Anda di halaman 1dari 4

MICHAEL ALESSANDRO KEVIN WIBOWO

E13.2021.00188

TUGAS 1

FISIKA MEDIS E13301 (KELAS RABU PAGI)

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

2022/2023
MATA MANUSIA

Perlu diingat kembali bahwa terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung (positif;
konveks; memfokuskan berkas cahaya) dan lensa cekung (negatif; konkaf; menyebarkan
berkas cahaya). Aplikasi lensa dalam organ tubuh manusia adalah mata.

Gambar 1 Bagian-Bagian Mata

Bagian depan mata memiliki selapun bening yang disebut sebagai kornea yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata. Cairan kornea atau bisa disebut
aqueous humor berfungsi sebagai “medan bias” cahaya karena kornea hanya bisa
menembuskan cahaya untuk masuk ke mata dan tidak bisa memberikan efek pembiasan secara
signifikan. Lubang masuk cahaya sering disebut pupil dan ukuran pupil ini diatur oleh iris. Iris
juga memberikan warna pada mata sehingga beberapa warna dapat muncul dari tiap individu
(hitam, cokelat, biru, hijau, dll.). Pupil akan membesar jika individu berada di ruang gelap dan
akan mengecil jika berada di ruang terangTepat di belakang pupil, ada lensa bikonveks
(cembung-cembung) bening dengan tujuan utama memfokuskan cahaya agar jatuh di titik yang
tepat agar mata bisa melihat. Lensa mata digerakkan oleh otot siliaris untuk mengatur ketebalan
lensa mata. Cahaya yang melalui lensa akan dibantu pembiasannya dengan vitreous humor.
Berkas cahaya yang masuk harus jatuh tepat di fovea sentralis atau lebih spesifik, bintik kuning
(macula lutea) di retina. Bayangan yang tampak akan memiliki sifat nyata, terbalik, dan
diperkecil. Bayangan ini akan dihantarkan oleh saraf optik berupa impuls sensorik ke lobus
oksipital (bagian belakang otak besar). Saat tiba di lobus oksipital tersebut, bayangan benda
tersebut akan terlihat menjadi persepsi.

Saat melihat objek dengan jarak yang jauh, lensa mata akan menjadi lebih tipis. Begitu
pula sebaliknya dengan benda dekat, lensa mata akan menjadi lebih tebal untuk memfokuskan
bayangan untuk jatuh ke bintik kuning. Kemampuan lensa yang mampu mengatur
ketebalannya disebut daya akomodasi mata. Jarak terdekat suatu benda agar dapat dilihat oleh
mata normal (emetropi) secara jelas adalah 25 cm dengan jarak terjauh adalah tak terhingga.
Seiring bertambahnya usia, mata akan mengalami kelemahan dalam penglihatan sehingga
mengakibatkan gangguan yang sering kita sebut sebagai kerabunan. Terdapat empat gangguan
mata yang umum, yaitu hipermetropi (rabun dekat), miopi (rabun jauh), presbiopi (rabun tua),
dan astigmatisma (rabun silinder).

Gambar 2 Perbedaan Bentuk Mata Penderita Miopi, Hipermetropi, dan Emetropi

Hipermetropi terjadi karena lensa mata yang tetap menebal sehingga memaksakan mata
untuk menyempit dan membuat bayangan jatuh di belakang retina. Hal ini membuat objek pada
jarak dekat tidak terlihat jelas sehingga bisa diatasi dengan penggunaan lensa cembung untuk
memfokuskan cahaya sehingga bisa jatuh tepat di bintik kuning. Miopi terjadi karena lensa
mata yang tetap menipis (memanjang) sehingga memaksakan mata untuk menebal dan
membuat bayangan jatuh di depan retina. Hal ini membuat objek pada jarak jauh tidak terlihat
jelas sehingga bisa diatasi dengan penggunaan lensa cekung untuk menyebarkan cahaya
sehingga bisa jatuh tepat di bintik kuning. Presbiopia umumnya dijumpai pada lansia karena
melemahnya fungsi otot siliaris mata atau menurunnya kelenturan lensa mata sehingga
membuat titik dekat mata menjadi lebih besar dan titik jauh menjadi lebih kecil. Hal ini bisa
diatsi dengan lensa cembung cekung sehingga bisa membantu melihat benda di jarak yang jauh
dan dekat secara bersamaan. Astigmatisma membuat bayangan benda yang terlihat seolah-olah
menjadi lebih banyak. Hal ini bisa diatasi dengan penggunaan lensa silindris pada kacamata.

Gambar 3 Perbedaan Bayangan pada Mata Penderita Miopi (Near-Sighted), Hipermetropi


(Far-Sighted), dan Astigmatisma

Anda mungkin juga menyukai