Anda di halaman 1dari 18

HIPERLIPIDEMIA

1. A.       Definisi

                                                Hiperlipidemia adalah suatu kondisi  kadar lipid darah yang melebihi kadar
normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai
peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik dapat
berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005).

Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama
untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh,
terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel
lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak
merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta
empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol  dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya
pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini
disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :

1. Kilomikron

2. VLDL  (Very Low Density Lipoproteins)

3. LDL (Low Density Lipoproteins)

4. HDL  (High Density Lipoproteins)

Sintesis dan metabolisme

1. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa trigliserida yang
berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada kilomikron. Kilomikron melewati
duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari kilomikron pada jaringan
ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan VLDL yang mencakup hidrolisi oleh
sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan progresif pada diameter partikel terjadi ketika
trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan apo-C,
ditransfer ke dalam hepatosit.

b. Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL)

Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor trigliserida ke jaringan
perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein
menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot
rangka. Hasil dari deplesi trigliserida menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein berdensitas
menengah (IDL). Partikel LDL mengalami endositosis secara langsung oleh hati, sisa HDL dikonversi
menjadi LDL dengan menghilangkan trigliserida yang diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut
menjelaskan fenomena klinis pergeseran beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma dapat
disebabkan karena peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga penurunan katabolisme LDL.
 

c. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)

Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel bernukleus
melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester kolesteril dari inti LDL
kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis membrane sel. Ses-sel juga
mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui suatu jalur yang melibatkan pembentukan
asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase. Hati memainkan peran utama dalam
pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel lainnya, hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol
dari tubuh melalui sekresi kolesterol dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam
empedu yang juga disekresikan dalam empedu.

d. Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL)

Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan satu lapis
kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dari suatu
jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester kolestril langsung
ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan
endositosis terhadap lipoprotein (Bertram, Katzung).

Tabel 1. Komposisi Lipoprotein dari Subjek Normal (dipiro, 2005)

Komposisi berat (% b/b)

  Kolesterol

Range
densit
Kelas y
Lipoprotein (g/mL) Diameter  (nm) Protein trigliserida bebas ester Fosfolipid

kilomikron <0.94 75-1200 1-2 80-95 1-3 2-4 3-9

0.94- 16-
VLDL 1.006 30-80 6-10 55-80 4-8 22 10-20

1.006- 45-
LDL 1.063 18-25 18-22 5-15 6-8 50 18-24

1.063- 15-
HDL 1.21 5-12 45-55 5—10 3-5 20 20-30
 

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang
sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa lemak jenis tertentu yang
telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah. Serangkaian enzim  kemudian mengambil lemak dari
kilomikron yang digunakan sebagai energi atau untuk disimpan di dalam sel-sel lemak. Pada
akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati.
Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara :

1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang    masuk ke dalam
darah.

2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah.

Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah
jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis  dan penyakit arteri koroner  atau penyakit arteri
karotis  meningkat pada seseorang yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol
rendah biasanya lebih baik dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang
terlalu rendah juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang.
Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko terjadinya serangan jantung adalah
lebih dari 2 kali.

Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa
oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa
oleh HDL (disebut juga kolesterolbaik) menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan.
Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh
kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total. Sebagai
faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke, kadar kolesterol total tidak terlalu penting
dibandingkan dengan perbandingan kolesterol total dengan kolesterol HDL atau perbandingan
kolesterol LDL dengan kolesterol HDL. Apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko
terjadinya penyakit jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL
dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya
aterosklerosis maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari
800 mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis.

B.     Klasifikasi Hiperlipidemia

Hiperlipidemia herediter ( hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol dan trigliserida yang sangat
tinggi, yang sifatnya diturunkan. Hiperlipidemia herediter mempengaruhi system tubuh dalam fungsi
metabolisme dan membuang lemak (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009). Terdapat 5 jenis
hiperlipoproteinemia yang masing-masing memiliki gambaran lemak darah serta resiko yang
berbeda :

1. Hiperlipoproteinemia tipe I

Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi dan
ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak mampu membuang kilomikron dari dalam
darah. Anak-anak dan dewasa muda dengan kelainan ini mengalami serangan berulang dari nyeri
perut. Hati dan limpa membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna  kuning pink
(xantoma eruptif). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar trigliserida yang sangat tinggi. Penyakit ini
tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis  tetapi bisa menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat
fatal Penderita diharuskan menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh
maupun lemak tak jenuh ganda).

2. Hiperlipoproteinemia tipe II

Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit keturunan yang mempercepat


terjadinya aterosklerosis dan kematian dini, biasanya karena serangan jantung. Kadar kolesterol
LDLnya tinggi. Endapan lemak membentuk pertumbuhan xantoma  di dalam tendon  dan kulit. 1
diantara 6 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 40 tahun dan 2
diantara 3 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 60 tahun. Penderita
wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1 dari 2 wanita penderita penyakit ini
akan mengalami serangan jantung pada usia 55 tahun. Orang yang memiliki 2 gen  dari penyakit ini
(jarang terjadi) bisa memiliki kadar kolesterol total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal
karena penyakit arteri koroner  pada masa kanak-kanak. Tujuan pengobatan adalah untuk
menghindari faktor resiko, seperti merokok, dan obesitas, serta mengurangi kadar kolesterol darah
dengan mengkonsumsi obat-obatan. Penderita diharuskan menjalani diet rendah lemak atau tanpa
lemak, terutama lemak jenuh dan kolesterol serta melakukan olah raga secara teratur.
Menambahkan bekatul gandum pada makanan akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali
diperlukan obat penurun lemak.

3. Hiperlipoproteinemia tipe III

Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan tingginya kadar kolesterol
VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak pertumbuhan lemak di kulit pada masa dewasa
awal. Pada penderita wanita, pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15 tahun kemudian. Baik pada
pria maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas, maka pertumbuhan lemak akan muncul
lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis seringkali menyumbat arteri  dan mengurangi
aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan
trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari VLDL. Penderita seringkali mengalami diabetes  ringan
dan peningkatan kadar asam urat  dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian dan
pemeliharaan berat badan ideal serta mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya
diperlukan obat penurun kadar lemak. Kadar lemak hampir selalu dapat diturunkan sampai normal,
sehingga memperlambat terjadinya aterosklerosis.

4. Hiperlipoproteinemia tipe IV

Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota keluarga dan menyebabkan
tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis.
Penderita seringkali mengalami kelebihan berat badan dan diabetes ringan. Penderita dianjurkan
untuk mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes dan menghindari alkohol. Bisa diberikan
obat penurun kadar lemak darah.

5. Hiperlipoproteinemia tipe V

Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak mampu memetabolisme dan
membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya. Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa
terjadi akibat :

– Penyalahgunaan alkohol

– Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik


– Gagal ginjal

– Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.

Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal. Ditemukan sejumlah besar
pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri perut. Biasanya
terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan
berat badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah penderita
makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa penurunan berat badan, menghindari
lemak dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak.
(http://www.medicastore.com).

Tabel 2. Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-Less

Tipe Evaluasi Lipoprotein

I Kilomikron

IIa LDL

IIb LDL + VLDL

III IDL (LD1)

IV VLDL

V VLDL + kilomikron

LDL=low density protein

VLDL = very low density protein

IDL = intermediate-density protein

Tipe I

Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan trigliserida di dalam darah. Tipe
ini merupakan penyakit genetik karena kekurangan enzim lipoprotein lipase atau apo C-II yang
merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim LPL, sehingga menyebabkan ketidakmampuan
pembersihan kilomikron dan VLDL trigliserida dari darah secara efektif.

Tipe II
Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi awal (primer) ataupun
kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya. Hiperlipoprotein primer disebabkan oleh
beberapa kondisi genetik, sedangkan hiperlipoprotein sekunder dapat disebabkan oleh
endokrinopati (hipotiroid, hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat pulih dengan terapi
hormon.

Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan IIb :

1. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar VLDLnya normal. Tipe ini
dapat disebabkan beberapa kondisi genetik yaitu hiperkolesterol familial,defectiv e apolipoprotein B
familial, hiperkolesterolemia poligenik.

2. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesteroldan trigliserida dalam darah.
Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia familial. Penyakit ini disebabkan karena meningkatnya
produksi hepatik Apo B (merupakan protein utama pada LDL dan VLDL). Xanthoma pada tipe ini
jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD (Coronary ArteryDisease) prematur.

Tipe III

Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini terkait dengan
abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh reseptor -reseptor sel hati untuk
menghilangkan kilomikron remnant) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma dan
terjadi peningkatan kadar IDL. Kondisi ini dapat pula terjadi pada hipotiroidisme. Gangguan ini
terjadi lebih awal pada pria dibandingkan pada wanita. Abnormalitas pada toleransi glukosa dan
hiperurikemia dapat terjadi.

Tipe IV

Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida plasma yang terkandung di dalam VLDL dan
kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi berhubungan dengan abnormalitas
toleransi glukosa ( resisten insulin) dan obesitas. Kadar kolesterol total normal atau meningkat
sedangkan kadar HDL rendah.

Tipe V

Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat disebut sebagai
hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya normal. Tipe ini merupakan gangguan yang
jarang terjadi. Penyebabnya terkadang dipengaruhi faktor keluarga, terkait dengan
ketidaksempurnaan pembersihan trigliserida eksogen maupun endogen yang tidak sempurna dapat
dan ancaman resiko pancreatitis seumur hidup. Pada beberapa pasien dapat diakibatkan alkohol dan
diabetes.

Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti
penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :

1. Diabetus melitus

Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia. Penyebabnya pada


glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa akan dimetabolisme menjadi
Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan
menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses
lipolisis pada lipoprotein yang kaya trigliserida.

2. Hipotiroidisme

Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar kolesterol-LDL


yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga kadar-LDL akan meningkat
antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila penderita ini menjadi gemuk kaqrena kurangnya
pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati untuk
meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan peningkatan kadar trigliserida juga.

3. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan oleh adanya
hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi lipoprotein berlebih.

4. Gangguan hati

Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan
hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan dengan
abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan penurunan kadar
kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan
kerusakan formasi LCAT.

5. Obesitas

Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer akan
meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk menungkatkan produksi VLDL-
trigliserida dan peningkatan trigliserida.

http://www.scribd.com/doc/43372517/Makalah-Farmakoterapi-Hiperlipidemia

Tabel 3. Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)

 
Penyebab

  penyakit Obat-obatan

Progestin, diuretik tiazid,


Hipotiroidisme,
penyakit hati glukokortikoid, β-bloker,
obstruktif, sindrom
isotretionin, inhibitor
nefrotik, anorexia
protease,siklosforin,
nervosa, intermiten
porphyria akut mirtazapin, sirolimus

Hiperkolesterolemia    

Alkohol, estrogen,

isotretionin, β-bloker,

Obesitas, diabetes glukokortikoid, resin


melitus, asam

lipodystrophy, sepsis, empedu, tiazid,

kehamilan, hepatitis asparaginase,


akut, lupus interperon,
erythematosis
antijamur golongan Azol,
sistemik. Monoklonal
gammathophy: mirtazopin, steroid
multiple myeloma, anabolik, sirolimus,
lymphoma bexaroten

Hipertrigliseridemia    

Non-ISA β-bloker,
steroid

anabolik, probukol,
isotretionin, progestin

HDL rendah Obesitas, malnutrisi  

C.    Gejala

1. Sakit dada

2. Jantung berdebar
3.Berkeringat

4.Cemas

5.Nafas pendek

6.Hilangnya kesadaran atau kesulitan berbicara atau bergerak

7.Sakit abdominal

8.Kematian mendadak

 D.    Patofisiologi hiperlipidemia

Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi LDL, HDL, Total
kolesterol dan Trigliserida dari hati, kolesterol di angkut oleh lipoprotein yang bernama LDL( Low
Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung,
otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

HDL (High Densiy Lippoprotein) adalah bentuk Lipoprotein yang memlliki komponen kolesterol paling
sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari pembuluh darah,
atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke hati. VLDL (Very Low
Density Lipoprotein) adalah Lipoprotein yang dibentuk di hati yang kemudian akan diubah di
pembuluh darah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein). Bentuk Lipoprotein ini memiliki kolesterol
paling banyak dan akan membawa kolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah
(Jeffry Tenggara, 2008).

Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density
Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam
kantung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dari pada HDL
sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B
(Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang “jahat” karena dapat menyebabkan
penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.

Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang “baik” karena dalam operasinya ia membersihkan
kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein
utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih
sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL lipoprotein adalah prediktor kuat untuk penyakit
jantung koroner. HDL fungsional menawarkan perlindungan dengan cara memindahkan kolesterol
dari sel dan atheroma. Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasi rendah dari HDL fungsional sangat
terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko tinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan
antara HDL dan LDL semata-mata ditentukan secara genetikal, tetapi dapat diubah dengan
pengobatan, pemilihan makanan dan faktor lainnya (Anonim, 2008).

Tabel 4. Klasifikasi kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida

Jenis Kolesterol Nilai


Kolesterol  total  

Diinginkan < 200 mg/dL

Cukup tinggi 200-239 mg/dL

Tinggi ≥ 240 mg/dL

Kolesterol LDL  

Optimal <100 mg/dL

Jauh atau diatas optimal 100-129

Cukup tinggi 130-159

Tinggi 160-189

Sangat tinggi ≥190

Kolesterol HDL  

Rendah <40 mg/dL

Tinggi ≥60 mg/dL

Trigliserida  

Normal <150 mg/dL

Cukup tinggi 150-199 mg/dL

Tinggi 200-499 mg/dL

Sangat tinggi ≥500 mg/dL

Seperti yang telah disebutkan diatas lipid memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Namun, apabila
terjadi keadaan hiperlipidemia, akan menyebabkan kelainan metabolism lipid. Kelainan metabolism
lipid pada keadaan hiperlipidemia dapat terjadi pada tapak–tapak produksi atau penggunaan
lipoprotein yang menyebabkan keadaan hipolipoproteinemia atau hiperlipoproteinemia (Murrey,
2003).

E.     Etiologi Hiperlipidemia

Hiperlipidemia biasanya disebabkan oleh :

1)                  Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia

2)                  Obesitas

3)                  Diet kaya lemak

4)                  Kurang melakkuakn olahraga


5)                  Penggunaan alcohol

6)                  Merokok sigaret

7)                  Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

8)                  Kelenjar tiroid yang kurang aktif

Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat sementara dan tidak
berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak dari darah pada
setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani
dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dl, sedangkan yang lainnya
menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total di bawah
260mg/dl. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan
perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah (Balai Informasi Tekhnologi
Lipid, 2009).

F.     Pemeriksaan dan Diagnosis

1.

1. Pemeriksaan fisik harus menggambarkan:

1. Ada atau tidaknya faktor resiko jantung

2. Sejarah penyakit jantung atau gangguan lipid

3. Ada atau tidaknya faktor sekunder hiperlipidemia termasuk pengobatan


secara bersamaan

4. Ada atau tidaknya xantoma, nyeri abdominal, atau sejarah pancreatitis,


penyakit ginjal atau hati, penyakit pembuluh darah perifer, aneorisme aortic
abdominal, atau penyakit pembuluh darah otak (bruits carotid, stroke,
serangan iskemik transient)

G.    Tatalaksana terapi hiperlipidemia

1.

1. Terapi non farmakologi :

Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Olahraga bisa membantu
mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL. Biasanya pengobatan terbaik
untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi adalah:

1)      Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan

2)      Berhenti merokok

3)      Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam tubuhnya

4)      Menambah porsi olahraga

5)      Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan)


Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan diatas, maka
dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus sehingga bisa
diberikan pengobatan yang khusus (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009).

1. Terapi farmakologi

Tabel 5. Terapi Farmakologi (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009)

Jenis Obat Contoh Cara Kerja

Mengikat asam empedu di


usus, dan meningkatkan
Kolestiramin
Penyerap asam pembuangan LDL dari aliran
empedu Kolestipol darah

Mengurangi kecepatan VLDL


Penghambat sintesa (VLDL merupakan prekursos
protein Niasin dari LDL)

Adrenalin, Flufastatin

Lovastatin Menghambat pembentukan


Penghambat HMG
kolesterol, dan meningkatkan
Vlavastatin
Koenzim-A pembuangan LDL dari aliran
reduktase Sinvastatin darah

Klofibrat

Fenofibrat
Meningkatkan pemecahan
Derivat asam fibrat Gemfibrosil lemak

1. Niasin (asam nikotinat)

Asam nikotinat mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaaan dalam
klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyenangkan. Mekanisme kerja: pada dosis dalam
gram, niasin (NYE a sin) merupakan vitamin larut air, menghambat lipolisis dengan kuat dalam
jaringan lemak-penghasil utama asam lemak bebas yang beredar. Hati umumnya menggunakan
asam lemak dalam sirkulasi sebagai precursor utama untuk sintesis triasilgliserol. Karena itu, niasin
menyebabkan penurunan sintesis triasilgliserol yang diperlukan untuk produksi VLDL (lipoprotein
densitas sangat rendah). Lipoprotein densitas rendah (LDL, lipoprotein kaya kolesterol) berasal dari
VLDL dalam plasma. Karena itu, reduksi VLDL juga mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL
plasma. Dengan demikian, baik triasilgliserol (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL)
dalam plasma menjadi rendah. Selanjutnya, pengobatan dengan niasin akan meningkatkan kadar
kolesterol-HDL (HDL merupakan karier kolesterol yang “baik”). Selanjutnya, dengan meningkatkan
sekresi aktivator plasminogen jaringan dan merendahkan fibrinogen plasma, niasin dapat mengubah
beberapa disfungsi sel endotel penyebab thrombosis yang ada kaitannya dengan
hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.

Penggunaan dalam terapi : niasin merendahkan kadar plasma kolesterol dan triasilgliserol. Karena
itu, obat ini berguna pada pengobatan hiperlipoproteinemia tipe II b dan IV, dengan VLDL dan LDL
naik. Niasin juga diguanakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia lain yang berat, sering dengan
kombinasi antihiperlipidemia lain. Selain itu, obat ini merupakan obat antihiperlipidemia paling
poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma.

Farmakokinetik : niasin diberikan per oral. Zat ini diubah dalam tubuh menjadi nikotinamid yang
dimasukkan dalam kofaktor nikotinamid adenine dinukleotida (NAD). Niasin adalah derivat
nikotinamid dan metabolit lain dikeluarkan dalam urin. Nikotinamid sendiri tidak menurunkan kadar
lipid dalam plasma.

Efek samping : efek samping niasin yang paling menonjol adalah kemerahan pada kulit (disertai
perasaan panas yang tidak nyaman) dan pruritus. Pemberian aspirin sebelum minum niasin
mengurangi rasa panas yang diantar oleh prostaglandin. Beberapa pasien juga mengalami mual dan
sakit pada abdomen. Asam nikotinat menghambat sekresi tubular asam urat dan karena itu mudah
terjadi hiperurisemia dan pirai. Telah dilaporkan adanya gangguan toleransi glukosa dan
hepatotoksisitas.

2. Fibrat-Klofibrat dan Gemfibrozil

Obat-obat tersebut merupakan derivat asam fibrat dan keduanya mempunyai mekanisme kerja yang
sama. Gamfibrozil dalam klinik telah menggantikan klofibrat karena kematian akibat klofibrat lebih
tinggi. Kematian tersebut tidak ada hubungannya dengan penyebab kardiovaskular tetapi lebih
ganasan atau komplikasi pasca kolesistektomi dan pankreasitis.

Mekanisme kerja : Kedua obat menyebabkan penurunan trigliserol plasma dengan memacu aktifitas
lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL, sehingga dapat
mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari plasma. Penelitian pada hewan menunjukkan
bahwa fibrat dapat menyebabkan penurunan kolesterol plasma dengan menghambat sintesis
kolesterol dalam hati dan meningkatkan ekskresi biliar kolesterol ke dalam feses. Fibrat juga
merendahkan kadar fibrinogen plasma.

Penggunaan Terapi : Fibrat digunakan dalam pengobatan hipertrigliseridemia, menyebabkan


penurunan yang signifikan pada kadar triasilgliserol plasma. Klofibrat dan gamfibrozil berguna dalam
mengobati hiperlipidemia tipe III (disbetalipoproteinemia),  dengan penumpukan partikel lipoprotein
densitas sedang (IDL). Pasien dengan hipertrigliseridemia (tipe IV) (VLDL meningkat) atau penyakit
tipe V (peningkatan VLDL dan kilomiron) yang tidak responsif dengan diet atau obat lain dapat
mengambil manfaat obat-obat ini.

Farmakokinetik : Kedua obat diabsorpsi sempurna setelah dosis oral. Klofibrat mengalami esterifikasi
menjadi asam klofibrat yang aktif terikat pada albumin dan tersebat luas seluruh jaringan tubuh.
Untuk gamfibrizil secara luas menyebar ke seluruh tubuh dan terikat pada albumin juga.Keduanya
mengalami biotransformasi sempurna dan dikeluarkan dalam urin sebagai konjugat glukuronida.

Efek samping

a. Efek Gastrointestinal

Efek samping paling umum adalah gangguan pencernaan ringan. Efek samping akan berkurang
dengan berkembangnya terapi.
b. Litiasis

Karena obat-obat ini meningkatkan ekskresi kolesterol biliar,terdapat predisposisi untuk


pembentukan batu empedu.

c. Keganasan

Pengobatan dengan kolifibrat telah menyebabkan sejumlah keganasan-terkait dengan kematian.

d. Otot

Miositis atau peradangan otot polos dapat terjadi dengan kedua obat sehingga pelemahan otot atau
nyeri otot harus dievaluasi. Meskipun jarang, pasien dengan insufisiensi ginjal mengandung resiko.
Miopati dan rhabdomiolisis telah dilaporkan pada beberapa pasien yang menggunakan gamfibrozil
dan lovastatin bersamaan.

e. Interaksi Obat

Kedua fibrat bersaing dengan antikoagulan kumarin dalam pengikatan pada protein plasma,
sehingga meningkatkan efek antikoagulan sepintas. Karena itu kadar protrombin perlu dimonitor jika
pasien meminum kedua obat ini.

f. Kontraindikasi

Keamanan obat-obat ini pada ibu hamil atau menyusui belum jelas. Seharusnya obat-obat ini tidak
digunakan pada pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal atau pasien dengan penyakit kandung
empedu.

3. Resin pengikat asam empedu : kolestiramin dan kolestipol

Mekanisme kerja: kolestiramin dan kolestipol adalah resin pertukaran anion yang terikat pada asam
dan garam empedu bermuatan negatif dalam usus halus. Kompleks resin atau asam empedu ini
dikeluarkan melalui feses, sehingga mencegah asam empedu kembali ke hati melalui sirkulasi
enterohepatik. Berkurangnya konsentrasi asam empedu menyebabkan hepatosit meningkatkan
konversi kolesterol ke asam empedu, menyebabkan suplai senyawa ini baik kembali, sebagai
komponen penting empedu. Akibatnya, konsentrasi kolesterol intraseluler, mengaktifkan hati untuk
meningkatkan ambilan partikel LDL yang mengandung kolesterol, sehingga LDL plasma turun.
Ambilan yang miningkat ini dilakukan melalui upregulasi reseptor LDL pada permukaan sel.

Penggunaan dalam terapi : resin yang mengikat asam empedu (sering dikombinasi dengan diet atau
niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe II a dan II b. kolestiramin juga
dapat meringankan pruritus akibat akumulasi asam empedu pada pasien dengan obstruksi biliar.

Farmakokinetik : kolestiramin dan kolestipol diminum per oral. Karena tidak larut dalam air dan
merupakan molekul yang sangat bessar (berat molekul lebih dari 10 6), keduanya tidak diabsorbsi
atau dimetabolisme dalam usus. Sebaliknya semua dikeluarkan dalam feses.

Efek samping :

a)      Efek Gastrointestinal : efek samping paling sering adalah gangguan pencernaan seperti
konstipasi, mual dan flatus.

b)      Gangguan Absorbsi : absorbsi vitamin larut lemak A,D,E,K dapat terganggu jika terdapat dosis
resin yang tinggi. Absorbsi asam folat dan askorbat juga dapat berkurang.
c)      Interaksi Obat : kolestiramin dan kolestipol mengganggu absorbsi beberapa obat dalam usus,
misalnya tetrasiklin, fenobarbital, digoksin, warfarin, pravastatin, fluvastatin, aspirin, dan diuretic
thiazid. Karena itu, obat-obat harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah resin pengikat
asam empedu ini diminum.

4. Inhibitor HMG – CoA reduktase : Lovastatin, praavastatin, simvastatin, dan fluvastatin

Kelompok antihiperlipidemia yang baru ini menghambat tahap pertama aktifitas enzim dalam
sintesis sterol. Analog dengan struktural alamia, asam3-hidroksi-3metil Glutarat (HMG), semua obat
dalam grup ini berpacu dalam menghambat hidrosi metil glutaril koenzim A (HMG-CoA reduktase).
Kecuali fluvastati, inhibitor HMG reduktase lainnya merupakan modifikasi kimia dari senyawa alamia
yang terdapat dalam jamur.

Mekanisme Kerja Inhibisi

1. HMG-CoA reduktase

Lovastatin, simvastatin, pravastatin, fluvastain adalah analog 3-tatin dan simvastatin adalah lakton
yang dihidrolisis menjadi obat aktif. Pravastatin dan fluvastatin aktif dengan cara demikian. Karena
afinitasnya yang kuat terhadap enzim, semua efektif berpacu menghambat HMG-CoA reduktase,
tahapan terbatas dalam sintesis kolesterol. Dengan menghambat sintesis kolesterol denovo-, obat 
akan menghabiskan simpanan kolesterol.

2. Penurunan reseptor LDL

Penghapusan kolesterol intraseluler menyebabkan sel meningkat jumlah resepto LDL permukaan sel
spesifik yang dapat mengikat dan menginternalisasikan LDL yang beredar. Sehingga, hasil akhir
adalah penurunana kolesterolplsama karena sintesis berkurang dan peningkatan katabolisme LDL.
Inhibitor HMG-CoA reduktase, seperti kolestiramin , dapat meningkatkan kadar HDL plasma pada
beberapa pasien sehingga menurunkanresiko mendapatkan penyakit PJK. Penurunan triasilgliserol
juga terjadi sedikit.

3. Penggunaan Dalam Terapi

Obat-obat ini efektif dalam menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia.
Namun pasien yang homozigot untuk penyakit hiperkolesterolemia kekurangan reseptor LDL dan
oleh karenanya mendapatkan keuntungan sedikit dari obat-obat ini. Perlu diperhatikan bahwa
meskipun proteksi diberikan karena pengurangan kadar kolesterol, kira-kira ¼ pasien yang diobati
dengan obat ini masih menderita masalah koroner. Karena itu diperlukan strategi tambahan seperti
diet, latihan, atau obat tambahan perlu diberikan.

Farmakokinetik: pravastatin dan fluvastatin hamper seluruhnya dapat diabsorbsi setelah pemberian
oral; dosis oral lovastatin dan simvastatin diabsorbsi 30-50%. Pravastatin dan fluvastatin adalah obat
aktif langsung, sedangkan lovastatin dan simvastatin harus dihidrolisis menjadi asam. Karena
ekstraksi first pass, kerja utama obat-obat ini pada hati. Semua mengalami biotransformasi,
beberapa produk masih tetap aktif. Ekskresi terjadi terutama melalui empedu dan feses, tetapi
pengeluaran melalui urin juga terjadi. Waktu paruh berkisar antara 1,5-2 jam.

Efek samping :
a)      Hati : kelainan biokimiawi fungsi hati telah terjadi dalam penggunaan inhibitor HMG-CoA
reduktase. Karena itu, sangat diperlukan menilai fungsi hati dan mengukur kadar serum
transaminase secara periodic. Semua akan kembali normal jika obat dihentikan.

b)      Otot : miopati dan rhabdomiolisis (disintegrasi atau disolusi otot) jarang dilaporkan. Dalam
beberapa kasus, pasien biasanya menderita insufisiensi ginjal atau mengambil obat seperti
siklosporin, itrakonazol, eritromisin, gemfibrosil atau niasin. Kadar keratin kinase plasma harus
diperiksa secara teratur.

c)      Interaksi obat : inhibitor HMG-CoA reduktase juga meningkatkan kadar kumarin. Sehingga,
penting untuk sering mengevaluasi waktu protrombin.

d)     Kontra indikasi : obat-obat ini merupakan kontraindikasi bagi ibu hamil atau menyusui. Obat-
obat ini tidak boleh digunakan pada anak-anak atau remaja.

1. Terapi obat kombinasi

Kadang-kadang perlu memberikan 2 antihiperlipidemia untuk mendapatkan penurunan kadar lipid


plasma yang signifikan. Sebagai contoh, pada hiperlipidemia terapi II, pasien sering diobati dengan
kombinasai niasin ditambah obat pengikat asam empedu, seperti kolestiramin. Kombinasi inhibitor
HMG-CoA reduktase dengan zat pengikat asam empedu juga telah menunjukkan manfaat dalam
menurunkan kolesterol LDL.

Tabel 6. Efek Terapi Obat Lipid dan Lipoprotein

Mekanisme Efek
Obat Aksi Efek Lipid Lipoprotein Keterangan

Naiknya
katabolisme Permasalahan akibat
LDL, turunnya komplikasi, ikatan
Cholestyramine, Absorpsi Turunnya dengan beberapa obat
colestipol, colesevam kolesterol, kolesterol Turunnya LDL golongan asam

Masalah dengan
penerimaan pasaien,
kombinasi yg baik
Turunnya dengan resin
trigliserida obat,menyebabkan
Turunnya LDL, dan Turunnya hepatotoksik yang
Niacin sintesis VLDL kolesterol VLDL,LDL,HDL rendah

Probucol Naiknya Turunnya Turunnya LDL Menurunnya HDL,


bersihan LDL kolesterol dan HDL efikasi dengan
menghambat oksidasi
LDL dan fasilitator
bolak balik kolesterol

Menyebabkan
kolesterol, rendahnya
lDL akibat HDL,
Gemfibrosil
menghambat
Naiknya Turunnya glukoronidasi oleh
bersihan VLDL trigliserida Turunnya simvastatin,
Gemfibrozil, dan turunnya dan VLDL, LDL dan lovastatin,
fenofibrate, clofibrate sintesis VLDL kolesterol naiknya HDL atorvastatin

Lomvastatin, Naiknya Naiknya aktivitas


pravastatin, katabolisme family heterozygote
simvastatin,fluvastatin, LDL dan hiperkolestrolemia
atrovastatin, menghambat Turunnya dengan kombinasi
furvastatin sintesis LDL kolesterol Turunnya LDL beberapa agen

Menghambat
absorpsi
koloesterol Menimbulkan reaksi
dan melewati efek samping dan
saluran Turunnya reaksi additive dengan
Ezetimibe intestinal kolesterol Turunnya LDL obat lain

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Manfaat Antithrombosis dan


Thrombolisis,  http://perdossijaya.org/perdossijaya/index.php?view-artikel&id-71:manfaat-obat-
antithrosis-antithrombolisis dan option-com_content&itemed-63. Di akses pada tanggal 24
september 2010.

Anderson, D.M, 2007, Dorlands Illustrated Medical Dictionary, 31st Ed, Philadelphia, Saunders.

ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health Service, National Institut of
Health, National Health and blood Institut.

Chien PC, frishman WH, 2003,  lipid disorder in curent diagnosis and treatment
in  cardialogy.2nd  second edition, ed.crawfosd M Lange medical book, new york.

Katzung, Bertram,G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik,Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kumalasari, N.D. 2005. Pengaruh Berbagai Dosis Filtrat Daun Putri Malu (Mimosa pudica) terhadap
Kadar Glukosa Darah pada Tikus (Rattus norvegicus). Skripsi  Tidak Diterbitkan. Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP U MM.

Mycek, Mary,J., dkk, 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, PT Widya Medika Jakarta.


Robert murray, 2003, Biokima Harper, penerbit EGC, Jakarta.

Talbert, Robert L., 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, sixth edition,  Mcgraw-Hill,


Medical Publishing Division, USA.

Anda mungkin juga menyukai