Anda di halaman 1dari 7

BAB II

Cabang Cabang Iman

Lisan Perbuatan
Hati

Anggota :
Aisyah Namila Az Zahra (06)
Ayunita Tri Ambarwati (09)
Dewi Handayani (17)
Intan Putri Agustina (32)
A.Tawadhu dan Menghormati yang lebih tua
Tawadhu adalah ketundukan dan rendah hati. Asal katanya berasal dari Tawaadha'atil ardhu
yang berarti tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilingnya. Memiliki sifat tawadhu
berarti merasa diri kita orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan.
Contoh perilaku Tawadhu : Tidak menyombongkan jabatan pangkat, ilmu, bahkan
kekayaannya terhadap orang lain. Berteman terhadap siapa saja tanpa memandang derajatnya.
“Nabi SAW bersabda: 'Barang siapa yang tawadhu' (rendah hati) karena Allah, maka Allah
akan mengangkat (derajat) nya (di dunia dan akhirat). Dan siapa yang sombong maka Allah
akan merendahkannya.” (HR Imam Ibnu Mandah dan Imam Abu Nu'aim).

Sikap menghormati merupakan sikap santun dan lembut untuk orang lain yang lebih tua.
Orang yang lebih tua yakni orang yang usianya lebih tua, dan orang yang di tuakan dapat
dilihat dari jabatannya.
Cara menghormati orang tua lewat tindakan sehari-hari:
1. Meluangkan waktu untuk orangtua.
2. Sampaikan rasa terima kasih ke orangtua.
3. Rayakan momen penting bersama orangtua.
4. Tidak berbicara dengan nada tinggi.
5. Meminta maaf saat melakukan kesalahan.
6. Bersikap terbuka dengan orangtua.
7. Jangan menghakimi orangtua.

Imam Tirmidzi meriwayatkan hadis hasan gharib dari Anas r.a. bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Pemuda yang menghormati orang tua karena melihat umurnya, Allah akan
mengirimkan orang yang menghormatinya di usia seperti itu.”

B.Kasih sayang termasuk mencintai anak-anak kecil


Rasulullah SAW adalah teladan bagi seluruh umat manusia. Sikapnya terhadap
anak-anak selalu penuh kasih dan penyayang. Keterlibatannya dalam permainan
anak-anak menunjukkan kepada kita betapa pentingnya bermain dengan anak-
anak.Beliau akan bersenang-senang dengan anak-anak yang telah kembali dari
Abyssinia dan mencoba berbicara dalam bahasa Abyssinia. Itu merupakan
tindakannya dalam memberikan tumpangan pada untanya kepada anak-anak
ketika dia kembali dari perjalanan

“Saya pergi bersama Rasulullah SAW pada suatu waktu di siang hari tetapi dia
tidak berbicara dengan saya dan saya tidak berbicara dengannya sampai dia
mencapai Pasar Banu Qainuqa`. Dia kembali ke tenda Fatimah dan berkata,
“Apakah orang kecil (artinya Al-Hasan) di sana?” Kami mendapat kesan ibunya
telah menahannya untuk memandikan dan mendandaninya dan menghiasinya
dengan karangan bunga manis.
Rasulullah saw telah memberikan contoh kepada kita bagaimana mengasuh
anak-anak. Yaitu pola asuh yang didasari kasih sayang dan kelemahlembutan.
Anak diasuh bukan dengan perilaku maupun kata-kata kasar yang mencederai
harga dirinya.

C.Ridha dengan takdir Allah Swt.


Ridha adalah lapangnya dada dan keleluasaannya menerima takdir. Dia sama sekali tidak
memiliki keinginan agar musibah itu lenyap -sekalipun inderanya memang merasakan
kepedihan musibah itu. -Akan tetapi perasaan ridha semakin membantu hatinya untuk
bertambah yakin dan semakin mengenal Allah. Namun jika keridhaannya telah kuat, maka
rasa sakit akibat musibah yang dideritanya akan hilang tanpa tersisa.

At-Turmudzi telah meriwayatkan dari hadits Anas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
“Sesungguhnya jika Allah mencintai sebuah kaum maka Dia akan menimpakan musibah
pada mereka. Barangsiapa yang ridha, maka dia (akan mendapatkan) keridhaan (Allah). Dan
barangsiapa tidak ridha maka dia (akan mendapatkan) murka (Allah).”

D.Tawakkal
Kata tawakal berasal dari bahasa Arab dengan kata dasarnya, 'wakilun'. Dalam kamus-kamus
bahasa, seperti kamus Al-Munjid disebutkan, kata wakil/wakilun diartikan sebagai
menyerahkan, membiarkan, serta merasa cukup.
Keutamaan Tawakal :
1. Memperoleh kecukupan dari Allah
Bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap
sesuatu."
2. Meningkatkan keimanan
Hal ini seperti yang tercantum dalam surah Al Maidah ayat 23 yang berbunyi:
"Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat
oleh Allah, 'Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya
niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-
orang beriman'."

3. Mendapatkan kebaikan dunia akhirat


Hal ini seperti yang difirmankan Allah Swt. dalam surah Nahl ayat 41-42 yang artinya
berbunyi:
"Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan
memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih
besar, sekiranya mereka mengetahui, (yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan
mereka bertawakal."

4. Terhindar dari godaan setan


Keutamaan lain dari bertawakal adalah membuat seorang Muslim terhindar dari godaan
setan. Sebab, Allah Swt. tidak akan membiarkan setan mendekati manusia yang beriman dan
berserah kepada-Nya.

Keutamaan ini terdapat dalam surah An Nahl ayat 99 yang artinya berbunyi:
"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal
kepada Tuhan."

Apabila dilihat dari segi objeknya, tawakal dibagi menjadi dua macam, yakni:
1. Tawakal kepada Allah Swt. semata
Tawakal kepada Allah Swt. semata adalah menyerahkan diri dan segala urusan hanya
kepada Allah Swt. Perintah tawakal dapat ditemui di beberapa ayat dalam Al-Quran. Satu di
antaranya terdapat di dalam QS. At-Taubah:51. Menurut ayat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa iman akan menjadi sempurna apabila tawakal hanya dilakukan kepada Allah Swt.
2. Tawakal kepada selain Allah Swt.
Tawakal kepada selain Allah Swt. dibagi menjadi dua macam:.
a. Tawakal kepada selain Allah dalam hal-hal yang menjadi urusan Allah Swt. Contohnya
adalah menyerahkan urusan rezeki dan pertolongan kepada arwah para kiai yang sudah wafat
dan patung berhala. Hukum dari tawakal tersebut adalah haram.
b. Tawakal kepada selain Allah Swt. dalam hal-hal yang termasuk urusan manusia.
Contohnya adalah menyerahkan masalah keamanan, perekonomian, dan kesehatan kepada
orang lain tanpa mengaitkannya kepada Allah Swt.

Contoh tawakal yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:


- Selalu bersyukur jika mendapatkan nikmat dari Allah Swt. dan bersabar apabila
mendapatkan musibah.
- Selalu berdoa dan menyerahkan diri atas apa yang kita usahakan sebelumnya.
- Selalu berprasangka baik terhadap Allah Swt. atas kejadian atau apa yang kita terima.
- Tidak berkeluh kesah dan gelisah ketika berusaha dan berikhtiar.
- Menyerahkan segala sesuatu hal terhadap Allah Swt. setelah berusaha keras.

E. Meningkatkan Sifat takabur dan menyombongkan diri


Takabur adalah sikap mental dan perbuatan yang merasa dirinya lebih besar, lebih tinggi,
lebih pandai, atau lebih segalanya dan memandang orang lain lebih rendah. Seseorang yang
memiliki sikap dan perbuatan takabur atau sombong adalah mutakabbir.

"Tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat rasa takabur atau
sombong meskipun hanya sekecil biji sawi." [HR. Muslim dari Abdullah bin Mas'ud].
Artinya: Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, "Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan sombong
adalah selendang-Ku

Jenis takabur dibagi menjadi 2 yaitu:


-Takabur Batin dan Takabur Lahir.
a.Takabur batin adalah sifat dalam jiwa yang tidak terlihat dan melehat dalam hati. Seperti
sifat merasa besar dan lebih pandai.
b.Takabur lahir adalah perbuatan dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti merendahkan
atau menyepelekan orang lain Takabur lahir sebenarnya merupakan perwujudan dari takabur
batin.
Ciri ciri takabur:
1.Suka memuji diri sendiri
2.Meremehkan orang lain
3.Mencela atau menghina orang
4.Suka membesar besarkan kesalahan orang lain meski hanya kesalahan sepele.
F. Tidak dengki dan Iri hati
Dengki atau hasad dapat diartikan sebagai kebencian terhadap nikmat yang ada pada diri
orang lain dan berharap agar nikmat tersebut hilang dari orang tersebut.

“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling memutuskan hubungan,


janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling memperdaya, dan jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ciri ciri sifat dengki adalah:
1.Tidak senang jika melihat orang lain senang.
2.Selalu ingin tau apa yang orang lain kerjakan.
3.Melakukan sesuatu yang membuat orang lain gagal.
4.Tidak mau mengaku prestasi atau pencapaian orang lain.
5.Suka mencari kesalahan orang lain.

Contoh sifat dengki adalah:


1.Tidak mensyukuri nikmat yang Allah swt berikan.
2.Tidak senang terhadap kesuksesan/keberhasilan seseorang.
3.Senang jika seseorang menderita (kesusahan)
4.Timbul perasaan untuk mencelakakan orang lain, karena ingin lebih unggul dari orang lain.

G.Rasa Malu
Malu adalah sifat atau perasaan yang membentangi seseorang dari melakukan yang rendah
atau kurang sopan.

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya diantara yang didapat


manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah: 'Jika engkau tidak malu, berbuatlah
sesukamu. '" (HR. Bukhari No. 3483).
Tiga macam malu:
1.Malu kepada diri sendiri
2.Malu kepada manusia
3.Malu kepada allah
Contoh sikap malu:
1.Malu bila tidak sholat
2.Malu apabila berlaku maksiat
3.Malu bila tidak jujur dengan lisan dan perbuatan.
4.Malu bila berkata kasar dan suka berbuat onar.
5.Malu jika tidak ikut membantu orang yang sedang membutuhkan bantuan.

H.Tidak Mudah Marah


Marah adalah emosi yang dirasakan ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai
keinginannya. Serta marah adalah perbuatan yang dilarang karena dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain.

Sabda beliau, "Janganlah engkau mudah marah." (HR Bukhari). Artinya: "Jangan kamu
marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani). Rasulullah SAW bersabda: ‫ِإ َذا‬
ْ ‫ب َأ َح ُد ُك ْم فَ ْليَ ْس ُك‬
‫ت‬ َ ‫َض‬
ِ ‫غ‬.
Tipe marah:
1.Tipe pertama adalah pasif-agresif
2.Tipe ke dua adalah agresif terbuka
3. Tipe ke tiga adalah tipe asertif.

Contoh sikap tidak mudah marah:


1.Dapat mengendalika diri sendiri agar tidak mudah tersulut emosi.
2.Tidak marah sebelum mendengarkan penjelasan.
3.Selalu berfikir positif kepada orang lain sehingga tidak menimbulkan marah atau emosi.

I. Tidak menipu, tidak suudzan dan tidak merencanakan


keburukan kepada siapapun

J. Menanggalkan kecintaan kepada dunia, termasuk cinta


harta dan jabatan

Anda mungkin juga menyukai