Anda di halaman 1dari 6

NASKAH TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/2023.2

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA4334
Tugas : 2
Penulis Soal/Institusi : Rini Subekti S.E, M.Sc/Universitas Terbuka
Penelaah Soal//Institusi : Andi Mulyana S.E, M.M/ Universitas Terbuka

Soal Sko
r
40
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN) mengembangkan analisis data dan visualisasi
keanekaragaman hayati seiring dengan banyak organisme,
tumbuhan, hewan, dan zat organik lainnya dapat ditemukan di
daratan dan perairan Indonesia.
Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) BRIN
Esa Prakasa, mengatakan pihaknya telah menggunakan produk
NVIDIA untuk menganalisis data keanekaragaman hayati
Indonesia.
"Perangkat Graphics Processing Unit (GPU) digunakan untuk
membuat model klasifikasi berbasis deep learning untuk
menganalisis citra dan kayu, plankton, teh, serta video profil
jalan raya, video aktivitas pergerakan tangan, dan data-data
lainnya," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta,
Senin.
GPU merupakan perangkat prosesor khusus yang didesain
untuk memproses data grafika. GPU memiliki kecepatan
pemrosesan data yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan
Central Processing Unit (CPU) biasa.
Hal ini karena GPU mempunyai arsitektur yang dirancang
khusus untuk pemrosesan data-data secara paralel.
Awal mula GPU dikembangkan adalah untuk meningkatkan
performa pemrosesan grafika, sehingga tampilan objek lebih
bagus dan realistis.
"Namun, saat ini pemanfaatan GPU telah meluas ke berbagai
bidang pemrosesan data lain, seperti algoritma data science,
machine learning, komputasi ilmiah, rendering, dan lain-lain,"
jelas Esa.
"Selain melakukan pengembangan sistem klasifikasi berbagai
objek keanekaragaman hayati, kami juga membutuhkan sistem
yang bisa memberikan pengalaman yang unik kepada
pengguna," imbuhnya.
Lebih lanjut Esa menyampaikan bahwa BRIN akan
mengembangkan sistem virtual yang memberikan pengalaman
kepada pengguna agar bisa berinteraksi dengan objek
keanekaragaman hayati.
"Kami memiliki pengalaman merancang dan mengembangkan
visualisasi jalur otonom, simulasi banjir dan tsunami 3D,
merekonstruksi profil 3D permukaan bumi, dan membuat
aplikasi web untuk tur virtual menggunakan gambar 360.
Pengalaman ini dapat membantu membangun sistem virtual
yang bisa menyajikan keanekaragaman hayati Indonesia," jelas
Esa.
Pengembangan sistem tersebut didukung oleh sumber daya
manusia periset PRSDI dan ketersediaan peralatan riset yang
ada di BRIN.
Pada 23 sampai 24 Februari 2023 lalu, Esa punya kesempatan
menghadiri International NVAITC Symposium yang
diselenggarakan di Politeknik Republik, Singapura.
Pertemuan itu merupakan wadah pertemuan antara periset dan
praktisi teknologi, yang membahas implementasi teknologi
NVIDIA pada kecerdasan buatan, big data, dan machine
learning.
"Melalui pertemuan itu ada beberapa potensi kerja sama yang
dapat dijalin, berdasarkan kekayaan alam biodiversitas
Indonesia yang luar biasa," pungkas Esa.

Sumber :
https://megapolitan.antaranews.com/berita/233445/brin-
kembangkan-analisis-data-dan-visualisasi-keanekaragaman-
hayati

Berdasarkan soal diatas, kemukakan pendapat saudara


mengenai kasus tersebut kaitkan dengan materi Modul 6 dan
atau modul 7!

Agar suatu sistem perusahaan dapat bekerja dengan efektif dan


efisien, metodologi pengembangan sistem perlu diperhatikan
dengan baik. Metode pengembangan sistem perusahaan yang
30
populer adalah metodologi pengembangan sistem terstruktur.
Jelaskan secara rinci metodologi pengembangan sistem
terstruktur !
Data Base System Management adalah paket perangkat lunak
yang digunakan untuk memanipulasi basis data. Bagaimanakah 30
DBMS yang baik itu?Jelaskan!
*) coret yang tidak perlu
Menyetujui, Tangerang Selatan, 10 Maret 2023
Ketua Program Studi Penelaah Penulis,

Dr. Ami Pujiwati, S.E, M.Si Andi Mulyana S.E, M.M Rini Subekti S.E, M.Sc
NIP. 197103192005012001 NIP.197405092001121001 NIP. 198909172022032007

No. 1

Menurut pendapat saya, Kasus pengembangan analisis data dan visualisasi keanekaragaman
hayati yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam artikel di atas dapat
dikaitkan dengan materi Modul 6 dan Modul 7 terkait dengan konsep sistem informasi dalam
berbagai bidang, Teknologi perangkat keras, teknologi perangkat lunak serta aplikasi teknologi
komputer yang menggunakan basis data sebagai komponen penting dalam sistem informasi
dalam menyediakan informasi bagi pemakai kemudian memanipulasinya dalam pengolahan data.
Berikut penjelasannya:

Dalam hal ini, BRIN menggunakan teknologi NVIDIA, khususnya Graphics Processing Unit
(GPU), untuk mengolah data dan membuat model klasifikasi berbasis deep learning dalam
menganalisis citra dan data lainnya terkait keanekaragaman hayati Indonesia. Teknologi GPU
tersebut merupakan salah satu contoh aplikasi teknologi informasi yang mampu meningkatkan
performa pemrosesan data secara paralel, sehingga dapat memproses data dengan kecepatan
yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan Central Processing Unit (CPU) biasa.
Selain itu, BRIN juga akan mengembangkan sistem virtual yang memberikan pengalaman
kepada pengguna agar bisa berinteraksi dengan objek keanekaragaman hayati. Pengembangan
sistem virtual tersebut juga terkait dengan aplikasi teknologi informasi, khususnya terkait dengan
pengembangan visualisasi jalur otonom, simulasi banjir dan tsunami 3D, merekonstruksi profil
3D permukaan bumi, dan membuat aplikasi web untuk tur virtual menggunakan gambar 360,
yang selaras dengan materi Modul 7 terkait dengan aplikasi penggunaan perangkat lunak basis
data serta teknologi informasi dalam bidang media dan hiburan.
Dalam pertemuan International NVAITC Symposium di Singapura, BRIN juga membahas
implementasi teknologi NVIDIA pada kecerdasan buatan, big data, dan machine learning yang
terkait dengan materi Modul 6 dan Modul 7 yaitu terkait dengan pengolahan data dan
penggunaan teknologi informasi dalam berbagai bidang.

Artikel tersebut membahas pengembangan analisis data dan visualisasi keanekaragaman hayati
oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Terkait dengan konsep sistem informasi,
pengembangan ini dapat berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data
keanekaragaman hayati menggunakan sistem informasi. Sistem informasi dapat membantu
mengorganisir dan mengelola data secara efisien, memungkinkan analisis yang lebih baik dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang keanekaragaman hayati.
Sementara itu, terkait dengan basis data, pengembangan analisis dan visualisasi keanekaragaman
hayati membutuhkan data dasar yang lengkap dan akurat. Basic data mencakup informasi
tentang spesies, habitat, distribusi geografis, dan atribut lainnya yang terkait dengan
keanekaragaman hayati. Dengan memiliki basic data yang baik, BRIN dapat menghasilkan
analisis dan visualisasi yang lebih informatif dan relevan mengenai keanekaragaman hayati di
Indonesia.

Secara keseluruhan, kaitannya dengan konsep sistem informasi adalah penggunaan sistem
informasi untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data keanekaragaman hayati,
sedangkan kaitannya dengan basis data adalah kebutuhan akan data dasar yang lengkap dan
akurat untuk melakukan analisis dan visualisasi yang baik.Dari penjelasan saya, dapat
disimpulkan bahwa artikel tersebut dapat dikaitkan dengan materi Modul 6 dan Modul 7 terkait
dengan pengolahan data dan penggunaan teknologi informasi dalam berbagai bidang.

Sumber : BMP EKMA4434 Modul 6 dan modul 7

No. 2

Metodologi pengembangan sistem terstruktur (structured approach) memberikan Beberapa cara


dan beberapa alat pengembangan sistem. Metodologi pengembangan sistem terstruktur
memberikan cara top down dan cara dekomposisi dalam pengembangan sistem informasi .
1. Cara top-down melibatkan pendekatan pemecahan masalah dari sudut pandang yang lebih
umum ke yang lebih spesifik. Dalam pengembangan sistem informasi, pendekatan ini dimulai
dengan identifikasi dan pemahaman masalah secara keseluruhan. Setelah itu, sistem dipecah
menjadi sub-sistem yang lebih kecil, dan setiap sub-sistem kemudian dianalisis dan dirancang
secara terpisah. Cara top down dimulai dari atas, yaitu kebutuhan informasi pemakai dan turun
sampai ke data untuk memenuhi kebutuhan ini. Cara atas turun dimulai dengan perancangan
komponen output,model,basis data,input teknologi dan pengendalian.
Cara bottom up dimulai dari bawah, yaitu dari ketersediaan data naik hingga informasi yang
dibutuhkan pemakai. Cara top down lebih disarankan dibandingkan cara bottom up karena cara
top down dimulai dari kebutuhan informasi pemakai yang harus dipenuhi dan cara top down
lebih didukung oleh pemakai sistem karena berhubungan dengan kebutuhan mereka.
2. Cara Dekomposisi atau disebut juga cara moduler(modul air approach) yaitu memecah sistem
yang rumit menjadi beberapa bagian sistem yang disebut modul-modul yang lebih sederhana.
Modul-modul ini kemudian akan dirangkai kembali menjadi sistem yang utuh.
Kebaikan cara ini adalah :
- membuat sistem yang rumit menjadi mudah dipahami dalam bentuk-bentuk modul yang lebih
sederhana.
- dapat dilakukan pembagian kerja mengembangkan sistem sesuai dengan modul-modulnya.
- sebagai dokumentasi yang baik untuk memahami sistem
- menyediakan jejak audit dan proses menemukan kesalahan sistem (debugging) yang baik jika
sistem mempunyai beberapa kesalahan yang akan diperbaiki.

Beberapa alat diperlukan untuk metodologi pengembangan sistem terstruktur. Alat-alat yang
tersedia untuk pendekatan ini, diantaranya bagan alir sistem(system flow chart), diagram arus
data(data flow diagram), kamus data(data dictionary), bagan alir program (program flow chart),
bagan terstruktur (structured chart), structured English, pseudo code dan tabel keputusan
(decision table). Alat-alat ini akan digunakan oleh analis sistem untuk berkomunikasi dengan
pemakai sistem dan teknisi sistem (pemrogram dan teknisi lainnya). Alat-alat yang digunakan
oleh analis sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai sistem adalah diagram arus data( DAD),
kamus data(KD) dan bagan alir sistem. Sedangkan alat-alat yang digunakan oleh analis sistem
untuk berkomunikasi dengan teknisi sistem adalah diagram arus data, kamus data, bagan alir
program, tabel keputusan , structured English, pseudo code dan bagan terstruktur.

Sumber : BMP EKMA4434 Modul 5. Hal. 5.18-5.25

No. 3

Data Base management system (DBMS) adalah paket perangkat lunak yang kompleks digunakan
untuk memanipulasi basis data. Ada beberapa kriteria paket DBMS yang baik, diantaranya harus
mudah digunakan,kemampuan membuka file pada suatu saat secara serentak, kecepatan
pengolahannya, kemampuan memodifikasi struktur data, kemampuan indexing, mempunyai
query language, kemampuan hubungan dengan file yang lain, harga dari paket tersebut, serta
dukungan purna jual apabila ada versi yang lebih baru. Penjelasan:
-Kemudahan Penggunaan: DBMS yang baik harus memiliki antarmuka pengguna yang intuitif
dan mudah digunakan. Hal ini memungkinkan pengguna dengan berbagai tingkat keahlian untuk
mengoperasikan sistem dengan mudah dan efisien, tanpa memerlukan pengetahuan teknis yang
mendalam.

-Kemampuan Multi-User: DBMS yang baik harus dapat mengakomodasi akses serentak dari
beberapa pengguna ke basis data. Ini berarti paket DBMS harus mampu mengelola penguncian
data secara efektif untuk menghindari konflik saat pengguna mengakses dan memodifikasi data
secara bersamaan.

-Kecepatan Pengolahan: DBMS yang baik harus memiliki performa yang tinggi dalam
memproses operasi basis data seperti pencarian, penyimpanan, pembaruan, dan penghapusan
data. Ini termasuk kemampuan pengoptimalan kueri untuk menjalankan operasi dengan cepat
dan efisien.

-Kemampuan Modifikasi Struktur Data: DBMS yang baik harus memungkinkan pengguna untuk
memodifikasi struktur data dengan mudah. Ini termasuk menambahkan, mengubah, atau
menghapus tabel, kolom, atau hubungan antar tabel dalam basis data tanpa mengganggu
integritas data yang ada.

-Kemampuan Indexing: DBMS yang baik harus memiliki kemampuan untuk membuat dan
mengelola indeks yang efisien. Indeks membantu meningkatkan kinerja pencarian data dengan
mempercepat waktu respons, terutama pada tabel dengan volume data yang besar.

-Query Language: DBMS yang baik harus menyediakan bahasa kueri yang kuat dan fleksibel.
Bahasa kueri ini memungkinkan pengguna untuk melakukan operasi pencarian, pengurutan,
filtrasi, dan penggabungan data dengan mudah dan efisien.
-Kemampuan Integrasi dengan File Eksternal: DBMS yang baik harus dapat berinteraksi dengan
file eksternal, seperti file teks, file gambar, atau file dokumen lainnya. Hal ini memungkinkan
integrasi data dari berbagai sumber dan memfasilitasi analisis lintas platform.

-Harga: Harga paket DBMS juga merupakan kriteria penting. DBMS yang baik harus memiliki
harga yang sesuai dengan fitur dan kualitas yang ditawarkan. Ini akan memastikan bahwa
investasi dalam DBMS dapat memberikan nilai yang diharapkan bagi organisasi.

-Dukungan Purna Jual: DBMS yang baik harus disertai dengan dukungan purna jual yang baik.
Ini termasuk pembaruan perangkat lunak, perbaikan bug, serta layanan pelanggan yang responsif
dan membantu apabila ada versi baru atau masalah teknis yang muncul.

Kriteria-kriteria ini membantu memilih DBMS yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna
dengan baik, baik dari segi fungsionalitas, performa, kemudahan penggunaan, dan ketersediaan
dukungan.

Sumber : BMP EKMA4434 Modul 7 hal.7.23-7.25

Anda mungkin juga menyukai