Anda di halaman 1dari 11

Nama: Abdul Malik Serumpaet

NPM : 2111010003

Tugas : Fisiologi Tumbuhan

Judul Keefektifan Spektrum Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Kacang Hijau (Vigna Radiata)
Volume Vol 4, no 2
Tahun 2018
Penulis Astried Naomi1 , Jeni Pertiwi1 , Putri Ayu Permatasari1 , Shabrina
Nur Dini1 , Asep Saefullah2
Reviewer Abdul Malik Serumpaet
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spektrum cahaya yang
Penelitian paling efektif bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
Media Media yang digunakan adalah kapas yang telah diberi air lalu
Penelitian disimpan pada kardus yang sisi - sisinya telah dilapisi plastik mika
dengan warna sejenis lalu diletakan pada tempat yang terang.
Hasil Pada penelitian ini, tanaman yang digunakan dalam penelitian
Penelitian adalah kacang hijau (Vigna Radiata), semetara spektrum warna
yang digunakan diantaranya warna merah, hijau, biru, dan ungu.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data diolah dan
disajikan dalam bentuk grafik. Dua indikator perkecambahan yang
akan diteliti adalah tinggi tanaman dan jumlah daun.
Kesimpula Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, spektrum cahaya
n yang paling efektif bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
adalah spektrum merah. Pemberian warna merah membuat
tanaman tumbuh lebih cepat dengan kualitas yang baik.
Link https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity/article/download/42
Jurnal 09/2870

Judul Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada


Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya
Langsung
Volume, halaman BIOEDU, Vol. 4, No. 2, 43-48
Tahun Agustus 2019
Penulis Maria Yustiningsih
Reviewer Abdul Malik Serumpaet

1
Tujuan Penelitian bertujuan mereview penelitian tentang mekanisme
fotosintesis pada tanaman naungan dan tanaman
terpapar cahaya langsung.
Media Penelitian
Hasil Penelitian Cahaya matahari merupakan sumber energi utama
bagi reaksi fotosintesis. Energi matahari yang diserap
oleh daun sebesar 1- 5% sedangkan sisanya
dikeluarkan melalui transpirasi dan
dipancarkan/dipantulkan (Taiz&Zeiger, 2010). Hasil
pemantulan gelombang cahaya ke udara ini
menghasilkan warna vegetasi alami yang diterima
oleh mata.
Kesimpulan Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap
efisiensi fotosintesis suatu tanaman. Penyesuaian
tanaman naungan dan tanaman tahan panas
terhadap intensitas cahaya menghasilkan proses
fotosintesis yang efisien sehingga kedua jenis
tumbuhan dapat tetap hidup dan mempunyai
produktivitas yang tinggi
Link jurnal https://media.neliti.com/media/publications/299879-
intensitas-cahaya-dan-efisiensi-fotosint-
e5953d77.pdf

Judul Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan


Tanaman Kunyit
Volume & halaman
Tahun 2021
Penulis Yuliyantika1 *, Sudarti1
Reviewer Abdul Malik Serumpaet
Tujuan Penelitian Tulisan ini bertujuan untuk mereview penelitian
tentang faktor pertumbuhan tanaman kunyit yang
terpapar langsung dengan cahaya. Metode yang
digunakan dari beberapa penelitian
Media Penelitian Tanaman Kunyit
Hasil Penelitian Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin
kecil ukuran partikel maka dapat pengaruh cahaya
terhadap kandungan kurkumin. Dari beberapa
penelitian melaporkan bahwa cahaya merupakan
faktor fisik yang dapat memengaruhi produksi

2
metabolisme, karena cahaya tersebut dapat
merangsang metabolisme yaitu sekunder yang
meliputi zingiberene pada kultur kalus Z. Officinale
serta produksi gingerol. Selain itu kekeringan juga
menyebabkan stres oksidatif yang dapat
meningkatkan jumlah flavonaid dan asam fenolat
pada daun willow. Hasil penelitin tersebut
menunjukan bahwa kurkumin tertinggi pada kondisi
tanpa perlindungan tanaman dan air yang berlebihan.
Karena kandungan kurkumin berinteraksi dengan
cahaya maka tanaman kunyit yang tumbuh dengan
cahaya penuh kandungan kurkuminnya lebih tinggi
dibandingan dengan naungan. Selain itu untuk
keetersediaan air yang tinggi juga dapat membantu
meningkatkan enzim PAL (Phenilalanine Amonia
Liase) yang berfungsi untuk pembentukan senyawa
metolisme sekunder.
Kesimpulan Pertumbuhan tanaman kunyit dipengaruhi oleh
intensitas cahaya yang penuh. Selain itu lingkungan
sekitar juga berpengaruh, karena ketika tanaman
kunyit kekurangan intensitas cahaya maka untuk
lebih tinggi tanaman tersebut akan sulit biasanya
daun akan menguning jika kekurangan intensitas
cahaya, tetapi tanaman kunyit terlalu banyak
cekaman air akan menyebabkan kebusukan. Tanaman
kunyit akan tumbuh dengan baik tanpa naungan
Link Jurnal https://media.neliti.com/media/publications/299879-
intensitas-cahaya-dan-efisiensi-fotosint-
e5953d77.pdf

Judul PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KALSIUM
OKSALAT TANAMAN TALAS PUTIH (Xanthosoma sp)
Volume & Halaman Vol 24 hal 514-525
Tahun Juli 2022
Penulis Aprizal Zainal, Farhan Hasbullah, Nasrez Akhir, Dini
Hervani
Reviewer Abdul Malik Serumpaet
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

3
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan
kandungan kalsium oksalat, untuk mengetahui
tingkat intensitas cahaya yang optimal terhadap
pertumbuhan tanaman talas putih, dan untuk
mengetahui intensitas cahaya yang optimal untuk
menurunkan kadar kalsium oksalat pada tanaman
talas putih.
Media Penelitian Alat yang digunakan yaitu cangkul, sabit, meteran,
tali rafia, kertas label, timbangan digital, luxmeter,
oven, spektofotometer, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan pada penelitian ini yaitu bibit tanaman
talas putih (Xanthosoma sp.), paranet 25%, 50%, dan
75%, polybag ukuran 5 kg, pupuk kandang sapi,
pupuk urea, pupuk poshka, larutan aceton, larutan
HCl, larutan KMnO4, larutan luff schroll, dan
aquades.
Hasil Penelitian Tinggi Tanaman. Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan perbedaan intensitas cahaya
menggunakan paranet memberikan pengaruh
berbeda nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman talas putih.Ratarata tinggi tanaman talas
putih sebagairespons terhadap perbedaan intensitas
cahaya ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 2
menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman talas
putih berkisar antara 55,47 cm hingga 81,08 cm.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui
bahwa tanaman talas putih yang memiliki
pertumbuhan terbaik pada perlakuan paranet 75%.
Intensitas cahaya yang rendahmenyebabkan kadar
air pada tanah menjadi lebih tinggi dikarenakan
berkurangnya penguapan air dari tanah. Hal ini
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman talasputih karena tanaman
talas putih yang baik pertumbuhannya memiliki
keadaan tanah yang cukup air.
Kesimpulan Perbedaan tingkat intensitas cahaya berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman talas putih serta
kandungan karbohidrat dan kalsium oksalat.
Kerapatan naungan 75% menghasilkan pertumbuhan
pelepah dan daun tertinggi serta kandungan oksalat

4
terendah. Kerapatan naungan 0% menghasilkan
pertumbuhan umbi serta kandungan karbohidrat
terbaik.
Link Jurnal https://e-
journal.janabadra.ac.id/index.php/JA/article/downlo
ad/1934/1309

Judul PENGARUH INTENSITAS CAHAYA


TERHADAP PENYERAPAN GAS
KARBONDIOKSIDA OLEH MIKROALGA
TROPIS Ankistrodesmus sp. DALAM
FOTOBIOREAKTOR
Volume & Halaman Volume 19 Nomor 2 halaman 103-116
Tahun 2013
Penulis Amalia Muchammad, 2Edwan
Kardena dan 3Astri Rinanti
Reviewer Abdul Malik .
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat
respon pertumbuhan Ankistrodesmus
sp. dalam kemampuannya mereduksi
CO2 dengan perlakuan intensitas
cahaya 2500 dan 4000 lux
Media Penelitian
Hasil Penelitian Alga merupakan mikroorganisme
eukariotik yang mampu melakukan
fotosintesis.Alga terdiri dari alga
uniselular dan multiselular yang hidup
pada perairan tawar ataupun di
lautan.Media isolasi dengan media
alami adalah berupa air yang di ambil
dari bak air tawar maupun air laut
yang diperkaya dengan penambahan
unsur hara yang sesuai dengan jenis
plankton yang akan dimurnikan (Maier
et al, 2000). Untuk mengisolasi
mikroalga, terdapat beberapa metode
yg dapat digunakan antara lain
(Pringsheim, 1964) metode pipet
5
kapiler (pipetting), metode tuang
(Pour plate), metode gesek (streak
plate), dan metode subkultur.Isolasi
hingga mendapatkan kultur murni
Ankistrodesmus sp berlangsung dalam
waktu yang relatif lama 4-5 bulan.
Dalam penelitian ini digunakan
metode pipetting dalam mengisolasi
kultur yakni dengan mengambil 1 µl
sample campuran, kemudian
dipindahkan ke cawan petri yang
berisi medium steril, kemudian
diamati di bawah mikroskop. Isolat
campuran yang terlihat pada objek
mikroskop, siambil dengan
menggunakan pipet kemudian dibilas
dengan media steril sebanyak 1 µl dan
dilakukan berulang hingga diperoleh
satu sel Ankistrodesmus sp. medium
mulai menunjukkan adanya
perubahan warna 2 minggu. Dari
semula yang berwarna bening
menjadi berwarna agak kehijauan
selama periode waktu tertentu hingga
menunjukkan adanya pertumbuhan
dalam kultur. Alga melakukan suatu
proses adaptasi untuk dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkungan yang baru
Kesimpulan Efisiensi penyerapan CO2 paling baik
terjadi pada intensitas 4000 luks
dengan variasi konsentrasi 5% CO2.
Respon pertumbuhan mikroalga pada
intensitas cahaya 4000 luks lebih baik
bila dibandingkan dengan intensitas
cahaya 2500 luks kecuali kandungan
klorofil.. Hingga saat ini , intensitas
cahaya 4000 luks dengan periodisasi
24/0 dapat menyebabkan CO2
terserap secara optimum

6
Link Jurnal https://ftsl.itb.ac.id/wp-
content/uploads/sites/8/2018/06/1.-
Amalia-Muhammad.pdf

Judul Pengaruh Intensitas Spektrum Cahaya Warna


Merah Dan
Hijau Terhadap Perkecambahan Dan Fotosintesis
Kacang
Hijau ( Vigna Radiata L.)

Volume vol 4 no 2
Tahun 2018
Penulis Fikriyah Hasanah, Mutiara Syahfitri Sari, Suci
LegowoAsep Saefullah
Siti Fatimah
Reviewr Abdul Malik
Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian yang di lakukan adalah untuk mengetahui
panjang gelombang yang paling efektif
untuk fotosintesis dan perbandingan pengaruh
spektrum cahaya warna merah dan hijau pada
perkecambahan

Media Penelitian Pertama, alat dan bahan yang harus disiapkan


diantaranya; kardus, gelas plastik,
cutter, gunting, penggaris, biji kacang hijau ( Vigna
radiata L.), double tape, mika merah, mika
hijau, kapas, dan air. Kedua , membuat kerangka
penelitian. Ketiga, analisis data yang diperoleh
dari pengamatan ukuran panjang akar, jumlah daun,
diameter batang, dan tinggi tanaman.

Hasil Pene,itian Penggunaan mika warna merah


pada biji kacang hijau (Vigna radiata L.)
mengakibatkan biji kacang hijau
mengalami pertumbuhan yang cepat
dibandingkan dengan penggunaan mika
warna hijau. Hal ini disebabkan karena
spektrum cahaya warna merah memliki
gelombang cahaya antara 620 – 750 nm
(Papib Handoko, 2013). Tanaman kacang hijau pada

7
kardus
dengan mika berwarna hijau tidak dapat
tumbuh seperti pada warna merah.
Spektrum warna hijau memiliki panjang
gelombang 495 – 570 nm. Spektrum
warna hijau sebagian besar dipantulkan
oleh pigmen yang terdapat pada
kloroplas yaitu klofil a, klorofil b dan
karotenoid sehingga energi yang diserap
oleh tumbuhan sedikit atau hampir tidak
ada (Ika Susanti, 2009).
Meskipun energi yang dimiliki
oleh spektrum warna hijau itu besar,
akan tetapi energi yang tersisa untuk
diserap tumbuhan sedikit, hal ini
menyebabkan pertumbuhan kacang hijau
yang terdapat pada kardus bermika hijau
tidak seoptimal pada mika merah.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang sudah


dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengaruh spektrum cahaya warna merah
mengakibatkan pertumbuhan kacang
hijau lebih cepat dibandingkan dengan
spektrum warna hijau. Hal ini
disebabkan karena spektrum warna
merah memiliki panjang gelombang
yang paling efektif bagi klorofil untuk
melakukan fotosintesis dan
pertumbuhan.
Sedangkan spektrum warna hijau
sebagian besar dipantulkan oleh pigmen
fotosíntesis pada kloroplas. Sehingga,
meskipun energi yang dimiliki spektrum
hijau besar akan tetapi energi yang
tersisa untuk diserap tumbuhan sedikit
karena adanya proses pemantulan
tersebut

Link jurnal https://www.researchgate.net/publication/33019923

8
1_Pengaruh_Intensitas_Spektrum_Cahaya_Warna_M
erah_Dan_Hijau_Terhadap_Perkecambahan_Dan_Fot
osintesis_Kacang_Hijau_Vigna_Radiata_L

Judul KANDUNGAN KLOROFIL DAUN PADA EMPAT JENIS POHON DI


ARBORETUM SYLVA INDONESIA PC. UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Volume Vol. 6 (1) : 48 - 55
Tahun 2018
Penulis Miftahul Zakiyah, Togar Fernando Manurung, Reine Suci Wulandari
Reviewer Abdul Malik
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan
perbedaan kandungan klorofil empat jenis pohon yang terdiri dari
kelompok pohon cepat tumbuh (fast growing species) yaitu
Macaranga pruinosa & Acacia mangium dan kelompok pohon lambat
tumbuh (slow growing species) yaitu Shorea seminis dan Shorea
balangeran di Arboretum Sylva Indonesia PC.Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Media penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum Sylva Indonesia PC.
Universitas Tanjungpura Pontianak selama 2 minggu dilapangan.
Penentuan sampel pohon ditetapkan secara purposive sampling yaitu
dengan cara memilih sampel dengan secara sengaja berdasarkan
tujuan dan pertimbangan tertentu.
Hasil Penelitian Perhitungan kandungan klorofil ini dilakukan dengan bantuan
Chlorophyllmeter SPAD-502 dengan cara membagi daun menjadi tiga
bagian yaitu pangkal, tengah, dan ujung. Daun yang diukur adalah
daun yang memenuhi kriteria yaitu umur daun menjelang dewasa,
daun terluar dan daun menghadap keatas serta tidak ternaungi oleh
daun lain pada batang yang sama. Kandungan klorofil dipengaruhi
oleh faktor lingkungan yaitu intensitas cahaya, suhu dan kelembaban
udara.
Kesimpulan 1. Nilai kandungan klorofil pada masing-masing jenis pohon yaitu
Macaranga pruinosa sebesar 41,63 (klorofil/mm2 ), Acacia mangium
sebesar 50,21 (klorofil/mm2 ), Shorea seminis sebesar 59,09
(klorofil/mm2 ), dan Shorea balangeran sebesar 61,58 (klorofil/mm2
). 2. Perbedaan kandungan klorofil daun pada kelompok Fast
Growing Species dan Slow Growing Species memberikan taraf nyata
terhadap nilai kandungan klorofil daun dimana nilai klorofil kelompok
pohon Fast Growing Species memiliki kandungan klorofil yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai klorofil kelompok pohon Slow
Growing Species.
Link jurnal https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/do
wnload/23821/18691

Judul HUBUNGAN ANTARA KETERSEDIAAN CAHAYA MATAHARI DAN


KONSENTRASI PIGMEN FOTOSINTETIK DI PERAIRAN SELAT BALI
Volume Vol. 11 No. 1, Hlm. 37-48

9
Tahun April 2019
Penulis Anna Fauziah1,2,*, Dietriech G. Bengen3 , Mujizat Kawaroe3 , Hefni
Effendi4 , dan Majariana Krisanti4
Reviewer Abdul Malik
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara
ketersediaan cahaya matahari dan konsentrasi pigmen fotosintetik di
Perairan Selat Bali.
Media Penelitian Penelitian dilaksanakan pada pagi, siang dan sore hari pada lima
stasiun penelitian di Perairan Selat Bali. Analisis korelasi kanonik
digunakan untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan cahaya
matahari dan pembentukan pigmen fotosintetik
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya matahari (Y2)
lebih berpengaruh terhadap pembentukan pigmen klorofil-b (Y1)
dengan korelasi kanonik sebesar 0,4512 bilamana dibandingkan
dengan pembentukan pigmen klorofil-a (Y1) dengan nilai korelasi
sebesar 0,3982. Semakin tinggi pembentukan pigmen klorofil-b (Y1)
dapat meningkatkan pembentukan pigmen karotenoid (Y1) secara
signifikan dengan nilai korelasi kanonik sebesar 0,7419.
Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya matahari
lebih berpengaruh terhadap pembentukan pigmen klorofil-b (korelasi
kanonik 0,4512) dibandingkan dengan pembentukan pigmen klorofil-
a (korelasi kanonik 0,3982). Semakin tinggi pembentukan pigmen
klorofil-b dapat meningkatkan pembentukan pigmen karotenoid
secara signifikan (korelasi kanonik 0,7419). Pigmen klorofil-b dan
karotenoid akan terbentuk secara optimum pada intensitas cahaya
rendah
Link jurnal https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt/article/vi
ew/23108/16650

Judul ALAT PERAGA FOTOSINTESIS


Volume Vol 10 No 2
Tahun 2022
Penulis Tardilla Zalianti1) , Cut Ratna Dewi2) , Nurdin Amin3)
Reviewer Abdul Malik
Tujuan Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan rancangan pengembangan
alat peraga fotosintesis pada praktikum fisiologi tumbuhan
Penelitian
Media
Penelitian
Hasil Penelitian Tahap 4 diperoleh hasil untuk proses fotosintesis yaitu dengan durasi 5 menit,
sehingga waktu lebih efektif, karena sudah digunakan lembaran aluminium
pada lampu. Sehingga suhu yang dihasilkan lebih panas. Dan dapat
menyebabkan peroses fotosintesis lebih cepat.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penilitian tentang pengembangan alat peraga fotosintesis
maka dapat ditarik kesimpulan pengembangan alal peraga fotosintesis
sebagai penunjang praktikum fisiologi tumbuhan berlangsung sebanyak 4
tahap.

10
Link jurnal https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/download/15350/7484

Kesimpulan
1. Cahaya Sangat di butuhkan dalam proses fotosintesis.

11

Anda mungkin juga menyukai