Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ERIK NANDA PUTRA

NIM : 20177007/ kelas B

MATKUL : Genetika Dan Reproduksi

1. Jelaskan prinsip transkripsi

2. Jelaskan star dan stop kodon

3. jelaskan tahap-tahap transkripsi

Jawaban

1. Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan
nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat
sintesis protein. Di dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang
berfungsi mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka
akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan akhirnya akan menentukan reaksi
kimia yang terjadi di dalam sel.

Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang
akan menentukan susunan asam amino. Seperti yang telah kita ketahui, hanya ada
empat basa yang terdapat pada DNA, sedangkan ada 20 macam asam amino. Jika tiap
basa misalnya (A, G, U, C) dikode menjadi satu asam amino, hanya ada empat macam
asam amino yang dapat dikode dari total 20 asam amino yang sudah kita ketahui. Jika
duplet atau susunan tiap dua basa, misalnya UC, AG, GA, CG, dan lainnya, dikode
menjadi satu asam amino, kombinasi hanya akan menghasilkan 16 (42) macam asam
amino.

2. Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau
disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Selain kodon
inisiasi, untuk memulai translasi diperlukan juga sekuen atau situs yang disebut
Shine-Dalgarno untuk pengenalan oleh ribosom yang juga dibantu oleh faktor
inisiasi (berupa tiga jenis protein).

Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA.
Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino.
Kodon akhir menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor
pelepasan untuk melepas ribosom.

3. Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali proses pembukaan
rantai ganda yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase. Pada
tahap ini, ada rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai sense, sedangkan rantai lain
yang berasal dari pasangan DNA dinamakan rantai anti sense. Tahap transkripsi
sendiri dibagi menjadi 3: tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.

Inisiasi
Berbeda dengan sintesis DNA, sintesis RNA dapat berlangsung tanpa adanya molekul
primer. Oleh karena hampir semua tapak inisiasi transkripsi berupa basa G atau A,
maka nukleosida trifosfat pertama yang digunakan untuk sintesis RNA adalah GTP
atau ATP. Mula-mula RNA polimerase akan menggabungkan dua nukleotida pertama
dan membentuk ikatan fosfodiester di antara kedua nukleotida tersebut. Selanjutnya,
sembilan basa pertama ditambahkan tanpa disertai pergeseran RNA polimerase di
sepanjang molekul DNA. Pada akhir penambahan masing-masing basa ini akan
terdapat peluang yang nyata terjadinya aborsi untai RNA yang baru terbentuk itu.
Proses inisiasi abortif mempengaruhi laju transkripsi secara keseluruhan karena
proses tersebut memegang peranan utama dalam menentukan waktu yang dibutuhkan
oleh RNA polimerase untuk meninggalkan promoter dan memungkinkan RNA
polimerase lainnya menginisiasi putaran transkripsi berikutnya. Waktu minimum
untuk pengosongan promoter ini adalah 1 hingga 2 detik, suatu waktu yang relatif
lama bila dibandingkan dengan waktu untuk tahap-tahap transkripsi lainnya.

Elongasi
Jika inisiasi berhasil, RNA polimerase melepaskan faktor s, dan bersama-sama
dengan DNA dan RNA nasen (RNA yang baru disintesis), akan membentuk kompleks
terner atau kompleks yang terdiri atas tiga komponen. Dengan adanya kompleks
terner ini RNA polimerase dapat berjalan di sepanjang molekul DNA. Artinya,
promoter akan ditinggalkannya untuk kemudian ditempati oleh holoenzim RNA
polimerase berikutnya sehingga terjadi reinisiasi transkripsi. Bagian DNA yang
mengalami pembukaan heliks, atau disebut dengan gelembung transkripsi
(transcription bubble), akan terlihat bergeser di sepanjang molekul DNA sejalan
dengan gerakan RNA polimerase. Panjang bagian DNA yang mengalami pembukaan
heliks tersebut relatif konstan, yakni sekitar 17 pb sedangkan ujung 5’ molekul RNA
yang disintesis akan membentuk heliks hibrid dengan pita antisens DNA sepanjang
lebih kurang 12 pb. Ukuran ini ternyata tidak mencapai satu putaran heliks.

RNA polimerase E. coli bergerak dengan kecepatan rata-rata 40 nukleotida per detik.
Akan tetapi, angka ini dapat bervariasi sesuai dengan urutan lokal DNA (urutan DNA
yang telah dicapai oleh RNA polimerase). Tetap dipertahankannya bagian DNA yang
mengalami pembukaan heliks menunjukkan bahwa RNA polimerase membuka heliks
DNA di depan gelembung transkripsi dan menutup heliks DNA di belakangnya.
Dengan demikian, heliks hibrid RNA-DNA harus berputar setiap kali terjadi
penambahan nukleotida pada RNA nasen.

Terminasi
RNA polimerase tetap terikat pada DNA dan melangsungkan transkripsi hingga
mencapai urutan terminator (sinyal stop), yang pada umumnya berupa struktur seperti
tusuk konde (hairpin). Struktur yang terdiri atas batang dan lengkung (loop) ini terjadi
karena RNA hasil transkripsi mengalami komplementasi diri. Biasanya, bagian batang
sangat kaya dengan GC sehingga sangat stabil (GC mempunyai ikatan rangkap tiga).
Di sebelah downstream (3’) dari struktur tusuk kode sering kali terdapat urutan yang
terdiri atas empat U atau lebih. RNA polimerase akan segera berhenti begitu struktur
tusuk konde RNA disintesis. Bagian ujung RNA yang mengandung banyak U tersebut
mempunyai ikatan yang lemah dengan basa-basa A pada DNA cetakan sehingga
molekul RNA hasil sintesis akan dengan mudah terlepas dari kompleks transkripsi.
Selanjutnya, pita DNA cetakan yang sudah tidak berikatan atau membentuk hibrid
dengan RNA segera menempel kembali pada pita DNA komplemennya. RNA
polimerase inti pun akhirnya terlepas dari DNA.

Anda mungkin juga menyukai