Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013

Hal. 31-400

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN


BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) DI BANDUNGAN, JAWA TENGAH

Ismi Alfii Anni*, Endang Saptiningsih*, Sri Haryanti*

*Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan
Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRACT
Onions ( Allium fistulosum L. ) is a vegetable that is often consumed by public . People often
consume on the part of young leaves . Onions production decreased during the rainy season .
One way to increase the growth and production of onions by adjusting the light intensity that is
appropriate . Shade is one effort intensity of the sun setting to the plant . The purpose of this
research was to determine the effect of shade on the growth and production of onions . The
research conducted at Sidomukti Village, Bandungan and laboratory BSF, FSM, Diponegoro
University. The research design using the single factor RAL: shade . Data analysis using
ANOVA followed by Duncan's Multiple Range Test Test ( DMRT ) confidence level 95 % .
The parameters were plant height , number of tillers , wet weight , dry weight , chlorophyll
content , stomatal number . The results showed that the difference was not significantly
different shade to the number of tillers , fresh weight , chlorophyll content , and the number of
stomata , but showed significantly different results to height and plant dry weight . Paranet
shade with 2 coats of 10950-24850 lux light intensity and give the highest production growth in
height and plant dry weight.

Keyword: onions, growth, production.

ABSTRAK
Bawang Daun (Allium fistulosum L.) merupakan tanaman sayuran yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat. Masyarakat sering mengkonsumsi pada bagian daun yang masih muda. Produksi
bawang daun mengalami penurunan pada saat musim hujan. Salah satu cara untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang daun yaitu dengan mengatur intensitas
cahaya yang tepat. Pemberian naungan merupakan salah satu upaya pengaturan intensitas
matahari yang sampai ke tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
pemberian naungan terhadap pertumbuhan dan produksi bawang daun. Penelitian dilaksanakan
di Desa Sidomukti, Bandungan dan laboratorium BSF Tumbuhan Jurusan Biologi FSM Undip.
Rancangan penelitian menggunakan RAL dengan faktor tunggal naungan. Analisis data
menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada
taraf kepercayaan 95%. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, berat
basah, berat kering, kandungan klorofil, jumlah stomata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perbedaan naungan tidak berbeda nyata terhadap jumlah anakan, berat basah, kandungan
klorofil, dan jumlah stomata, namun menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap tinggi dan
berat kering tanaman. Naungan 2 lapis paranet dengan intensitas cahaya sebesar 10.950-24.850
lux memberikan pertumbuhan dan produksi tertinggi pada tinggi dan berat kering tanaman.

Kata kunci: bawang daun, naungan, pertumbuhan dan produksi


Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

PENDAHULUAN kekuningan, akibatnya laju penyerapan


Salah satu sayuran yang sering cahaya rendah dan fotosintesis rendah.
dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu bawang Pengurangan kadar klorofil sejalan dengan
daun (Allium fistulosum L). Bawang daun pengurangan kandungan fotoasimilat,
merupakan tanaman sayuran daun semusim ditunjukkan dengan menurunnya bahan
dengan habitus seperti rumput. Bagian daun kering (Watanabe et al., 1993).
yang masih muda, yang biasanya sering Tanaman menggunakan cahaya
dikonsumsi. Pangkal daunnya membentuk sebagai sumber energi utamanya. Cahaya
batang semu dan sifatnya merumpun. Salah akan mempengaruhi proses metabolisme
satu dataran tinggi di Jawa Tengah sebagai melalui proses fotosintesis dan respirasi.
daerah budi daya tanaman ini yaitu Hasil dari proses tersebut yang akan
Bandungan. Bandungan memiliki digunakan untuk pertumbuhan dan
ketinggian sekitar 1200 m dpl dan produksi tanaman. Salah satu cara untuk
merupakan daerah budidaya bawang daun. meningkatkan pertumbuhan dan produksi
bawang daun, yaitu dengan mengatur
Produksi bawang daun umumnya
intensitas cahaya yang tepat. Intensitas
mengalami penurunan saat musim hujan.
cahaya yang sesuai berpengaruh terhadap
Curah hujan yang tinggi menyebabkan
aktivitas fotosintesis tanaman. Pemberian
kondisi tanaman mengalami kerusakan.
naungan merupakan salah satu upaya
Selain itu faktor cahaya juga berpengaruh
pengaturan intensitas matahari yang sampai
terhadap produksi tanaman bawang daun.
ke tanaman. Intensitas matahari yang
Perubahan musim berpengaruh terhadap
optimal akan berpengaruh positif terhadap
fluktuasi intensitas cahaya yang diterima
proses fotosintesis, yang pada akhirnya
oleh tanaman. Intensitas cahaya yang
akan menghasilkan produktivitas yang
rendah saat musim hujan, berpengaruh
tinggi.
terhadap pertumbuhan dan produksi
Penelitian ini bertujuan untuk
bawang daun. Tanaman dengan kondisi
mengetahui pengaruh naungan terhadap
kekurangan cahaya berakibat terganggunya
pertumbuhan dan produksi tanaman bawang
metabolisme, sehingga menyebabkan
daun. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menurunnya laju fotosintesis dan sintesis
memberikan informasi kepada masyarakat
karbohidrat (Djukri dan Purwoko, 2003).
maupun petani mengenai pengaruh
Selain itu, intensitas cahaya yang tinggi saat
fluktuasi intensitas cahaya yang diterima
musim kemarau dapat menurunkan kadar
oleh tanaman bawang daun dengan cara
klorofil daun. Daun menjadi hijau
diatur dengan pemberian naungan, sehingga
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

petani dapat mengatur pola tanam bawang dari pangkal batang 30cm dan akarnya
daun yang tepat dan akan menghasilkan dipotong sepanjang 5 cm dari pangkal akar.
pertumbuhan dan produktivitas bawang Media tanam dari campuran tanah dan
daun yang maksimal. pupuk kandang (3:1).
Penanaman
METODE PENELITIAN Bibit tanaman bawang daun ditanam
Waktu dan Tempat Penelitian tegak lurus. Satu polibag berisi 1 bibit
Penelitian dilakukan pada bulan tanaman.
Januari-Maret 2013, meliputi persiapan Perlakuan
bibit dan media tanam, penanaman, Naungan menggunakan dengan
perlakuan, dan pemeliharaan tanaman paranet (P). Perlakuan dengan 5 ulangan,
dilakukan di Desa Sidomukti Kecamatan yaitu:
Bandungan Kabupaten Semarang. P0 = tanpa naungan (intensitas cahaya
Pengamatan parameter dilakukan di 26.300-42.916 lux)
Laboratorium BSF Tumbuhan Jurusan P1 = naungan paranet 1 lapis (intensitas
Biologi Fakultas Sains dan Matematikan cahaya 14.483-37.750 lux)
Universitas Diponegoro Semarang. P2 = naungan paranet 2 lapis (intensitas
Bahan dan Alat cahaya 10.950-24.850 lux)
Bahan-bahan yang digunakan adalah P3 = naungan paranet 3 lapis (intensitas
tanaman bawang daun, tanah, pupuk cahaya 8.016-17.200 lux)
kandang, aseton 70%, pupuk urea, dan Pemeliharaan tanaman
insektisida. Alat-alat yang digunakan Penyiraman dilakukan sehari sekali.
diantaranya polibag, paranet, cetok, sprayer, Pemupukan saat umur 30 HST
mortar,timbangan digital, spektrofotometer, menggunakan pupuk urea(1 g/polibag).
oven, gelas ukur, tabung reaksi, kertas Penyiangan dan pengendalian hama saat
saring, ember, cangkul, pisau cutter, gelas umur tanaman 30 HST. Pengamatan
benda, selotip, cuvet, meteran, alat intensitas cahaya pada pukul 09.00 WIB,
tulis,kutek,handcounter, luxmeter, kertas 12.00 WIB, dan 15.00 WIB menggunakan
label, tissue, bambu untuk kerangka, luxmeter. Pemanenan dilakukan saat
fotomikrograf, camera digital. berumur 2,5 bulan.
Persiapan bibit dan media tanam Rancangan Percobaan
Bibit yang digunakan berasal dari Rancangan penelitian yang
anakan tanaman induk yang berumur 2,5 digunakan adalan rancangan acak lengkap
bulan. Pemotongan sebagian daun tanaman (RAL) faktor tunggal berupa naungan
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

dengan masing-masing perlakuan 5 yang didapat dimasukkan ke dalam cuvet


ulangan. untuk selanjutnya diukur kandungan
Parameter Penelitian klorofilnya. Alat yang digunakan, yaitu
Parameter dalam penelitian ini, spektrofotometer pada panjang gelombang
meliputi : 644 nm dan 663 nm. Setelah didapat nilai
Tinggi tanaman absorbansi, kandungan klorofil dapat
Pengukuran dari permukaan tanah dihitung dengan rumus sebagai berikut :
sampai ujung daun tertinggi dengan
Klorofil a = 1,07 (OD663) - 0,094
meteran (2 minggu setelah tanam).
(OD644)
Jumlah anakan
Klorofil b = 1,77 (OD644) – 0,28
Jumlah anakan yang muncul dari
(OD663)
pangkal batang dihitung pada akhir
Klorofil total = 0,79 (OD663) + 1,076
pengamatan, yaitu saat panen tanaman
(OD644)
berumur 2,5 bulan.
Berat basah (Setiari dan Nurchayati, 2009;Kitajima dan
Setelah pemanenan, tanaman Hogan, 2003)
dibersihkan dari kotoran lalu ditimbang Jumlah stomata/bidang pandang
seluruh bagian tanamannya dengan Metode yang dipakai untuk
timbangan digital. mengamati stomata di permukaan daun
Berat kering adalah metode replika, yaitu mula-mula
Tanaman bawang daun dibungkus daun dibersihkan dengan tissue untuk
dengan koran, kemudian dimasukkan dalam menghilangkan debu/kotoran, kemudian
oven yang bersuhu 60o C selama 2 hari. diolesi kutek yang berwarna transparan.
Bawang daun ditimbang dengan timbangan Kutek dibiarkan mengering (tunggu) 10-15
digital sampai berat konstan. menit. Setelah kering olesan kutek
Kandungan klorofil ditempeli potongan selotip warna
Kandungan klorofil diukur transparan dan diratakan, lalu dikelupas
menggunakan metode spektrofotometri. secara perlahan–lahan. Hasil kelupasan
Daun yang digunakan, yaitu diambil yang tersebut lalu ditempelkan pada gelas benda.
kelihatan tua, digerus dengan menggunakan Pengamatan jumlah stomata per bidang
mortar, ditimbang beratnya 0,05 g. Sampel pandang dengan mikroskop dan dihitung
diekstraksi dengan 5 ml aseton 70% diaduk dengan hand counter (Haryanti, 2010).
sampai klorofil larut. Ekstrak klorofil Analisis Data
disaring menggunakan kertas saring. Filtrat
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

Data yang diperoleh dianalisis


dengan menggunakan Anova, jika terdapat
beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan
pada taraf kepercayaan 95% (Hanafiah,
2001). Analisis data menggunakan program
komputer SAS v9. Gambar 1 Grafik rerata tinggi tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN bawang daun pada naungan
Perlakuan P3 (intensitas cahaya
Pengaruh naungan terhadap rerata
8.016-17.200 lux) rerata tinggi tanaman
tinggi tanaman, jumlah anakan, berat basah,
dari minggu ke-2 sampai minggu ke 11
dan berat kering tanaman bawang daun
menunjukkan nilai terendah. Young dan
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Mulkey (1997) menyatakan bahwa,
Tabel 1 Rerata data tinggi tanaman, jumlah
anakan, berat basah, dan berat peningkatan pemanjangan dan pembelahan
kering tanaman bawang daun sel tanaman ketika auksin dalam kadar
pada perlakuan naungan
tinggi. Kadar auksin dalam kadar yang
Parameter
Perlakuan Tinggi Jumlah
Berat Berat rendah akan berpengaruh menghambat
Basah Kering
(cm) Anakan
(g) (g) pemanjangan dan pembelahan sel.
P0 55,1b 0,4a 70,83a 5,58ab
P1 61,1a 0,4a 71,51a 5,27b Perlakuan naungan (P0, P1, P2, dan P3)
P2 61,2a 0,8a 84,87a 7,28a berpengaruh terhadap kadar auksin
P3 54,9b 0,4a 69,37a 6,82ab
tanaman. Tanaman yang terkena naungan
Keterangan :
Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama akan mengalami pemanjangan sel,
dalam satu kolom menunjukkan hasil berbeda khususnya pada batang. Intensitas cahaya
nyata berdasarkan hasil uji Duncan pada taraf
kepercayaan 95%. rendah yang dihasilkan meningkatkan kadar
Ukuran tanaman yang sering diamati auksin pada meristem apikal dan
sebagai indikator pertumbuhan yaitu tinggi. ditranslokasikan untuk merangsang
Tinggi tanaman merupakan akibat dari pemanjangan sel tanaman.
pembelahan dan pemanjangan sel.
Pembelahan dan pemanjangan sel salah
satunya dipengaruhi oleh hormon auksin.
Grafik 1 rerata tinggi tanaman pada
perlakuan naungan yang berbeda, perlakuan
P2 (intensitas cahaya 10.950-24.850 lux) Gambar 2 Histogram rerata jumlah anakan
tanaman bawang daun pada
tinggi tanaman meningkat dari minggu ke-2
naungan
sampai minggu ke-11 dengan nilai tertinggi
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

Anakan merupakan pertumbuhan (Sitompul dan Guritno, 1995). Berat basah


vegetatif dari tanaman. Anakan tanaman tanaman merupakan hasil aktivitas
bawang daun tumbuh pada titik tumbuh, metabolisme dan nilai bobot basah ini
yaitu pada meristem apikal tunas (SAM) dipengaruhi kadar air jaringan, unsur hara
batang. SAM membelah membentuk tunas dan hasil metabolismenya. Kadar air dalam
lateral pada batang sejati. Tunas lateral tanaman dan kadar air tanah berpengaruh
merupakan calon anakan. Pemanjangan terhadap laju transpirasi.
tunas lateral diikuti dengan diferensiasi Transpirasi pada tanaman
primodia daun (Kamenetsky dan dipengaruhi oleh intensitas cahaya.
Rabinowitch, 2006). Shelley et.al (1999) Intensitas cahaya yang tinggi akan
menyatakan bahwa, jumlah anakan mengakibatkan kadar air dalam jaringan
meningkat dengan berkurangnya intensitas dan kadar air tanah menurun karena
cahaya. Perlakuan intensitas cahaya dalam tingginya transpirasi. Kondisi intensitas
naungan tidak berpengaruh siginifikan cahaya rendah menyebabkan kadar air
terhadap jumlah anakan. Hal ini tanah dan jaringan memadai, sehingga
dikarenakan jumlah anakan tidak hanya proses transpirasi dalam tanaman tidak
dipengaruhi oleh faktor cahaya saja, namun meningkat (Pallas et.al, 1967). Perlakuan
ada faktor lain yang berperan seperti suhu naungan 1 lapis paranet, 2 lapis paranet,
lingkungan, hormon pertumbuhan, dan 3 lapis paranet tidak menunjukkan
kandungan air dan unsur hara (Kamenetsky perbedaan yang signifikan terhadap berat
et.al, 2004;Benes, 2013). Selain itu faktor basah, karena penelitian berlangsung saat
internal juga berpengaruh terhadap musim penghujan, perlakuan naungan tidak
pembentukan anakan seperti umur tanaman berpengaruh terhadap laju transpirasi pada
dan faktor genetik (Benes, 2013). masing-masing naungan. Hal ini
mengakibatkan rerata berat basah tanaman
tidak berbeda nyata.

Gambar 3 Histogram rerata berat basah


tanaman bawang daun pada
naungan
Berat basah tanaman menunjukkan Gambar 4 Histogram rerata berat kering
besarnya kandungan air dalam jaringan atau tanaman bawang daun pada
naungan
organ tumbuhan selain bahan organik
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

Berat kering tanaman merupakan untuk reduksi CO2 menjadi senyawa


berat dari tanaman setelah dikeringkan karbohidrat. Karbohidrat digunakan untuk
sampai kandungan airnya hilang, sehingga menyusun strukstur dan fungsi dalam
yang tersisa hanya hasil proses fotosintesis tanaman.
dan komponen-komponen yang tersimpan Tabel 2 Rerata kandungan klorofil dan
jumlah stomata tanaman bawang
pada tanaman. Laju fotosintesis dipengaruhi
daun pada naungan
oleh intensitas cahaya. Peningkatan laju
Parameter
fotosintesis terjadi ketika intensitas cahaya Perla Klo.a Klo.b Klo. Jumlah
-kuan (mg/g) (mg/g) totall Stomat
meningkat. Saat intensitas cahaya rendah, (mg/g) a

laju fotosintesis menurun. Setiap spesies P0 0,59a 0,38a 0,79a 128,8a

tanaman mempunyai kisaran intensitas P1 0,64a 0,32a 0,80a 124,2a

cahaya yang optimal untuk proses P2 0,47a 0,24a 0.61a 121,8a

fotosintesis dalam meningkatkan P3 0,64a 0,33a 0,81a 113,6a

pertumbuhan dan produksi. Rerata berat Keterangan :


Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak
kering tanaman dengan nilai tertinggi pada
sama dalam satu kolom menunjukkan hasil
naungan P2 (Gambar 4). Berat kering pada berbeda nyata berdasarkan hasil uji
Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
perlakuan naungan P2 berbeda nyata Kitajima dan Hogan (2005)
dengan naungan P1. Hal ini karena naungan menyatakan bahwa kandungan klorofil a,
P2 dengan intensitas cahaya 10.950-24.850 klorofil b, dan klorofil total pada intensitas
lux lebih optimal dalam meningkatkan berat cahaya rendah lebih tinggi, karena tanaman
kering tanaman bawang daun. Produksi melakukan adaptasi penyerapan jumlah
berat kering lebih tinggi bila dibandingkan cahaya yang terbatas. Penelitian intensitas
dengan naungan P1. cahaya dalam naungan yang berbeda tidak
Perlakuan P1, kenaikan intensitas menunjukkan perbedaan yang signifikan
cahaya tidak mengakibatkan peningkatan terhadap kandungan klorofil a, klorofil b,
laju fotosintesis, sehingga berat kering dan klorofil total. Faktor intensitas cahaya
tanaman lebih rendah dibandingkan P2. rendah dapat mempengaruhi ukuran antena
Intensitas cahaya berpengaruh terhadap laju pigmen pemanen cahaya untuk menangkap
fotosintesis, karena cahaya akan diserap cahaya yang terbatas. Pigmen pemanen
oleh fotosistem yang terdiri dari klorofil a, menyesuaikan penyerapan cahaya dan
klorofil b, dan pigmen-pigmen pelengkap. mengatur fotosintesis dalam lingkungan
Energi cahaya kemudian diubah menjadi dengan energi cahaya yang rendah (Muller,
energi kimia, yaitu dalam bentuk ATP dan et.al, 2001), sehingga fotosintesis berjalan
NADPH. ATP dan NADPH digunakan dengan baik dan hasilnya diarahkan pada
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

berat kering tanaman. Fotosintesis tidak menunjukkan bahwa klorofil a dan klorofil
hanya dipengaruhi oleh kualitas cahaya b berperan sebagai pemanen cahaya dan
yang diterima tanaman dan pigmen karotenoid berperan sebagai pelindung
pemanen klorofi, namun juga dipengaruhi klorofil terhadap kerusakan akibat intensitas
oleh pigmen pelengkap yang lain seperti cahaya tinggi.
karotenoid. Kandungan klorofil a, klorofil b, dan
klorofil total untuk optimalnya laju
fotosintesis tidak hanya dipengaruhi oleh
intensitas cahaya saja. Selain itu faktor
genetik juga berpengaruh dalam optimalnya
laju fotosintesis tanaman. Setiap jenis
tumbuhan memberi tanggapan yang tidak
Gambar 5 Histogram rerata kandungan
sama terhadap intensitas cahaya yang
klorofil tanaman bawang daun
pada naungan diterima dengan kisaran laju fotosintesis
Saat kondisi intensitas cahaya rendah yang berbeda. Intensitas cahaya
atau ternaungi, pigmen pemanen cahaya mempengaruhi aktivasi gen pemanen
klorofil a dan klorofil b akan dibantu oleh cahaya, sehingga menyebabkan tiap spesies
pigmen pemanen lain yaitu karotenoid tumbuhan memiliki respon yang berbeda
dalam menangkap semua cahaya yang dalam mengaktifkan gen pigmen pemanen
terbatas, sehingga fotosintesis berjalan sesuai dengan kuantitas cahaya yang
optimal. Pigmen yang berperan untuk diterima (Surpin et.al, 2002).
memanen cahaya dalam poses fotosintesis
adalah pigmen-pigmen yang terdapat dalam
kloroplas seperti klorofil a, b, dan
karotenoid. Karotenoid meningkat saat
intensitas cahaya tinggi, dan fungsinya
dapat melindungi klorofil dari fotooksidasi
(Francisco et al, 2005). Gambar 6 Histogram rerata jumlah stomata
tanaman bawang daun pada
Paiva et.al (2003) menyatakan naungan
bahwa, kadar klorofil a dan b konstan pada
Stomata adalah porus yang berbentuk
kisaran intensitas cahaya yang luas yaitu
lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
pada kisaran 40-800 µmol.m-2.s-1.
epidermis khusus yang disebut sel penutup.
Peningkatan intensitas cahaya berpengaruh
Sel penutup adalah sel-sel epidermis yang
pada jumlah karotenoid. Hal ini
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

telah mengalami perubahan bentuk dan setara dengan intensitas cahaya sebesar
fungsi, sehingga dapat mengatur besar 10.950-24.850 lux, memberikan
kecilnya porus yang ada diantaranya pertumbuhan dan produksi tanaman bawang
(Dalimunthe, 2004). Faktor yang daun tertinggi pada tinggi dan berat kering
berpengaruh terhadap pembentukan stomata tanaman.
salah satunya intensitas cahaya. Morais et
al. (2004) mengatakan bahwa jumlah DAFTAR PUSTAKA
stomata daun pada perlakuan intensitas Benes, B. 2013. Visual Model of Plant
Development with Respect to
cahaya tinggi (tanpa naungan) lebih banyak
Influence of Light. Department
dibandingkan dengan perlakuan naungan, of Computer Science and
Engineering, Czech Technical
naungan mengakibatkan pengurangan
University.
kepadatan atau distribusi stomata. Dalimunthe, A. 2004. Stomata, Biosintesis,
Mekanisme Kerja dan
Intensitas cahaya yang rendah
Peranannya dalam
menghasilkan jumlah stomata lebih banyak Metabolisme. Program Studi
Kehutanan Fakultas Pertanian
pada tanaman kedelai, namun intensitas
Universitas Sumatera Utara,
cahaya yang tinggi menghasilkan jumlah Medan.
Djukri dan Purwoko. 2003. Pengaruh
stomata lebih sedikit (Pantilu et.al,2012).
Naungan Paranet terhadap
Schluter et.al (2002) menyatakan bahwa Sifat Toleransi Tanaman Talas
(Colocasia esculenta
distribusi dan densitas stomata dipengaruhi
(L.)Schott). Ilmu Pertanian
ekspresi gen SDD1 pada kondisi cahaya 2(10):17-25.
Francisco, J., Caranhas, D., Moriera, U.,
yang berbeda, namun perubahan densitas
Varmes, A., Paulo., dan
dan distribusi stomata tidak mempengaruhi Marcos. 2005. Growth,
Photosynthesis and Stress
asimilasi CO2 dan sintesis karbohidrat.
Indicators in Young Rosewood
Penelitian ini, perlakuan naungan tidak Plants (Aniba rosaedore
Ducke) under Different Light
mengakibatkan perbedaan yang signifikan
Intensities. Brazilian Journal of
terhadap jumlah stomata. Hal ini Plant Physiology (17):3.
Hanafiah, K.A 2001. Rancangan
menunjukkan bahwa besarnya intensitas
Percobaan Teori dan Aplikasi.
cahaya pada naungan yang berbeda tidak PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta .
mengakibatkan perbedaan ekspresi gen
Haryanti, S. 2010. Pengaruh Naungan yang
dalam pembentukan stomata. Berbeda terhadap Jumlah
Stomata dan Ukuran Porus
KESIMPULAN
Stomata Daun Zephyranthes
Naungan mempengaruhi tinggi dan Rosea Lindl. Buletin Anatomi
dan Fisiologi 1(XVIII).
berat kering tanaman bawang daun (Allium
Laboratorium BSF, Jurusan
fistulosum L.). Naungan 2 lapis paranet Biologi FMIPA,Undip.
Jurnal Biologi, Volume 2 No 3, Agustus 2013
Hal. 31-400

Kamenetsky, R. and Rabinowitch, H.D., Mutant with Elelvated Stomatal


2006. The Genus Allium: A Density (sdd1-1) under Different
Development and Horticultural Light Regimes. Journal of
Analysis. Horticultural Reviews Experimental Botany 54:867-
(32): 329-37. 874.
Kitajima, K dan Hogan, K.P. 2003. Setiari, N. dan Nurchayati, Y. 2009.
Increase of Chlorophyll a/b Eksplorasi Kandungan Klorofil
Ratios during Acclimation of pada Beberapa Sayuran Hijau
Tropical Woody Seedlings to sebagai Alternatif Bahan Dasar
Nitrogen Limitation and High Food Supplement. Bioma 1(11):
Light. Journal Plant Cell and 6-10.
Environment 26:857-865. Shelley, A., James., dan David T.Bell.
Morais, H., Medri, M.E., Marur, C.J., 1999. Leaf Orientation, Light
Caramori, P.H., De Arrura Interception and Stomatal
Riberio, A.M., Gomes, J.C. Conductance of Eucalyptus
2004. Modifications on Leaf globulus ssp. Globulus leaves.
Anatomy of Coffea arabica Tree Physiology 20: 815-823.
Caused by Shade of Pigeonpea Surpin, M., Larkin, R.M., dan Chory, J.
(Cajanus cajan). Brazilian 2002. Signal Transduction
Archives of Biology and between the Chloroplast and the
Technology 47: 863-871. Nucleus. The Plant Cell, S327-
Paiva, E.A., Isaias, R.M., Vale, F.H., dan S338.
Queiroz, C.G. 2003. The Watanabe, N., C. Puji, Sharota, M., and
Influence of Light Intensity on Furota, Y. 1993. Changes in
Anatomical Structure and Chlorophyll, Thylakoid
Pigment Contents of Proteins and Photosynthetic
Tradescantia pallida (Rose) Adaptation to Sun and Shade
Hunt. Cv. Purpurea Boom Environments in Iploid and
(Commelinaceae) Leaves. An Ttetraploid Oryza punctatik
International Journal Brazilian and Diploid O. Eichingeri.
Archives of Biology and Plant Physiol. Biochem. 31:
Technology 46:617-624. 469–474.
Pallas, J.E., Michel, B.E., dan Harris, D.G. Young, S.K dan Mulkey, J.T. 1999. Effect
1967. Photosynthesis, of Auxin and Etylene on
Transpiration, Leaf Elongation of Intact Primary
Temperature, and Stomatal Roots of Maize (Zea mays L.).
Activity of Cotton Plants under Journal Plant Bio. 40 (4) :
Varying Water Potentials. Plant 249-255.
Physiol 42:76-88.
Pantilu, L.I., Mantin, F.R., Ai, S.N., dan
Pandiangan, D. 2012. Respons
Morfologi dan Anatomi
Kecambah Kacang Kedelai
(Glycine max (L.) Merill)
terhadap Intensitas Cahaya
yang Berbeda. Jurnal Bioslogos
2(2).
Schluter, U., Muschak, M., Berger, D., dan
Attman, T. 2003. Photosynthetic
Performance of an Arabidopsis

Anda mungkin juga menyukai