Anda di halaman 1dari 3

Nama :Muhammad Ridho Al-Ihsan Lubis

Kelas :TPJJ - 1A
NIM :2005131047
Mata Kuliah :Pendidikan Pancasila

Pancasila sebagai Sistem Etika 2


S O A L:

Carilah informasi dari berbagai sumber tentang beberapa kasus yang memperlihatkan
individu atau kelompok yang merumuskan solusi atas problem moralitas bangsa dengan
pendekatan Pancasila

JAWAB:
Kasus yang memperlihatkan individu atau kelompok dalam merumuskan solusi atas problem
moralitas bangsa (misalnya kepatuhan membayar pajak, mencegah korupsi) dengan
pendekatan pancasila yakni sebagai berikut :
1. Kapatuhan Membayar Pajak dengan Pendekatan Pancasila
Peran aktif dan kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak harus diperhatikan.
Tidak jarang terdapat berbagai perlawanan dari masyarakat terhadap pungutan pajak. Hal
ini terjadi karena pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh wajib pajak tanpa
kompensasi secara langsung yang didapatkan oleh wajib pajak. Berbagai perlawanan
masyarakat terhadap pungutan pajak dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Perlawanan Pasif Perlawanan ini berupa hambatan yang mempersulit pemungutan
pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi suatu negara dengan
perkembangan intelektual dan moral penduduk dan dengan teknik pemungutan pajak
itu sendiri. Perlawanan pasif juga ada apabila sistem kontrol tidak dilakukan dengan
efektif atau bahkan tidak dapat dilakukan.
2) Perlawanan aktif Penghindaran diri dari pajak, yaitu pajak dapat dengan mudah
dihindari dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat dikenakan pajak atau tax
avoidance.
3) Pengelakan/penyelundupan pajak Penghindaran pajak dengan cara pengelakan, yang
dimana melanggar hukum (ilegal) atau tax evasion.
4) Melalaikan pajak Menolak membayar pajak yang telah ditetapkan dan menolak
memenuhi ketentuan formal yang harus dipenuhi, misalnya dengan cara
menghalangi proses penyitaan. Pada hakikatnya, pajak merupakan sarana untuk
menyejahterakan rakyat. Oleh karena itu, negara harus mewujudkan keadilan
berbagi atau distributif bagi masyarakat. Keadilan berbagi dapat diwujudkan apabila
diikuti dengan ketaatan atau kepatuhan rakyat pada pemerintah dalam bentuk
pembayaran pajak. Dengan demikian, pajak merupakan sarana berbagi dari
masyarakat yang mampu melalui tangan pemerintah. Ketaatan membayar pajak akan
banyak membantu membangun bangsa ini, baik dari membangun perekonomian,
sosial dan lain sebaginya. Kita ketahui sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah
self assessment system, sistem ini memudahkan seseorang untuk melaksanakan
kewajiban perpajakannya, di mana self assessment system merupakan sistem
pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

1.1. Nilai-nilai Pancasila yang kita dapat apabila kita taat membayar pajak
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Salah satunya yaitu nilai syukur, bentuk tindakannya adalah menyalurkan
kelebihan rezeki. Misalnya warga negara yang memberikan bantuan kepada orang
yang tidak mampu melalui membayar pajak.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab


Salah satunya yaitu nilai keadilan, dimana terdapat 3 tolak ukur, salah satunya
adalah nilai skandal sosial, artinya kalua sampai ada orang yang tidak mau berbagi
dengan orang miskin, maka hal ini merupakan perbuatan menurunkan dan
merendahkan martabat orang kaya tersebut, melalui membayar pajak kita dapat
berbagi dengan orang miskin.

3. Persatuan Indonesia
Nilai-nilai ini meliputi rasa nasionalisme dan rasa memiliki negara ini, salah satu
mewujudkannya adalah dengan kesadaran akan kewajiban sebagai warga negara,
misalnya kesadaran akan kewajiban membayar pajak.

4. Kerakyatan Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan Sila ini bertujuan mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi, dimana sejalan dengan tujuan dari fungsi pajak.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Nilai dari Sila ini mengandung nilai-nilai keadilan berhubungan dengan
kesejahteraan bersama yang juga sejalan dengan fungsi pajak. Sebagai warga
negara Indonesia hendaknya kita sama-sama membangun bangsa ini dengan hal-
hal sederhana, misalnya dengan menaati segala aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, salah satunya melaksanakan kewajiban sebagai warga negara yaitu
taat membayar pajak, karena pada hakikatnya pajak merupakan sarana untuk
menyejahterakan masyarakat, termasuk kita sendiri. Di sisi lain, kita juga
menerapkan nilai-nilai dari ideologi bangsa kita yaitu Pancasila melalui
membayar pajak. Dengan begitu, kita akan memiliki karakter bangsa
sesungguhnya yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dan juga membawa
bangsa ini menjadi lebih sejahtera.

2. Mencegah Korupsi dengan Pendekatan Pancasila


1. Korupsi di Indonesia
Korupsi berasal dari Bahasa latin “corruption” atau “corruptus” yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Secara harafiah korupsi adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan korupsi adalah perbuatan buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang dan sebagainya. Korupsi dapat pula dijelaskan sebagai korup,
artinya busuk, suka menerima suap, memakai kekuasaan untuk kepentingan
pribadi dan sebagainya.
2. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi. (Saputra, 2017) Korupsi
bukanlah merupakan sesuatu yang baru dalam sejarah peradaban manusia.
Fenomena ini telah dikenal dan menjadi bahan diskusi bahkan sejak 2000 tahun
yang lalu ketika seorang Perdana Menteri Kerajaan India bernama Kautilya
menulis buku berjudul Arthashastra. terhadap tindak pidana korupsi; melakukan
tindakan-tindakan pencegahan tindak Implementasi Nilai Pancasila dalam
Menyikapi Korupsi di Indonesia Pancasila merupakan cerminan kepribadian
rakyat Indonesia sejatinya adalah nilai ideal yang digariskan secara baik oleh
pendiri bangsa. Ketika merumuskan Pancasila, terdapat perdebatan yang
mengarah kepada bagaimana model terbaik manusia Indonesia di masa
mendatang. Melalui diskusi intensif dan perdebatan intelektualitas, lahir konsepsi
Pancasila yang agung dan memiliki cita-cita luhur. Untuk itu, segala bentuk
penyimpangan dalam masyarakat Indonesia selayaknya dapat dikembalikan
kepada lemahnya pemahaman dan pengalaaman masyarakat Indonesia atas
Pancasila. (Saputra, 2017) Seseorang yang berjiwa Pancasilais juga menyadari
bahwa Indonesia adalah negara hukum (Pasal 1 ayat 3 UUD 1945), maka penting
sekali menjunjung tinggi hukum dengan tidak melakukan tindakan yang
melanggar hukum. Sebagai makhluk beragama, juga tak ada satupun agama yang
mengajarkan untuk merugikan kepentingan orang lain. Setiap membela Pancasila
adalah membela negara, dimana salah satu wujud bela negara dengan melawan
perbuatan korupsi yang merugikan masa depan bangsa. Korupsi sebagai bentuk
penyimpangan sosial jelas bertentangan dengan butir nilai dalam Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai