Anda di halaman 1dari 21

STANDAR PELAYANAN MEDIK

AKUPUNKTUR

Oleh
Dr. EDY PRIYONO
Menurut Mentari Kesehatan RI
 Standar Pelayanan medik Akupunktur
memang sangat diperlukan untuk
mendukung Pengembangan Pelayanan
Komplementer dan Alternatif

 Dengan adanya Standar ini maka


pelayanan yang diberikan, diupayakan
kearah Evidence based sehingga dapat
mengatasi masalah yang ada.
 Pelayanan medik Pengobatan
Komplementer – Alternatif adalah
pelayanan medik pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diperoleh melalui pendidikan terstruktur
dengan kualitas, keamanan, dan efektifitas
yang tinggi, yang berlandaskan ilmu
pengetahuan biometik yang belum
diterima dalam kedokteran konvensional.
TUJUAN
 TUJUAN UMUM :

Meningkatkan mutu pelayanan medik


pengobatan komplementer – alternatif,
khususnya pelayanan medik
akupunktur di fasilitas pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu
 TUJUAN KHUSUS
1. Tersusunnya acuan penyelenggaraan
pelayanan medik akupunktur yang terjamin
akuntabilitasnya dan selaras dengan
peraturan yang ada saat ini
2. Terselenggaranya pelayanan medik
akupunktur yg profesional dan bermutu
3. Tersusunnya acuan untuk rencana
pengembangan pelayanan medik akupunktur
4. Tersusunnya acuan untuk melaksanakan
monitoring dan evaluasi pelayanan medik
akupunktur
5. Memberi perlindungan kepada masyarakat
Dan pelaksana pelayanan medik akupunktur
DASAR HUKUM
Ada 14 Dasar Hukum,
diantaranya :
1. UU No. 23 Th 1992 tg Kesehatan
2. UU No. 8 Th 1999 tg Perlindungan
Konsumen
3. UU No. 29 Th 2004 tg Praktek
Kedokteran
4. Permenkes No.
1186/Menkes/PER/XI/1986 tg
Pemanfaatan Akupunktur di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
5. Permenkes No.
1109/Menkes/PER/IX/2007 tg
Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer-Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
6. Surat Keputusan MKKI – IDI (Majelis
Kolegium Kedokteran Indonesia) No.
078/S.Kep/MKKI/XI/2006 tg
Pengesahan Susunan Pengurus
Kolegium Akupunktur Indonesia
7. Surat Tanda Register yg dikeluarkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia
menyatakan Dokter spesialis
Akupunktur dan Berhak Menggunakan
Gelar Sp. Ak.
BEBERAPA PENGERTIAN
 Standar adalah Ukuran tertentu yg
dipakai sbg patokan.
 Akupunktur adalah Suatu cara
pengobatan dengan perangsangan
titik-titik tertentu dipermukaan tubuh
untuk menyembuhkan suatu penyakit,
baik secara tersendiri maupun
sebagai pengobatan penunjang
terhadap cara pengobatan lain.
 Pelayanan Medik Akupunktur medik
Spesialistik adalah pelayanan medik
akupunktur yg dilakukan oleh dokter
spesialis akupunktur medik yg
memiliki Sertifikat Kompetensi
sebagai spesialis akupunktur yang
dikeluarkan oleh Kolegium Akupunktur
Indonesia, dengan Perhimpunan
Dokter Spesialis Akupunktur Medik
Indonesia (PDAI) sebagai Organisasi
Profesinya dibawah Ikatan Dokter
Indonesia (IDI).
 Pelayanan Medik Akupunktur Medik Umum
adalah Pelayanan Medik Umum adalah
Pelayanan Medik Akupunktur yang dilakukan
oleh dokter dengan tambahan pengetahuan
dan keterampilan akupunktur yang memiliki
sertifikat kompetensi sebagai dokter dengan
kemampuan pengobatan akupunktur sesuai
dengan kewenangannya yang dikeluarkan oleh
Kolegium Akupunktur Indonesia, dengan
Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang
Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) sebagai
Organisasinya di bawah IDI
STANDAR PENYELENGGARAAN
PELAYANAN AKUPUNKTUR

1. Standar Institusi Pelayanan Medik


Akupunktur
A. Sumber Daya Manusia
1. Standar Kompetensi
Akupunktur
2. Standar Ketenagaan
Akupunktur
3. Standar Perilaku tenaga
Akupunktur
1. STANDAR INSTITUSI PELAYANAN
MEDIK AKUPUNKTUR

B. Sarana Dan Prasarana


1. Sarana
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
untuk pelayanan medik akupunktur
tersebut adalah :
a. Balai Pengobatan
Umum/Swasta
b. Puskesmas
c. Praktek dokter (Umum) dan
dokter spesialis Akupunktur
d. Praktek Bersama dokter
Spesialis
e. Rumah Sakit Kelas D
f. Rumah Sakit kelas C
g. Rumah Sakit kelas B,
Rumah Sakit kelas A, dan
atau Rumah Sakit
Rujukan Nasional
2. Peralatan
 Persyaratan Umum Peralatan Medik Akupunktur
Primer minimal harus tersedia peralatan sebagai
Berikut :
a. Peralatan Diagnostik
1. Senter Lampu Pemeriksaan
2. Bantal Pemeriksaan Nadi
3. Perlengkapan diagnostik kedokteran
b. Peralatan Pengobatan
1. Alat rangsang mekanik (jarum berbagai
ukuran)
2. Alat rangsang termik (Moksa Silinder, moksa
kerucut, TDP)
3. Alat Rangsang Listrik (Elektro Akupunktur
Stimulator)
STANDAR PELAYANAN

A. Jenis Pelayanan
1. Pemeriksaan dan tindakan
akupunktur primer
2. Pemeriksaan dan tindakan
akupunktur sekunder Spesialistik)
3. Pemeriksaan dan tindakan
akupunktur tersier (Subspesialistik)
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan
pelayanan medik akupunktur wajib
dilakukan pembinaan dan pengawasan
yang meliputi pembinaan administrasi
maupun pembinaan teknis.

2. Secara administrasi pembinaan


dilakukan oleh Departemen Kesehatan,
termasuk oleh kelompok Kerja
Pelayanan Pengobatan Komplementer-
Alternatif, bekerjasamam dengan Dinas
Kesehatan Propinsi dan \Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

3. Pembinaan secara teknis


dilakukan bekerja sama
dengan :
 Organisasi Profesi terkait
 Perhimpunan Dokter
Spesialis dalam bidang
Akupunktur, yaitu
Perhimpunan Dokter Ahli
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 Perhimpunan Seminat dalam bidang
Akupunktur, baik yang telah diakui
IDI (yaitu Perhimpunan Dokter
Indonesia Pengembang Kesehatan
Tradisional Timur / PDPKT) maupun
yang sedang dalam proses untuk
diakui IDI (yaitu Perhimpunan Dokter
Komplementer dan Alternatif
Indonesia / PKKAI)
 Organisasi Profesi dan atau
perhimpunan terkait lainnya.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
4. Pembinaan teknis dilaksanakan
berdasarkan Standar Profesi dan
Standar Pelayanan Medik
Akupunktur, serta pelaksanaan etika
profesi.

5. Evaluasi Standar Pelayanan Medik


Akupunktur dilakukan setiap 3 (Tiga)
Tahun sekali oleh organisasi profesi
serta perhimpunan terkait lainnya.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
 Dalam menyelenggarakan pelayanannya,
fasilitas pelayanan medik akupunktur wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan pelayanan yg diberikan.
 Format pencatatan dan pelaporan, serta
alur pelaporan mengikuti aturan yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Propinsi dan Kabupaten / Kota, serta
format disesuaikan dengan kebutuhan
Dinas Kesehatan setempat.

Anda mungkin juga menyukai