi yang berguna pengambilan sebuah diagnose

pada seseorang

2. Kesalahan dalam tes psikologi

 Kesalahan dalam penilaian (halo effect) yaitu kecenderungan menilai seseorang

dengan menggeneralisasikan penilian (baik positif atau negative)

 Situasi Lingkuan yang kurang baik seperti tempat pelaksaan tes

 Alat tes tidak terstandarisasi

 Bersikap pura-pura, bermuka dua atau menyembunyikan diri yang sebenarnya

 Salah menggunakan alat tes atau alat tes yang tidak sesuai

3. Syarat tes yang baik

 Alat tes harus mempunyai validitaas yang baik, artinya tes tersebut memiliki
validitas yang baik apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak ia ukur

 Reliabilitas = artinya konsistensi skor yang di capai oleh orang yang sama ketika

di ujikan ulang dengan tes yang sama.

 Objektivitas = artinya tes tersebut bersifat tidak objektif atau tidak mengandung

unsur pribadi

 Terstandarisasi = standrasisasi tes untuk menentukan distribusi skor mentah pada

sample yang terstandarisasi

 Memiliki norma tes yang baik dan benar

 Komprehensif = tes tersebut harus bersifat komprehensif yang berarti dapat

sekaligus menyelidiki banyak hal.

Nama : Ipah Rahayu

NIM : 11170700000038

Quiz psikodiagnostik intelegensi, bakat, minat 6C


1. Sebutkan perbeaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal 4 perbedaan)
Psychological Testing :
- Memiliki tingkat kerumitan yang simple (sederhana), melibatkan satu prosedur
keseragaman, seringkali unidimensional.
- Durasi test cenderung lebih singkat, berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
- Sumber data diperoleh dari satu orang peserta test.
- Biaya test murah, terutama ketika pengujian dilakukan dalam kalompok

Psychological Assessment

- Memiliki tingkat kerumitan yang lebih kompleks, setiap assessment melibatkan berbagai
prosedur (wawancara, observasi, testing, dll) dan dimensional.
- Durasi assessment lebih lama, berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari dan bisa
lebih.
- Sumber data diperoleh dari orang-orang disekitar subject, seperti kerabat, guru yang
digunakan sebagai tambahan untuk penilaian pada subject .
- Biaya sangat mahal, membutuhkan penanganan intensif yang tinggi dari professional.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek)


- kesalahan yang bersumber pada tester : tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan
tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi positif, tester yang hanya dapat melihat hal-hal
yang bagus dan tidak dapat melihatg sisi lemahnya, tester yang mempunyai identitas yang
ragu-ragu, tester yang terhambat dalam hubungan sosial atau pemalu.
- kesalahan yang bersumber dari testee: motivasi diri yang rendah untuk mengikuti test,
kondisi badan yang kurang fit, berusaha menampilkan yang menurutnya baik “faking good”,
mengerjakan dengan asal-asalan “faking bad”, panic yangberlebih.
- kesalahan yang bersumber dari alat tes : alat tes tidak valid, tidak reliable, tidak memiliki
standarisasi, tidak obyektif, tes sudah bocor atau diketahui isi dan jawabannya.
- Kesalahan yang berasal dari kondisi tempat test: suhu ruangan yang terlalu panas/dingin,
setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinakan melihat jawaban
orang lain, tidak adanya tatakan untuk menulis, ruangan dekat dengan sumber suara gaduh,
terlalu banyak peserta tes dalam satu ruangan, tidak menggunakan alat bantu yang
memadai dalam memberi instruksi.

3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 6)


- Tes harus tersandarisasi, agar alat tes memiliki norma yang jelas sehingga bisa digunakan
untuk banyak orang/peserta.
- Test harus memiliki obyektivitas tinggi
- Tes memiliki reliabilitas yang tinggi, test haru memiliki keandalan dan terpercaya.
- Tes memiliki validitas yang tinggi, test mampu mengukur apa yang hendak diukur.
- Tes harus komprehensif, test dapat dilakuakn untuk penilaian secara menyeluruh.
- Tes harus diskriminatif, test harus mempu menunjukan perbedaan-perbedaan yang kecil
mengenia sifat tertentu pada individu yang berbeda-beda.
- Tes harus mudah digunakan dan murah

NAMA : ANISA DESYANA


NIM : 11170700000043
KELAS : 6 - C
QUIZ
1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis

- Apabila tes psikologis, memiliki tingkat kerumitan yang sederhana jika dibandingkan
dengan assessment psikologis yang memiliki pendekatan yang lebih complex. Tes
psikologis dalam penilaian hanya melibatkan satu prosedur yang seragam, seringkali
unidimensional sedangkan assessment psikologis setiap penilaian melibatkan berbagai
prosedur seperti wawancara, observasi, testing, dll.
- Apabila tes psikologis, memiliki waktu yang sangat singkat, berlangsung hanya
beberapa menit hingga beberapa jam sedangkan assessment psikologis memiliki jangka
waktu yang lebih lama, berlangsung beberapa jam bahkan beberapa hari atau lebih
- Apabila tes psikologis, sumber datanya hanya satu orang yaitu peserta tesnya saja.
Sedangkan assessment psikologis sering menggunakan tambahan pada subjek penilaian
seperti melibatkan saudara atau guru.
- Apabila tes psikologis, memiliki fokus terhadap bagaimana satu orang atau kelompok
membandingkan dengan yang lain, sangat berbeda dengan assessment psikologis dimana
memiliki fokus terhadap keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu tanpa
membangdingkan yang satu dengan yang lainnya.
- Apabila tes psikologis, sangat dibutuhkan obyektivitas, kuantifikasi sangat penting.
Sedangkan assessment psikologis lebih subjektivitas, dalam bentuk penilaikan klinis.
Dalam assessment psikologis kuantifikasi jarang jika dibandingkan dengan tes psikologis.
- Apabila tes psikologis memiliki biaya yang sangat murah, terutama ketika pengujian
dilakukan dalam kelompok. Sedangkan assessment psikologis memiliki biaya yang
sangat mahal dikarenakan membutuhkan penggunaan intensif dari para professional yang
berkualifikasi tinggi.
- Apabila tes psikologi mencari data yang digunakan untuk mengambil keputusan,
sedangkan assessment psikologi mengambil keputusan tentang pertanyaan atau masalah.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis

- Kesalahan yang bersumber dari tester


 Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patalogis saja, tidak
dapat melihat sisi positif
 Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat
melihat sisi lemahnya
 Tester yang mempunyai identitas yang ragu-rgau (person with uncertain
sense of personal identity)
 Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited)
- Kesalahan yang bersumber dari testee
 Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes
 Kondisi badan yang kurang vit
 Berusaha menampilkan yang meurutnya “baik” (faking good)
 Mengerjakan denga nasal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk)
 Panik yang berlebihan
- Kesalahan yang bersumber dari tes
 Apabila tes tidak valid
 Tidak reliabel
 Tidak memiliki standarisasi
 Tidak obyektif
 Tes sudah “bocor”, diketahui isi dan jawabannya
- Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
 Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin
 Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan
melihat jawaban dari orang lain
 Tidak adanya tatakan untuk menulis
 Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh
 Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi
pemahaman instruksi tes
 Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi

3. Jelaskan syarat tes yang baik

- Tes harus terstandarisasi karena bertujuan agar setiap testi mendapat perlakuan yang
sama, karena skor/nilai yang akan diperoleh hanya mempunyai arti apabila telah
dibandingkan satu sama lain.
- Tes harus memiliki obyektivitas tinggi. Tes psikologi dapat dikatakan objektif apabila
pendapat atau pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing sehingga
tidak ada bias dalam menetapkan score.
- Tes memiliki reliabilitas yang tinggi. Suatu tes dapat dipercaya apabila hasil yang
diperoleh konstan atau tetap, tidak menunjukkan perubahan walaupun diadakan ter lebih
dari satu kali. Reliabel itu sediri artinya handal atau dapat dipercaya.
- Tes memiliki validitas yang tinggi. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut
benar-benar mampu mengukur atau memberi gambaran terhadap sesuatu yang diukur.
Valid itu sendiri memiliki makna cocok atau sesuai.
- Tes harus komprehensif. Maksudnya adalah tes dapat meliputi berbagai aspek atau
ruang lingkup yang luas.
- Tes harus diskriminatif. Tes harus dapat menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan
yang kecil dari sifat-sifat tertentu dari invidu yang berbeda-beda.
- Tes harus mudah digunakan dan murah. Apabila penggunaan tes sulit dan tidak mudah,
maka tes tersebut tetap memiliki kelemahan. Alat tes dapat dikatakan baik dan bernilai
sangat tergantung pada kegunaannya. Apabila tes memiliki tarif harga yang tidak terlalu
mahal, tes tersebut akan banyak diminita oleh individu.

Nama : Salma Siti Aqilla


NIM / Kelas : 11170700000049
Mata Kuliah : Intelegensi Minat Bakat
Soal Quiz :
1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis ( minimal 4 perbedaan)
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek)
3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 6)
Jawaban :
1. Perbedaan Tes Psikologis dan Assessment Psikologis
Tes Psikologis Tes Assessment

a.) Lebih sederhana tingkat a.) Memiliki tingkat kompleksitas yang


kompleksitasnya dibandingkan tes yang tinggi, karena setiap asesmen
asesmen, yang terdiri dari kesatuan terdiri dari beberapa prosedur
prosedur tunggal diantaranya adalah ; wawancara,
observasi, pelaksanaan tes, dll yang
terdiri dari berbagai dimensi

b.) Waktu yang dibutuhkan lebih singkat b.) Waktu yang dibutuhkan lebih lama,
dibandingkan asesmen, jangka bahkan bisa memakan waktu berhari-
waktunya dimulai dari beberapa menit hari untuk melakukan asesmen
hingga jam psikologis

c.) Sumber data yang digunakan adalah c.) Sumber data yang digunakan biasanya
satu orang, yaitu seseorang yang data penjamin, yaitu yang diperoleh
mengambil tesnya dari relasi atau guru, digunakan untuk
tambahan subjek asesmen

d.) Fokus pada tes psikologi ini adalah d.) Fokus pada asesmen psikologis adalah
nomothetic, dimana seseorang atau pada keunikan individu, kelompok
kelompok dibandingkan dengan yang atau situasi idioghrapic
lainnya

e.) Tes psikologi ini bertujuan untuk e.) Tes asesmen ini bertujuan untuk
mendapatkan data yang memiliki sampai pada keputusan tentang
keperluan pengambilan keputusan, pertanyaan atau permasalahan yang
biasanya digunakan dalam seleksi dirujuk.
pemilihan karyawan

2. Sumber – sumber kesalahan pemeriksaan psikologis antara lain :


a. Kesalahan yang bersumber dari tester
b. Kesalahan yang bersumber dari testee
c. Kesalahan yang bersumber dari tes itu sendiri
d. Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
3. Syarat-syarat tes yang baik sebagai berikut :
a. Tes tersebut harus terstandarisasi
b. Tes tersebut harus memiliki reliabilitas yang tinggi
c. Tes tersebut harus mudah digunakan dan terjangkau
d. Tes tersebut bersifat komprehensif
e. Tes tersebut harus diskriminatif
f. Tes tersebut harus memiliki obyektivitas yang tinggi

LEMBAR JAWABAN QUIZ PSIKODIAGNOSTIK INTELEGENSI, MINAT DAN


BAKAT

Nama : Syilvi Syukriah


NIM : 11170700000051

1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal 4
perbedaan)

Jawab:
Tes Psikologi Assessment Psikologi
Cangkupan tes psikologi tidak hanya pada pada Metode yang dilakukan hampir sama dengan
bidang klinis namun lebih luas lagi. Tes psikologi psikodiagnostik yang dilakukan pada bidang
biasa digunakan pada bidang pendidikan, klinis.
industri organisasi, dan lainnya.
Durasi yang butuhkan untuk tes psikologi Durasi yang dibutuhkan untuk melakukan
terbilang sebentar, bisa berupa hitungan menit assessment psikologi terbilang lama, bisa
atau jam. sampai hitungan hari atau minggu.
Prosedur dasar yang digunakan berdasarkan Prosedur dasar dalam assessment psikologi
objektivitas dan jumlah data atau banyaknya sangat subjektif yang berasal dari ahlinya atau
data yang didapatkan sangatlah penting. konselor
Tujuan dilakukannya tes psikologi adalah Tujuan dilakukannya assessment psikologi
pengumpulan data yang digunakan untuk adalah setiap metode yang digunakan
membuat sebuah kesimpulan atau membuat merupakan sebuah jalan untuk memecahkan
keputusan. sebuah permasalahan atau menjawab sebuah
pertanyaan.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis! (minimal 5 aspek) Jawab:


• Kesalahan yang bersumber dari tester adalah memberikan instruksi yang kurang jelas
kepada testee. Jika tester tidak memberikan instruksi dengan benar akan memberikan
kemungkinan terjadi kesalahan yang dilakukan oleh testee sehingga hasil tes tidak valid.
Kemudian kesalahan berikutnya adalah tester hanya bisa melihat hal-hal yang positif
saja dan tidak bisa melihat hal negatif atau sebaliknya. Kesalahan yang lain adalah tester
seorang yang memiliki keterbatasan dalam berhubungan sosial, khususnya dalam
berinteraksi dengan orang di lingkungan sekitar.
• Kesalahan yang bersumber dari testee adalah pemalsuan data seperti melakukan faking
good atau faking bad dimana hal itu dilakukan agar mendapatkan sesuatu yang
diinginkan namun tidak benar-benar terjadi pada diri sendiri. Kemudian meniliki
motivasi yang rendah dalam mengikuti tes, kondisi badan yang kurang fit atau kurang
sehat, dan terjadinya kecemasan secara berlebihan.
• Kesalahan yang bersumber dari alat tes yaitu tidak valid alat tes yang digunakan atau
tidak mengukur apa yang akan diukur. Kemudian bisa juga karena alat tes tersebut tidak
reliabel, tidak memiliki standarisasi, dan tidak objektif. Kemungkinan kesalahan lainnya
adalah alat tes yang sudah bocor atau testeer sudah mengetahui kunci jawaban dari alat
tes yang digunakan sehingga hasil yang didapatkan tidak valid.
• Kesalahan yang bersumber karena kondisi atau suasana tempat tes. Hal ini bisa menjadi
salah satu kesalahan dalam melakukan tes psikologi seperti suhu ruangan yang terlalu
panas/dingin, setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan
melihat jawaban orang lain, tidak alas untuk menulis, dan ruangan yang berdekatan
dengan sumber suara yang berisik atau gaduh. Hal tersebut bisa mengganggu testee
dalam melaksanakan tes psikologi.

3. Sebutkan dan jelaskan syarat tes yang baik! (minimal 6) Jawab:


• Tes yang baik harus obektif dalam melihat atribut apa yang akan diukur.
• Tes harus terstandardisasi, yang artinya alat tes tersebut harus sesuai dengan pedoman
atau sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
• Tes harus diskriminatif.
• Tes harus komperhensif.
• Tes harus mudah digunakan dan harganya yang terjangkau jika ingin dilakukan.  Tes
harus memiliki reliabilitas yang tinggi. Maksudnya adalah sejauh mana instrument atau
alat tes tersebut dapat dipercaya dan diandalkan. Karena hal ini dapat menunjukkan
sejauhmana konsistensi hasil yang didapatkan dari suatu alat ukur dalam mengukur
atribut atau gejala yang sama.

Fahzira Arsy

11170700000057

QIUZ IBM 6C
1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal 4)

Dasar Psychological Testing Psychological Assessment


Tingkat Sederhana, yang dimana hanya lebih kompleks: setiap penilaian
Kerumitan ada satu prosedur yang melibatkan berbagai prosedur
seragam.  konsep berdimensi seperti wawancara yang memiliki
tunggal yang spesifik (bukan banyak dimensi dalam tesnya
bersifat general) dan hanya
mengandung satu jenis gejala
Durasi Pendek, yang dapat Menggunakan waktu yang lama,
berlangsung dari beberapa bahkan bisa sampai saru hari
menit hingga beberapa jam saja bahkan lebih
Fokus Bagaimana satu orang atau keunikan individu, kelompok,
kelompok yang atau situasi tertentu
membandingkan dengan yang
lain
Kualifikasi Pengetahuan tentang test dan Pengetahuan tentang test dan
Penggunaan prosedur pengujian metode penilaian lainnya serta
area yang dinilai
Dasar Prosedur Objektivitas kuantifikasi yang Subjektivitas dalam penilaian
sangat penting klinis, yang dimana kuantifikasi
jarang digunakan
Biaya murah, terutama ketika sangat mahal membutuhkan
pengujian dilakukan dalam penggunaan intensif profesional
kelompok yang sangat berkualitas
Tujuan mendapatkan data untuk sampai pada keputusan tentang
digunakan dalam membuat pertanyaan atau masalah rujukan
desikasi
Tingkat Struktur sangat terstruktur memerlukan aspek terstruktur dan
tidak terstruktur
Evaluasi Hasil investigasi reliabilitas dan sangat sulit karena variasi metode,
validitas yang relatif sederhana penilai, sifat penyajian pertanyaan
berdasarkan hasil kelompok
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5)
a. Kesalahan yang terjadi pada tester
 Tester yang hanya didapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak
melihat pada sisi positifnya
 Tester hanya melihat hal-hal yang bagus dan tidak melihat hal-hal kelemahannya
 Tester yang memiliki identitas yang ragu-ragu
 Terhambatnya tester dalam hubungan sosial
b. Kesalahan yang terjadi pada testee
 Kondisi badan yang kurang fit
 Motivasi rendah untuk mengikuti tes
 Berusaha menapilkan yang baik ataupun buruk
c. Kesalahan yang bersumber dari tes
 Tidak valid
 Sudah bocor
 Tidak ada standarisasi
 Tidak objektif
d. Kesalahan pada tempat tes
 Suhu ruang yang terlalu panas/dingin
 Tidak adanya tatakan untuk menulis
 Tempat duduk yang berdekatan
 Ruangan yang dekat dengan suara gaduh
 Terlalu banyak orang yang ditest

3. Jelaskan syarat tes yang baik (minimal 6)


a. Tes Harus Obketivitas
Suatu tes (instrumen) yang memiliki obyektivitas tinggi akan memberikan
kemungkinan jawaban siswa benar atau salah saja.
b. Tes Memiliki Validitas yang Tinggi
Validitas tes merupakan sifat terpenting dari tes dalam kaitannya dengan mutu
atau kualitas. Tes yang baik memiliki validitas yang tinggi atau baik. Validitas tes
adalah kesesuaian hasil dengan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan serta sejauh
mana sebuah tes dapat mengukurnya. Sebuah alat ukur (tes) dapat dikatakan
mempunyai validitas yang baik apabila tes tersebut tepat mengukur kemampuan
siswa dengan benar sesuai kenyataan yang ada (sesungguhnya).
c. Tesh harus Reliabilitas
Reliabilitas sebagai alat ukut yang hasil pengukurannya digunakan untuk
membuat berbagai keputusan terpenting. Sebuah tes dikatakan reliabilitas apabila
skor yang dihasilkan hasil pengukuran kosisten, tidak berubah-ubah, dapat dipercaya
karena tetap dan tidak berubah secara mencolok
d. Tes harus Ekonomis
Bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal,
tenaga yang banyak, dan waktu yang lama
e. Tes harus Komprehensif
sesuatu bisa menjelaskan keterangan secara lengkap dan luas serta memberikan
wawasan yang lebih
f. Tes Harus diskriminatif
Tes harus berbeda dengan orang yang satu dengan orang lain

QUIZ INTELEGENSI MINAT BAKAT

Rizka Wardaturrahmah 11160600000066

6/C

1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal 4 perbedaan)!

• Tes psikologi lebih simpel, karena tes psikologi hanya menggunakan prosedur tes saja,
sedangkan asesmen lebih kompleks karena melibatkan banyak prosedur, seperti wawancara,
observasi, dll.
• Durasi tes psikologi lebih singkat (beberapa jam) dibandingkan asesmen psikologi (memakan
waktu berjam-jam hingga berhari-hari.
• Tes psikologi harus diinterpretasi oleh psikolog, sedangkan asesmen psikologi hasilnya dapat
diinterpretasi oleh orang yang berkepentingan (seperti manager, direktur, dll)  Biaya untuk tes
psikologi lebih murah disbanding asesmen psikologi.
• Tes psikologi berfokus pada perbandingan seseorang atau grup terhadap grup normative,
sedangkan asesmen psikologi melihat keunikan dan bakat individu atau kelompok.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologi (minimal 5 aspek)!


• Kesalahan yang bersumber pada tester
 Tester hanya dapat melihat dari sisi kelemahan dan tanda patologissaja, tidak dapat
melihat sisi positif.
 Tester yang hanya dapat melihat sisi positif dan tidak dapat melihat sisi kelemahan.
 Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu.
 Tester yang terhambat dalam hubungan sosial.
• Kesalahan yang bersumber pada testee
 Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes
 Kondisi badan yang kurang fit
 Faking good
 Faking bad
 Panik berlebihan
• Kesalahan yang bersumber pada tes
 Tidak valid
 Tidak reliabel
 Tidak memiliki standarisasi
 Tidak obyektif
 Tes sudah bocor, diketahui isi dan jawabannya  Kesalahan yang bersumber pada
kondisi
 Suhu ruangan yang terlalu dingin/panas
 Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan
 Tidak adanya tatakan untuk menulis
 Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh
 Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi

3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 6)  Tes harus terstandarisasi


• Tes harus memiliki obyektivitas tinggi
• Tes memiliki reliabilitas yang tinggi
• Tes memiliki validitas yang tinggi
• Tes harus komprehensif
• Tes harus diskriminatif
• Tes harus mudah digunakan dan murah
Raihana Alifa

11170700000068

1. -Psychological testing lebih simple hanya melibatkan satu prosedur, sedangkan psychological
assessment lebih kompleks karena di dalamnya melibatkan banyak prosedur seperti interview,
observasi, dll.
-Psychological testing memerhatikan perbandingan antara individu dengan individu lain maupun
kelompok dengan kelompok lain, sedangkan psychological assessment memerhatikan keunikan di
dalam individu atau kelompok tersebut
-Psychological testing biayanya lebih sedikit karena simple dan bisa dilakukan bersamaan, sedangkan
psychological assessment biayanya mahal karena memerhatikan detail dan lebih intensif

-Psychological testing itu sangat terstruktur sedangkan psychological assessment bias terstruktur
dan tidak terstruktur

-Psychological testing bias dilakukan dengan waktu yang tidak lama, sedangkan psychological
assessment biasanya memakan waktu yang lama

2. Kesalahan yang bersumber pada tester


-Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi positif

-Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya

-Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu

-Tester yang terhambat dalam hubungan social

Kesalahan yang bersumber pada testee

-Motivasi rendah dalam mengikuti tes

-Kondisi badan yang kurang fit

-Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good)

-Mengerjakan tes dengan asal-asalan (faking bad)

-Panik yang berlebihan saat tes

Kesalahan yang bersumber pada tes

-Tidak valid

-Tidak reliable

-Tidak memiliki standarisasi

-Tidak objektif

-Tes sudah bocor atau diketahui isi maupun jawabannya

Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes

-Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin

-Setting tempat duduk yang terlalu dekat sehingga memungkinkan melihat jawaban orang lain

-Tidak tersedia alas untuk menulis


-Tempat tes berdekatan dengan suara gaduh

-Terlalu banyak orang yang dites sehingga membuat akurasi pemahaman instruksi tes yang kurang

-Tidak menggunakan alat bantu yang memadai saat memberi instruksi

3. –Tes harus terstandarisasi

-Tes harus memiliki obyektivitas tinggi

-Tes memiliki reliabilitas tinggi

-Tes memiliki validitas tinggi

-Tes harus komprehensif

-Tes harus diskriminatif

-Tes harus mudah digunakan dan murah

Nama: Erchan Handoko Ginting

Nim: 11170700000087

Kelas: 6/C

Tugas: Quiz 1 IBM

Dosen & Asst: Risatianti Kolopaking & Gundah Cahyo

1. Sebutkan perbedaan tes Psikologis dan assessment Psikologis (minimal 4 perbedaan) Jawaban:
Perbedaan Tes Psikologi Assesment Psikologi

Derajat kesukaran Lebih simple, melibatkan Lebih sukar, setiap


prosedur yang seragam, assessment melibatkan
biasanya unidimensional prosedur (Interview,
observasi dll) dan dimensi
yang bermacam-macam
Durasi Lebih pendek, berjalan dari Lebih Panjang, berjalan
menit sampai beberapa jam selama beberapa jam sampai
beberapa hari atau lebih

Sumber data Satu orang (pengambil tes) Biasanya sumber


kolateral((luar) seperti
keluarga atau guru
Fokus Bagaimana satu orang atau Keunikan dari individu
kelompok berbanding kelompok atau situasi
dengan yang lain (idiographinc)
(Normathetic)
Kualifikasi untuk Pengetahuan tentang tes dan Pengetahuan tentang tes dan
menggunakan prosedur tes cara assesi lainnya juga dari
area yang diasesi
Basis prosedur Dibutuhkan secara objektif Subjektif, dalam bentuk
judgenebt klinis
Cost Murah Sangat mahal

Tujuan Mengambil data untuk Untuk mencapai keputusan


membuat keputusan tentang masalah atau
pertnyaan perujuk
Derajat struktur Highly Structured Berisi tentang aspek yang
terstruktur dan tidak
Eveluasi Hasil Investigasi yang relatif simple Sangat sulit karena
tentang reliabilitas dan banyaknya variasi cara,
validitas berdasarkan hasil assessor dan sifat dari
group pertanyaan
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek) Jawaban:
• Kesalahan yang bersumber pada tester
Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi
positif.

Tester hanya bisa melihat sisi bagus tapi tidak bisa melihat sisi lemahnya

Tester yang memiliki identitas yang ragu-ragu

Tester yang terhambat dalam hubungan social

• Kesalahan yang bersumber dari testee Motivasi yang rendah untuk melakukan tes
Kondisi badan yang kurang fit
Social Desirability
Mengerjakan asal-asalan

Panik yang berlebihan

• Yang bersumber dari tes


Tidak valid, tidak reliabel, tidak memiliki standarisasi, tidak objektif, tes sudah bocor dan
diketahui jawabannya

• Yang bersumber dari ruangan atau suasana tempat tes


Suhu ruangan telalu panas/dingin

Setting tempat duduk terlalu berdekatan

Tidak adanya tatakan untuk menulis

Ruang dekta dengan sumber suara berisik

Terlalu banyak orang yang dites sehingga mengurangi akurasi tes

Tidak menggunakan alat bantu yang memadari dalam memberi instruksi

3. Sebutkan syarat tes yang baik (minimal 6) Jawaban:


• Harus terstandari sasi
• Harus memiliki objektif
• Harus memiliki reliabilitas
• Harus memiliki valisditas
• Harus komperhensif
• Harus Diskriminatif
• Harus mudah digunakan dan murah

Quiz Psikodiagnostik Inteligensi, Bakat, Minat

M.Adiffatiha Ananda Putra


11170700000088
6C

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assesment psikologis (minimal 4 perbedaan)!


Jawab :
Tes Psikologi Assesmen Psikologi
Sederhana, melibatkan prosedur yang Lebih kompleks, setiap penilaian melalui
seragam, fekuensi unidimensional berbagai prosedur (wawancara,
observasi,dll)
Durasinya pendek Durasinya panjang
Sumber datanya berasal dari satu orang Sumber datanya berasal dari sumber
peserta ujian tambahan, seperti teman terdekat atau guru
Objektif Subjektif
Evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas Evaluasi hasil sangat sulit karena
yang relatif sederhana berdasarkan hasil variabilitas dari metode, penilaian, sifat dan
kelompok pertanyaan

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek)!


Jawab :
Kesalahan yang bersumber pada tester
1. Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat
sisi posotif
2. Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya
3. Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu
4. Tester yang terhambat dalam hubungan sosial
5. Tester yang belum ahli dalam menggunakan alat tes
Kesalahan yang bersumber dari testee
1. Motivasi rendah untuk mengikuti tes
2. Kondisi badan yang kurang fit
3. Faking good
4. Faking bad
5. Panik yang berlebihan
Kesalahan bersumber dari tes :
1. Hasil tes tidak reliabel
2. Hasil tes tidak valid
3. Tidak memiliki standarisasi
4. Tidak objektif
5. Tes sudah bocor
Kesalahan bersumber dari tempat tes
1. Suhu ruangan terlalu panas/dingin
2. Tidak adanya tatakan untuk menulis
3. Ruangan dekat sumber gaduh
4. Terlalu banyak orang yang di test
5. Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan

3. Sebutkan syarat tes yang baik!

1) Tes harus terstandarisasi


2) Tes harus memiliki objektifitas yang tinggi
3) Tes memiliki reliabilitas yang tinggi
4) Tes memiliki validitas yang tinggi
5) Tes harus komprehensif
6) Tes harus diskriminatif
7) Tes harus mudah digunakan dan murah

Nama : Nazihah Rifdah

NIM : 11170700000090 / 6C

Quiz 1

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis. (min. 4)

Tes Psikologis Assessment Psikologis


Tingkat kerumitan Lebih sederhana; melibatkan satu Lebih kompleks; setiap penilaian
prosedur yang seragam, seringkali melibatkan berbagai prosedur
unidimensional (wawancara, pengujian, dll.) dan
multidimensional

Durasi Singkat; berlangsung dari beberapa Lebih lama; berlangsung dari


menit hingga beberapa jam. beberapa jam hingga beberapa hari
atau lebih.
Tingkat struktur Sangat terstruktur Memerlukan aspek terstruktur dan
tidak terstruktur

Biaya Murah, terutama ketika pengujian Sangat mahal, membutuhkan


dilakukan dalam kelompok penggunaan intensif profesional yang
sangat berkualitas
Fokus Bagaimana satu orang atau kelompok Keunikan individu, kelompok, atau
membandingkan dengan yang lain situasi tertentu (idiographic)
(nomothetic)

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis

1. Kesalahan yang bersumber pada tester.


-Tester hanya dapat melihat kelemahan & tanda patologis saja, tidak melihat sisi positif.
-Tester hanya dapat melihat hal-hal yang bagus & tidak dapat melihat sisi lemahnya.
-Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu.
-Tester yang terhambat dalam hubungan sosial.

2. Keterbatasan yang bersumber pada testee.


-Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes.
-Kondisi badan yang kurang sehat.
-Berusaha menampilkan yang menurutnya ‘baik’ (faking good).
-Mengerjakan dengan asal / tidak serius. (faking bad—hasil tes dikesankan buruk).
-Panik yang berlebihan.

3. Keterbatasan yang bersumber pada tes.


-Tes tidak valid, tidak reliabel, tidak memiliki standardisasi, tidak objektif.
-Tes sudah diketahui oleh testee isi dan jawabannya.

4. Keterbatasan yang bersumber pada suasana / kondisi tempat tes.


-Suhu ruangan yang terlalu panas / dingin.
-Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan, sehingga memungkinkan melihat
jawaban peserta lain
-Tidak adanya tatakan untuk menulis
-Ruangan dekat dengan suara gaduh / berisik.
-Terlalu banyak orang yang dites sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes.
-Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi intruksi.

3. Sebutkan syarat tes yang baik!

- Terstandardisasi. Setiap testi mendapat perlakuan yang benar-benar sama.


- Memiliki objektivitas tinggi. Pertimbangan tester tidak berpengaruh dalam hasil testing.
- Reliabilitas tinggi. Hasil tes yang diperoleh konstan / tetap. Tidak menunjukkan
perubahan yang berarti walaupun diadakan tes lebih dari satu kali.
- Validitas tinggi. Tes benar-benar mampu mengukur / memberi gambaran tentang
sesuatu yang diukur.
- Komprehensif. Tes dapat sekaligus menyelidiki banyak hal, misalnya untuk menyelidiki
prestasi individu dalam bahan ujian tertentu.
- Diskriminatif. Tes dapat membedakan perbedaan-perbedaan, mana yang memiliki poin
tinggi dan rendah.
- Mudah digunakan dan murah. Tes dikatakan baik dan bernilai sangat tergantung pada
kegunaannya.

QUIZ 1 – MATA KULIAH INTELEGENSI MINAT BAKAT

Nama : Nanda Partaya Nariswari

NIM : 11170700000091

Kelas : 6C

1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal
4 perbedaan)
Perbedaan dari: Psychological Testing Psychological Assessment
1. Tingkat ➢ Sederhana, hanya melibatkan 1 ➢ Lebih kompleks, melibatkan
prosedur yang seragam.
Kerumitan berbagai prosedur (wawancara,
observasi, test, dll)
2. Durasi ➢ Lebih pendek, berlangsung bisa ➢ Lebih lama, berlangsung dari
beberapa menit hingga beberapa beberapa jam hingga beberapa
jam. hari.

3. Sumber data ➢ Satu orang, yaitu peserta ujian. ➢ Banyak sumber bisa dari saudara
atau guru yang di gunakan
sebagai tambahan pada subjek
penilaian.

4. Fokus ➢ Berfokus pada bagaimana satu ➢ Berfokus pada keunikan individu,


orang atau sebuah kelompok kelompok, atau situasi tertentu.
dapat membandingkan dengan
yang lain.

5. Kualifikasi ➢ Pengetahuan tentang pengujian ➢ Pengetahuan tentang pengujian


digunakan dan prosedur pengujian. dan metode penilaian lainnya.
untuk
Serta area apa saja yang dinilai
(gangguan kejiwaan, persyaratan
pekerjaan).

6. Dasar ➢ Diperlukannya objektivitas. ➢ Subjektivitas, contoh nya dalam


Prosedur Kuantifikasi sangat penting. bentuk penilaian klinis.
Kuantifikasi di dalam assessment
sangat jarang terjadi.

7. Biaya ➢ Murah, terutama jika pengujian ➢ Sangat mahal, dalam assessment


yang dilakukan dalam bentuk psikologis ini membutuhkan
kelompok. professional yang sangat
berkualitas.

8. Tujuan ➢ Untuk mendapatkan data yang ➢ Untuk mendapatkan data yang


akan digunakan dalam mengambil bisa dipakai sampai pada
keputusan. keputusan tentang pertanyaan
yang sudah diajukan atau
masalah rujukan.
9. Tingkat ➢ Sangat terstruktur. ➢ Memerlukan aspek terstruktur
dan tidak terstruktur.
Struktural
10. Evaluasi ➢ Cara yang relative sederhana untuk ➢ Sangat sulit karena metode yang
hasil mendapatkan nilai reliabilitas dan banyak variabel nya, penilainya,
validitas berdasarkan hasil cara penyajian pertanyaan, dll.
kelompok.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis! (minimal 5 aspek) ➢ Kesalahan


yang bersumber dari tester:
• Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat
sisi positif.
• Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi
lemahnya.
• Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense of
personal identity)
• Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited) ➢ Kesalahan yang
bersumber dari testee:
• Motivasi yang rendah untuk mengikuti serangkaian tes, atau bahkan testee sebenarnya
tidak ingin mengikuti tes itu sangat berpengaruh pada hasil tes psikologis.
• Kondisi badan testee yang tidak fit dapat sangat mempengaruhi hasil tes psikologis.
Jika testee sedang sakit batuk pilek dengan mengeluarkan suara batuk nya saja dapat
mengganggu orang-orang yang berada di dalam satu ruangan yang sama.
• Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (Faking good), saat diberi
pernyataan-pernyataan ia ingin menjawab pernyataan tersebut dengan jawaban yang
menurutnya baik tetapi belum tentu ia melakukan apa yang ia pilih dari penyataan
yang sudah diberikan.
• Mengerjakan tes dengan asal-asalan sehingga hasil tes dikesankan buruk. Banyak
peserta tes yang melakukan hal ini sehingga hasil tes dikesankan menjadi buruk dan itu
menjadi salah satu sumber kesalahan saat interpretasi.
• Panik yang berlebihan, saat ingin memulai tes, ada testee yang merasa panik sehingga
kurang focus dan tidak maksimal mengerjakan tes nya.
➢ Kesalahan yang bersumber dari tes nya:
• Tidak valid, tes yang valid adalah tes yang cocok atau sesuai, tes tersebut benar-benar
dapat mengukur atau memberi gambaran tentang apa yang diukur. Tes yang diberikan
kepada testee harus sudah melalui proses validitas. Jika tes yang diberikan tidak valid
makan tes tersebut tidak layak untuk diberikan kepada testee.
• Tidak reliabel, tes yang reliabel berarti tes tersebut dapat di percaya. Suatu tes dapat
dikatakan dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap tidak
menunjukkan perubahan yang berarti walaupun diadakan tes lebih dari satu kali.
Karena itu, jika tes tidak reliabel, maka tes tersebut tidak dapat dipercaya dan tidak
layak untuk diberikan kepada testee.
• Tidak memiliki standarisasi, standarisasi suatu tes bertujuan untuk mendapat
perlakuan yang sama, mengapa demikian, karena skor yang dicapai hanya mempunyai
arti apabila dibandingkan satu sama lain. Jika tes yang diberikan kepada testee belu
distandarisasikan maka tes tersebut tidak layak untuk diberikan kepada testee.
• Tidak obyektif, suatu tes dikatakan objektif apabila pendapat atau pertimbangan-
pertimbanga tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing. Jadi skor yang diberikan
oleh tester kepada testee harus objektif penilaiannya. Jika tidak objektif maka tes
tersevut tidak akan memberikan hasil yang sama walaupun dinilai oleh orang yang
berbeda.
• Tes sudah “bocor”, diketahui isi dan jawabannya, jika tes sudah bocor maka tester
disarankan untuk melakukan tes terhadap testee dengan alat ukur yang lain sebagai
pendukung dalam menginterpretasi di akhir.
➢ Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes:
• Suhu ruangan yang terlalu panas / dingin, suhu ruangan ini sangat berpengaruh untuk
testee maupun tester yang berada di dalam ruangan karena jika ruangan terlalu dingin
atau terlalu panas akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap diri tester maupun
testee sehingga nanti saat mengerjakan tes nya akan terganggu atau kurang fokus.
• Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain, untuk menyelenggarakan sebuah tes psikologi alangkah baiknya
kita sudah mnegetahui tempat yang akan di pakai luasnya berapa agar kita dapat
memikirkan formasi tempat duduk yang sesuai untuk tes psikologi agar tidak adanya
kecurangan dalam tes tersebut.
• Tidak tersedianya meja yang layak untuk melakukan tes, penyelenggara tes harus
memikirkan tatakan atau meja untuk menulis yang nyaman bagi para testee karena itu
akan memengaruhi saat testee mengerjakan tes.
• Ruangan tes dekat dengan sumber suara gaduh, suara gaduh itu akan membuat testee
sangat terganggu dan fokus testee terhadap tes yang sedang berlangsung akan hilang
di karenakan suara gaduh tersebut.
• Terlalu banyak prang yang di tes sehingga mengurangi akurasi pemaahaman istruksi
tes, jika di dalam suatu ruangan sangat banyak testee maka tester harus memikirkan
cara untuk memberikan arahan atau instruksi yang tepat dan dipastikan bahwa seluruh
testee mendengar dan memahami isi dari arahan tersebut. Jika kurang efisien, maka
dapat mengurangi jumlah testee di dalam ruangan tersebut.
3. Sebutkan dan jelaskan syarat tes yang baik! (minimal 6)
➢ Tes harus terstandardisasi, standardisasi suatu tes bertujuan bahwa supaya testi
mendapat perlakuan yang sama, mengapa demikian, karena skor yang dicapai hanya
mempunyai arti apabila dibandingkan satu sama lain. Ada empath al yang perlu
distandardisasikan yaitu, materi tes, penyelenggara tes, scorinng tes dan interpretasi hasil
testing.
➢ Tes harus memiliki objektivitas tinggi, suatu tes dikatakan objektif apabila pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing.
➢ Tes memiliki reliabilitas yang tinggi, reliabel berarti dapat di percaya. Suatu tes dapat
dikatakan dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap tidak
menunjukkan perubahan yang berarti walaupun diadakan tes lebih dari satu kali. Karena itu,
di dalam reliabilitas menyangkut persoalan stabilitas dari hasil yang dicapai oleh tes itu.
Sebab itu ada tiga hal yang turut berpengaruh terhadap stabilitas hasil suatu tes yaitu, alat
pengukur diri diri sendiri, testee, dan tester.
➢ Tes memiliki validitas yang tinggi, valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan
valid, apabila tes tersebut benar-benar dapat mengukur atau memberi gambaran tentang
apa yang diukur. Misalnya jika tes itu tes intelegensi maka tes tersebut harus memberikan
gambaran mengenai intelegensi individu, dan bukan memberikan keterangan tentang
kecakapannya dalam berbagai macam mata pelajaran di sekolah.
➢ Tes harus komprehensif, tes komprehensif berarti tes tersebut dapat sekaligus menyelidiki
banyak hal, misalnya kita harus menyelidiki prestasi individu dalam bahan suatu ujian
tertentu, maka tes yang cukup komprehenstif akan mampu mengungkapkan pengetahuan
testi mengenani hal yang dipelajari, juga hal ini mencegah dorongan untuk berspekulasi.
➢ Tes harus diskriminatif, suatu tes dikatakan diskriminatif bila mampu menunjukkan
perbedaan-perbedaan yang kecil dari sifat-sifat atau faktor-faktot tertentu dari individu
yang berbeda-beda. Misalnya dengan tes intelegensi individu dapat dengan mudah
memisahkan antara individu yang lamban, sedang dan pintar. Dengan demikian persoalan
diskriminatif daripada tes menyangkut tentang kemampuan diskriminasi terhadap
perbedaan-perbedaan yan ada pada testee.
➢ Tes harus mudah digunakan dan murah, dalam hubungan ini berarti suatu tes yang baik
harus mudah saat digunakannya, sebab walaupun semua syarat yang telah disebutkan
diatas terpenuhi oleh suatu tes akan tetapi tes tersebut sukar menggunakannya maka tes itu
tetap memiliki kelemahan, sebab tes itu adalah suatu alat yang nilainya sangat bergantung
pada kegunaannya. Maka dari itu jika menggunakannya sukar maka tes tersebut rendah
nilainya.

QUIZ 1

MATA KULIAH INTELEGENSI MINAT BAKAT

Nama : Muhammad Farraby A.

NIM : 11170700000092

Kelas : 6/C

Soal :

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan asesmen psikologis (minimal 4 perbedaan ).


2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek ).
3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 6).

Jawaban :
1.
- Dalam psychological assessment, tesnya hanya untuk satu orang, tapi sumber data
bisa diambil dari mana saja (wawancara, observasi, data kesehatan ). Sedangkan
dalam psychological test, deskripsi individu hanya didapat dari tes yang ia kerjakan
tersebut.
- Psychological Testing Berfokus pada orang atau sebuah kelompok dapat
membandingkan dengan yang lain. Sedangkan Psychological Assessment Berfokus
pada keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu
- Psychological test mengungkap sebab munculnya perilaku seseorang dan
memprediksi perilaku yang akan muncul kemudian. Psychological Assessment
melihat langsung perilaku yang muncul tanpa perlu mengungkap apa motif dasar dari
perilaku tersebut.
- Psychological test dalam prosedurnya lebih sederhana, tidak memiliki kriteria
kualifikasi yang ketat, tester cukup memiliki modal pengetahuan mengenai alat tes
beserta prosedur nya. Psychological Assessment prosedurnya lebih kompleks,
menuntut keahlian mengenai metode penilaian dan ilmu yang mendalam.
- Psychological test memiliki durasi pelaksanaan yang lebih pendek, asesmen
memerlukan ketelitian dan waktu yang lebih lama.

2. Sumber-sumber kesalahan dan keterbatasan tes psikologis :


- Kesalahan yang bersumber dari tester = kurang wawasan pengetahuan dalam
melaksanakan prosedur yang ada, kesalahan dalam memberi instruksi,pemberian skor
yang kurang cermat, dan terhambat dalam hubungan sosial
- Kesalahan yang bersumber dari testee = faking good/bad, memiliki motivasi yang
rendah ketika mengikuti tes, kondisi badan kurang sehat, panic berlebihan.
- Kesalahan yang bersumber dari alat tes = alat tes tidak Valid, tidak Reliabel, tidak
Objektif, tidak terstandarisasi.
- Kesalahana yang bersumber dari lingkungan = suhu ruang yang terlalu panas / terlalu
dingin, setting tempat duduk yang terlalu dekat, lokasi tes dekat dengan tempat denga
kebisingan tinggi (missal, bandara, stasiun, pasar), peserta test melebihi kapasitas
(lebih dari 20 orang).
3. Syarat tes yang baik =
- Mudah digunakan
- Harus objektif
- Memiliki nilai reliabilitas dan validitas yang tinggi
- Tes harus komprehensif
- Tes harus diskriminatif
- Tes terstandarisasi dengan baik

Sumber :

Urbina, S. (2004). Essentials of Psychological Testing. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Rachmat M, Mulia S. 2015. Psikodiagnostik 1 : Sebuah Pengantar. UIN JAKARTA PRESS

Power point Dr. Risatianti Kolopaking dengan judul “Satuan Acara Pengajaran, Tes Psikologis :
Intelegensi, Minat & Bakat” yang dipelajari pada Rabu, 18 Maret 2020 melaui kuliah online.
Nama: Febra Aulia Sita

NIM: 11170700000094

Semester / Kelas: 6/C

QUIZ Intelegensi Bakat Minat

1. a. Tingkat Kompleksitas: tes psikologis memiliki tingkat kompleksitas yang lebih sederhana
dibandingkan dengan asesmen psikologis, dikarenakan tes psikologis memiliki satu bentuk
prosedur yang unidimensional, sedangkan asesmen psikologis memiliki berbagai macam
prosedur dan dimensi. b. Durasi: tes psikologis memiliki durasi yang lebih pendek yang
berdurasi selama beberapa menit sampai dengan beberapa jam, dibandingkan dengan asesmen
psikologis yang berdurasi selama beberapa jam bahkan beberapa hari. c. Sumber Data: tes
psikologis memiliki 1 sumber data yaitu individu yang mengikuti tes tersebut (1 individu),
sedangkan asesmen psikologis memiliki beberapa sumber collateral seperti sanak saudara atau
guru yang berguna sebagai subjek tambahan dalam asesmen. d. Fokus: tes psikologis memiliki
fokus yang bersifat nomothetic yaitu 1 individu atau kelompok yang dibandingkan dengan
individu dan kelompok lainnya. Asesmen psikologis memiliki fokus yang bersifat idiografik,
yaitu keuinakan dari setiap individu, kelompok, atau bahkan situasi. e. Kualifikasi Penggunaan:
tes psikologis dapat dilaksanakan jika tester memiliki pengetahuan mengenai tes yang akan
dilaksanakan dan prosedurnya, sedangkan asesmen psikologis dapat dilaksanakan jika tester
memiliki pengetahuan mengenai tes yang akan dilaksanakan, metode asesmen lainnya, dan juga
area yang akan diasesmen. f. Dasar Prosedur: tes psikologis memiliki dasar prosedur yang
bersifat objektif yaitu berdasarkan alat tes, sedangkan asesmen psikologis memiliki dasar
prosedur yang bersifat subjektif yaitu berdasarkan proses tes tersebut. g. Biaya: tes psikologis
memiliki biaya yang lebih murah dikarenakan pelaksanaannya hanya menggunakan 1 alat tes,
sedangkan asesmen psikologis memiliki biaya yang lebih mahal dikarenakan pelaksanaannya
memiliki banyak prosedur.

2. Sumber-sumber kesalahan pemeriksaan psikologis berasal dari 4 aspek; a. Bersumber dari


tester: tester bisa saja hanya melihat sisi kelemahan testee dan tidak melihat sisi positifnya,
sebaliknya tester juga bisa saja hanya melihat sisi kebaikan dari testee dan tidak melihat sisi
kelemahannya, tester memiliki keraguan akan identitas personalnya, tester yang terhambat dalam
hubungan sosial. b. Bersumber dari testee: testee memiliki motivasi yang rendah dalam
mengikuti tes, testee tidak memiliki kondisi badan yang fit, testee melakukan faking good untuk
menampikan yang menurutnya ‘baik’, testee melakukan faking bad (melakukan tes dengan asal-
asalan), testee memliki panik yang berlebihan ketika melaksanakan tes. c. Bersumber dari tes: tes
tidak valid, tes tidak reliabel, tes tidak memiliki standarisasi, tes tidak objektif, tes ‘bocor’,
diketahui isi dan jawabannya. d. Bersumber dari kondisi atau suasana tes: ruangan tes memiliki
suhu yang terlalu panas atau dingin, ruangan berdekatan dengan sumber suara gaduh, terlalu
banyak partisipan tes pada saat yang sama akan mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes,
setting tempat duduk yang berdekatan memungkinkan untuk adanya cheating, tidak adanya
tatakan untuk menulis, tidak adanya alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.

3. Tes memiliki syarat-syarat untuk menjadi syarat tes yang baik; a. Tes harus terstandardisasi:
tes distandardisasi dengan tujuan agar testee mendapat perlakuan yang sama. 4 hal yang harus
distandardisasi yaitu, materi tes, penyelenggaraan tes, skoring tes, dan interpretasi hasil tes., b.
Tes harus memiliki obyektivitas yang tinggi: tes sebaiknya memiliki tingkat obejktivitas yang
tinggi, yaitu pendapat tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil tes. c. Tes memiliki realibilitas
yang tinggi: tes yang memiliki realibilitas yang tinggi berarti dapat dipercaya. Tes dapat
dikatakan dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai konstan (tetap) walau diadakan tes lebih
dari satu kali., d. Tes memiliki validitas yang tinggi: tes yang memiliki validitas yang tinggi
dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan baik. Tes memiliki validitas yang baik jika tes
tersebut tepat mengukur kemampuan testee dengan benar sesuai kenyataan., e. Tes harus
komprehensif: tes yang komprehensif dapat sekaligus menyelidiki banyak hal., f. Tes harus
diskriminatif: tes yang baik memiliki daya pembeda untuk dapat membedakan faktor tertentu
yang terdapat pada testee satu dengan lainnya, g. Tes harus mudah digunakan dan murah: tes
harus mudah digunakan dan murah agar tes tersebut dapat diakses oleh banyak orang.

QUIZ
NAMA : MARYAM ABIDAH MASYKUROH
NIM : 11170700000097
KELAS : 6-C

1. SEBUTKAN PERBEDAAN TES PSIKOLOGIS DAN ASSESSMENT PSIKOLOGIS (MINIMAL 4


PERBEDAAN)
a. Berdasarkan Tingkat Kesulitan dalam Pengadministrasian
Tes psikologis lebih mudah untuk dioperasikan karena memiliki prosedur yang telah
tertera di manual, sehingga tester hanya perlu untuk mengikuti manual untuk
mengadministrasikan tes, selain itu tes psikologis juga mengukur 1 aspek saja
(unidimensional).
Assessment psikologis memiliki prosedur yang lebih rumit dalam pengadministrasiannya
karena assessment psikologis mengukur banyak aspek (multidimensional) yang ada pada
individu, karena banyak aspek yang diukur, sehingga assessment psikologis melibatkan
berbagai prosedur yang berbeda.
b. Berdasarkan Waktu yang Dibutuhkan
Tes psikologis membutuhkan waktu yang relative singkat dalam pengadministrasiannya
biasanya dapat selesai dalam hitungan menit atau jam.
Assessment psikologis biasanya membutuhkan waktu yang lebih panjang yaitu dapat
menghabiskan waktu hingga berhari-hari.
c. Berdasarkan Sumber Data yang Diperoleh
Tes psikologis mengumpulkan data dari satu individu saja (mengumpulkan data dari diri
individu mengenai aspek yang ingin diungkap pada individu tersebut).
Assessment psikologis berkaitan dengan pengumpulan data dari hal-hal diluar individu
yang berkaitan dengan individu tersebut dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi
yang dapat mendukung data yang berkaitan dengan individu tersebut.
d. Berdasarkan Fokus Penelitian
Tes psikologis membandingkan individu maupun kelompok dengan individu yang lain
(nomothetic).
Assessment psikologis meneliti mengenai ciri khas atau keunikan dari sebuah individu,
kelompok, maupun situasi (idiographic).
e. Berdasarkan Kualifikasi Tester
Tes psikologis dapat digunakan oleh individu yang memiliki pengetahuan mengenai tes
dan prosedur pengetesan.
Assessment psikologis dapat dilakukan oleh individu yang memiliki pengetahuan
mengenai pengetesan dan berbagai metode assessment beserta kondisi keseluruhan
bagaimana tes dilaksanakan.
f. Berdasarkan Dasar Prosedur Pengetesan
Tes psikologis didasarkan pada objektivitas pengetesan serta berkaitan erat dengan
proses kuantifikasi data.
Assessment psikologis bersifat subjektif karena digunakan dalam ruang lingkup untuk
mengambil keputusan yang bersifat klinis, serta jarang melibatkan proses kuantifikasi
data.
g. Berdasarkan Biaya yang Diperlukan
Tes psikologis membutuhkan biaya yang lebih murah (terlebih saat tes dilaksanakan
dalam bentuk kelompok).
Assessment psikologis membutuhkan biaya yang lebih mahal karena dalam prosesnya
melibatkan tenaga professional dari bidang-bidang yang diteliti.
h. Berdasarkan Tujuan Dilaksanakannya
Tes psikologis digunakan untuk memperoleh data yang kemudian diolah untuk membuat
suatu keputusan.
Assessment psikologis digunakan untuk menjawab hipotesis maupun rumusan masalah
dalam suatu penelitian.
i. Berdasarkan Strukturnya (Tingkat Ketersusunan)
Tes psikologis memiliki karakteristik highly structured.
Assessment psikologis mencakup aspek yang terstruktur maupun tidak terstruktur.
j. Berdasarkan Hasil Evaluasi
Tes psikologis berupa penyelidikan yang sederhana mengenai reliabilitas dan validitas
yang didasarkan pada norma.
Assessment psikologis melibatkan kerumitan yang disebabkan oleh bervariasinya
metode, skoring, sifat penyajian pertanyaan, dll.

2. JELASKAN KESALAHAN-KESALAHAN DALAM MELAKUKAN TES PSIKOLOGIS (MINIMAL 5


ASPEK)
Terdapat 4 sumber kesalah dalam pemeriksaan psikologis, diantaranya adalah kesalahan yang
bersumber dari tester, kesalahan yang bersumber dari testee, kesalahan yang bersumber dari
alat tes itu sendiri, dan yang terakhir adalah kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana
tempat tes dilaksanakan.
Kesalahan yang bersumber pada tester diantaranya adalah tester yang hanya dapat melihat
kelemahan dan tanda patologis saja, sehingga tidak melihat sisi positif dari testee. Tester yang
hanya dapat melihat hal-hal yang baik dan tidak melihat kelemahan testee, tester yang
mempunyai identitas yang ragu-ragu serta terster yang terhambat dalam hubungan sosial juga
merupakan kesalahan dalam pemeriksaan psikologis yang bersumber pada tester.
Beberapa keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari testee diantaranya adalah
mptivasi testee yang rendah untuk mengikuti tes, kondisi badan testee yang kurang fit,
kecenderungan testee melakukan faking good maupun faking bad, serta panik berlebihan yang
testee rasakan.
Diantara keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari alat tes adalah alat tes yang
tidak valid dan tidak reliabel, alat tes tidak memiliki standarisasi serta tidak objektif, dan alat tes
yang sudah bocor dalam artian diketahui isi serta jawabannya.
Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
dilaksanakan diantaranya adalah suhu ruangan yang terlau panas atau dingin, pengaturan
tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan testee untuk melihat jawaban
orang lain, tidak tersedianya tatakan untuk menulis, ruangan tempat tes dilaksanakan dekat
dengan sumber suara gaduh, dan terlalu banyak orang yang di tes sehingga mengurangi akurasi
pemahaman instruksi tes.

3. SEBUTKAN SYARAT TES YANG BAIK (MINIMAL 6)

a. Tes harus terstandarisasi


Standarisasi suatu tes bertujuan agar setiap testee mendapat perlakuan yang
benarbenar sama. Tes terstandarisasi memiliki petunjuk standar mengenai
penyelenggaraan dan skoring yang harus benar-benar diikuti.
b. Tes harus memiliki objektivitas tinggi
Sebuah tes memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tersebut tidak ada
faktor subjektif yang mempengaruhi.
c. Tes memiliki reliabilitan yang tinggi
Tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan
berkalikali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan
ketetapan.
d. Tes memiliki validitas yang tinggi
Validitas suatu tes adalah sejauh mana tes tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur.
e. Tes harus komprehensif
Tes yang komprehensif dapat sekaligus mengungkapkan atau menyelidiki banyak hal.
f. Tes harus diskriminatif
Tes dapat membedakan individu yang memiliki kemampuan tinggi dengan individu yang
memiliki kemampuan rendah, selain itu tes bertujuan untuk mengungkapkan gejala
tertentu dan menunjukkan perbedaan-perbedaan (diskriminasi) gejala tersebut pada
individu yang satu dengan yang lain.
g. Tes harus mudah digunakan dan membutuhkan biaya yang murah Suatu
tes dikatakan memiliki kepraktisan yang baik jika kemungkinan untuk
menggunakan tes tersebut besar atau banyak.

Nama : Rangga Satria Adinata

NIM : 11170700000098

Kelas : 6/C

Quiz 1

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis !

Terdapat beberapa perbedaan antara tes psikologis dengan assessment psikologis, yaitu :
• Tes psikologis
➢ Tingkat kesulitan

Dapat kita ketahui bahwa tes psikologis memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah
dibandingkan assessment, karena tes psikologis hanya menggunakan tes- tes psikologis saja
tanpa memadukan dengan hal lainnya.

➢ Durasi

Durasi yang dilakukan untuk tes psikologis itu cenderung singkat/ pendek, ia hanya
membutuhkan beberapa menit atau jam dalam pelaksanaanya.

➢ Biaya

Biaya yang dikeluarkan pun cenderung murah tergantung dari alat tes yang digunakan,
namun tetap tidak akan semahal yang dikeluarkan untuk pelaksanaan assessment psikologis.

➢ Kualifikasi pengguna

Pengguna alat tes psikologis cukup dengan mengetahui prosedur- prosedur yang ada dalam
alat tes tersebut baik dalam hal administrasi, operasi, skoring, atau hingga interpretasi alat tes
tersebut saja.

• Assessment psikologis
➢ Tingkat kesulitan

Assessment psikologis lebih rumit dibandingkan dengan tes psikologis, karena pada hal ini ia
memadukan antara alat ukur dengan metode lainnya seperti observasi, wawancara, dan hal- hal
lain yang diperpadukan untuk memperoleh hasil.

➢ Durasi

Durasi yang dibutuhkan untuk assessment psikologis ini cenderung lama/ panjang, karena
dalam melakukannya ia memadukan berbagai metode sehingga membutuhkan waktu hingga
berjam- jam bahkan berhari- hari dalam pelaksanaanya.
➢ Biaya

Dari segi biaya pun assessment psikologis membutuhkan biaya yang cukup besar, karena
membutuhkan banyak metode ditambah lagi membutuhkan profesional dalam mengerjakannya.

➢ Kualifikasi pengguna

Pengguna assesment psikologis ini selain harus mengetahui tentang cara pengetesan alat
ukur nya ia pun juga harus memiliki kemampuan dalam hal assesment yang lainnya seperti
psychiatric disorder, job requirement, atau assessment- assessment lain nya yang disesuikan
dengan tujuan hal tersebut dilakukan.

2. Jelaskan kesalahan- kesalahan dalam melakukan tes psikologis !

Terdapat beberapa sumber kesalahan dalam melakukan tes psikologis, yaitu :

• Bersumber dari tester

Salah satu sumber kesalahan pada saat melakukan tes psikologis adalah bersumber dari
tester. Hal ini bisa saja terjadi ketika tester hanya dapat melihat patologis kliennya saja tanpa
melihat sisi positifnya, ataupun sebaliknya seorang tester hanya melihat hal yang positifnya saja
tanpa melihat hal negatif dari diri klien, hal tersebut akan membuat hasil dari tes psikologis yang
dilakukan pun menjadi salah. Selain itu, tester yang mempunyai identitas yang ragu- ragu dan
terhambat dalam hubungan sosial nya pun bisa menjadi sumber kesalahan pada saat tes
psikologis dilakukan, karena itu akan mempengaruhi pada saat tester memberikan instruksi
hingga skoring bahkan interpretasi hasil tes yang pada akhirnya menyebabkan hasil nya pun
salah.

• Bersumber dari testee

Testee pun bisa menjadi sumber kesalahan dalam melakukan tes psikologis. Masalah
akan muncul ketika testee memang tidak termotivasi untuk melakukan tes dan akhirnya testee
akan melakukan tes nya dengan asal- asalan yang menyebabkan hasilnya pun tidak maksimal.
Kemudian testee yang kurang sehat baik fisik (pusing, demam, atau yang lainnya) maupun panik
yang berlebih pun dapat menjadi sumber kesalahan, mungkin pada saat ia sakit menjadi tidak
fokus dalam pengerjaan tes dan menyebabkan kesalahan pada hasilnya. Selain itu, testee yang
melakukan faking good (ingin terlihat baik) atau faking bad (terlihat buruk) juga dapat
menyebabkan banyak nya error pada hasil tes.

• Bersumber dari alat tes

Sumber lain yang dapat membuat kesalah pada saat melakukan tes psikologis adalah
alat tes nya itu sendiri. Hal ini disebabkan karena alat tes yang digunakan tidak baik atau tidak
memenuhi syarat sebagai alat tes yang baik sebagaimana yang terdapat pada soal selanjutnya,
diantaranya karena alat tes tersebut tidak valid, tidak reliabel, tidak memiliki standarisasi, atau
bahkan sudah bocor baik soal maupun jawabannya, sehingga hasil yang diberikan pun banyak
error nya.

• Bersumber dari kondisi atau suasana tempat

Dalam melakukan tes psikologis seseorang harus berada dalam kondisi atau situasi yang
nyaman, dan ketika hal tersebut tidak dilakukan maka akan berpengaruh pada hasil tes. Pihak
penyelenggara harus memperhatikan diantaranya adalah suhu ruangan, setting tempat duduk,
peralatan yang diperlukan, lingkungan yang hening dan tidak gaduh, jumlah peserta tes, intruksi
yang jelas. Hal- hal tersebut setidak nya menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan dengan
baik oleh pihak penyelenggara. Jika saja ruangan tes terlalu panas dengan jumlah peserta tes
yang sangat banyak padahal ruangan nya kecil ditambah lagi berada di lokasi yang bising maka
sudah bisa dipastikan hasilnya pun akan asal- asalan, bayangkan sja jika kita berada diposisi
seperti itu saat yang dites adalah kadar agresivitas maka sepertinya akan memberikan hasil
agresivitas yang tinggi. Maka dari itu, kondisi dan suasana tempat pun harus diperhatikan
dengan baik sehingga tidak menjadi sumber masalah pada saat tes psikologis dilakukan.
3. Jelaskan syarat tes yang baik !

Tes yang baik memiliki beberapa syarat tertentu, diantaranya adalah :

• Tes harus terstandarisasi

Tes yang sudah terstandarisasi merupakan salah satu syarat dikatakannya sebuah tes itu
baik untuk diberikan, karena jika tes belum terstandarisasi akan membuat pengadministrasian
serta pengoperasian tes menjadi sulit untuk dilakukan. Contoh kecilnya adalah tes yang sudah
terstandarisasi akan memiliki manual book nya sendiri sehingga para tester yang ingin
mengoperasikan alat ukur ini jauh lebih mudah daripada yang belum terstandarisasi pun dalam
hal skoring tes ini sudah memberikan panduan standar nya, dan pastinya tes yang sudah
terstandarisasi sudah bisa dibuktikan valid dan reliabel nya sehingga hasil tes akan lebih dapat
dipercaya dan memiliki hasil yang maksimal.

• Tes harus memiliki obyektivitas yang tinggi

Tes yang baik juga harus memiliki obyektivitas yang tinggi, karena ketika subjektivitas nya yang
tinggi tes tersebut tidak akan mecerminkan hasil dari yang ingin diukur oleh seorang testee
dengan maksimal, bahkan bisa jadi alat tes tersebut malah lebih banyak memberikan informasi
yang salah daripada yang seharusnya. Sehingga obyektivitas yang tinggi untuk sebuah alat tes itu
menjadi penting dan sebagai salah satu syarat tes tersebut dikatakan baik.

• Tes harus memiliki reliabilitas yang tinggi

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sebuah alat tes itu harus memiliki
reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas sendiri bisa disebut sebagai tes keandalan atau stabil dan
konsisten, maksudnya adalah dimanapun dan kapan pun tes ini dilakukan hasil yang diperoleh
akan tetap sama. Jika alat tes memiliki sebuah reliabilitas yang rendah maka hasil nya pun tidaka
akan konsisten dan stabil yang pada akhirnya hasil yang diberikan pun menjadi tidak baik. Maka
dari itu sebuah alat tes harus memiliki reliabilitas yang tinggi agar dapat memberikan hasil yang
stabil dan konsisten disetiap pemakaiannya. Dalam menguji reliabilitas sebuah alat tes banyak
cara nya, diantaranya adalah spilt half, cronbach- alpha, dan sebagainya.

• Tes harus memiliki validitas yang tinggi


Seperti halnya reliabilitas, validitas pun tak kalah pentingnya untuk sebuah alat tes. Alat
tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi ketika dia bisa mengukur apa yang harus nya
diukur. Contohnya adalah ketika alat tes tersebut ingin mengukur tentang motivasi, maka akan
dikatakan memiliki validitas yang tinggi ketika alat tes terbeut benar- benar mengukur tentang
motivasi bukan hal yang lainnya. Sebagaimana contoh tersebut, maka kita bisa menyimpulkan
bahwa pentingnya validitas yang tinggi itu agar alat tes benar- benar mengukur apa yang ingin
diukur sehingga dapat memberikan hasil yang memang diinginkan. Validitas itu sendiri banyak
macam nya misalkan face validity, content validity, construck validity, atau pun yang lainnya,
mereka memiliki cara nya sendiri dalam mengukur validitas sebuah alat tes.
• Tes harus diskriminatif
Tes harus diskriminataif memiliki arti bahwa alat tes yang digunakan haruslah dapat bisa
membedakan hasil antar individu, karena setiap individu memiliki keunikannya masing- masing.
Sehingga ketika tes tersebut tidak diskriminatif dikhwatirkan hasil tes pun pada akhirnya tidak
terpakai dan berujung sia- sia saja.

• Tes harus mudah dan murah untuk digunakan

Tes yang baik tentunya harus mudah dan murah. Mudah untuk dilakukan baik dalam hal
administrasi, pengoperasian, skoring, bahkan hingga pada tahap interpretasi. Murah pun tidak
kalah penting nya. Tetapi walaupun alat tes tersebut mudah dan murah tjangan sampai
menghilangkan aspek- aspek yang sudah dituliskan di atas, ketika alat tes tersebut mudah dan
murah serta terdapat aspek- aspek yang sudah dikatakan di atas barulah alat tes tersebut dapat
dikatakan alat tes yang baik.

Hal- hal di atas merupakan beberapa diataranya dari syarat- syarat tes yang dapat dikatakan
sebagai alat tes yang baik.

Sumber

Power point Dr. Risatianti Kolopaking dengan judul “Satuan Acara Pengajaran, Tes Psikologis :
Intelegensi, Minat & Bakat” yang dipelajari pada Rabu, 18 Maret 2020 melaui kuliah online.

INTELEGENSI MINAT BAKAT


QUIZ 1
RABU, 18 MARET 2020

Nama : Jihan Nabilah Arifin


NIM : 11170700000099
Kelas : 6C

1. Sebutkan perebedaan tes psikiologis dan assessment psikologis


(minimal 4 perbedaan)

a. Psychological assessment
Memiliki makna menilai atau menaksir, asesmen sifatnya lebih
menyeluruh, dikaitkan dengan bidang yang lebih kuas dan tidak
terbatas pada satu metode tes psikologi saja, mulai dari meotde
wawancra, observasi, dan sebagainya. Nantinya, asesor akan
mengintegrasikan informasi-informasi dari berbagai sumber, seperti
tes tertulis, tes menggamnbar, dan lain-lain.
b. Psychological test
Lebih spesifik dari asesmen psikologi, tes psikologi lebih dikhususkan
pada tes apa yang digunakan, sepertii tes Rhoscharch, TAT, wartegg,
dan lainnya.
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis
(minimal 5 aspek)
Terdapat 5 sumber kesalahan dalam pemeriksaan psikologis, yakni yang
bersumber dari tester, testee, alat tes, dan kondisi atau suasana tempat
tes. Berikut penjelasannya
a. Bersumber dari tester
Kesalahan yang bersumber dari tester ini banyak terjadi saat
proses interpretasi. Saat proses penafsiran, menjadi kesalahan ketika
tester hanya melihat kelemahan dan tanda patologis dari klien, pun
sebaliknya, akan menjadi masalah ketika tester hanya dapat melihat
sisi baik dari klien. Jadi, seorang tester harus dapat melihat sisi baik
dan lemah dari kliennya agar menghasilkan interpretasi seobjektif dan
seakurat mungkin. Selain itu, tester yang memiliki identitas yang ragu-
ragu serta memiliki hubungan sosial yang kurang baik, juga dapat
menjadi sumber kesalahan.
b. Bersumber dari testee
- Motivasi, sebagai sumber utama atau penggerak dalam
pengerjaan suatu tes. Jika testee tidak memiliki motivasi dalam
proses tes ini, maka proses tes akan terhambat karena testee
mengerjakan tanpa pendorong dari dalam dirinya
- Kondisi fisik yang kurang fit, kondisi badan yang seperti ini sangat
mengganggu dalam proses pengerjaan tes, testee akan terganggu
konsentrasinya sehingga apa yang ditunjukkan dalam tes bisa jadi
tidak menunjukkan diri yang sesungguhnya
- Faking good, sering terjadi terutama saat proses seleksi, testee
akan membuat dirinya tampak sebaik mungkin dan menjawab soal
tes tidka sesuai dirinya
- Faking bad, hal ini terjadi ketika testee tidak menginginkan adanya
tes ataupun tujuan dari tes tersebut, maka testee akan membuat
dirinya tampak buruk.

c. Bersumber dari alat tes


Sebagai perangkat inti dalam proses tes, maka sumber kesalahan tes
harus dapat diminimalisir sebisa mungkin. Kesalahan tersebut dapat
berasal dari:
- Validitas, artinya alat tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur atau tidak
- Reliabilitas, apakah alat tes menunjukkan hasil yang konstan dalam
setiap pengukurannya
- Objektifitas
- Standarisasi, apakah alat tes tersebut sudah distandarisasikan
sehingga memiliki skor yang dapat dibandingkan
- Kebocoran, semakin akrab sesorang dengan suatu alat tes, maka
akan mempengaruhi jawaban sehingga jawabannya dapat dipelajari
dan hasilnya tidak lagi mengukur apa yang hendak diukur

d. Bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes


Hal-hal yang dapat mempengaruhi kondisi tempat tes diantaranya
adalah
- Suhu ruangan, suhu yang terlaku panas atau terlaku dingin dapat
mempengaruhi konsentrasi dan kondisi badan dari testee
- Tata letak ruang, diusahakan agar jumlah orang dalam ruangan
tidak terlalu banyak, pengaturan tempoat duduk pun
mempengaruhi kondisi testee, apakah harus berhadap-hadapan,
membelakangi, dan sebagainya
- Alas atau tatakan yang digunakan saat pengerjaan tes, harus
digunakan tatakan yang rata, karena bisa mempengaruhi hasil atau
interpretasi dari hasil tes
- Suara gaduh, hal ini sangat mempengaruhi baik untuk instruksi
yang diberikan oleh tester, ataupun konsentrasi testee saat proses
pengerjaan
- Alat bantu memadai, baiknya jumlah antara testee dan tester
adalah 1:20, sehingga tester bisa mengontrol testee sesuai
jangkauannya

3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 6)


Terdapat 6 syarat sebuah tes dikatakan baik, yakni:
- Tes harus terstandarisasi, agar hasilnya dapat dibandingkan dan
dapat dilihat posisi maisng-masing individu
- Objektifitas tinggi, artinya tes bersifat netral dan tidak
menguntungkan hanya satu pihak tertentu
- Reliabilitas tinggi, skor alat tes konstan sehingga tidak mengacaukan
interpretasi hasil tes nantinya
- Validitas tinggi, harus dapat mengukur apa yang hendak diukur,
sebagai tujuan utama dari adanya sebuah tes
- Komprehensif
- Diskriminatif, untuk menunjukkan keunikan setiap individu, karena
setiap individu akan menunjukkan hasil akhir yang berbeda-beda
- Mudah digunakan dan murah, alat tes harus akrab digunakan agar
kesulitanya tidak menjadi bias saat proses pengherjaan, selain itu
tarif yang dipatok harus sesuai agar dapat dijangkau berbagai elemen
Nama Shidqi Maladzi Adam

NIM: 111707000000104

1.sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis

psikotes juga dapat mengungkap dan mencari tahu sebab dan alasan munculnya perilaku tersebut. hal
ini dikarenakan sifat beberapa alat tes dapat bersifat proyeksi atau bersifat klinis.

assessment mengungkap kompetensi, yaitu memotret perilaku yang muncul secara langsung. Hal ini
terjadi karena assessment test biasanya menggunakan simulasi-simulasi dibandingkan paper test
sebagaimana psikotest

2.jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan test psikologi

-kesalahan bersumber pada tester:

Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saha, tidak dapat melihat sisi positif

Tester memiliki keraguan atas identitas

Tester yang hanya dapat melihal pada hal-hal yang bagus saja dan tidak dapat melihhat sisi
lemahnya

-kesalahan bersumber pada testee

Moticasi yang rendah

Kondisi badan kurang fit

Faking good

Mengerjakan tes denga nasal-asalan

-kesalahhan bersumber pada tes

Tidak valid, tidak reliabel, tidak objektif dan tes sudah bocor serta diketahui isinya

-kesalahan pada area pelaksanaan tes

Suhu udara yang panas

Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan

3.sebutkan syarat tes yang baik

-test harus terstandardisasi


-test harus memiliki objetivitas yang tinggi

-tes memiliki validitas yang tinggi

-tes harus reliabel

-Tes harus diskriminatif

Nama : Nadia Iffa Zhafira

NIM : 11170700000105

Kelas : 6/C

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis!


Jawab:

Tes psikologis: Tingkat kerumitannya lebih sederhana karena melibatkan satu prosedur yang
seragam sehingga seringkali unidimensional, durasinya singkat, sumber data berasal dari orang
yang mengikuti tes tersebut, fokusnya pada bagaimana seseorang/ suatu kelompok
membandingkan yang lain (nomotesis), dibutuhkan objektifitas dan kuantifikasi sangat penting,
biayanya murah terlebih jika dilakukan secara kelompok, tujuan tes adalah untuk mendapatkan
data untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas
yang relatif sederhana berdasarkan hasil kelompok.

Assessment psikologis: Tingkat kerumitannya lebih kompleks dimana setiap penilaian


melibatkan berbagai prosedur (wawancara, observasi, tes dll), durasinya lebih panjang, fokusnya
pada keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu (idiografis), subjektifitas dan kuantifikasi
jarang dibutuhkan (tidak begitu penting), biayanya mahal karena dibutuhkan pengujian
professional yang sangat berkualitas secara intensif, tujuan tes adalah untuk sampai pada
keputusan tentang pertanyaan rujukan atau masalah, evaluasi hasil sangat sulit karena validitas
atau metode, penilaian, sifat penyajian dan pernyataan.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis!


Jawab:

Yang bersumber dari tester:


- Tester kurang memahami tentang dirinya sendiri atau kurang sadar akan dirinya sendiri
- Tester yang terhambat dalam hubungan sosial
- Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat
sisi positif
- Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya
Yang bersumber dari testee:
- Testee yang memiliki motivasi yang rendah untuk mengikuti tes
- Testee yang melakukan faking good untuk menghindari kritik
- Testee yang melakukan faking bad untuk mencari sebuah perhatian
- Testee yang mengisi tes dengan mengikuti apa yang dianggap secara sosial itu baik
- Testee yang tidak memahami dirinya sendiri - Testee yang kondisi badannya sedang
tidak fit Yang bersumber dari tes:
- Tes yang tidak valid
- Tes yang tidak reliabel
- Tes yang tidak memiliki standarisasi
- Tes yang tidak objektif
- Tes yang sudah bocor (diketahui isi dan jawabannya) Yang bersumber dari
kondisi/suasana tempat tes:
- Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin
- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan satu sama lain sehingga terlalu berdekatan
sehingga memungkinkan melihat jawaban orang lain
- Tidak adanya tatakan untuk menulis
- Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh
- Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes

- Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi

3. Sebutkan syarat tes yang baik!


Jawab:

- Tes harus terstandarisasi


- Tes harus memiliki objektifitas tinggi
- Tes memiliki reliabilitas yang tinggi
- Tes memiliki validitas yang tinggi
- Tes harus komprehensif
- Tes harus diskriminatif
- Tes harus mudah digunakan dan murah

Nama : Eki Nizar Zulmi

Kelas : 6C

NIM : 11170700000109

1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (min 4. Perbedaan)

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (min 5 aspek) 3. Sebutkan syarat tes

yang baik! (min. 6)

Jawab

1. Tes Psikologis:
- Assessment Psikologis Dibutuhkan objektifitas; kuantifikasi sangat penting , murah,
terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok.
- Durasi pendek
- Evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas yang relative sederhana berdasarkan hasil
kelompok
- Mempunyai tingkat kerumitan yang sederhana, yaitu dengan melibatkan prosedur seragam,
dan frekuensi unidimensional.
Assessment Psikologi:
- Subjektifitas, dalam penilaian klinis diperlukan, kuantifikasi jarang dibutuhkan(tidak begitu
penting), biaya yang mahal, dibutuhkan pengujian professional yang sangat berkualitas
secara intensif.
- Durasi Panjang
- Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas atau metode, penilaian, sifat penyajian dan
pernyataan.
- Tingkat kerumitannya lebih kompleks, setiap penilaian melibatkan berbagai prosedur
(wawancara, observasi, tes dll).

2. Kesalahan bersumber pada tester :


- Hanya bisa melihat hal-hal bagus atau hal positif (faking bad dan faking good)
- Identitas yang dimiliki merupakan identitas yang ragu-ragu atau tester kurang memahami
tentang dirinya sendiri atau kurang sadar akan dirinya sendiri.
- Memiliki keterbatasan dalam berhubungan sosial, khususnya dalam berinteraksi dengan
orang sekitar (interpersonal attractiveness).
- Kurang memiliki intensifitas dan pemahaman tentang rasional dan budaya pribadi.

Kesalahan yang bersumber pada testee:


- Motivasi yang kurang untuk mengikuti tes.
- Untuk menghindari kritik biasanya testee melakukan faking good. - Faking bad untuk
mencari sebuah perhatian.
- Social desirability, yaitu mengisi dengan mengikuti apa yang dianggap secara social itu baik.
- Tidak menyadari diri sendiri

Kesalahan yang bersumber pada suasana tempat tes


- Suhu ruangan yang tidak sesuai, bisa itu terlalu panas atau terlalu dingin.
- Peletakkan meja yang terlalu dekat
- Terlalu banyak peserta yang ditempatkan dalam satu ruangan.
- Tidak adanya alat bantu.

3. Jawab:
• Tes harus terstandarisasi. Artinya, tes itu telah sesuai dengan pedoman (standar) yang telah
ditetapkan.
• Memiliki objektifitas yang tinggi
• Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya, sejauh mana instrument atau alat itu dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Karena reliabilitas menunjukkan konsistensi dari suatu alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama.
• Memiliki validitas yang sama
• Tes harus komprehensif
• Harus mudah digunakan dan terjangkau
• Tes harus diskriminatif.
Rafi Aulia
QUIZ PSIKODIAGNOSTIK INTELEGENSI, BAKAT, MINAT

Nama : Azzahra Husdina Febrianti


NIM : 11170700000144
Kelas : 6C
Dosen Pengampu : Dr. Risatianti Kolapaking M.Si.

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal 4 perbedaan).


Jawaban:
• Dapat dilihat dari tingkat kerumitannya dimana tes psikologis lebih sederhana,
melibatkan satu prosedur yang seragam, dan seringkali menggunakan unidimensional.
Sedangkan assessment psikologis lebih kompleks; disetiap penilaiannya melibatkan
berbagai prosedur seperti wawancara, observasi, pengujian, dll; dan menggunakan
dimensi.
• Dilihat pada durasinya, tes psikologis lebih pendek (berlangsung dari 5 menit hingga
beberapa jam). Sedangkan assessment psikologis lebih lama (berlangsung dari beberapa
jam hingga beberapa hari atau lebih).
• Dilihat dari sumber datanya, tes psikologis hanya membutuhkan satu orang saja yaitu
peserta ujiannya. Sedangkan assessment psikologis seringkali sumber tambahan, seperti
saudara atau guru, digunakan sebagai tambahan pada subjek penilaian.
• Dilihat dari biayanya, tes psikologis lebih murah, terlebih jika tes dilakukan secara
berkelompk. Sedangkan assessment psikologis memerlukan biaya yang sangat mahal,
dikarenakan membutuhkan penggunan tenaga ahli yang profesional.
• Dilihat dari tujuannya, tes psikologis dapat memperoleh data untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan assessment psikologis tujuannya tiba pada
keputusan tentang pertanyaan atau masalah rujukan.
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek).
Jawaban:
a. Bersunber dari Tester
• Dimana tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologisnya saja
tidak dapat melihat sisi positifnya.
• Dimana tester hanya dapat melihat hal-hal yang bagusnya saja dan tidak dapat
melihat hal-hal yang lemah.
• Tester memiliki identitas yang ragu-ragu.
• Hubungan sosial si Tester terhambat.
b. Bersumber dari Testee
• Tidak adanya kemauan dari diri sendiri untuk mengikuti tes  Kondisi badan
yang kurang fit/ sedang sakit.
• Testee melakukan faking good yaitu berusaha menampilkan sesuatu yang
menurutnya "baik".
• Sebaliknya testee melakukan faking bad yaitu mengerjakan dengan asal-asalan
agar terkesan hasil tesnya buruk.  Panik yang berlebihan.
c. Bersumber dari Tes itu sendiri
• Tidak valid
• Tidak reliabel
• Tidak memiliki standarisasi
• Tidak obyektif
• Tes sudah mengalami"kebocoran".
d. Bersumber dari Kondisi atau Suasana Tempat tesnya
• Tidak adanya alas atau tatakan untuk menulis
• Suhu ruangannya terlalu panas/dingin
• Pengaturan tempat duduknya terlalu berdekatan dan memungkinkan dapat
melihat jawaban orang lain
• Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi intruksi.
• Terlalu banyak orang yang test sehingga mengurangi keakurasian tentang
pemahaman intrruksi
• Ruangan test dekat dengan suara gaduh.

3. Jelaskan syarat tes yang baik! (minimal 6).


Jawaban:
a. Tes harus Standarisasi, agar setiap testee mendapatkan perlakuan yang benar-benar
sama.
b. Tes harus Reliabel, dimana hasilnya itu konstan atau tetap tidak menunjukkan
perubahan yang berarti meski dilakukan tes berulang kali.
c. Tes harus Komprehensif, yaitu utuh, dimana tes tersebut dapat sekaligus menyelidiki
banyak hal.
d. Tes harus diskriminatif, dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang kecil dari sifat-
sifat atau faktor-faktor tertentu dari inidividu yang berbedabeda.
e. Tes mudah digunakan
f. Tes harus memiliki validitas
g. Tes harus memiliki obyektif yang baik,
Quiz 1

Nama : Octavia Putri K. Z

NIM : 11170700000151

MK : Psikodiagnostik Intelegensi, Minat, Bakat

1. Perbedaan Tes Psikologi dan Asesmen Psikologi


- Perbedaan pada derajat kompleksitas; Tes Psikologis bersifat lebih sederhana, mencakup
prosedur yang seragam, dan unidimensional. Sedangkan, pada Asesmen Psikologis bersifat
lebih rumit, setiap asesmen mencakup prosedur yang beragam (observasi, wawancara,
pengujian, dll)
- Perbedaan pada durasi; Tes Psikologi membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam
pengadministrasiannya, sedangkan pada Asesmen Psikologis membutuhkan waktu berhari-
hari, bahkan lebih dalam melaksanakannya.
- Perbedaan sumber data; Tes Psikologi hanya membutuhkan satu peserta tes (test taker).
Sedangkan, Asesmen Psikologi seringkali melibatkan sumber tambahan seperti saudara,
guru, sebagai tambahan pada subjek penilaian.
- Perbedaan tujuan; Tes Psikologis bertujuan untuk memperoleh data yang digunakan untuk
pengambilan keputusan. Sedangkan, Asesmen Psikologis lebih kepada keputusan tentang
pertanyaan atau masalah rujukan (gangguan klinis)
- Perbedaan evaluasi hasil; investigasi pada Tes Psikologis cenderung lebih sederhana,
reliabilitas serta validitas berdasarkan hasil kelompok. Sedangkan, Asesmen Psikologis
sangat sulit karena variabilitas metode, penilai, sifat penyajian, dan pertanyaan.

2. Sumber Kesalahan Saat Melakukan Tes Psikologi


- Kesalahan bersumber dari Tester
 Tester hanya dapat meilhat kelemahan dan tanda patologis saja, dan tidak dapat
melihat sisi positif
 Tester hanya dapat melihat hal-hal yang bagus saja dan tidak melihat sisi lemahnya
 Tester yang mempunyai identitas yang ragu-tagu
 Tester yang terhambat dalam hubungan social (menarik diri, tidak memiliki kepercayaan
diri ketika berinteraksi dengan orang lain
- Kesalahan yang bersumber dari Testee
 Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes (tidak berpartisipasi secara utuh dalam
pengerjaan tes)
 Kondisi badan yang kurang fit
 Berusaha menampilkan yang terbaik (faking good) atau sebaliknya, mengerjakan tes
dengan asal sehingga hasil tes yang dikerjakan terkesan buruk (faking bad).
 Panik yang berlebihan
- Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari tes
 Alat tes tidak valid
 Alat tes tidak reliabel
 Tidak memiliki norma (standarisasi)
 Tidak objektif
 Tes sudah mengalami “kebocoran”, yaitu diketahui isi dan jawabannya
- Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat
tes
 Setting tempat duduk yang berdekatan, sehingga menimbulkan niat testee untuk
mencontek, walaupun awalnya tidak ingin mencontek
 Suhu ruangan tidak kondusif (terlalu panas/dingin)
 Tidak tersedianya tatakan atau alas untuk menulis
 Ruangan berdekatan dengan sumber suara yang bising
 Terlalu banyak orang yang dites, sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes
 Tidak menggunkan alat bantu yang memadai dalam memberikan instruksi

3. Syarat Tes yang Baik


- Tes memiliki koefisien reliabilitas dan validitas yang tinggi, sehingga tes dapat mengukur
variable yang ingin diukur, serta konsisten dan bisa diandalkan.
- Tes harus memiliki standarisasi (baik dalam panduan pengadministrasian atau skoring)
- Tes harus diskriminatif, yaitu membedakan dengan baik mana yang dianggap baik dan tidak
- Tes harus memiliki objektivitas yang baik
- Tes harus komprehensif, yaitu utuh tidak setengah-setengah dalam melakukan tes
- Tes harus mudah digunakan dan murah

Nama : Rahmawati Intan Permatasari


NIM : 11170700000160
Kelas : 6C

Kuis 1 Intelegensi, Bakat, dan Minat


1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal 4 perbedaan)

Jawab :
 Asesmen psikologis mencakup hal yang luas dibanding dengan tes psikologi karena
asesor akan mengintepretasikan informasi-informasi yang diperolehnya dari berbagai
sumber, sedangkan tes hanyalah salah satu bagian dari proses tersebut.
 Asesmen psikologis bersifat subjektif tergantung kebijakan ahli yang melakukan ataupun
permasalahan yang ingin diselesaikan, sedangkan tes psikologi harus bersifat objektif
sehingga dapat digunakan oleh banyak orang.
 Tes psikologi sudah berbentuk standar yang dapat mengurangi kemungkinan bias,
sedangkan metode asesmen dilakukan tergantung pada alat atau cara yang digunakan.
 Hasil tes berbentuk skor dan dianalisis kuantitatif, sedangkan asesmen memiliki hasil
kuantitatif yang dapat didukung dengan data kualitatif.
 Dalam pelaksanaanya, asesmen dilakukan dengan waktu yang lebih lama karena
banyaknya metode yang digunakan sedangkan tes dilakukan lebih cepat yang mungkin
hanya dalam hitungan menit atau jam saja.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis! (minimal 5 aspek)

Jawab : Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam tes psikologi meliputi


 Kesalahan yang berasal dari tester
Tester dapat memiliki kesalahan karena hanya melihat kelebihan atau kelemahan testee
tanpa memadukan keduanya, tester mempunyai identitas yang ragu-ragu dan terhambat
dalam hubungan sosial
 Kesalahan yang berasal dari testee
Seorang testee bisa saja melakukan faking good atau faking bad, mengerjakan test dengan
asal, memiliki motivasi yang rendah untuk mengerjakan tes, panik maupun kondisi
psikologis lainnya yang tidak memungkinkan testee menjawab pertanyaan apa adanya.
 Kesalahan yang berasal dari test
Test dapat tidak memiliki standarisasi, tidak valid dalam mengukur apa yang hendak
diukur, tidak reliabel dan tidak objektif. Test juga dapat mengalami kebocoran sehingga
testee sudah mengetahui isi dan cara menjawab test tersebut.
 Kesalahan yang berasal dari kondisi testing berlangsung
Kesalahan ini terjadi karena kondisi saat test berlangsung membuat testee merasa tidak
nyaman seperti suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin, ruangan yang sesak karena
terlalu banyak peserta, alas mengerjakan tes yang kurag nyaman digunakan, dan fasilitas
yang tidak memadai.

3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 6)

Jawab : Berikut adalah hal-hal yang harus terpenuhi dalam tes yang baik
 Tes harus dapat mengukur apa yang hendak diukur (validitas tinggi)
 Tes harus memiliki konsistensi yang baik (reliabilitas tinggi)
 Tes harus bersifat komprehensif atau mencakup ruang lingkup yang luas
 Tes harus mampu membedakan setiap orang yang diuji (diskriminatif)
 Tes harus terstandarisasi sehingga setiap tester dapat memberikan instruksi dan perlakuan
yang sama kepada testee
 Tes harus memiliki objektivitas tinggi agar dapat digunakan untuk setiap orang.
Nama : Azzuhra Alfiya S
NIM : 11170700000161/6C

Quiz
1. Jelaskan perbedaan Tes Psikologis dengan Asesmen Psikologis?
1) Asesmen Psikologi adalah proses mengumpulkan informasi dan analisis mengenai individu untuk
mendapatkan pemahaman tentang individu
a. Digunakan untuk membuat suatu pertimbangan dan keputusan
b. Tingkat kerumitan akan lebih kompleks dimana masing-masing penilaian melibatkan
berbagai prosedur dan berbentuk dimensional
c. Durasi asesmen akan memakan waktu yang lebih lama, berlangsung dari beberapa jam
hingga beberapa hari atau lebih
d. Suatu pertimbangan tentang pertanyaan atau masalah rujukan yang dilakukan melalui
wawancara atau observasi dan tes psikologi
2) Tes Psikologis adalah penggunaan alat ukur psikologi secara formal untuk mengetahui fungsi
mental.
a. Tingkat Kerumitan tes psikologi lebih sederhana melibatkan satu prosedur yang seragam,
seringkali unidimensional.
b. Durasi tes psikologi lebih singkat, dan berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
c. Tes psikologis prosedur sistematis: mereka ditandai oleh perencanaan, keseragaman, dan
ketelitian, tes harus terbukti obyektif dan adil
d. Mengumpulkan data pasti untuk digunakan dalam membuat keputusan
e. Beberapa test psikologi : CFIT (Cultural Fair Intelligence Test), Raven Progressive Matrics
( SPM, CPM, APM), IST (intelligence Structure Test, TKD, Binnet, WPPSI, WISC, DAT
(Differential Aptitude Test), FACT ( Flanagan aptitude classification Test)
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis? Dalam melakukan tes psikologi,
ada beberapa sumber yang menyebabkan kesalahan terjadi yaitu:
a. Bersumber pada tester : dimana seorang tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda
patologis saja, tidak dapat melihat hal yang positif, tester juga mempunyai identitas yang ragu-
ragu, dan memiliki hambatan dalam hubungan social (withdrawn inhibited), tidak memberikan
instruksi yang jelas.
b. Bersumber pada testee : dimana motivasi yang rendah untuk melakukan tes, kondisi fisik yang
kurang fit atau sedang sakit sehingga susah nyaman, testee juga melakukan faking good atau
berusaha menampilkan yang baik saja, selain itu juga mengerjakan tes dengan asal-asalan,
terlebih lagi panic saat mengerjakannya akan mempengaruhi hasil yang tidak maksimal
c. Bersumber dari tes itu sendiri : salah melakukan scoring, terjadinya ketidak valid-an dalam hasil
tes, juga tidak reliable, atau tes sudah diketahui sebelumnya (bocor)
d. Kondisi atau suasan tempat tes : suhu ruangan yang terlalu panas/dingin, setting tempat duduk
yang tidak nyaman,terlalu banyak orang yang di tes membuat cemas, suasan yang tidak kondisif
seperti berisik atau gaduh
e. Kesalahan teknis seperti waktu, atau masalah pada alat tes.

3. Sebutkan syarat tes yang baik!


a. Komperhensif
b. Standarisasi
c. Tes diskriminatif
d. Obyektivitas
e. Validitas
f. Reliabel
g. Mudah digunakan
h. Murah
Nama: Khoirunnisa Aulia Gumanti

NIM: 111707000001162

Kelas: 6D

Soal

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal 4 perbedaan)


2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek)
3. Sebutkan syarat tes yang baik! (minimal 6)

Jawab

1. Perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis. Tes psikologis adalah suatu usaha untuk
mendapat sampel secara keseluruhan dan sistematik dan jenis-jenis perilaku verbal, perseptual
dan motoric dalam suatu kerangka situasi yang standar. Lalu menurut Stern (dalam Marnat,
1999) mengemukakan bahwa psikodiagnostik adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk
menentukan ciri atau struktur psikis individu atau kelompok individu. Tugasnya untuk
mengembangkan pengetahuan tentang variasi atau perbedaan-perbedaan psikis, serta
mengembangkan metode penelitian yang dapat dipercaya. Kegiatannya adalah integralyang
dilakukan psikolog secara mandiri. E Lowell Kelley (1960) mengatakan asesmen adalah
prosedur yang digunakan oleh sekelompok psikolog dan psikiater untuknmenseleksi orang-orang
yang memenuhi persyaratan untuk mendapat tugas yang sangat penting. Asesmen dapat terwujud
dalam 2 cara. Pertama analisis klinis, misalnya saja dibuat interpretasi dari teori psikoanalisis.
Kedua prediksi kinrja orang-orang normal atau superior. Personality asesmen adalah kegiatan
mengenali, mengerti dan memahami orang lain dengan menggunakan metode-metode ilmiah
untuk digunakan dalam keperluan-keperluan seleksi, konseling, bimbingan dan penelitian.
Asesmen psikologis tidak hanya memberikan dan menginterpretasi tes namun juga
mempertimbangkan kompleksnya perilaku dan permasalahan manusia, yang selalu terkait
dengan konteks sosial.
2. Kesalahan pemeriksaan psikologis

 Kesalahan yang bersumber dari tester. Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan
tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi positif . Tester yang hanya dapat melihat
kelebihan saja dan tidak dapat melihat sisi lemahnya. Tester yang mempunyai identitas
yang ragu-ragu dan tester yang terhambat dalam hubungan sosial.
 Masalah motivasi, kecurangan seperti umumnya, kecurangan yang disebut faking. Faking
terjadi pada pemeriksaan non kognitif yang menggunakan self report, untuk mencapai
maksud tertentu. Faking dapat berupa faking good dan faking bad, keduanya dapat
diciptakan dengan sengaja. Lalu terdapat social desirability yaitu memberikan jawaba
yang dirasa benar sesuai dengan norma standart masyarakat yang berlaku biasanya pada
teknik inventory.
 Kesalahan yang bersumber dari testee. Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes,
kondisi badan yang kurang fit, berusaha menampilkan yang menurutnya baik (faking
good), mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad) hasil tes dikesankan buruk serta
panic yang berlebihan.
 Kesalahan yang bersumber dari tes. Tes tidak valid, tidak reliable, tidak memiliki
standarisasi, tidak obejktif dan tes sudah bocor (diketahui isi maupun jawabannya).
 Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes. Shu ruangan yang terlalu
panas, setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain, tidak adanya tatakan untuk menulis, ruangan dekat dengan sumber
suara gaduh, terlalu banyak orang yang dites sehingga mengurangi pemahaman instruksi
tes, dan tidak menggunakan alat bantu yang emmadai dalam memberi instruksi.

3. Syarat-syarat tes yang baik:

1) Tes harus terstandarisasi


2) Tes harus memiliki objektivitas tinggi
3) Tes memiliki reliabilitas yang tinggi
4) Tes memiliki validitas yang tinggi
5) Tes harus komperhensif
6) Tes harus diskriminatif
7) Tes harus mudah digunakan dan murah

Nilam Puspitasari (11170700000163)

1. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (minimal
4 perbedaan)
- Pada tingkat kerumitannya, tes psikologistidak terlalu rumit/sederhana, melibatkan
satu prosedur yang seragam, dan sering kali unidimensional. Sedangkan asesmen
psikologis lebih kompleks, dan setiap penilaian melibatkan berbagai prosedur
(wawancara, observasi, pengujian/tes, dll) dan dimensi.
- Pada tingkat durasi, tes psikologis durasinya singkat yaitu berlangsung dari beberapa
menit hingga beberapa jam. Sedangkan asesmen psikologis durasinya lebih lama
yaitu berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari atau lebih.
- Pada sumber data dalam tes psikologis jumlahnya biasanya satu orang, atau mungkin
dalam peserta ujian. Sedangkan asesmen psikologis seringkali seperti kerabat atau
guru, digunakan sebagai tambahan pada subjek penilaian.
- Pada fokusnya, tes psikologis berfokus pada bagaimana satu orang atau kelompok
membandingkan dengan yang lainnya (normatis). Sedangkan pada asesmen
psikologis yaitu keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu (idiografis).
- Pada penggunaan kulaifikasinya, tes psikologis menggunakan pengetahuan tentang
pengujian dan prosedur pengujian. Sedangkan asesmen psikologis pengetahuan
tentang pengujian dan metode penilaian lainnya serta area yang dinilai (mis.,
gangguan kejiwaan, persyaratan pekerjaan).
- Pada dasar procedural dalam tes psikologis diperlukan objektifitas; dan kualifikasi
yang sangat penting. Sedangkan dalam asesmen psikologis subjektivitas, dalam
bentuk penilaian klinis, yang diperlukan; kuantifikasi jarang mungkin.
- Pada biaya, tes psikologis tergolong murah, terutama ketika pengujian dilakukan
dalam kelompok. Sedangkan pada asesmen psikologis biayanya sangat mahal;
membutuhkan penggunaan professional yang sangat berkualitas secara intensif.
- Pada tujuannya, tes psikologis mendapatkan data untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan asesmen psikologis sampai pada keputusan
tentang pertanyaan atau masalah rujukan.
- Pada tingkat struktur, tes psikologis sangat terstruktur. Sedangkan asesmen
psikologis memerlukan aspek terstruktur dan tidak terstruktur.
- Pada evaluasi hasil, tes psikologis investigasi reliabilitas dan validitas yang relative
sederhana berdasarkan hasil kelompok. Sedangkan asesmen psikologis, sangat sulit
karena variabilitas metode, penilai, sifat penyajian pertanyaan, dll.

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek)


- Motivasi testee yang rendah untuk mengikuti tes.
- Kondisi badan testee yang kurang fit saat mengikuti tes.
- Testee yang berusaha menampilkan yang menurutnya baik (faking good).
- Testee mengerjakan tes dengan asal-asalan (faking bad) hasil tes dikesankan buruk.
- Panic yang berlebihan saat mengerjakan tes.
- Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat
melihat sisi positifnya.
- Tester hanya dapat melihat hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya.
- Tester memiliki identitas yang ragu-ragu
- Tester yang terhambat dalam hubungan social.
- Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin.
- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga ada kemugkinan melihat
jawaban orang lain.
- Tidak adanya tatakan untuk menulis.
- Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh.
- Terlalu banyak orang yang di test sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi
tes.
- Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.
- Penguji tidak memenuhi syarat/salah dalam memilih penguji, penguji yang memenuhi
syarat jelas sangat diperlukan dalam setiap aspek dari tiga aspek utama situasi tes:
seleksi tes, administrasi dan penskoran, dan interpretasi skor.
- Penguji/tester tidak memberi instruksi dengan benar dan Peserta tes tidak mengikuti
instruksi tes dengan benar.
- Interpretasi skor yang tidak tepat/salah. Interpretasi yang tepat atas skor-skor tes
memerlukan pemahaman atas tes, pemakai tes, dan kondisi-kondisi tes.
- Penyalahgunaan hasil-hasil tes yang dijalankan oleh para pengguna tes yang tidak
memenuhi syarat. Sejumlah penyalahgunaan disebabkan oleh keinginan untuk
mengambil jalan pintas, mendapat jawaban-jawaban yang cepat, dan solusi-solusi
rutin yang sederhana bagi masalah-masalah nyata dalam kehidupan.

3. Sebutkan dan jelaskan syarat tes yang baik! (minimal 6)


- Valid, valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut
benar-benar dapat mengukur atau memberi gambaran tentang apa yang hendak
diukur. Misalnya jika tes itu tes intelegensi individu dan bukan memberikan
keterangan tentang kecakapannya dalam berbagai mata pelajaran di sekolah.
- Reliabel, reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan dapat dipercaya
apabila hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap tidak menunjukan perubahan
yang berarti walaupun diadakan tes lebih dari satu kali. Karena itu di dalam
reliabilitas menyangkut persoalan stabilitas dari hasil yang dicapai oleh tes itu. Sebab
itu ada 3 hal yang turut berpengaruh terhadap stabilitas hasil suatu tes yaitu: alat
pengukur itu sendiri, testi, dan tester.
- Distandardisasikan, standardisasi suatu tes bertujuan supaya setiap testi mendapat
perlakuan yang benar-benar sama, sehingga dengan demikian suatu testi yang di tes
mendapat perlakuan yang sama. Mengapa demikian, karena skor yang dicapai hanya
mempunyai arti apabila dibandingkan satu sama lain. Ada 4 hal yang perlu
distandardisasikan yaitu materi tes, penyelenggaraan tes, scoring tes, dan interpretasi
hasil testing.
- Objektif, suatu tes dikatakan objektif apabila pendapat atau pertimbangan tester tidak
ikut berpengaruh dalam hasil testing.
- Diskriminatif, suatu tes dikatakan diskriminatif apabila mampu menujukan
perbedaan-perbedaan yang kecil dari sifat-sifat atau factor-faktor tertentu dari
individu-individu yang berbeda-beda.
- Komprehensif, tes komprehensif berartites tersebut dapat sekaligus menyelidiki
banyak hal misalnya kita harus menyelidiki prestasi individu dalam bahan ujian
tertentu, maka tes yang cukup komprehensif akan mampu mengungkapkan
pengetahuan testi mengenai hal yang dipelajari, juga hal yang mencegah dorongan
berspekulasi.
- Mudah digunakan, dalam hal ini berarti suatu tes yang baik harus mudah digunakan,
sebab walaupun semua syarat yang telah disebutkan diatas terpenuhi oleh suatu tes
akan tetapi tes tersebut sukar menggunakannya maka tes tersebut itu tetap memiliki
kelemahan, sebab tes itu adalah suatu alat yang nilainya sangat tergantung pada
kegunaannya.
QUIZ 1 MATA KULIAH INTELEGENSI MINAT BAKAT

Muhammad Sandy Alfarizi


111707000000164 (6C)

1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal 4
perbedaan) Perbedaan dari:

Basic Psychological Testing Psychological Assessment


Degree of Complexity Berdasarkan tingkat kesulitan, Lebih kompleks: dari setiap
lebih sederhana: melibatkan penilaian melibatkan berbagai
satu prosedur yang seragam,
seringkali unidimensional. prosedur (wawancara,
observasi, testing, dan lainlain)
dan juga dimensinya.

Duration Durasinya lebih pendek, Lebih lama, berlangsung dari


berlangsung dari beberapa beberapa jam hingga beberapa
menit hingga beberapa jam. hari atau lebih.

Source of Data Sumber datanya dari satu orang Seringkali ada sumber
atau peserta tes. tambahan, seperti saudara atau
guru yang digunakan sebagai
tambahan pada subjek dari
assessment.

Focus Berfokus pada bagaimana satu Keunikan yang ada pada


orang atau kelompok individu, kelompok atau situasi
membandingkan dengan yang tertentu (idiografik).
lain.
Qualification for Use Kualifikasi digunakan untuk Pengetahuan tentang tes dan
pengetahuan tentang tes dan metode asesmen lainnya serta
prosedur tes.
area yang diasesmen (misalnya,
ganguan
kejiawaan, peryaratan kerja)

Procedural Basis Dasar prosedurnya Diperlukannya subjektivitas,


membutuhkan objektivitas; dalam bentuk penilaian klinis;
kuantifikasi sangat penting. dimungkinkan jarang
kuantifikasi.

Cost Biayanya murah, terutama Sangat mahal, secara intensif


ketika tes dilakukan secara membutuhkan penggunaan
berkelompok. profesional yang sangat
berkualitas.

Purpose Tujuannya untuk memperoleh Untuk memperoleh data sampai


data yang digunakan dalam pada keputusan tentang
pengambilan keputusan. pertanyaan atau masalah
rujukan.

Degree of Structure Sangat terstruktur. Mengandung aspek terstruktur


dan tidak terstruktur.

Evaluation of Result Dalam mengevaluasi hasil, Sangat sulit karena variabilitas


pemeriksaanya relatif sederhana dari metode, penilainya, sifat
dari reliabilitas dan validitas penyajian pertanyaan dan lain-
berdasarkan hasil kelompok. lain.

Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis! (minimal 5 aspek)

Masalah motivasi, kecurangan seperti pada tes-tes umumnya, kecurangan yang disebut faking.
 Faking: terjadi pada pemeriksaan non-kognitif yang menggunakan self-report, untuk mencapai
maksud tertentu, misalnya agar dapat memperoleh pekerjaan, sekolah dll. Faking bisa berupa
faking good dan faking bad keduanya dapat diciptakan dengan sengaja.
 Social desirability (yaitu memberikan jawaban yang dirasa benar sesuai dengan orma standart
masayarakat yang berlaku biasanya pada teknik inventory).

 Kesalahan yang bersumber pada tester: Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan
tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi positif, tester yang hanya dapat melihat hal-
hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya, tester yang mempunyai identitas yang
ragu-ragu (person with uncertain sense of personal identity), dan tester yang terhambat dalam
hubungan sosial (withdrawn inhibited).

 Kesalahan yang bersumber dari testee: Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes, kondisi
badan yang kurang fit, berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good),
mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk, serta panik yang
berlebihan.

 Kesalahan yang bersumber dari tes nya: Tes tidak valid, tes yang diberikan kepada testee
harus sudah melalui proses validitas. Jika tes yang diberikan tidak valid makan tes tersebut tidak
layak untuk diberikan kepada testee. Tes tidak reliabel, jika tes tidak reliabel, maka tes tersebut
tidak dapat dipercaya dan tidak layak untuk diberikan kepada testee. Tidak memiliki
standarisasi, jika tes yang diberikan kepada testee belum terstandardisasi maka tes tersebut
tidak layak untuk diberikan kepada testee. Tes tidak obyektif, skor yang diberikan oleh tester
kepada testee harus objektif, jika tidak objektif maka tes tersebut tidak akan memberikan hasil
yang sama walaupun dinilai oleh orang yang berbeda. Tes sudah “bocor”, tes diketahui isi dan
jawabannya, jika tes sudah bocor maka tester disarankan untuk melakukan tes terhadap testee
dengan alat ukur yang lain.

 Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes: Suhu ruangan yang terlalu
panas/dingin, setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain, tidak adanya tatakan untuk menulis, ruangan dekat denagn sumber suara
gaduh, terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes,
atau tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.
Sebutkan dan jelaskan syarat tes yang baik! (minimal 6)
• Tes harus terstandardisasi, standardisasi suatu tes bertujuan bahwa supaya testee mendapat
perlakuan yang sama, karena skor yang dicapai hanya mempunyai arti apabila dibandingkan satu
sama lain.
• Tes harus memiliki objektivitas tinggi, suatu tes dikatakan objektif apabila pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing.
• Tes memiliki reliabilitas yang tinggi, suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil yang dicapai
oleh tes itu konstan atau tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti walaupun diadakan
tes lebih dari satu kali, karena itu, di dalam reliabilitas menyangkut persoalan stabilitas dari hasil
yang dicapai oleh tes itu.
• Tes memiliki validitas yang tinggi, suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benarbenar
dapat mengukur atau memberi gambaran tentang apa yang diukur.
• Tes harus komprehensif, tes komprehensif berarti tes tersebut dapat sekaligus menyelidiki
banyak hal.
• Tes harus diskriminatif, suatu tes dikatakan diskriminatif bila mampu menunjukkan perbedaan-
perbedaan yang kecil dari sifat-sifat atau faktor-faktor tertentu dari individu yang berbeda-beda.
• Tes harus mudah digunakan dan murah, dalam hubungan ini berarti suatu tes yang baik harus
mudah saat digunakannya.
Ayu Mentari 11170700000166

Question!

1. Jelaskan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis! (minimal 4 perbedaan)


2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis! (minimal 4 aspek)
3. Jelaskan syarat tes yang baik! (minimal 6)

Answer!

1. Perbedaan antara tes psikologis dan asesmen psikologis:


 Tes psikologis ialah penggunaan alat ukur psikologis itu sendiri. Bagaimana individu
dalam menggunakan alat ukur psikologis. Sedangkan asesmen psikologis adalah suatu
proses untuk mendapatkan informasi suatu individu.
 Tes psikologis menggunakan beberapa rangkaian alat ukur dalam penggunaannya,
sedangkan asesmen psikologis lebih dari itu, ia menggunakan beberapa pendekatan
seperti, wawancara, observasi, dan yang lainnya.
 Dalam segi lamanya pelaksanaan asesmen psikologis membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan dengan tes psikologis dikarenakan pendekatan seperti wawancara dan
observasi dapat dilakukan lebih dari 1 hari agar mendapatkan hasil yang akurat.
Sedangkan tes psikologis walaupun menggunakan beberapa rangkaian alat ukur, ia
memiliki waktu yang relatif singkat. Tidak membutuhkan waktu yang berhari-hari seperti
asesmen psikologis.
 Asesmen psikologis dalam hal yang memutuskan tidak harus dengan seorang psikolog.
Sedangkan Tes psikologis harus seorang psikolog untuk melakukan interpretasinya.

2. Kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologi.


 Berasal dari Tester
a) Tester hanya melihat kelemahan dan tanda-tanda patologis individu itu saja,
tidak melihat hal positif dari individu tersebut, atau sebaliknya.
b) Tester yang memiliki sikap yang ragu-ragu dalam memberikan instruksi akan
mempengaruhi kegagalan dalam melakukan tes psikologis. Ketika tester
menyampaikan intruksi dengan ragu-ragu tidak menutup kemungkinan
informasi yang disampaikan tidak tersampaikan dengan baik dan mungkin akan
membuat testee menyerap informasi yang berbeda dari yang disampaikan
tester.
c) Tester yang kurang baik atau terhambat dari aspek hubungan sosial juga akan
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan test. Misalnya tester yang memiliki
sikap yang pemalu dan tidak percaya saat menyampaikan instruksi dan
mengawasi kegiatan test.
 Berasal dari Testee
a) Motivasi rendah yang dimiliki testee saat akan mengikuti tes psikologis dapat
mempengaruhi kesalahan-kesalahan saat mengerjakan tes psikologis.
b) Keadaan fisik dari testee juga dapat mempengaruhi. Ketika testee berada pada
kondisi yang tidak fit, mungkin testee akan menjadi tidak fokus dalam
mengerjakan tes psikologis tersebut, sehingga menghasilkan hasil yang tidak
memperlihatkan keadaan testee yang sebenarnya.
c) Faking Good atau Faking Bad. Dimana testee sengaja untuk menampilkan yang
menurutnya baik (Faking Good), dan Testee sengaja mengerjakan tes psikologis
tersebut dengan asal-asalan (Faking Bad).
d) Kepanikan. Testee yang terlalu panik juga akan memengaruhi hasil tes yang
dihasilkan. Maka dari itu pentingnya sikap yang baik dari tester pada saat
pemberian instruksi agar testee tidak mengalami panik yang berlebih.
 Berasal dari alat tes
a) Alat tes tidak valid
b) Alat tes tidak reliabel
c) Alat tes tidak memiliki standarisasi
d) Tidak objektif
e) Tes sudah diketahui oleh orang lain (kebocoran) sehingga hasilnya tidak bisa
dipercaya lagi.
 Berasal dari kondisi atau suasana tempat pelaksanaan
a) Suhu ruangan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin dapat memengaruhi
testee dalam menjawab pertanyaan tes, ini akan menganggu konsenterasi dari
testee.
b) Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan juga mungkin akan membuat
testee menjadi tidak nyaman, dan membuka kesempatan bagi testee untuk
melihat pekerjaan testee lainnya.
c) Tidak adanya tatakan untuk menulis. Ketika testee mendapatkan meja atau alas
yang tidak baik seperti tidak rata, atau bolong-bolong tentu akan menghambat
testeedalam menjawab tes psikologis. Mungkin kertasnya dapat bolong atau
waktu untuk mengerjakannya menjadi terhambat.
d) Terlalu banyak orang yang di tes dalam waktu bersamaan dan di tempat yang
sama. Itu akan mempersulit tester dalam memberikan instruksi dan mungkin
akan terjadi kesalahan serta perbedaan informasi yang diterima oleh testee,
sehingga terjadilah miss communication.
e) Tidak adanya alat bantu dalam memberikan instruksi. Ketika testee yang dites
cukup banyak dalam satu tempat, tentunya tester membutuhkan proyektor dan
juga mic untuk memberikan instruksi agar terdengar jelas hingga ke seluruh
testee.
3. Syarat tes yang baik
 Standarisasi: Suatu tes haruslah standar agar dapat dikatakan tes yang baik.
 Objektivitas: Tes harus memiliki objektifitas yang tinggi. Ketika suatu tes dikatakan
objektif, maka tes tersebut akan mengukur sesuai keadaan yang ada bukan dari
perspektif peneliti (subjektif).
 Reliabilitas: Tes yang baik haruslah reliabel, artinya ketika tes tersebut digunakan
beberapa kali dalam waktu yang berbeda pada testee yang sama, akan menghasilkan
hasil yang sama (konsistensi).
 Valid: Suatu tes haruslah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Maka barulah tes itu dapat dikatakan tes yang baik.
 Komprehensif: Tes yang baik, haruslah bersifat komprehensif.
 Diskriminatif: Tes yang baik harus dapat membedakan sutu individu dengan individu
lainnya.
 Mudah dan Murah: Tes yang baik adalah tes yang mudah dalam penggunaannya baik
dari pihak testee maupun tester, dan juga murah agar mudah dijangkau oleh berbagai
kalangan, tidak hanya kalangan atas saja.

Nama : Peni Fitriani

NIM : 11170700000167

Kelas : 6C

Jawaban Kuis Intelegensi Bakat Minat

1. Perbedaan Tes Psikologi dan Penilaian Psikologi


• Dasar
Tes psikologi : Lebih sederhana, biasanya hanya melibatkan satu prosedur yang seragam jadi
seringkali unidimensional.

Penilaian psikologi : Lebih kompleks, melibatkan berbagai prosedur atau pendekatan


(wawancara, observasi, pengujian, dll.) dan berbagai dimensi.

• Durasi
Tes psikologi : Lebih singkat, berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam. Penilaian
psikologi : Lebih lama, berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari atau bahkan lebih.

• Sumber data
Tes psikologi : Sumber data yang digunakan biasanya 1 orang.

Penilaian psikologi : Sumber data banyak, karena biasanya terdapat juga sumber agunan atau
yang menjadi penjamin seperti saudara dan guru yang digunakan sebagai tambahan pada subjek
penilaian.

• Biaya
Tes psikologi : Lebih murah, karena prosedurnya lebih sederhana dan dilakukan dalam waktu
yang singkat terumatama ketika testing dilakukan dalam kelompok.

Penilaian psikologi : Lebih mahal, karena membutuhkan penggunaan profesional yang sangat
berkualitas secara intensif.

• Tujuan
Tes psikologi : Untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang akan digunakan dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian psikologi : Untuk membuat suatu keputusan tentang pertanyaan atau masalah
rujukan.

2. Kesalahan dalam melakukan tes pisikologi


• Kesalahan yang bersumber pada tester :
- Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi
positif
- Tester hanya dapat melihat hal yang positif dan tidak dapat melihat sisi lemahnya
- Tester mempunyai pribadi yang ragu-ragu
- Tester terhambat dalam hubungan sosial seperti tidak percaya diri
• Kesalahan yang bersumber pada testee :
- Memiliki motivasi yang rendah untuk mengikuti tes
- Kondisi badan kurang fit
- Berusaha menampilkan yang menuutnya baik (faking good)
- Mengerjakan dengan asal-asalan (faking bad)
- Merasa panik berlebihan
• Kesalahan yang bersumber pada tes :
- Tes tidak valid
- Tes tidak reliabel
- Tes tidak memiliki standarisasi
- Tes tidak obyektif
- Tes sudah bocor, diketahui isi dan jawabannya
• Kesalahan tes yang bersumber pada kondisi atau suasana tempat tes :
- Suhu ruangan terlalu panas atau dingin
- Setting tempat duduk terlalu berdekatan sehingga memugkinkan peserta untuk mencontek
- Tidak ada tatakan untuk menulis
- Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh atau bising
- Terlalu banyak orang yang di test sehingga mengurangi akurasi pemahaman intruksi tes
- Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi intruksi

3. Syarat tes yang baik


• Tes terstandarisasi
• Tes harus memiliki obyektifitas yang tinggi, tidak memuat unsur-unsur pribadi
• Tes harus memiliki validitas yang tinggi, dapat mengukur apa yang hendak diukur
• Tes harus memiliki reliabitas yang tinggi, memiliki sifat yang konsisten
• Tes harus komperhensif, utuh yang berarti tidak setengah-setengah dalam melakukan rangkaian
atau prosedur tes
• Tes harus diskriminatif, dapat membedakan kemampuan antara peserta tes membedakan mana
yang memiliki kemampuan rendah dan mana yang memiliki kemampuan tinggi
• Tes harus mudah digunakan
• Tes sebisa mungkin harus murah

Quiz 1 Intelegensi Minat Bakat


Maftukhatus Sakiinah (11170700000170)

1. Perbedaan antara psychological testing dan psychological assessment:


Perbedaan Psychological Testing Psychological Assessment
Tingkat Lebih sederhana, melibatkan satu Lebih kompleks, setiap penilaian
kerumitan prosedur yang seragam melibatkan prosedur (wawancara,
observasi, pengujian dll)
Durasi Lebih pendek, berlangsung dari Lebih lama, berlangsung dari beberapa
beberapa menit hingga beberapa jam jam hingga beberapa hari atau lebih
Sumber data Satu orang, peserta tes Seringkali banyak sumber, seperti saudara,
guru sebagai tambahan pada
subjek penilaian
Fokus Bagaimana satu orang grup Keunikan yang ada pada individu, grup
dibandingkan dengan orang lain atau situasi (idiograpik)
(nomotetik)
Kualifikasi Pengetahuan tentang pengujian dan Pengetahuan tentang pengujian dan
penggunaan prosedurnya metode penilaian serta area yang dinilai
(mis., gangguan kejiwaan, persyaratan
pekerjaan).
Basis prosedur Dibutuhkan obyektivitas; kuantifikasi Subjektivitas, dalam bentuk penilaian
sangat penting klinis, diperlukan; kuantifikasi
mungkin jarang
Harga Murah, terutama ketika Sangat mahal, membutuhkan
pengujian dilakukan dengan penggunaan intensif professional yang
kelompok sangat profesional
Tujuan Memperoleh data untuk digunakan Keputusan menyangkut pertanyaan atau
dalam pengambilan keputusan masalah rujukan
Tingkat Sangat terstruktur. Mengandung aspek terstruktur
struktur dan tidak terstruktur.
Evaluasi hasil Investigasi yang relatif sederhana dari Sangat sulit karena variabilitas metode,
hasil reliabilitas dan validitas penilai, sifat penyajian pertanyaan, dll.
berdasarkan hasil kelompok.

2. Kesalahan dalam melakukan tes psikologi:

 Kesalahan yang bersumber pada tester: Tester yang hanya melihat kelemahan dan tanda patologis
saja, tidak dapat melihat sisi positif, Tester yang hanya melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat
melihat sisi lemahnya, Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain
sense of personal identity) dan Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited)

 Kesalahan yang bersumber dari testee : Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes, Kondisi badan
yang kurang fit, Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good), Mengerjakan
dengan asal-asalan (faking bad – hasil tes dikesankan buruk) dan Panik yang berlebihan

 Kesalahan yang bersumber dari tes: Tidak valid, Tidak reliabel, Tidak memiliki standarisasi, Tidak
obyektif dan Tes sudah bocor, diketahui isi dan jawabannya

 Kesalahan yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes: Suhu ruangan yang terlalu
panas/dingin, Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat
jawaban orang lain, Tidak adanya tatakan untuk menulis, Ruangan dekat denagn sumber suara
gaduh, Terlalu banyak orang yang ditest sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes,
dan Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi

3. Syarat tes yang baik:

 Tes harus terstandarisasi


 Tes memiliki objektivitas tinggi
 Tes memiliki reliabilitas yang tinggi
 Tes memiliki validitas yang tinggi
 Tes harus komprehensif
 Tes harus diskriminatif
 Tes harus mudah digunakan dan murah
NAMA : NABILLA KHANSA EKA PUTRI

NIM : 11170700000171

INTELEGENSI MINAT BAKAT

1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dengan assessment psikologis (minimal 4 perbedaan)

- Tingkat kompleksitas
Tes Psikologis : Lebih simpel karena melibatkan satu prosedur yang seragam, seringkali unidimensional

Assesment Psikologis : Lebih kompleks karena setiap penilaian melibatkan beberapa prosedur
(interview, observasi, tes, dll)

- Durasi
Tes Psikologis : Lebih cepat, berlangsung sekitar beberapa menit sampai beberapa jam saja

Assesment Psikologis : Lebih lama, berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari bahkan lebih

- Fokus
Tes Psikologis : Bagaimana satu orang atau kelompok membandingkan sengan yang lain

Assesment Psikologis : Keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu

- Kualifikasi untuk digunakan


Tes Psikologis : Pengetahuan tentang prosedur tes dan pengujian
Assesment Psikologis : Pengetahuan tentang pengujian dan metode assessment lainnya, serta area
assesment (misalnya gangguan kejiwaan, rekrutmen pekerjaan)

- Dasar prosedural
Tes Psikologis : Objektifitas, kuantifikasi sangat penting

Assesment Psikologis : Subjektivitas, dalam bentuk penilaian klinis diperlukan (kuantifikasi jarang)

-Biaya
Tes Psikologis : Murah, terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok

Assesment Psikologis : Sangat mahal, karena membutuhkan tenaga professional yang sangat berkualitas
untuk pelaksanaannya

-Tujuan
Tes Psikologis : Mendapatkan data untuk digunakan dalam pengambilan keputusan Assesment

Psikologis : Keputusan tentang pertanyaan terkait atau masalah

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (minimal 5 aspek)

Kesalahan yang bersumber pada tester


- Tester yang hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja, tidak dapat melihat sisi positif

- Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak dapat melihat sisi lemahnya

- Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu (person with uncertain sense of personal identity)

- Tester yang terhambat dalam hubungan sosial (withdrawn inhibited)

Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber pada testee


- Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes

- Kondisi badan yang kurang fit

- Berusaha menampilkan yang menurutnya baik (Faking Good)

- Mengerjakan dengan asal-asalan (Faking Bad- hasil tes dikesankan buruk)


- Panik yang berlebihan

Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber pada tes


- Tidak valid

- Tidak Reliabel

- Tidak memiliki standarisasi

- Tidak objektif

- Tes sudah bocor, diketahui isi dan jawabannya

Keterbatasan pemeriksaan psikologis yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes

- Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin

- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan sehingga memungkinkan melihat jawaban orang lain

- Tidak adanya tatakan untuk menulis

- Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh

- Terlalu banyak orang yang di tes sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi tes - Tidak

menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi

3. Sebutkan syarat tes yang baik (minimal 6)

- Tes harus terstandarisasi

- Tes harus memiliki objektivitas tinggi

- Tes memiliki realibilitas yang tinggi

- Tes memiliki validitas yang tinggi

- Tes harus komprehensif

- Tes harus diskriminatif


- Tes harus mudah digunakan dan murah.

Nama : Ulya Nur Azizah


NIM : 11170700000172
Kelas : 6C
Mata Kuliah : Psikodiagnostik Intelegnsi Minat dan Bakat

QUIZ

1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tes psikologis dan assesment psikologis ( minimal 4
perbedaan )
2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis ( minimal 5 aspek ) 3. Sebutkan
syarat tes yang baik ( minimal 6 )

Jawaban

1. Tes Psikologis
• Tingkat kompleksnya lebih sederhana, dimana melibatkan satu prosedur yang seragam
dan seringkali unidimensional
• Durasinya singkat, dimana biasanya berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam
• Sumber datanya satu orang yaitu peserta tes
• Berfokus pada bagaimana satu orang atau kelimpok dibandingkan dengan orang lain
• Kualifikasi digunakan untuk pengetahuan tentang pengujian dan prosedur pengujian
• Prosedur dasarnya diperlukan objektivitas dimana kuantifikasi menjadi sangat penting
• Biayanya murah, terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok
• Bertujuan untuk mendapatkan data unutk digunakan dalam pengambilan keputusan
• Memiliki tingkat struktur yang sangat terstruktur
• Evaluasi hasil investigasi relatif sederhana dari reliabilitas dan validitas berdasarkan hasil
kelompok Assessment Psikologis
• Tingkat kompleksnya lebih kompleks, karena setiap penilaian melibatkan berbagai
prosedur seperti wawancara, observasi, pengujian, dll) serta dimensi
• Durasinya lebih lama, dimana bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari
atau lebih
• Sumber datanya bisa banyak
• Berfokus pada keunikan individu, kelompok, atau situasi tertentu. Seperti misalnya
untuk menyeleksi karyawan tidak hanya HRD nya saja tetapi yang lainnya juga
melakukan assessmet tersebut seperti manager dll
• Kualifikasi digunakan untuk pengetahuan dan pengujian metode penilaian laiinya serta
area yang dinilai (seperti, persyaratan pekerjaan, gangguan kejiwaan)
• Prosedur dasarnya subjektivitas, karena digunakan dalam bentuk penilaian klinis maka
subjektivitas diperlukan jarang diperlukan kuantifikasi
• Biaya nya sangat mahal, karena membutuhkan seseorang yang profesional yang sangat
berkualitas secara intensif
• Bertujuan untuk sampai pada keputusan tentang pertanyaan atau masalah rujukan
• memerlukan aspek terstruktur dan tidak terstruktur
• evaluasi hasil sangat sulit karena variabilitas metode, penilai,sifat penyajian pertanyaan,
dll
2. Kesalahan - kesalahan dalam melakukan tes psikologis :
 Hal yang bersumber dari tester
- Hanya melihat tanda patologis saja, tidak hanya melihat sisi positif. Dalam hal ini jika
seorang tester hanya melihat tanda patologis saja maka akan menyebabkan
kesalahan dalam tes
- Tester yang hanya dapat melihat hal-hal yang bagus dan tidak melihat sisi lemahnya.
Misalnya hanya melihat penampilannya
- Tester yang mempunyai identitas yang ragu-ragu. Dalam hal ini misalnya ragu-ragu
dalam memberikan instruksi kepada testee
- Tester yang terhambat dalam hubungan sosial. Dalam hal ini tester yang kurang
percaya diri atau malau-malu di depan umum pada saat memberikan instruksi juga
dapat mempengaruhi kesalahan dalam penggunaan tes.
 Hal yang bersumber dari testee
- Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes. Dalam hal ini motivasi menjadi sangat
penting dan berpengaruh dalam melakukan tes.karena jika ia tidak termotivasi maka
bisa jadi ia mengerjakan tes dengan asal-asalan
- Kondisi badan yang kurang fit. Dalam hal ini jika seorang testee sedang sakit maka
akan mempengaruhi pengerjaan tes karena ada faktor kurang konsentrasi
- Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik” (faking good). Hal ini dapat terjadi
karena individu biasanya ingin tampil baik berkaitan kecenderungan mengikuti apa
yang secara sosial dianggap baik Dimana hal ini tersebut bisa mempengaruhi
kesalahan pada tes
- Mengerjakan asal-asalan (faking bad).dalam hal ini bisa jadi individu tersebut tidak
mengenal dirinya sendiri atau karena tidak adanya motivasi.
- Panik yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi karena saat pengerjaan tes diberi waktu
sehingga dapat membuat testee menjadi panik saat mengerjakan tes
 Hal yang bersumber dari tes itu sendiri
- Tidak valid. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes itu mengukur apa yang
seharusnya diukur
- Tidak reliabel. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Jika keajegan suatu tes tidak dapat dipercaya maka tes itu tidak dapat
digunakan
- Tidak memiliki standarisasi. Suatu tes harus standarisasi agar setiap testee yang di
tes dengan tes tersebut mendapat perlakuan yang sama. Jika tes tidak memiliki
standarisasi maka tes tersebut tidak dapat digunakan atau ketika digunakan dapat
menimbulkan kesalahan
- Tidak obyektif. Jika tes tidak obyektif maka akan memberikan hasil yang berbeda
kalau dinilai oleh tester yang berlainan
- Tes sudah “bocor”, diketahui isi dan jawaban. Jika tes sudah boco maka tidak dapat
digunakan oleh testee karena dapat mempengaruhi keaslian dari tes tersebut.
 Hal yang bersumber dari kondisi atau suasana tempat tes
- Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin. Suhu yang terlalu panas dapat membuat
seorang testee kepanasaan atau sebaliknya sehingga hal tersebut dapat
mengganggu konsentrasi testee
- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan
pada tes karena keadaan tempat duduk yang menjadi sempit. Misalnya pada tes
Kraeplin yang membutuhkan tempat duduk berjauhan karena ukuran kertas yang
lebar.
- Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh. Dalam hal ini tidak disarankan memilih
tempat tes yang berada di dekat bandara atau yang lainnya yang dapat
menimbulkan suara gaduh.
- Terlalu banyak orang yang dites sehingga mengurangi akurasi pemahaman instruksi
tes. Dalam hal ini sebaiknya tester memperhatikan banyaknya orang yang akan di
tes sehingga bisa melakukan tes dengan baik
- Tidak menggunakan alat bantu yang memadai dalam memberi instruksi.
3. Syarat tes yang baik, yaitu :
- Tes harus tersandarisasi. Karena supaya setiap testee yang di tes dengan tes
tersebut mendapatkan perlakuan yang benar-benar sama
- Tes harus memiliki obyektivitas tinggi. Yang dimaksud obyektif dalam hal ini adalah
penilaiannya, dimana tes yang memiliki obyektivitas tinggi makan akan memberikan
hasil yang sama kalau dinilai oleh tester yang berlainan
- Tes memiliki reliabilitas yang tinggi. Suatu tes dapat diestimasi terhadap tingginya
reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode test-retest, parallel forms,
atau internal consistency. Tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama.
- Tes memiliki validitas yang tinggi. Karena jika makin tinggi validitas suatu tes, maka
tes itu makin mengenai sasarannya, makin menunjukkan apa yang seharusnya
ditunjukkan
- Tes harus komprehensif. Dimana dapat sekaligus mengungkap (menyelidiki) banyak
hal
- Tes harus diskriminatif. Dimana agar dapat mengungkap gejala tertentu dan
menunjukkan perbedaan-perbedaan gejala tersebut pada individu yang satu dengan
yang lainnya.
- Tes harus mudah digunakan dan murah.

Nama : Noval Fadel Baihaki

Kelas : 6C

NIM : 11170700000181

1. Sebutkan perbedaan tes psikologis dan assessment psikologis (min 4. Perbedaan)

2. Jelaskan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tes psikologis (min 5 aspek) 3. Sebutkan syarat tes

yang baik! (min. 6)

Jawab

1. Tes Psikologis:
- Assessment Psikologis Dibutuhkan objektifitas; kuantifikasi sangat penting , murah,
terutama ketika pengujian dilakukan dalam kelompok.
- Durasi pendek
- Evaluasi hasil dari reliabilitas dan validitas yang relative sederhana berdasarkan hasil
kelompok
- Mempunyai tingkat kerumitan yang sederhana, yaitu dengan melibatkan prosedur seragam,
dan frekuensi unidimensional.
Assessment Psikologi:
- Subjektifitas, dalam penilaian klinis diperlukan, kuantifikasi jarang dibutuhkan(tidak begitu
penting), biaya yang mahal, dibutuhkan pengujian professional yang sangat berkualitas
secara intensif.
- Durasi Panjang
- Evaluasi hasil sangat sulit karena validitas atau metode, penilaian, sifat penyajian dan
pernyataan.
- Tingkat kerumitannya lebih kompleks, setiap penilaian melibatkan berbagai prosedur
(wawancara, observasi, tes dll).

2. Kesalahan bersumber pada tester :


- Hanya bisa melihat hal-hal bagus atau hal positif (faking bad dan faking good)
- Identitas yang dimiliki merupakan identitas yang ragu-ragu atau tester kurang memahami
tentang dirinya sendiri atau kurang sadar akan dirinya sendiri.
- Memiliki keterbatasan dalam berhubungan sosial, khususnya dalam berinteraksi dengan
orang sekitar (interpersonal attractiveness).
- Kurang memiliki intensifitas dan pemahaman tentang rasional dan budaya pribadi.

Kesalahan yang bersumber pada testee:


- Motivasi yang kurang untuk mengikuti tes.
- Untuk menghindari kritik biasanya testee melakukan faking good. - Faking bad untuk
mencari sebuah perhatian.
- Social desirability, yaitu mengisi dengan mengikuti apa yang dianggap secara social itu baik.
- Tidak menyadari diri sendiri

Kesalahan yang bersumber pada suasana tempat tes


- Suhu ruangan yang tidak sesuai, bisa itu terlalu panas atau terlalu dingin.
- Peletakkan meja yang terlalu dekat
- Terlalu banyak peserta yang ditempatkan dalam satu ruangan.
- Tidak adanya alat bantu.

3. Jawab:
• Tes harus terstandarisasi. Artinya, tes itu telah sesuai dengan pedoman (standar) yang telah
ditetapkan.
• Memiliki objektifitas yang tinggi
• Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya, sejauh mana instrument atau alat itu dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Karena reliabilitas menunjukkan konsistensi dari suatu alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama.
• Memiliki validitas yang sama
• Tes harus komprehensif
• Harus mudah digunakan dan terjangkau
• Tes harus diskriminatif.
RIZKI AMELIA HERYANTO
6C
11170700000187

1. (1) Tes psikologis biasa digunakan dalam setting klinis sedangkan


asesmen psikologis digunakan dalam setting pendidikan, penempatan
karyawan, dan seleksi. (2) Sumber tes psikologis hanya dari 1 orang
atau 1 sumber saja yaitu orang yang melakukan tes tersebut
sedangkan sumber asesmen psikologis terdiri dari banyak data dan
bisa dilakukan berhari-hari. (3) Hasil tes psikologis biasanya digunakan
untuk diagnosis dan prognosis, sedangkan asesmen psikologis tidak.
(4) Tingkatan kesulitan prosedur dimana tes psikologis lebih sederhana
karena hanya terdiri dari 1 prosedur atau instruksi yang sama.
Sedangkan prosedur asesmen psikologis lebih rumit karena terdiri dari
beberapa prosedur seperti observasi, wawancara, tes, dan lain-lain. (5)
Tes psikologis berfokus pada perbandingan satu orang dengan yang
lainnya sedangkan asesmen psikologis berfokus pada keunikan
individu dalam kelompok pengukuran. (6) Oleh karena itu, tes
psikologis harus objektif saat digunakan, sedangkan asesmen
psikologis membutuhkan penilaian subjektif. (7) Biasanya asesmen
psikologis lebih mahal daripada tes psikologis karena membutuhkan
biaya untuk tenaga profesional.

2. Kesalahan Yang Bersumber dari Testee


- Tester hanya dapat melihat kelemahan dan tanda patologis saja,
tidak dapat melihat sisi positif. Namun bisa juga terjadi sebaliknya.
Biasanya karena tester terlebih dahulu menilai dari penampilan
atau karena tester sudah mengenal testee sebelumnya.
- Tester yang mempunyai identitas ragu-ragu, misalnya ragu-ragu
dalam memberikan instruksi kepada test
- Tester yang terhambat dalam hubungan sosial. Tester yang
memiliki gangguan hubungan sosial atau gangguan komunikasi
akan memiliki kesulitan jika dirinya gugup saat membaca instruksi
tes di hadapan para test taker. Akibatnya pemahaman test taker
terhadap instruksi tes bisa saja menjadi ambigu

Kesalahan Yang Bersumber dari Testee


- Motivasi yang rendah untuk mengikuti tes, seperti mengikuti tes
bukan karena keinginan sendiri.
- Kondisi badan yang kurang fit. Misalnya kalau sedang demam,
biasanya mata akan berkunang-kunang dan bisa mengurangi
kecepatan seseorang dalam mengerjakan tes.
- Berusaha menampilkan yang menurutnya “baik”. Dalam suatu tes,
testee bisa saja mengisi jawabannya berdasarkan apa yang
idealnya terjadi, bukan berdasarkan pengalamannya sendiri untuk
membuat hasil penilaiannya menjadi baik, biasanya sering
ditemukan dalam tes seleksi karyawan
- Mengerjakan dengan asal-asalan, bisa saja karena individu itu tidak
mengenal dirinya sendiri atau karena tidak adanya motivasi.
- Panik yang berlebihan. Hal ini bisa terjadi karena durasi waktu yang
diberikan sangat ketat atau test taker tidak familiar dengan
suasana dan kondisi tes.

Kesalahan Yang Bersumber dari Tes


- Tidak valid, misalnya tes yang ditujukan untuk mengukur
kemampuan matematis sebenarnya malah mengukur kemampuan
berbahasa karena terlalu banyak soal cerita.
- Tidak reliabel, artinya jika keajegan suatu tes tidak dapat dipercaya
maka tes itu tidak dapat digunakan
- Tidak memiliki standarisasi, artinya suatu tes harus memiliki
standar prosedur yang kuat dan jelas sehingga semua test taker
mendapatkan perlakuan yang sama.
- Tidak obyektif, artinya tes harus memberikan hasil yang sama
apabila di-scoring oleh tester yang berbeda
- Tes sudah ‘bocor’, artinya sebelum dilakukan tes, soal soal tes
sudah lebih dulu diketahui oleh test taker yang bisa mempengaruhi
hasil dan kevalidan tes.

Kesalahan Yang Bersumber dari Tempat tes


- Suhu ruangan yang terlalu panas/dingin. Hal ini menyebabkan
testee menjadi tidak nyaman (misalnya jika terlalu panas akan
berkeringat atau kalau terlalu dingin akan mengurangi elastisitas
tangan dalam mengerjakan soal tes).
- Setting tempat duduk yang terlalu berdekatan. Tempat yang terlalu
sempit menyebabkan ruangan menjadi sumpek dan menambah
kemungkinan antar testee untuk menyontek.
- Ruangan dekat dengan sumber suara gaduh. Suara gaduh bisa
menjadi distraksi untuk para test taker yang bisa mengganggu
proses pengerjaan tes.
- Terlalu banyak orang yang dites sehingga mengurangi akurasi
pemahaman instruksi tes. Idealnya terdapat 20 orang dalam suatu
ruangan, sehingga jika ingin mengetes 100 orang maka gunakan 5
ruangan dengan 1 atau 2 tester di masing-masing ruangan.

3. (1) Tes harus terstandarisasi. Standarisasi suatu tes bertujuan agar


setiap testee mendapat perlakuan yang benar-benar sama karena skor
yang dihasilkan hanya bisa diinterpretasikan apabila bisa dibandingkan
dengan satu sama lain. (2) Tes harus memiliki objektivitas yang tinggi.
Suatu tes bisa dikatakan objektif apabila pertimbangan tester diluar
standarisasi diikutsertakan dalam penilaian tes. (3) Tes memiliki
reliabilitas yang tinggi, artinya suatu tes dapat dikatakan reliabel
apabila hasil yang dicapai dalam tes itu tidak berubah meskipun
diadakan tes lebih dari satu kali. (4) Tes memiliki validitas yang tinggi,
artinya suatu tes dikatakan valid apabila hasilnya bisa memberikan
gambaran terkait apa yang memang ingin diukur. (5) Tes harus
komprehensif, artinya tes tersebut dapat sekaligus mengungkap
banyak hal. (6) Tes harus diskriminatif, artinya hasil tes harus mampu
membedakan antara satu individu dengan individu lainnya. (7) Tes
mudah digunakan, artinya suatu tes yang baik adalah tes yang mudah
digunakan dan memenuhi syarat-syarat sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai