Anda di halaman 1dari 18

NILAI-NILAI DAN PRINSIP KEAGAMAAN TENTANG SADAR

DAN TAAT PAJAK

Pertemuan 11
Capaian Pembelajaran Mahasiswa

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sadar


dan taat pajak sebagai perwujudan nilai-nilai
keagamaan
A. Pengantar
• Dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), penerimaan negara pada tahun 2016 dari sektor
pajak memberikan kontribusi yang sangat besar, yaitu 74,6 % dari
total pendapatan negara.
• Hal ini memberi indikasi bahwa sektor perpajakan memiliki peran
sangat penting dalam menjamin keberlangsungan kehidupan
bangsa kita, khususnya dalam mewujudkan kehidupan bangsa yang
cerdas, sejahtera, adil, dan damai. Oleh karena itu, untuk
memastikan pemasukan dari sektor perpajakan, setiap warga
negara sudah seharusnya memiliki kesadaran tentang pajak.
• Kesadaran pajak setiap warga negara merupakan modal psikososial
untuk menunaikan kewajibannya sebagai pembayar pajak dan juga
sebagai penikmat pajak.
B. Pengertian
• Menurut Andriani (1949), Pajak adalah iuran masyarakat kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
• Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009, yaitu “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat timbal balik
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat''
C. Fungsi Pajak
1.FUNGSI ANGGARAN: pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan ini
salah satunya dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Pajak digunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin negara, seperti belanja barang, belanja pegawai,
belanja pemeliharaan.
2. FUNGSI PENGATURAN: Pemerintah dapat mengatur kebijakan di bidang ekonomi
dan sosial melalui kebijakan fiskal. Dalam menjalankan fungsi mengatur, pajak dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara. Contohnya, dalam rangka
mendorong penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan
berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
C.Inklusi Perpajakan Berbasis Nilai-Nilai Agama

• Dilihat dari asal katanya, inklusi berarti menyisipkan.


• Inklusi Kesadaran Pajak berbasis nilai agama berarti merupakan salah satu sarana untuk
membangun budaya sadar pajak berbasis nilai-nilai agama. Melalui pendidikan agama,
generasi muda yang memiliki budaya dan karakter berwawasan kebangsaan, cinta
tanah air, dan bela negara dibentuk. Melalui inklusi pajak, semoga dalam beberapa
tahun ke depan terbentuk generasi muda yang sadar pajak, generasi yang menyadari
bahwa melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan merupakan salah satu bentuk
cinta tanah air dan bela negara juga merupakan kewajiban sebagai Warga Negara
Indonesia (WNI).
• Membayar pajak sebagai bagian dari ekspresi/perwujudan keimanan atau keagamaan
seseorang sebagai warga Negara.
• Dalam ajaran-ajaran agama di Indonesia, terdapat nilai-nilai moral
agama penting, yang menginspirasi Negara dan menginspirasi warga
Negara agar taat dan sadar dalam membayar pajak.
• Nilai-nilai dan ajaran agama memiliki kekayaan etis yang bisa dijadikan
sebagai acuan dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran dan
ketaatan membayar pajak.

AKT BIAYA I Minggu 01 Page 7


Nilai-nilai agama untuk mendukung
gerakan sadar dan taat pajak
• Nilai ketaatan
• Nilai solidaritas
• Nilai kekeluargaan
• Nilai kebaikan
• Nilai tanggung jawab
D. “Konsep Pajak” dalam agama-agama

1. Agama Islam
Dalam Islam, konsep pajak dan zakat itu berbeda. Zakat adlh harta ttu
yg wajib diberikan oleh org-orang beragama Islam kpd org2 yg berhak
menerimanya (fakir miskin, dll). Sedangkan pajak adalah kewajiban
setiap warga negara (termasuk org2 Islam) kepd negara, yg akan
digunakan negara utk kesejahteraan rakyat.
Zakat itu belum dijadikan sbg sumber penerimaan negara, sedangkan
pajak merupakan sumber pendapatan negara.
Pengelolaan pajak itu diurus oleh negara, dan ada UU dan peraturan2
mengenai perpajakan (UU No 28 thn 2007 ttg Ketentuan Perpajakan,
sedangkan pengelolaan zakat sudah diatur dlm UU No. 38 thn 1999.

AKT BIAYA I Minggu 01 Page 9


Hubungan Zakat dan Pajak:
1. Zakat dan pajak adlh dua kewajiban sekaligus terhadap agama dan
negara. Dua-duanya bersifat wajib.
2. Zakat adalah kewajiban trhdp agama, pajak adlh kewajiban trhp
negara. Zakat adlh hak Allah Swt, sedangkan pajak adlh hak negara
(bdk. Konsep pemisahan agama dan negara).
3. Subjek zakat dan pjk adlah sama, umat islam. Dlm UU No 38 thn 1999
dan juga UU No 28 thn 2007, umat Islam dikenakan kewajiban ganda,
yaitu kewajiban zakat dan pajak.
4. Objek zakat dan pajak itu sama, yaitu penghasilan. Yakni setiap tambhan
kemampuan ekonomis yg diterima oleh Wajib Pajak, baik yg dr dlm maupun
luar Indonesia, yg dpt dipakai utk konsumsi dan menambah kekayaan.
Objek zakat adlh emas, perak, uang, perdagangan, perusahan, perkebunan,
pertanian, peternakan, pertambangan, pendapatan dan jasa, dll.
5. Keduanya disetorkan kepada lembaga pemerintah (dalam zakat dikenal
amil zakat)
8. Pemerintah tidak memberikan imbalan tertentu kepada si pemberi.
6. Mempunyai tujuan sosial, ekonomi, politik dan keuangan
2. Konsep Pajak dlm Agama Kristen
(Katolik & Protestan):

Dalam Injil Matius (Mat. 22:17-21), Yesus memberikan jawaban atas


pertanyaan orang Farisi mengenai pajak. Orang Farisi menjebak Yesus
dengan pertanyaan, “Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah
diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi
Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa
kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-
Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar
kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan
siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata
Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib
kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah."
Dalam Matius 22:17-21, Yesus menegaskan pemisahan kekuasaan. Satunya
politik dan yang lainnya agama. Urusan politik ada dalam domain kaisar,
sedangkan agama ada dlm urusan dgn Tuhan. Di sini Yesus tdk menegaskan bhw
urusan politik adalah urusan umum, sedangkan urusan agama adalah urusan
pribadi. Yesus hanya menegaskan pemberian yg wajib kpd kaisarr, sbg kepala
pemerintahan, dan kepada Allah sbg penguasa absolut bidang rohani.
Entah kepada kaisar, entah kpd Allah, Yesus menegaskan bahwa “kamu” wajib
memberi. Di sini Yesus juga tdk secara gamblang menegaskan bhw ‘kamu’ yg
dimaksud adalh pribadi atau institusi. Dalam konteks ini dua-duanya bisa
dipakai.
Demikian juga pandangan tentang Pajak dari
agama lainnya. ….
E. Sadar dan Taat Bayar Pajak: Perspektif Agama
• Agama juga mengajarkan tentang menunaikan KEWAJIBAN. Misalnya,
wajib untuk berdoa, beramal, berbuat baik, dan lain-lain.
• Dalam konteks kesadaran dan ketataan membayar pajak, terdapai nilai-
nilai ajaran agama yang dapat digunakan untuk mempertebal kesadaran
warga Negara Indonesia untuk membayar pajak.
• Pajak bukan hanya untuk kegiatan pembangunan fisik, tetapi pajak juga
sangat penting untuk menunjang keselamatan.
• Artinya, pajak memiliki manfaat bagi penghayatan
religiositas/keagamaan warga Negara.
• Maka seorang warga Negara Indonesia yang membayar pajak sebenarnya
sangat peduli terhadap pengembangan kualitas
keimanannya/penghayatan keagamaan.
Tugas
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa konsep tentang pajak dalam agama Anda?
2. Bagaimana ayat, ajaran agama Anda itu dilaksanakan dalam mendukung
perpajakan?

AKT BIAYA I Minggu 01 Page 16


Referensi
Pendidikan Agama Islam, Ristekdikti, 2016
Pendidikan Agama Kristen, Ristekdikti, 2016
Pendidikan Agama Katolik, Ristekdikti, 2016
Pendidikan Agama Hindu, Ristekdikti, 2016
Pendidikan Agama Budha, Ristekdikti, 2016
Pendidikan Agama Khong Hu Cu, Ristekdikti, 2016

Anda mungkin juga menyukai