NPM : 2111010003
1
Tujuan Penelitian bertujuan mereview penelitian tentang mekanisme
fotosintesis pada tanaman naungan dan tanaman
terpapar cahaya langsung.
Media Penelitian
Hasil Penelitian Cahaya matahari merupakan sumber energi utama
bagi reaksi fotosintesis. Energi matahari yang diserap
oleh daun sebesar 1- 5% sedangkan sisanya
dikeluarkan melalui transpirasi dan
dipancarkan/dipantulkan (Taiz&Zeiger, 2010). Hasil
pemantulan gelombang cahaya ke udara ini
menghasilkan warna vegetasi alami yang diterima
oleh mata.
Kesimpulan Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap
efisiensi fotosintesis suatu tanaman. Penyesuaian
tanaman naungan dan tanaman tahan panas
terhadap intensitas cahaya menghasilkan proses
fotosintesis yang efisien sehingga kedua jenis
tumbuhan dapat tetap hidup dan mempunyai
produktivitas yang tinggi
Link jurnal https://media.neliti.com/media/publications/299879-
intensitas-cahaya-dan-efisiensi-fotosint-
e5953d77.pdf
2
metabolisme, karena cahaya tersebut dapat
merangsang metabolisme yaitu sekunder yang
meliputi zingiberene pada kultur kalus Z. Officinale
serta produksi gingerol. Selain itu kekeringan juga
menyebabkan stres oksidatif yang dapat
meningkatkan jumlah flavonaid dan asam fenolat
pada daun willow. Hasil penelitin tersebut
menunjukan bahwa kurkumin tertinggi pada kondisi
tanpa perlindungan tanaman dan air yang berlebihan.
Karena kandungan kurkumin berinteraksi dengan
cahaya maka tanaman kunyit yang tumbuh dengan
cahaya penuh kandungan kurkuminnya lebih tinggi
dibandingan dengan naungan. Selain itu untuk
keetersediaan air yang tinggi juga dapat membantu
meningkatkan enzim PAL (Phenilalanine Amonia
Liase) yang berfungsi untuk pembentukan senyawa
metolisme sekunder.
Kesimpulan Pertumbuhan tanaman kunyit dipengaruhi oleh
intensitas cahaya yang penuh. Selain itu lingkungan
sekitar juga berpengaruh, karena ketika tanaman
kunyit kekurangan intensitas cahaya maka untuk
lebih tinggi tanaman tersebut akan sulit biasanya
daun akan menguning jika kekurangan intensitas
cahaya, tetapi tanaman kunyit terlalu banyak
cekaman air akan menyebabkan kebusukan. Tanaman
kunyit akan tumbuh dengan baik tanpa naungan
Link Jurnal https://media.neliti.com/media/publications/299879-
intensitas-cahaya-dan-efisiensi-fotosint-
e5953d77.pdf
3
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan
kandungan kalsium oksalat, untuk mengetahui
tingkat intensitas cahaya yang optimal terhadap
pertumbuhan tanaman talas putih, dan untuk
mengetahui intensitas cahaya yang optimal untuk
menurunkan kadar kalsium oksalat pada tanaman
talas putih.
Media Penelitian Alat yang digunakan yaitu cangkul, sabit, meteran,
tali rafia, kertas label, timbangan digital, luxmeter,
oven, spektofotometer, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan pada penelitian ini yaitu bibit tanaman
talas putih (Xanthosoma sp.), paranet 25%, 50%, dan
75%, polybag ukuran 5 kg, pupuk kandang sapi,
pupuk urea, pupuk poshka, larutan aceton, larutan
HCl, larutan KMnO4, larutan luff schroll, dan
aquades.
Hasil Penelitian Tinggi Tanaman. Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan perbedaan intensitas cahaya
menggunakan paranet memberikan pengaruh
berbeda nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman talas putih.Ratarata tinggi tanaman talas
putih sebagairespons terhadap perbedaan intensitas
cahaya ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 2
menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman talas
putih berkisar antara 55,47 cm hingga 81,08 cm.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui
bahwa tanaman talas putih yang memiliki
pertumbuhan terbaik pada perlakuan paranet 75%.
Intensitas cahaya yang rendahmenyebabkan kadar
air pada tanah menjadi lebih tinggi dikarenakan
berkurangnya penguapan air dari tanah. Hal ini
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman talasputih karena tanaman
talas putih yang baik pertumbuhannya memiliki
keadaan tanah yang cukup air.
Kesimpulan Perbedaan tingkat intensitas cahaya berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman talas putih serta
kandungan karbohidrat dan kalsium oksalat.
Kerapatan naungan 75% menghasilkan pertumbuhan
pelepah dan daun tertinggi serta kandungan oksalat
4
terendah. Kerapatan naungan 0% menghasilkan
pertumbuhan umbi serta kandungan karbohidrat
terbaik.
Link Jurnal https://e-
journal.janabadra.ac.id/index.php/JA/article/downlo
ad/1934/1309
6
Link Jurnal https://ftsl.itb.ac.id/wp-
content/uploads/sites/8/2018/06/1.-
Amalia-Muhammad.pdf
Volume vol 4 no 2
Tahun 2018
Penulis Fikriyah Hasanah, Mutiara Syahfitri Sari, Suci
LegowoAsep Saefullah
Siti Fatimah
Reviewr Abdul Malik
Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian yang di lakukan adalah untuk mengetahui
panjang gelombang yang paling efektif
untuk fotosintesis dan perbandingan pengaruh
spektrum cahaya warna merah dan hijau pada
perkecambahan
7
kardus
dengan mika berwarna hijau tidak dapat
tumbuh seperti pada warna merah.
Spektrum warna hijau memiliki panjang
gelombang 495 – 570 nm. Spektrum
warna hijau sebagian besar dipantulkan
oleh pigmen yang terdapat pada
kloroplas yaitu klofil a, klorofil b dan
karotenoid sehingga energi yang diserap
oleh tumbuhan sedikit atau hampir tidak
ada (Ika Susanti, 2009).
Meskipun energi yang dimiliki
oleh spektrum warna hijau itu besar,
akan tetapi energi yang tersisa untuk
diserap tumbuhan sedikit, hal ini
menyebabkan pertumbuhan kacang hijau
yang terdapat pada kardus bermika hijau
tidak seoptimal pada mika merah.
8
1_Pengaruh_Intensitas_Spektrum_Cahaya_Warna_M
erah_Dan_Hijau_Terhadap_Perkecambahan_Dan_Fot
osintesis_Kacang_Hijau_Vigna_Radiata_L
9
Tahun April 2019
Penulis Anna Fauziah1,2,*, Dietriech G. Bengen3 , Mujizat Kawaroe3 , Hefni
Effendi4 , dan Majariana Krisanti4
Reviewer Abdul Malik
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara
ketersediaan cahaya matahari dan konsentrasi pigmen fotosintetik di
Perairan Selat Bali.
Media Penelitian Penelitian dilaksanakan pada pagi, siang dan sore hari pada lima
stasiun penelitian di Perairan Selat Bali. Analisis korelasi kanonik
digunakan untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan cahaya
matahari dan pembentukan pigmen fotosintetik
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya matahari (Y2)
lebih berpengaruh terhadap pembentukan pigmen klorofil-b (Y1)
dengan korelasi kanonik sebesar 0,4512 bilamana dibandingkan
dengan pembentukan pigmen klorofil-a (Y1) dengan nilai korelasi
sebesar 0,3982. Semakin tinggi pembentukan pigmen klorofil-b (Y1)
dapat meningkatkan pembentukan pigmen karotenoid (Y1) secara
signifikan dengan nilai korelasi kanonik sebesar 0,7419.
Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya matahari
lebih berpengaruh terhadap pembentukan pigmen klorofil-b (korelasi
kanonik 0,4512) dibandingkan dengan pembentukan pigmen klorofil-
a (korelasi kanonik 0,3982). Semakin tinggi pembentukan pigmen
klorofil-b dapat meningkatkan pembentukan pigmen karotenoid
secara signifikan (korelasi kanonik 0,7419). Pigmen klorofil-b dan
karotenoid akan terbentuk secara optimum pada intensitas cahaya
rendah
Link jurnal https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt/article/vi
ew/23108/16650
10
Link jurnal https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/download/15350/7484
Kesimpulan
1. Cahaya Sangat di butuhkan dalam proses fotosintesis.
11