Anda di halaman 1dari 10

Topik II 1

Konsep Dasar Programmable Logic Controller (PLC)

A. Konsep Biner
Konsep biner bukan ide baru; sebenarnya, ini sangat tua. Konsep ini mengacu kepada
gagasan bahwa banyak hal hanya ditentukan dua keadaan (state). Misalnya, lampu dapat
dihidupkan atau matikan, saklar terbuka atau tertutup, atau motor berjalan atau berhenti.
Dalam sistem digital, kondisi dua keadaan (two-state) ini dapat dianggap sebagai sinyal
yang ada atau tidak ada, diaktifkan atau tidak diaktifkan, tinggi atau rendah, hidup atau mati,
dll. Konsep dua keadaan (two-state) ini dapat menjadi dasar untuk membuat keputusandan
karena sangat mudah beradaptasi dengan sistem bilangan biner, ini merupakan blok dasar
untuk pengontrolan yang dapat diprogram (programmable controllers) dan komputer digital.
(Bryan & Bryan, 1997)

Aljabar boolean mempunyai variable yang hanya memiliki dua nilai, nilai “1” dan nilai “0”.
Konsep ini dikenal sebagai konsep biner. Dalam sistem digital kedua keadaan ini memberi
pengertian “ada sinyal” dan tidak ada sinyal. Artinya logika “1” adalah terdapat sinyal
sedangkan logika “0” tidak ada sinyal atau logika “1” artinya terdapat tegangan +volt
sedangkan logika “0” bertegangan 0volt. Umumnya biner atau logika “1” dinyatakan dalam
bahasa HIGH, ON atau TRUE sedangkan biner atau logika “0” dinyatakan dengan LOW,
OFF atau FALSE. (Rusdi, 2012)

Tabel 2.1 Contoh dua keadaan- logika positif


Biner 1 (+volt) Biner 0 (0 volt) Contoh
Berkerja Tidak bekerja Limit Switch
Berbunyi Tidak berbunyi Bel
Menyala Mati Bola lampu
Terbuka Tertutup Valve
Ditekan Tidak ditekan Tombol
Berputar Tidak berputar Motor

Sumber : (Rusdi, 2012)

Kebalikan dari logika positif adalah logika negatif. Dimana logika biner “1” memiliki arti
bahwa komponen tidak beroperasi sedangkan logika “0” adalah beroperasi. Kalau diartikan
ke tegangan , logika biner “1” berarti tidak terdapat tegangan, sedangkan logika “0” adalah
tidak bertegangan. Tegangan lebih positif berarti logika “0” sedangankan tegangan 0 volt
berlogika “1”. Tabel dibawah ini memberi gambaran contoh logika negatif.

Table 2.2 Contoh dua keadaan biner – Logika Negatif


Biner 0 (0 volt) Biner 1 (+ volt) Contoh
2

Berkerja Tidak bekerja Limit Switch


Berbunyi Tidak berbunyi Bel
Menyala Mati Bola lampu
Terbuka Tertutup Valve
Ditekan Tidak ditekan Tombol
Berputar Tidak berputar Motor

Sumber : (Rusdi, 2012)

B. Logika Dasar
1. Logika AND
Pada logika AND dinyatakan bahwa keluaran logika akan bernilai 1, jika semua masukan
bernilai 1. Jika ada salah satu masukan pada logika AND bernilai 0, maka keluaran akan
bernilai 0. Diagram rangkaian relai yang dapat menggambarkan konsep logika AND
adalah saklar yang tersusun secara serial. Dimana output akan dialiri listrik, jika dan
hanya jika kedua saklar berada pada keadaan tertutup.(Rusdi, 2012)
Gambar dibawah ini adalah simbol logika AND

Gambar 2.1 Simbol Logika AND


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Gambar 2.2 Contoh Logika AND dengan dua masukan dan tabel kebenaran
Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)
Sebagai contoh sederhana sebuah bel dengan dua tombol push-bottons (PB). Bel akan
berbunyi hanya jika kedua tombol PB ditekan bersamaan. Proses logika semacam ini
dapat di representasikan dengan menggunakan logika AND. Gambar dibawah ini
merupakan rangkaian logika untuk dua tombol push-buttons (PB) dan bel pada keluaran.
3

Gambar 2.3 Logika AND dua masukan dan satu keluaran


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Logika AND seperti yang ditunjukkan gambar 2.3 dapat direpresentasikan dengan
rangkaian menggunakan dua saklar yang terhubung secara serial. Dimana arus akan
mengalir ke bel (output), jika kedua saklar tertutup (ditekan).

Gambar 2.4 Rangkaian diagram tangga dari gambar 2.3


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Cara lain untuk menggambarkan alur logika rangakaian diatas dengan menggunakan
rangkaian Elektrik yang dilengkapi oleh sumber tegangan. Arus listrik akan mengalir dari
sumber tegangan dari tegangan positif ke tengangan negatif, hanya jika keduat tombol
PB1 dan PB2 ditekan secara bersamaan. Arus listrik akan mengakibatkan komponen bel
akan berbunyi, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.5 Rangkaian Elektrik dari gambar 2.4


Sumber: (Bryan & Bryan, 1997)
2. Logika OR
Pada Logika OR, sinyal keluaran akan bernilai 1 jika salah satu masukan bernilai 1.
Logika ini menggambarkan susunan saklar paralael yang dihubungkan dengan beban.
Beban akan dialiri arus listrik jika salah satu saklar terhubung, dan beban tidak akan
dialiri arus listrik jika kedua saklar dalam keadaan terbuka. (Rusdi, 2012)
4

Gambar 2.6 Simbol Logika OR


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Hubungan antara masukan dan keluaran logika OR dapat direpresentasikan dalam tabel
kebenaran seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Logika OR dua Masukan dan Tabel kebenaran


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)
Sebagai contoh sederhana sebuah bel dengan dua tombol push-bottons (PB). Bel akan
berbunyi jika salah satu tombol PB ditekan. Proses logika semacam ini dapat di
representasikan dengan menggunakan logika OR. Gambar dibawah ini merupakan
rangkaian logika OR untuk dua tombol push-buttons (PB) dan bel pada keluaran.

Gambar 2.8 Logika OR dua masukan dan satu keluaran (bel)


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Logika OR seperti yang ditunjukkan gambar 2.8 dapat direpresentasikan dengan


rangkaian menggunakan dua saklar yang terhubung secara paralel. Dimana arus akan
mengalir ke bel (output), jika salah satu saklar tertutup (ditekan).
5

Gambar 2.9 Rangkaian diagram tangga Logika OR


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Cara lain untuk menggambarkan alur logika rangakaian diatas dengan menggunakan
rangkaian Elektrik yang dilengkapi oleh sumber tegangan. Arus listrik akan mengalir dari
sumber tegangan dari tegangan positif ke tengangan negatif jika salah satu tombol PB1
atau PB2 ditekan. Arus listrik akan mengakibatkan komponen bel akan berbunyi.

Gambar 2.10 Rangkaian Elektrik Logika OR


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

3. Logika NOT
Logika NOT adalah logika paling sederhana.Logika ini bertujuan untuk membalik nilai
sinyal masukan. Misal sinyal masukan bernilai 1, maka sinyal keluaran bernilai 0.
Demikian pula sebaliknya. Jika sinyal masukan bernilai 0 maka sinyal keluaran bernilai
1. Berbeda dengan logika AND dan OR, logika NOT hanya mempunyai satu input dan
satu output. Logika NOT bisanya selalu dipasangkan dengan logika AND dan OR.
Hubungan relai yang menggambarkan Logika NOT ditandai dengan sebuah saklar NC
(Normally Close).

Gambar 2.11 Simbol Logika NOT


Sumber: (Bryan & Bryan, 1997)
6

Hubungan antara masukan dan keluaran logika NOT dapat direpresentasikan dalam tabel
kebenaran seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.12 Tabel Kebenaran Logika NOT


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)
4. Logika NAND
Logika NAND adalah logika kombinasi AND dan NOT, yaitu logika NOT ditempatkan
pada output logika AND. Penempatan Logika NOT tersebut akan menegasikan atau
membalik hasil output.

Gambar 2.13 Logika NAND dan tabel kebenaran


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)
5. Logika NOR
Logika NOR adalah logika kombinasi OR dan NOT, yaitu logika NOT ditempatkan pada
output logika OR. Penempatan Logika NOT tersebut akan menegasikan atau membalik
hasil output.

Gambar 2.14 Logika NOR dan tabel kebenaran


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)
7

6. Logika XOR
Pada logika XOR (exclusive-OR), output akan bernilai “1” jika input mempunyai nilai
yang berbeda. Jika nilai inputnya sama maka akan memberi hasil output “0”

Gambar 2.15 Logika XOR dan tabel kebenaran


Sumber: (Petruzella, 2011)

7. Aljabar Boolean
Kontrol fungsi logika sangat bervariasi mulai dari varibale input yang sederhana sampai
varibel input yang komplek. Baik sederhana ataupun komplek dapat disederhanakan
dengan aturan, Aturan-aturan ini adalah hasil dari kombinasi sederhana dari tabel
kebenaran dasar dan dapat digunakan untuk menyederhanakan sirkuit logika.
a. Hukum Komutatif

b. Hukum Asosiatif

c. Hukum Distributif

d. Hukum Absorsi

e. Hukum De Morgan

C. Kombinasi Logika
8

Kombinasi Logika dapat disusun kedalam struktur tertentu yang bertujuan untuk
menyelesaiakan kasus proses logika. Berdasarkan struktur kombinasi dikalsifikasi menjadi
dua buah, yaitu struktur kombinasi AND-OR dan kombinasi OR-AND
1. Kombinasi Logika AND-OR
Kombinasi logika AND-OR memiliki arti bahwa deretan pertama terdiri dari logika
AND selanjutnya diikuti deretan logika OR. Hubungan Kombinasi umumnya me-relai-
kan persamaan Boolean yang merupakan penjumlahan (OR) dari suku-suku perkalian
(AND). (Rusdi, 2012)
Gambar dibawah ini merupakan contoh sederhana kombinasi AND-OR dengan tiga
masukan dihubungkan ke logika AND pertama dan dua masukan pada logika AND
kedua. Pada masukan AND terdapat simbol lingkaran kecil yang masing2 terdapat pada
masukan I3 dan I2. Kedua lingkaran kecil itu menandai hubungan NOT.

Gambar 2.16 Contoh Kombinasi Logika AND-OR


Sumber: (Rusdi, 2012)
Kombinasi logika pada gambar 2.16 jika di kompersi ke diagram tangga seperti gambar
dibawah ini. Dimana logika NOT (lingkaran kecil pada input) disimbolkan dengan
saklar NC. Sedangkan keluaran disimbolkan dengan lingkaran yang ditandai dengan
nama variable keluaran.

Gambar 2.17 Diagram tangga contoh Kombinasi Logika AND-OR


Sumber : (Rusdi, 2012)
Kombinasi AND-OR diatas dapat ditulis kedalam persamaam Boolean. Persamaan
Boolean yang menyatakan penjumlahan suku-suku perkalian, sebagai berikut:
9

Q=I1.I2.I3 + I1.I2 +I3


2. Kombinasi Logika OR-AND
Kombinasi logika OR-AND memiliki arti bahwa deretan pertama terdiri dari logika OR
selanjutnya diikuti deretan logika AND. Persamaa boolean denga kombinasi OR dan
AND ini merupakan perkalian dari suku-suku penjumlahan. (Rusdi, 2012)
Gambar dibawah ini merupakan contoh sederhana kombinasi OR-AND.

Gambar 2.18 Contoh Kombinasi Logika OR-AND


Sumber: (Rusdi, 2012)

Kombinasi logika pada gambar 2.18 jika di tuliskan ke diagram tangga seperti gambar
dibawah ini. Logika OR dinyatakan sebagai rangkaian paralel. Sedangkan Logika AND
dinyatakan sebagai hubungan seri.

Gambar 2.19 Diagram tangga Contoh Kombinasi Logika OR-AND

Kombinasi OR-AND diatas dapat ditulis kedalam persamaam Boolean. Persamaan


Boolean yang menyatakan perkalian dari suku-suku penjumlahan, sebagai berikut:

Q=(I1+I2).(I1+I2) . I3
10

References
Bolton, W. (2006). Programmable Logic Controllers. Burlington, UK: ELSEVIER.

Bryan, L. A., & Bryan, E. A. (1997). Programmable Controllers, Theory and Implementation. Marietta,
Georgia: Industrial Text Company.

Petruzella, F. D. (2011). Programmable Logic Controllers. New York: McGraw-Hill.

PPPPTK BBL Medan. (2014). Pengoperasian PLC pada Sistem Otomasi Industri. Medan: PPPPTK BBL
Medan.

Rauh, B., & Kaltwasser, S. (1990). Programmable Logic Controllers. Teacher Edition. Stillwater, Oklahom:
id-America Vocational Curriculum Consortium, Inc.

Rusdi, M. (2012). Pengantar Analisa dan Desain Programmable Logic Controller. Malang: Universitas
Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai