Anda di halaman 1dari 26

KODE GENETIK DAN TRANSKRIPSI

Kelas B

ERIK NANDA PUTRA 20177007

Program Studi Magister Pendidikan Biologi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang.
Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara
pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk
menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Di
dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang
berfungsi mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA
mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang
diproduksi dan akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang
terjadi di dalam sel.
( Wayan, 1991)
Sifat kode genetik
Kode genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amino
ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin
dan triptofan mempunyai kodon tunggal.

Kodon sinonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga. Pada kasus
apapun, bila posisi basa ketiga adalah suatu pirimisin, maka kodon-kodon akan
mengarah atau menunjukkan asam amino yang sama (sinonimus)
Kodon awal dan akhir

Kodon awal merupakan kodon pertama yang


diterjemahkan pada saat translasi atau disebut juga
kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin).

Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga


kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA. Kodon akhir
disebut
juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam
amino. Kodon akhir menyebabkan proses translasi
berakhir dengan bantuan faktor pelepasan untuk
melepas ribosom.
Kode genetik bersifat universal
Kodon bersifat universal, artinya kode genetika dalam kodon – dengan
beberapa perkecualian – berlaku bagi semua makhluk hidup, mulai dari
virus sampai manusia. Satu set kodon dapat mulai membaca dari tempat
manapun pada urutan dasar, yang membuat satu set kodon
dalam untai DNA mungkin untuk menciptakan enam jenis protein

Kode genetik bersifat universal. Semua organisme hidup dikenal


menggunakan kode genetik yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
semua organisme berbagi sejarah evolusi yang sama.
Enzim yang berperan dalam transkripsi

Enzim yang berperan dalam transkripsi  RNA polimerase


1. Pada Prokaryotik: hanya memiliki satu RNA polimerase
sintesis mRNA, r RNA, dan tRNA

2. Pada Eukaryotik: memiliki tiga RNA polimerase


a. RNA polimerase I: sintesis rRNA
b. RNA polimerase II: sintesis mRNA
c. RNA polimerase III: sintesis tRNA dan 5S rRNA
Apa itu transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode
genetik yang ada pada urutan DNA menjadi molekul
RNA.

Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi


sifat-sifat genetik yang nantinya akan muncul
sebagai fenotip.
RNA yang dihasilkan dari proses transkripsi ada
3,
yaitu:
1. mRNA (messenger RNA)
2. tRNA (transfer RNA)
3. rRNA (ribosomal RNA)
Transkripsi pada Prokariot
Pada prokariot, gen terdiri atas 3 bagian utama : daerah pengendali (promoter);
bagian struktural dan terminator.

Gen pada prokariot diorganisasikan dalam struktur operon. Contoh : operon lac
(operon yg mengendalikan kemampuan metabolisme laktosa pada bakteri
Escherichia coli). Adanya sistim operon karena satu promotor mengendalikan
seluruh gen struktural.
Inisiasi (Initiation)
- pada ujung 5’ gen
- pengikatan RNA polimerase pada promotor
- pemutusan molekul DNA
Elongasi (Elongation)
- penambahan nukleotida pada ujung 3’ rantai pemanjangan (growing chain)
- basa dipasangkan secara komplemen
Terminasi (Termination)
- pada ujung 3’ gen

RNA polimerase tetap terikat pada DNA dan melangsungkan transkripsi hingga
mencapai urutan terminator (sinyal stop), yang pada umumnya berupa struktur
seperti tusuk konde (hairpin). Struktur yang terdiri atas batang dan lengkung
(loop) ini terjadi karena RNA hasil transkripsi mengalami komplementasi diri.
Biasanya, bagian batang sangat kaya dengan GC sehingga sangat stabil
(GC mempunyai ikatan rangkap tiga).
Terminasi menggunakan protein rho

selain karena adanya struktur tusuk konde, terminasi


transkripsi dapat juga terjadi dengan bantuan suatu
protein khusus yang dinamakan protein rho (ρ). Rho
merupakan protein heksamer yang akan menghidrolisis
ATP dengan adanya RNA untai tunggal. Protein ini
nampak terikat pada urutan sepanjang 72 basa pada
RNA, yang diduga lebih disebabkan oleh pengenalan
suatu struktur spesifik daripada karena adanya urutan
konsensus.
Proses transkripsi pada eukariot

Transkripsi gen kelas I

Transkripsi gen kelas I dilakukan oleh RNA polimerase I. proses transkripsi


gen kelas I juga dimulai dengan pembentukan kompleks pra inisiasi yang
dilakukan oleh RNA polimerase I dan dua faktor transkripsi yaitu SL1 dan
UBF (Upstream binding factor).

Transkripsi gen kelas I dimulai dari daerah promotor antara dan berakhir
pada sisi sebelah hulu promotor utama. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantarkan molekul RNA polimerase I dalam jumlah besar kesisi
inisiasi.
Proses transkripsi pada eukariota
Transkripsi gen
Kelas II
Transkripsi gen kelas II dilakukan oleh RNA
polimerase II yang dibantu oleh beberapa
faktor transkripsi umum. Penyusunan
kompleks faktor transkripsi umum dan RNA
polimerase II pada daerah promotor
membentuk kompleks
pra inisiasi yang akan segera mengawali
transkripsi jika ada nukleotida.
Setelah terbentuk kompleks pra inisiasi RNA
polimerase II siap untuk melakukan proses
transkripsi jika ada nukleotida. Faktor
transkripsi yang penting untuk mengawali
inisiasi proses transkripsi adalah TBP, TFIIB,
TFIIF, dan RNA polimerase II

Pembentukan kompleks pra-inisiasi transkripsi pada eukariot


Proses transkripsi pada eukariota
Transkripsi gen klas III

Transkripsi gen kelas III (gen tRNA dan


5S rRNA) dilakukan oleh RNA polimerase
III dibantu oleh sekelompok protein yang
dikenal sebagai faktor transkripsi TFIII
yang meliputi; TFIIIA, TFIIIB, dan TFIIIC serta
protein TBP.

Pembentukan Kompleks pra-inisiasi gen


kelas III
Terdapat  3 produk hasil transkripsi pada eukariot antara lain :
1. RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar gen rRNA. Enzim ini terdapat di dalam nukleoli
dan tidak sensitif terhadap α-amanitin.

2. RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen penyandi protein dan beberapa gen RNA nuklear
kecil (snRNA). Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan sangat sensitif terhadap α-amanitin.

3. RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen tRNA, 5S rRNA, U6 snRNA dan beberapa RNA kecil
lainnya. Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan agak sensitif terhadap α-amanitin.
Proses pada pascatranskripsi
Pada fase pasca transkripsi (post-transcriptional), terjadi
beberapa proses yang unik pada Eukaryotik:

1. capping  penambahan tudung (cap) pada ujung 5’


mRNA
2. poliadenilasi  penambahan gugus poli-A pada ujung
3’ mRNA
3. RNA splicing  pemotongan dan penyambungan RNA
4. RNA editing  penyuntingan mRNA
1. Capping

metilasi (penambahan gugus metil), yang sebagian


besar terakumulasi pada ujung 5’ mRNA
Struktur ini kemudian dikenal sebagai tudung mRNA
(mRNA cap), berupa molekul 7-metilguanosin (m7G)

Fungsi mRNA cap:


1. melindungi mRNA dari degradasi
2. meningkatkan efisiensi translasi mRNA
3. meningkatkan pengangkutan mRNA dari nukleus ke
sitoplasma
4. meningkatkan efisiensi proses splicing mRNA
2. Poliadenilasi

rantai poli-A ditambahkan pasca-transkripsi karena


tidak ada bagian gen yang mengkode rangkaian A atau
T semacam ini

penambahan dilakukan dengan menggunakan aktivitas


enzim poli(A)-polimerase

fungsi poliadenilasi: meningkatkan stabilitas mRNA


sehingga mRNA mempunyai umur
yang lebih panjang dibandingkan dengan mRNA yang
tidak memiliki poli-A
3. RNA splicing
4. RNA editing

misalnya terjadi pada sekuens mRNA sitokrom


oksidase III (COIII) Trypanosoma brucei sepanjang
731 nukleotida

ditambahkan 407 uridine (U) melalui proses


editing/penyuntingan

 penyuntingan selalu terjadi pada ujung 3’


 penyuntingan dilakukan oleh molekul RNA, yang
disebut guide RNA (gRNA)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai