Data Pengusul
Pengusul Nama Daffa Mustafaro Irfansyach Jabatan Mahasiswa
Tanggal Tanda Tangan
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 1 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
DAFTAR ISI
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 2 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Catatan Sejarah Perbaikan Dokumen
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 3 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Rancang Bangun Instrumen USG Mini untuk Pra-Diagnosis Glukoma
Berbasis Image Processing
b. Untuk memberikan analisis dari berbagai aspek untuk memastikan bahwa produk
pada tugas akhir yang dibuat layak untuk dikerjakan dan direalisasikan
1.3 Referensi
[1] I. G. S. W. Widharma, I. P. Aryawan, K. D. Sukariawan, G. R. T. Wiguna, and I. P.
F. Astika, “Sistem Kendali Analog Sensor Suhu Dalam Prototipe Sistem Telemetri,”
2020. Accessed: Nov. 24, 2020. [Online]. Available:
https://www.researchgate.net/publication/346260352
[2] A. Priambodo, “Pengembangan Alat Elektrolisis H2O dengan Sensor Ultrasonik
Hysrf untuk Memonitoring Selisih Ketinggian Permukaan Air,” 2022.
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 4 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
2 Konsep Sistem
• Deskripsi sistem : menjelaskan tentang cara kerja sistem alat ini secara
umum.
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 5 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Gambar 3.1. Arsitektur Utama Sistem
Pada gambar 3.1 arsitektur utama sistem adalah Gambaran global dari proyek ini
atau rancang bangun dari alat deteksi glaukoma ini menggunakan transduser sebagai sensor,
transmitter sebagai pengirim sinyal, receiver sebagai penerima sinyal, dan mikrokontroler
Arduino Nano sebagai kontrol dari alat. Arduino Nano akan diprogram untuk mentransfer
data sampel ke PC atau laptop untuk dilakukan proses pengolahan sinyal dan pengolahan
citra menggunakan software. Data yang diperoleh merupakan hasil pengukuran dari pasien
dengan kondisi mata glaukoma dan mata normal. Desain utama sistem ini sangat penting
untuk menggambarkan keseluruhan alat, mulai dari mendapatkan inputan hingga
menghasilkan output, serta menjelaskan proses yang terjadi selama proses tersebut.
Pada gambar arsitektur utama sistem, langkah dimulai dari transduser yang
berfungsi sebagai sensor. Transduser dapat didefinisikan sebagai perangkat yang dapat
mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi yang lain. Pada proyek ini, transduser
digunakan untuk mengubah sinyal suara menjadi energi listrik (gelombang ultrasonik).
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara yang merupakan gelombang tekanan
dengan energi rendah yang tidak mampu mengionisasi molekul. Frekuensi yang digunakan
pada transduser dalam proyek ini adalah 5 MHz. Transmitter dan receiver berperan sebagai
pengirim data dan penerima data. Data yang dikirim adalah data PPM (Pulse Position
Modulation) atau PCM (Pulse Code Modulation). Transmitter berfungsi sebagai pemancar
setelah transduser, sedangkan receiver berfungsi sebagai penerima informasi atau sinyal
listrik yang berasal dari sinyal suara yang diteruskan oleh transduser. Mikrokontroler yang
digunakan dalam sistem ini adalah Arduino Nano. Arduino Nano merupakan papan
mikrokontroler yang kompak dan dapat diprogram. Arduino Nano akan mengirimkan hasil
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 6 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
data sampel ke PC atau laptop untuk dilakukan dua proses pengolahan, yaitu pengolahan
sinyal dan pengolahan citra.
Pada gambar 3.2 Arsitektur hardware dari alat deteksi glaukoma ini terdiri dari
beberapa komponen utama yang saling terhubung secara sistematis. Transduser digunakan
sebagai sensor untuk mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik atau gelombang
ultrasonik dengan frekuensi 5 MHz. Transmitter berfungsi sebagai pemancar sinyal yang
diterima oleh transduser, sedangkan receiver bertugas sebagai penerima sinyal listrik yang
dihasilkan oleh transduser. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Nano, sebuah
papan mikrokontroler yang kompak dan dapat diprogram. Arduino Nano bertanggung jawab
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 7 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
dalam mengendalikan proses pengambilan data dan mentransfernya ke PC atau laptop untuk
dilakukan pengolahan lebih lanjut. Arduino Nano memiliki kemampuan untuk
menghubungkan alat deteksi glaukoma dengan PC atau laptop melalui koneksi yang
tersedia.
Pada gambar 3.3 diatas yang merupakan bagian arsitektur pengambilan data adalah
dimulai dari pengambilan data ADC kemudian mengubahnya menjadi citra. Arsitektur
Pengambilan Data dalam sistem deteksi glaukoma ini melibatkan beberapa langkah penting
yang memastikan data yang akurat dan representatif diambil dari pasien. Proses
pengambilan data dimulai dengan penggunaan transduser sebagai sensor untuk mengubah
sinyal suara menjadi sinyal listrik atau gelombang ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh
transduser kemudian diteruskan melalui transmitter dan diterima oleh receiver. Transmitter
berfungsi sebagai pemancar sinyal, sedangkan receiver berperan sebagai penerima sinyal
listrik yang dihasilkan oleh transduser. Sinyal listrik yang diterima oleh receiver adalah
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 8 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
representasi dari data pengukuran yang diambil dari pasien dengan kondisi mata glaukoma
dan mata normal.
Data sinyal listrik yang diperoleh selanjutnya akan diproses untuk menghasilkan
citra yang dapat digunakan dalam analisis. Proses konversi dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝐴
𝐵=
1024𝑥225
Dalam rumus tersebut, A merupakan pembacaan data ADC pada Ms. Excel
persepuluh baris, sedangkan B adalah hasil konversi yang merupakan citra grayscale. Proses
konversi tersebut mengubah data sinyal menjadi citra dengan ukuran 1024x225 pixel.
Dengan arsitektur pengambilan data yang terstruktur ini, sistem dapat memperoleh
data yang akurat dari pasien melalui transduser dan mengubahnya menjadi citra
menggunakan rumus konversi yang sesuai. Data citra inilah yang selanjutnya akan
digunakan dalam proses pengolahan dan analisis lebih lanjut untuk deteksi penyakit
glaukoma.
Tahap pertama dalam momen invariant adalah ekstraksi ciri dari citra yang ingin
dianalisis. Pada tahap ini, citra diolah untuk meningkatkan informasi objek yang diinginkan.
Selanjutnya, momen dari citra dihitung dengan menggunakan rumus momen orde-n
terhadap x dan y (𝑚𝑝𝑞 = ∑( 𝑥 𝑝 × 𝑦 𝑞 × 𝐼(𝑥, 𝑦))) serta momen nol-nol
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 9 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
𝑚00 = ∑( 𝐼(𝑥, 𝑦))
Momen 𝑚00 merupakan momen nol-nol, yang merupakan jumlah seluruh intensitas
piksel dalam citra, sedangkan momen 𝑚𝑝𝑞 mewakili momen orde-n dari distribusi piksel
dalam citra.
Central moments ini mencerminkan sifat geometris dari objek dalam citra dan
menjadi dasar perhitungan momen invariant. Momen invariant kemudian dihitung dengan
menggunakan persamaan momen invariant, yaitu :
𝑚𝑖𝑢𝑝𝑞
𝑒𝑡𝑎𝑝𝑞 =
𝑚00 (1+(𝑝+𝑞)⁄2)
Nilai-nilai 𝑒𝑡𝑎𝑝𝑞 ini membentuk 7 vektor ciri (phi) yang mencakup informasi
penting tentang karakteristik spasial objek pada citra, dengan rumus sebagai berikut :
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 10 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Vektor ciri (phi) ini menyimpan nilai-nilai momen invariant yang tidak berubah
terhadap transformasi geometris, sehingga memberikan pendekatan yang kuat dalam
analisis citra.
1
𝑣𝑎𝑟(𝑥 ) = σ2 = ( ) ∑(𝑧𝑖𝑗 − 𝜇𝑗)2
𝑛
di mana 𝝈 adalah varians, n adalah jumlah data, ∑ adalah penjumlahan, 𝒛̃𝒊𝒋 adalah
nilai observasi ke-i dari variabel x, dan µ𝒋 adalah rata-rata sampel dari variabel x dan rumus
untuk menghitung matriks kovarian Cov (x,y) adalah sebagai berikut:
1
𝑐𝑜𝑣(𝑥, 𝑦) = ( ) ∑(𝑥𝑖𝑗 − 𝜇𝑥𝑗)(𝑦𝑖𝑗 − 𝜇𝑦𝑗)
𝑛−1
di mana Cov (x,y) adalah matriks kovarian, n adalah jumlah data, ∑ adalah
penjumlahan, 𝒙𝒊𝒋 adalah nilai observasi ke-i dari variabel x, µ𝒙𝒋 adalah rata-rata sampel
dari variabel x, 𝒚𝒊𝒋 adalah nilai observasi ke-i dari variabel y, dan µ𝒚𝒋 adalah rata-rata
sampel dari variabel y. langkah berikutnya dalam metode PCA adalah mencari eigenvalues
dan eigenvector dari matriks kovarian yang telah diperoleh. Nilai eigen dan vektor eigen
untuk matriks kovarian dihitung menggunakan rumus eigenvalue decomposition (EVD)
berikut:
𝐴𝑋 = 𝑋𝐷
Dari nilai eigen dan vektor eigen yang diperoleh, nilai proporsi Principal Component
(PC) dapat ditentukan. Nilai proporsi PC menggambarkan persentase kontribusi masing-
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 11 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
masing komponen utama terhadap variabilitas data. Rumus untuk menghitung nilai proporsi
PC adalah sebagai berikut:
𝐴𝑥 = 𝜆𝑥
1
𝑢𝑖𝑗 = 2
‖𝑥 − 𝑣𝑗 ‖ (𝑚−1)
∑𝑒𝑘=1 ( 𝑖 )
‖𝑥𝑖 − 𝑣𝑘 ‖
Dalam rumus tersebut, 𝑢𝑖𝑗 menyatakan tingkat keanggotaan data 𝑥𝑖 dalam kluster
𝑣𝑗 , di mana c mengindikasikan jumlah kluster yang diinginkan dalam proses
pengelompokan. Selanjutnya, FCM menggunakan perhitungan iteratif untuk menghitung
tingkat keanggotaan dan memperbarui pusat kluster hingga mencapai konvergensi atau
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 12 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
batas iterasi tercapai. Hasil dari algoritma FCM adalah data citra yang telah dikelompokkan
ke dalam kluster berdasarkan tingkat keanggotaannya, yang selanjutnya dilakukan ekstraksi
ciri-ciri menggunakan Principal Component Analysis (PCA) sebelum menerapkan
algoritma FCM untuk pengelompokan data. Proses ini akan terus berulang secara iteratif
hingga mencapai konvergensi atau batas iterasi tercapai, membantu menemukan pembagian
kluster yang optimal berdasarkan tingkat keanggotaan data. Selain itu, hasil dari algoritma
ini akan dievaluasi melalui perhitungan akurasi untuk mengukur seberapa baik hasil
klasifikasi yang telah dilakukan, dengan menggunakan rumus akurasi sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
2.2 Analisis
2.2.1 Kriteria
Berikut merupakan kriteria yang akan digunakan untuk menganalisa konsep sistem :
Sampel yang digunakan adalah pasien dengan mata normal dan mata glukoma.
Proses pengambilan data sampel dilakukan selama 10 detik dengan menempelkan probe
pada kelopak mata dan bergerak secara horizontal. Proses tersebut menghasilkan sinyal
imput 10 baris data awal yang berupa sinyal digital.
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 13 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Pengolahan citra dilakukan dengan melakukan konversi sinyal ke citra kemudian
dioleh dengan momen invariant. Hasilnya dilakukan ekstraksi PCA kemudian klasifikasi
menggunakan metode FCM dan memisahkan kondisi mata normal dan mata glukoma. Hasil
klasifikasi kemudian dihitung akurasi untuk mengetahui kondisi yang benar.
Arduino nano digunakan untuk mengirimkan data yang diambil dari transduser ke
PC/laptop. Arduino nano memiliki keunggulan ukuran yang lebih kecil dibandingkan
arduino lainnya. Arduino nano juga dapat menyesuaikan tegangan dengan sensor atau
transduser yang digunakan yaitu 2.3 volt, sedangkan arduino nano memiliki tegangan 3.3
volt.
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 14 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
3 Desain Sistem
Proses desain dilakukan secara iteratif dan bertahap. Metode dekomposisi yang
digunakan adalah top-down, yaitu dari diagram blok level tinggi dipecah sampai diagram
blok terendah. Diagram blok Hardware berakhir pada rangkaian. Diagram blok software
berakhir dengan function call terendah berikut model perilakunya. Penentuan sub-blok dari
diagram sistem dilakukan dengan mempertimbangkan alternatif desain dan melakukan
trade-off untuk pilihan-pilihan yang ada. Untuk membantu dalam menentukan pilihan, dapat
dilakukan simulasi, prototyping, atau pengujian. Semua kegiatan yang dilakukan dalam
proses desain harus tercatat di dalam dokumen ini.
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 15 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
3.2.1 State diagram
Seperti pada gambar 3.5. state diagram, pengguana menyalakan alat sebelum
meakukan pemeriksaan, selanjutnya admin melakukan pengambilan data melalui
transduser di kelopak mata pasien. Data yang diperoleh kemudian dikirimkan ke PC/Laptop
dan dilakukan proses image processing sehingga didapatkan hasil deteksi dan proses selesai
dilakukan.
3.2.2 Flowchart
Berikut ini adalah flowchart dari keseluruhan sistem alat deteksi glaukoma:
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 16 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Gambar 3.6. Flowchart Sistem
Pada gambar 3.6. merupakan urutan dalam proses pengukuran menggunakan alat
deteksi mata glaucoma. Adapun modul yang digunakan sebagai sensor, yaitu transduser
untuk memancarkan gelombang ultrasonik pada kelopak mata seseorang. Kemudian data
dari transduser akan dikirim ke PC. Pada PC akan image processing sehingga didapatkan
hasil berupa klasifikasi untuk deteksi glaucoma pada mata seseorang. Kemudian program
selesai. Hasil masing-masing klasterisasi akan dibandingkan untuk kemudian dipilih hasil
yang paling akurat.
4 Pengujian Sistem
Pengujian dilakukan pada setiap sub-blok sistem. Pengujian bertujuan untuk
memastikan bahwa sub-blok bekerja/ berfungsi dengan baik
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 18 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 19 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
5 Jadwal Pengerjaan
Berikut merupakan jadwal pengerjaan dalam bentuk Gantt Chart :
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5
No Tahapan kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Diskusi tim
untuk
memahami
tujuan proyek
secara
menyeluruh
Tahap
1 Menyusun
Perencanaan
dokumen tujuan
proyek yang
jelas dan
terukur, serta
pembagian
tugas
Membuat
desain rinci alat
deteksi
glaukoma
Pembuatan
prototipe alat
deteksi
Tahap glaukoma
Desain dan Evaluasi dan
2
Pembuatan pengujian
Alat prototipe alat
deteksi
glaukoma
Revisi dan
penyempurnaan
alat
berdasarkan
hasil evaluasi
Persiapan dan
koordinasi
dengan klinik
atau puskesmas
terkait
Pembuatan
Ethical
Tahap
Clearance dan
3 Pengambilan
surat izin
Data Pasien
pengambilan
data
Pengambilan
data pasien
untuk
pembelajaran
pada alat
Tahap
Pengolahan
Pengolahan
citra dari data
4 Citra dan
pasien yang
Analisis
telah diambil
Data
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 20 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.
Bulan ke-6 Bulan ke-7 Bulan ke-8 Bulan ke-9
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analisis data
hasil pengolahan
citra dan
evaluasi
performa alat
Implementasi
alat deteksi
glaukoma di
klinik atau
puskesmas
terpilih
Pengujian dan
Tahap
evaluasi
5 Implementasi
penggunaan alat
dan Evaluasi
deteksi
glaukoma, serta
analisis data
Revisi dan
perbaikan alat
berdasarkan
hasil evaluasi
Menyusun
laporan proyek,
mencakup
deskripsi
proyek, tujuan,
metodologi,
hasil, dan
kesimpulan
Melakukan
Tahap revisi dan
6 Penyusunan perbaikan
Laporan laporan
berdasarkan
umpan balik dari
pembimbing dan
tim penguji
Menyelesaikan
laporan akhir
proyek dan
melakukan
finalisasi
Presentasi
proyek kepada
dosen
pembimbing dan
Tahap
tim penguji
Presentasi
7 Menyelesaikan
dan
detail terakhir
Penyelesaian
dan
menyerahkan
laporan akhir
proyek
Nomor Dokumen: E300-E13-III-00024 Nomor Revisi: 05 Tanggal: 6 juli 2023 Halaman 21 dari 21
© 2022 Prodi Teknik Biomedis-UDINUS. Pengungkapan dan penggunaan seluruh isi dokumen hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis Prodi
Teknik Biomedis – UDINUS. Jalan Nakula, No. 5-11 Semarang, 40132 Indonesia.