SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein merupakan pembentukan protein pada binatang dan tumbuhan, yang
memerlukan DNA, mRNA, tRNA, asam amino, ribosom, dan macam-macam enzim. Semua
protein disintesis sesuai dengan instruksi yang ada dalam urutan DNA.
Ada tida tahapan sintesis protein, yaitu Transkripsi, Pematangan (Processing) atau disebutu
juga Transferal RNA dan Translasi. Dalam transkripsi, terjadi sintesis atau pembentukan
messenger RNA sesuai dengan instruksi DNA. Pada proses pematangan mRNA yang
berjalan dalam sel inti, terjadi pembuangan bagian dari mRNA yang diberi nama intron.
Yaitu bagian mRNA yang belum matang pada manusia dan binatang yang mempunyai
vertebrata, namun tidak dijumpai pada genom mitokondriannya. Exon yang tempatnya
berurutan dengan intron dan beralternatif atau bergantian, akan bergabung setelah intron
dibuang. Enzim yang mengkatalisis proses tersebut diberi nama splicesome-enzyme.
Setelah kehilangan intron, dan bergabungnya exon maka mRNA disebut sudah matang
(mature) akan keluar dari sel inti menuju sitoplasma.
Pada translasi terjadi rangkaian asam amino yang terikat dengan ikatan peptida sesuai dengan
intruksi urutan nukleotida DNA, yang dibawa (diwakili) oleh mRNA. Proses ini terjadi dalam
ribosome.
Tahap atau proses sintesis protein pertama kali dipraktekkan oleh Paul Zamecnik pada tahun
1950 silam. Awal mulanya Paul menggunakan tikus sebagai bahan percobaan untuk
mengamati proses tersebut, caranya adalah dengan memasukkan asam amino radioaktif ke
dalam tubuh tikus. Hasil dari percobaan tersebut adalah ditemukannya tempat terjadinya
proses sintesis protein. Setelah melakukan percobaan tersebut, Paul kemudian melakukan
penelitian kembali bersama Mahlon dan mendapatkan kesimpulan bahwa molekul RNA
pemindah (RNA t) berperan dalam proses sintesis tersebut. Namun, pada akhirnya Francis
Crick menemukan sesuatu yang penting, yaitu RNA pemindah terlebih dahulu harus
mengenal urutan dari nukleotida untuk dapat disusun sebagai asam amino, dimana kemudian
akan dibawa oleh RNA pembawa. Secara umum sintesis protein terbagi menjadi 3 tahapan
sebagai berikut:
Pada tiap sel yang terdapat pada makhluk hidup tentunya akan mengalami pembelahan sel,
dimana biasanya pembelahan sel ini dapat terbagi berdasarkan kelipatannya, contohnya disini
adalah pembelahan 4 sel menjadi 8 sel.
Akan tetapi, sebelum sel tersebut melakukan proses pembelahan, terdapat proses
penggandaan komponen yang terdapat dalam sel, salah satunya adalah DNA. Penggandaan
DNA inilah yang kemudian disebut sebagai replikasi.
Jadi, pengertian dari replikasi adalah proses sintesis DNA baru yang terjadi di dalam nukleus
sel. Pada proses replikasi DNA ini membutuhkan bantuan dari enzim helikase yang bertugas
untuk melepaskan basa dan ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian DNA. Pada saat
proses replikasi berlangsung, induk DNA akan membentuk anak DNA yang memiliki bentuk
yang sama dengan induknya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa induk DNA
memiliki tugas untuk membentuk DNA baru. Baltimore, Muzushima dan Temin (1970)
berpendapat bahwa dari sekian banyak virus, terdapat beberapa virus yang ternyata dapat
mensintesis DNA yang berasal dari RNA dengan hasil rantai tunggal. Enzim yang bertugas
dalam proses sintesis tersebut dinamakan DNA polimerase.
2. Tahap Transkripsi
Tahap transkripsi adalah tahapan dimana DNA akan membentuk RNA dengan
menguraikan kode genetik yang berasal dari DNA. Pada tahap ini akan menghasilkan
3 jenis RNA, yaitu:
a. mRNA
b. tRNA
c. rRNA
Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali proses pembukaan
rantai ganda yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase.
Pada tahap ini terdapat rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai sense, sedangkan
rantai lain yang berasal dari pasangan DNA dinamakan rantai anti sense. Tahap
transkripsi sendiri terbagi atas 3 tahap, yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.
Pada saat proses replikasi terdapat daerah yang disebut sebagai pangkal replikasi, lalu
pada proses transkripsi juga dikenal nama promoter yang merupakan wilayah DNA
yang digunakan sebagai tempat melekatnya RNA polimerase untuk melakukan
transkripsi. Terdapat proses dimana RNA kemudian akan melekat dengan promoter,
kemudian promoter akan mengikat kumpulan protein yang kemudian proses ini
disebut sebagai faktor transkripsi. Dari sini, RNA polimerase, promoter dan faktor
transkripsi akan disebut sebagai kompleks inisiasi transkripsi. Dimana selanjutnya
RNA polimerase akan bertugas membuka rantai ganda yang dimiliki oleh DNA.
Tahap Pemanjangan
Ketika RNA polimerase suah membuka rantai ganda DNA, maka RNA tersebut akan
menyusun uraian nukleotida-nukleotida RNA dengan ketentuan arah 5′ ke 3′. Pada
tahap ini, RNA akan mengalami pemanjangan diri seiring dengan proses
pembentukan pasangan DNA dengan basa nitrogen. Pada RNA tidak memiliki yang
namanya basa pirimidin timin (T), akan tetapi memiliki urasil (U). Maka dari itu,
RNA kemudian akan membentuk pasangan basa urasil dengan bantuan adenin yang
terdapat pada rantai DNA. Dalam rantai RNA terdapat 3 jenis basa, yaitu guanin,
sitosin dan adenin, dimana nantinya 3 basa ini akan berpasangan dengan basa
komplemen yang sudah ditetapkan sesuai dengan aturan pasangan basa. Pada tahap
ini, adenin nantinya akan berpasangan dengan urasil, sedangkan guanin akan
berpasangan dengan sitosin.
Tahap Akhir
Setelah tahap transkripsi selesai, rantai DNA akan menyatu kembali seperti semula,
lalu RNA polimerase akan lepas dari rantai DNA. RNA yang terlepas dari DNA
tersebut kemudian akan membentuk RNA m yang baru.
Di dalam sel prokariotik, RNA hasil dari transkripsi akan berperan aktif sebagai RNA
m. Akan tetapi, RNA yang dihasilkan dari transkripsi kode akan menjadi RNA m
yang akan aktif setelah melalui tahap tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
pada rantai tunggal RNA m memiliki beberapa urutan basa nitrogen. Tiap 3 jenis
urutan dari basa nitrogen yang terdapat pada nukleotida RNA m hasil dari transkripsi
akan disebut sebagai kodon atau triplet.
3. Tahap Translasi
Translasi adalah proses menerjemahkan kode kodon yang berasal dari RNA m untuk
menjadi asam amino yang nantinya akan membentuk protein. Masing-masing urutan
dari basa nitrogen yang berbeda nantinya akan diterjemahkan menjadi asam amino
yang berbeda pula. Contohnya disini adalah asam amino fenilalanin yang merupakan
terjemahan dari kodon UUU (3 basa urasil), asam amino glisin (CGC), asam amino
serin (UCA) dan asam amino triptofan (UGG). Pada tahap ini setidaknya terdapat 20
macam jenis asam amino yang dibutuhkan untuk dapat membentuk protein yang
berasal dari terjemahan kodon mRNA. Selanjutnya, beberapa dari asam amino
tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik dan nantinya akan
membentuk protein yang spesifik pula. Proses translasi sendiri terbagi atas 3 tahap :
Tahap Awal
Pada tahap awal translasi, unit kecil dari ribosom akan mengikat pada mRNA yang
sudah membawa kode genetik untuk asam amino yang akan dibuat, juga akan
mengikat bagian inisiator dari tRNA. Kemudian, molekul dari ribosom akan mengikat
bersama 3 molekul tersebut dan membentuk komplek inisiasi. Langkah selanjutnya
adalah molekul dari tRNA tersebut akan mengikat dan memindahkan asam amino dari
sitoplasma ke ribosom dengan bantuan enzim dan energi GTP. Masing-masing ujung
tRNA akan membawa 1 antikodon dan 1 asam amino. Langkah selanjutnya adalah
asam amino akan diaktifkan oleh tRNA dan menghubungkan antara kodon dan
antikodon pada mRNA.
Tahap Pemanjangan
Setelah asam amino diaktifkan, maka akan dihubungkan lagi oleh ikatan peptida yang
membentuk polipeptida di ujung tRNA yang membawa asam amino. Contohnya
adalah tRNA membawa sebuah asam amino fenilalanin, dengan demikian
antikodonnya akan AAA yang kemudian akan berhubungan dengan kodon mRNA
UUU. Pada proses ini, rantai polipeptida akan memanjang, hal ini disebabkan oleh
adanya menambahan dari asam amino.
Tahap Terminasi
Tahap akhir adalah ketika antikodon yang dibawa oleh tRNA bertemu dengan kodon
UAA, UGA dan UAG. Hal tersebut dikarenakan rantai polipeptida yang sudah
terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah untuk menjadi protein yang
fungsional.
RESUME II
1). Pembelahan sebagian besar mRNA prekursor (pre-mRNAs) menjadi molekul mRNA
yang lebih kecil.
2). Penambahan kelompok 7-methyl guanosin (mRNA “caps”) pada ujung 5’ molekul.
3). Penambahan kira-kira 200 nukleotida panjang yang merupakan urutan nukleotida
adenilet (“poly-A tails”) pada ujung 3’ molekul.
4). Melengkapi formasi atau susunan dengan protein yang spesifik. Pembelahan termasuk
dalam konversi pre-mRNAs menjadi mRNAs yang sering kali diikuti pemindahan
leader sequences (urutan dari ujung 5’ sampai kodon inisiasi translasi) dan noncoding
sequences (intervening sequences or introns yang berada di antara coding sequences).
Masing-masing gen transkrip dapat melakukan beberapa atau seluruh tipe proses
tersebut. Tidak semua mRNA mengandung 5’cap dan tidak semuanya mengandung
poly-A. Sebagian besar RNAs nonribosom yang disintesis dalam nukleus sel eukariot
mengandung sebagian besar molekul yang berbeda ukurannya. RNA ini disebut RNA
inti heterogen (hnRNA).
Proses cepat pada hnRNA besar atau molekul pre-RNA dalam nukleus terjadi setelah
hasil transkripsi jelas kelihatan dalam:
1). Sebagian besar RNA nonribosom yang disintesis dalam nukleus menurun dengan
cepat
2). Susunan molekul mRNA yang lebih kecil dipindahkan menuju sitoplasma.
Replikasi DNA
DNA pda umumnya terdapat didalam kromosom dan kromosom terdapat di dalam
inti sel. Seperti diketahui sel yang membelahselalu di dahului oleh pembelahan inti sel.
Berarti kromosom itu membelah, demikian pula molekul DNA. Watson dan Crick
mengetahui bahwa sekali urutan neuloktida tertentu terbentuk pada salah satu pita dari
“double helix” maka urutan nekleotida pada pita komplementernya (pasangannya) dapat
diketahui. Misalnya saja salah satu pita dari “double helix” terbaca sebagai
5’...SAATASTAGA...3’ maka pita pasangannya terbaca sebagai 3’
...GTTATGATST...5’. oleh karen aitu Watson dan Cric berpendpat bahwa apabila dua
pita dari “double helix” tertentu melalui suatu proses dapat dilepas berpilinnya dan
kemudian dibiarkan dalam larutan yang mengandung nukleotida, maka tiap pita tadi dapat
berlaku sebagai contoh untuk terbentuknya pita polinukleotida baru. Proses
berlipatgandanya molekul DNA disebut replikasi DNAkan pengamatan beberapa ahli
dikenal beberapa hipotesa mengenai repliksi DNA, yaitu
1. Semikonservatif.
“Double Helix”dari molekul DNA yang lama membuka dengan perantaraan
enzim, kemudian disamping tiap pita yang lama dibentuk pita DNA baru. Cra
ini sesuai dengan pendapat Watson dn Crick
2. Konsrvatif.
Molekul DNA yang lama tetap, artinya double helix tidak membuka.
Disamping molekul DNA yang lama dibentuk molekul DNA baru.
3. Dispersif
Molekul DNA putus menjadi beberapa bagian dan untuk potongan-potongan
itu dibentuk DNA baru (Suryo,2016).
Contoh gambar replikasi DNA
Referensi