Anda di halaman 1dari 47

Instrumen

Teknik Testing
Rury Muslifar, S.Pd, M.Pd
Dwi Sona, S.Pd, M.Si
Pengertian tes psikologi
 Tespsikologi dilakukan untuk memhami kondisi
mental dan perilaku seseorang berdasarkan kaidah-
kaidah psikologi. Secara umum, asesmen psikologi
bertujuan untuk memetakan kondisi elemen-
elemen utama kondisi psikologi manusia, seperti
perilaku, kesehatan mental, kepribadian, IQ,
kecakapan dalam penyelesaian masalah dan
kemampuan beradaptasi atas situasi tertentu.
 Secara umum yang dimaksud dengan instrumen
adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan
akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat
untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variable.
 Pada dasarnya instrumen dapat dibagi dua yaitu tes
dan non tes. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, tes
dibedakan menjadi tes uraian dan obyektif,
sedangkan nontes terdiri dari observasi,
wawancara (interview), angket (questionaire),
pemeriksaan document (documentary analysis),
dan sosiometri. Instrumen yang berbentuk test
bersifat performansi maksimum sedang instrumen
nontes bersifat performansi tipikal
Tes
 Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-
soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur suatu aspek perilaku tertentu
 alat pengukur yang mempunyai standar yang
objektif sehingga dapat digunakan secara meluas
serta serta dapat betul-betul di gunakan untuk
mmengukur dan membandingkan keadaan psikis
atau tingkah laku(Anne Anastasia)
Pengukuran
 Pengukuran menurut Arikunto dan Jabar (2004)
adalah kegiatan membanding suatu hal dengan
suatu ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi
kuantitatif.
 Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi,
atau kapasitas. Pengukuran adalah proses
pemberian angka-anagka atau label kepada unit
analisis untuk mempresentasikan atribut-atribut
konsep
Penilaian
 penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari
pertimbangan tertentu
Evaluasi
 Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
Tes standar
 Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim
ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara
professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik.
Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat diterapkan pada
beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.
 Secara garis besar kegunaan tes standar adalah:
 a.      Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individual atau
kelompok.
 b.     Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai
bidang studi untuk individual atau kelompok.
 c.      Membandingkan prestasi siswa berbagai sekolah atau kelas.
 d.     Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu
tertentu.
Tester dan testi
 Tester adalah individu yang memiliki kewenangan
dalam melakukan testing dan sudah memiliki
sertifikat tes.
 Testi adalah individu yang diberikan tes
Pengadministrasian tes psikologi
 Cara Pengadministrasian :
1.      Tahap persiapan
a.       Menyiapkan buku tes untuk testi
b.      Menyiapkan satu lembar kertas jawaban untuk testi
c.       Menyiapkan soal yang cukup besar, sehingga dapat dilihat oleh
testi
2.      Akomodasi
a.       Testi duduk secara rileks dan tidak berdekatan satu sama lainnya
b.      Selama tes berlangsung testi tidak boleh terganggu oleh tester
(pengetes)
3.      Prosedur testing
a.       Testi mengisi daftar hadir yang telah disediakan
b.      Tester membagikan lembaran jawaban
c.       Testi diminta untuk mengisi data atau identitas yang
tercantum dalam lembaran jawaban
d.      Memberikan instruksi pada testi untuk tidak membuka
buku tes sebelum ada perintah dari tester
e.       Membagikan buku tes pada testi
f.       Tester menjelaskan cara pengisian lembar jawaban
kepada testi
B.     Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengadministrasian tes
1.      Keseragaman
Hal- hal yang diperlukan dalam pengadministrasian tes ini, salah
satunya keseragaman, maksudnya apakah serasi atau seragam antara
tes yang dilaksanakan tersebut dengan keadaan diri atau kondisi testi
yang akan dites oleh tester. Petunjuk pelaksanaan atau penafsiaran
harus sama, dalam hal ini tester harus orang yang benar-benar ahli dan
pelatihannya harus benar.
.
2.      Pengenalan tes yang digunakan
Maksudnya apakah sebelumnya melaksanakan tes seorang tester harus
memberi tahu kepada testi apa tes yang akan digunakan nantinya.
Apakah tes intelegensi atau tes bakat dan minat.
Pengenalan tes sangat diperlukan baik dari pihak tester maupun testi
agar keduanya sama-sama mengetahui penggunaan tes yang dilakukan.
 Manfaat pengenalan tes bagi:
 a.       Tester adalah tester yang dapat mengetahui karakteristik masing-
masing tes yang harus dipergunakan sesuai dengan yang di inginkan.
 b.      Testi adalah testi dapat mengetahui untuk apa dia di tes dan apa
saja  yang dituntut dalam tes
 3.      Pengaturan fisik
Apakah fisik testi sudah dipersiapkan untuk tes atau belum, sehingga dengan demikian testi mampu
melaksanakan tes yang baik.
 4.      Waktu

Agar dapat menentukan waktu dengan tepat dan berapa tenaga yang diperlukan, terlebih dahulu harus
mengetahui jumlah individu atau testi yang akan di tes dan tenaga yang dapat melaksanakan tes, atau jika
yang dilaksanakan tes individu maka waktu yang dibutuhkan antara  60-90 menit. Tester harus jeli dan
disiplin dengan waktu yang telah diterapkan.[2]
 5.      Pemberian petunjuk
Sebelum melaksanakan tes, tester harus memberi atau membacakan petunjuk
dari pelaksanaan tes tersebut sehingga testi mengetahuinya, yaitu:
 a.       Mengisi daftar hadir
 b.      Testi mengerjakan tes dalam waktu 50 menit
 c.       Tester mengumpulkan buku dan lembaran jawaban dan
menghitungnya
 d.      Testi di izinkan meninggalkan ruangan itu
 e.       Mengisi berita acara
 6.      Penciptaan raport
 Membentuk hubungan baik antara tester dan testi, hendaknya situasinya
dibuat sesantai mungkin.
 7.     
Pemberian waktu
Tester harus memberikan jumlah waktu pada tester agar testi mampu mengerjakan soal tes sebaiknya sesuai
dengan waktu yang diberikan.

 8.     
Reaksi terhadap testi
Disaat pelaksanaan tes atau saat tes berlangsung apakah reaksi yang ada pada testi, apakah disaat
melaksanakan tes testi tenang atau gelisah.

 9.     
Penerkaan jawaban leh testi
Tester harus memperhatikan testi saat menjawab soal dari tes,  bagaimana cara testi menerka atau menebak
jawaban dari tes yang tidak diketahui oleh testi.

 10.  Testing bagi tes khusus


Maksudnya testi yang mendapatkan hasil nilai paling tinggi atau diatas rata-rata pada testing pertama
selanjutnya testi tersebut diberikan testing khusus untuk testi tersebut.
      Pelaksanaan dipergunakan oleh individu yang bersangkutan dan hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan, objektif dalam testing.
 11.  Pengenalan kebutuhan atau motivasi testi
Tes yang digunakan atau dilaksanakan hendaknya telah dikenali testi,
sehinggga testi mengetahui apakah tes yang di ikuti benar-benar sesuai
kebutuhan dan bermanfaat.
      Tester memberikan kepada testi sesuai kebutuhan testi terhadap testing
karena mampu untuk  mengungkapkan intelegensi atau kemampuan dari
testi dan apa motivasi testi untuk kedepannya setalah mengetaui hasil atau
skor dari tes yang telah di ikuti.

 12.  Pengenalan testi oleh tester


Tester mengenal testi tersebut bukan hanya sekedar nama saja, tetapi
keseluruhannya termasuk logat bahasa yang digunakan oleh testi.
Kode Etik
 kodeetik profesi merupakan suatu tatanan etika
yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk
dalam norma sosial, namun bila ada kode etik
yang memiliki sanksi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum.
 Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola
aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode
etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode
etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional
Maksud dan tujuan pelaksanaan tes :
 Tujuan pelaksanaan intrument tes adalah:

1. Klasifikasi; mengelompokan seseorang sebagaimana seharusnya ditempatkan.(seperti mana si yang minatnya di basket
dan sains atau ips)
seleksi: tes digunakan oleh lembaga-lembaga seperti sekolah, perguruan tinggi dan yang lainya untuk menerima beberapa
individu

Skrining: mengacu pada penyelidikan untuk menentukan mana yang memerlukan atau berhak atas perlakuan khusus.
(anak yang dites tidak tau kafena ini berupa skriniing yang dilihat dari hasil jawaban dan instrumennua)

Diagnostik: menganalisa jenis kelemahan, sebab dan merumuskan bantuan yang akan diberikan.

Sertifikasi: pengesahan pada seseorang yang lulus ujian tau mendapatkan izin praktek.(misalnya ada beberapa testi untyk
tes dan hendak meminta iq berapa ke jenjang berikutnya. Jadi testi meminta dites kepada tester untuk diminta tes demgan
tujuan tertenu)

Penempatan: yaitu proses menapis dan menyortir untuk memberikan berbagai tingkat pelayanan kepada berbagai orang.
 2. Meningkatkan pemahaman dan prediksi.(digunakan agar tester mampu prediksi
testi masul mana sehingga tidak meleset)

 3. Memodifikasi program dan perlakuan evaluasi.


modifikasi program yaitu merubah program yang sudah ada harus disesuaikan
dengan hasil tes.
Perlakuaan dan evaluasi yaitu tindakan yang harus diberikan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu program dalam jangka waktu untuk mencapai
target yang telah ditentukan. (lewat program tahunan semester bulanan hariam dan
mingguan unuk memodifikasi layanan sesuai tes)

 4. Panel dan penyelidikan ilmiah; Untuk menentukan sesuatu itu baik buruk, benar
salah dari penggunaan suatu tes.(mengembangkan alat tes bukan ranah konselor
melainkan bagian pengembangan tes atau instrumen. kita bisa asal sudah ahli
dibagian instrumen)
Manfaat penggunaan Instrumen tes :
 1. Bagi Guru Pembimbing.
Hasil tes bagi guru pembimbing sangat diperlukan untuk mendapatkan
informasi tentang siswa yang pada akhirnya digunakan sebagai
landasan untuk memberikan bimbingan dan pelayanan yang setepat-
tepatnya kepada siswa.
Penggunaan hasil tes bagi guru pembimbing dalam tujuh jenis layanan.
Dengan tes , guru pembimbing dapat lebih mengetahui karakteristik
siswanya.
Dengan tes, guru pembimbing dapat menyesuaikan jenis layanan apa
yang akan diberikan kepada siswanya. (Dengan adanya instrumen
memudahkan gur bk dalam memberikan layanan sesuai)
 2. Bagi Guru Mata Pelajaran.
Fungsi tes bagi guru mata pelajaran adalah membantu guru mata
pelajaran dalam merencanakan dan mengelola pengajaran. Guru perlu
mengetahui mana siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, mana
siswa yang lemah.
(hasil dari onstrumen testing rahasia namun tetap akan diberitahukan
akan kepada gur mata pajaran atau wali kelas tujuannya auntuk
mengetahui program baik apa Yang coxok untuk anak)
Guru mata pelajaran dapat merencanakan dan mengelola proses belajar
mengajar dengan tepat. Antara lain guru dapat menetapkan metode dan
cara belajar, mengelompokkan siswa, terutama siswa mana yang
memerlukan banyak bantuan.(doneritahukam hasil instrumen sangat
rahasia kecuali dari testi diperbolehlan oleh testi.
 3. Bagi Wali Kelas.
Meningkatkan motivasi belajar siswa kelasnya.
Sebagai dasar untuk merancang dan membuat pertimbangan dalam
mengembangkan potensi bakat siswa. (Wali kelas leboh mudah
mengembangkan potensi anak2 di eklasnya biasanya disalurkan
saat lomba. Biasanya diklasifikasi mislanya mana dibidamg ini
mana dibidang itu. Sehimgga tudak sembarang unjuk)
Agar dapat mengetahui dan memahami keadaan siswanya.
Agar terjadi hubungan yang baik di dalam kelas.
Agar terjadi hubungan yang baik antara wali kelas dengan
muridnya.
 4. Bagi Kepala Sekolah.
Memudahkan kepala sekolah untuk menyeleksi siswa
jika ada perlombaan.
Mempermudah penyeleksian untuk penerimaan
beasiswa.
Memperbarui program dan penyusunan program untuk
pengembangan program. (Kelala sekolah juga memiliki
lrogramyahunan yangmana kepsek harjs menyeleksi
siswa yang berpotensj untuk perlombaan biasa nya
karena untuk akreditasdN gengsi)
 5. Bagi Siswa dan Orang Tua.
Bagi Siswa
Untuk memahami diri siswa, sampai di mana kemampuan yang ia
miliki.
Untuk memudahkan penempatan karir.
Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri. Yaitu agar siswa
siswa mengerti apa kelebihan –kelebihannya dan apa kekurangannya.

Bagi Orang Tua


Untuk mengarahkan dan memotivasi anak-anaknya dalam kegiatan
belajar. (Segiap hasil tes yang ada itu akan memberikan pengaruh avj
orang sekitar testi)
Syarat-syarat tes yang baik:
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu
memiliki :

 1.      Validitas
Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Jika
data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut
valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan
kenyataan/keadaan sesungguhnya. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur.

 2.      Reliabilitas
Reliabilitas sebagai alat ukut yang hasil pengukurannya digunakan untuk membuat berbagai
keputusan terpenting. Sebuah tes dikatakan reliabilitas apabila skor yang dihasilkan hasil pengukuran
kosisten, tidak berubah-ubah, dapat dipercaya karena tetap dan tidak berubah secara mencolok.
(Validitas baik di bawah 0.05 jika reliabilitas 0.06 keatas)
 3. Daya Beda
Sifat tes yang berikutnya adalah daya pembeda atau diferensiasi tes atau tingkat diskriminatif tes. Daya
pembeda tes merupakan kemampuan sebuah tes untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan sifat/faktor
tertentu yang terdapat pada siswa yang satu dengan yang lain.
(Bisa melihat misalnya faktor ini sia mempengaruhinya di sini berbeda denganb)
 4. Tingkat Kesulitan Tes

Tingkat kesulitan tes perlu diperhatikan jika ingin menyusun sebuah tes yang berkualitas. Pertanyaan-
pertanyaan dirumuskan sesuai dengan taraf kemampuan siswa untuk menjawabnya. Guru harus pandai
mengira, agar tes yang dibuat tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit (sukar).
(misalnya kita nenbuat angjet namun masih banyak anak yang ertanya berarti angketnya tjdak
memneuhi syarat)
 5.      Objektivitas

Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Lawan dari objektif adalah subjektif,
artinya terdapat unsur pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila
dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi.
 (jangan memiliki penaian secara subjekgif saat melalukakn tes misalnya dengan subjektif ini hendak
 6.      Praktikabilitas
Tes yang praktis adalah tes yang :
1) Mudah dilaksanakan
2) Mudah pemeriksaannya
3) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas, sehingga dapat
diberikan/diawali oleh orang lain.
 7.      Ekonomis

Adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan


ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
 (Disesuaikan dengan pertanyaan berapa)
Prinsip dasar Tes
 Dasar perimbangan awal untuk jenis tes yang digunakan
adalah menentukan terlebih dahulu untuk apa tes itu
digunakan, apakah digunakan untuk mengukur
kepribadian, intelegensi bakat dan minat. Setelah
menentukan tujuan tes maka kita dapat menentukan tes
yang akan digunakan.
 Misalnya: seorang guru pembimbing ingin mengetahui
intelegensi siswanya, maka tes yang digunakan adalah
tes intelegensi. Jadi prinsip dasar tes adalah tes yang
dilakukan sesuai dengan tujuan
Tes Intelegensi
 Intelegensi : Menurut David Wchsler inteligensi
adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif.
CFIT DIKEMBANGKAN CATTELL
 Memiliki nama asli : 
Culture Fair Test (CFIT) Scale 2 and 3 From A and
From B
 CFIT dikembangkan oleh R.B Cattell (1920),
direvisi 1949, dan digunakan sampai sekarang. Di
Australia dikembangkan normanya tahun 1973,
dan di UM dikembangkan normanya tahun 2005
 CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu
cara yang direncanakan untuk mengurangi
pengaruh:
O Kecakapan verbal,
O Iklim kebudayaan dan
O Tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara,
1989)
 Alasan: perbedaan kebudayaan dapat
mempengaruhi performance test (hasil)  sehingga
dikembangkan tes yang adil budaya (culture fair)
antara lain CFIT.
  Bentuk alat tes yang tersedia:Buku soal dan
lembar jawaban yang terpisah.  Aspek yang diukur
dalam tes:Tes ini mengukur faktor kemampuan
mental umum (g-factor).
MACAM SKALA CFIT DAN
SUB-TESNYA
 Ada 3 skala CFIT:
 skala 1 (1 form, 8 subtes) dirancang untuk usia 4
sampai 8 tahun. Skala ini juga dapat dipergunakan
bagi usia yang lebih tua yang cacat mental.
 Skala 2 (2 form A & B, @ 4 subtes) dirancang
untuk usia 8 sampai 13 tahun dan usia dewasa yang
kecerdasannya rata-rata (average adults).
 Skala 3 (2 form A & B, @ 4 subtes) dirancang
untuk usia 10 sampai 16 dan usia dewasa yang
superior (superior adults)
SUB TES CFIT Skala 3
 SERIES COMPLETION
 3 contoh dan 13 item, waktu 3 menit
 CLASSIFICATION
 2 contoh dan 14 item, waktu 4 menit
 MATRIX COMPLETION
 3 contoh dan 13 item, waktu 3 menit
 CONDITIONS (TOPOLOGY)
 3 contoh dan 10 item, waktu 2 ½ menit
Tes Bakat
 Differential Aptitude Test (DAT)
• Tes ini disusun oleh George K. Bennet, Harold
G.Seashore, & Alexander G.Wesman.
• Latarbelakang munculnya tes ini adalah :
Hal tsb diltrbelakangi dg kesadaran dari para ahli psikologi
bhw kemampuan mental tdk hanya terdiri dari satu faktor
saja melainkan bnyk faktor. Shg dibutuhkan suatu tes yg dpt
mengukur bermacam-macam faktor dg beberapa skor sesuai
kemampuan yg diukur.
• Tujuan Tes ini : unt konseling/penjurusan & seleksi
pekerjaan
Perangkat Tes Bakat terdiri atas:
Berpikir Verbal (Verbal Reasoning)
Kemampuan Numerikal (Numerical Ability)
Berpikir Abstrak (Abstract Reasoning)
Berpikir Mekanik (Meechanical Reasoning)
Relasi Ruang (Space Relations)
Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (Clerical
Speed dan Accuracy)
Pemakaian Bahasa I (Language Usage I)
Pemakaian Bahasa II (Language Usage II)
Semua sub tes bakat, kecuali KKK: Power Test.
Gabungan Verbal dan Numerikal = Skolastik
Jumlah soal dan waktu yang diperlukan:
SUB TES BUTIR WAKT
U
Berpikir Verbal (Verbal Reasoning), 50 25
Kemampuan Numerikal (Numerical Ability), 40 35
Berpikir Abstrak (Abstract Reasoning), 50 25

Berpikir Mekanik (Mechanical Reasoning), 68 30

Relasi Ruang (Space Relations), 60 25

Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (Clerical 100 3


Speed and Accuracy)
Pemakaian Bahasa I (Language Usage I), 100 10

Pemakaian Bahasa II (Language Usage II). 95 25


Berpikir verbal
 Mengerti ide-ide dan konsep-konsep dalam kata-kata
 Berpikir dan memecahkan masalah dalam kata-kata
 Penting dalam kegiatan pengajaran: akademik maupun
non-akademik
 Prediktor yang baik untuk tugas-tugas sekolah
 Kemampuan verbal tinggi berhasil di sekolah dan
perguruan tinggi
 Pekerjaan: pramuniaga, pramuwisata, pemasaran,
petugas pengaduan, dsb. yang menuntut kemampuan
Verbal
 Skor rendah: tugas-tugas administrasi kantor, bagian
produksi; bukan kepala manajer
Berpikir numerikal
 Mengerti ide-ide dan konsep-konsep dalam angka-angka
 Berpikir dan pecahkan masalah dalam angka-angka
 Penting dalam mata pelajaran: matematika, ilmu alam, kimia
dan sejenisnya
 Skor tinggi cocok di kantor dagang, perusahaan, toko- toko
 hitungan/angka-angka
 Prediktor baik untuk mata pelajaran di sekolah lanjutan dan
perguruan tinggi dan tugas-tugas akademik
 Skor di atas rata-rata  Akademi/perguruan tinggi
 Jurusan-jurusan matematika, ilmu alam, kimia, teknik 
persentil ± 65 ke atas
 Pekerjaan: laboratorium, pembukuan, statistik, lain-lain
hitung-menghitung
SKOLASTIK
 Gabungan Verbal dan Numerikal
 Kemampuan selesaikan tugas-tugas skolastik, mata
pelajaran, persiapan akademik
 Prediktor yang baik tentang kemampuan skolastik
 PP 75 ke atas, mampu di perguruan tinggi
 PP sedang, pertimbangkan minat dan usaha atau
Akademi, vokasional, kursus dan pelatihan
 Petunjuk terhadap kemampuan khusus pekerjaan:
tanggungjawab dan pembuatan keputusan
Berpikir Abstrak
 Mengerti ide-ide dan konsep-konsep bukan kata-
kata dan angka-angka
 Pemecahan masalah tidak berupa kata-kata dan
angka-angka
 Gunakan diagram, pola, “blue print”, disajikan:
ukuran, bentuk, posisi, besarnya atau bentuk lain
 Pekerjaan: montir, ahli ilmu kimia, ahli ilmu alam,
ahli biologi, teknik
 Perlu prosedur dengan MEK dan RR meramalkan
keberhasilan pekerjaan: permesinan, teknik dan
perindustrian
Berpikir mekanik
 Memahami prinsip-prinsip umum IPA
 Mengerti tata kerja yang dalam perkakas sederhana, mesin,
peralatan lain
 Skor tinggi: unggul daripada kebanyakan orang dalam
mengkonstruksi, menjalankan, perbaiki perkakas rumit
 Skor tinggi merupakan bukti adanya kemampuan khusus
(bakat)
 Skor Mekanik tinggi, tapi Verbal dan Numerikal rendah;
kejuruan teknik, pravokasional, pelatihan lain teknik
 Skor rendah: rajin
 Anak perempuan: rendah dalam Mekanik dan Relasi Ruang
Tes Relasi Ruang
Memvisualisasikan, mengamati atau membentuk gambar-
gambar mental dari objek
Melihat pada rengrengan dua dimensi
Berpikir dalam tiga dimensi
Lebih mudah dalam tugas matematika, geometri
Orang yang rendah Relasi Ruangnya, melihat objek
sebagai gambar datar tidak bermakna
Orang yang tinggi Relasi Ruangnya, melihat dari macam-
macam segi
Skor tinggi: untuk pekerjaan perancangan,
pengkonstruksian, pakaian, mesin, gedung,
seni/dekorasi, masinis, dokter gigi, ahli bedah, dsb.
Tes Kecepatan ketelitian Klerikal
Seberapa cepat dan teliti
Tugas tulis-menulis, pembukuan, ramu-meramu
Perlu di kantor-kantor, buku-buku, map-map
pencatatan
Membandingkan, menandai, mengecek dan
mencocokkan
Tuntut kerja cepat dan cermat
Tidak seberapa diperlukan dalam mata pelajaran di
sekolah
Semua skor tinggi kecuali KKK  tidak bekerja
secepat yang dia mampu

Anda mungkin juga menyukai