Anda di halaman 1dari 37

Program Studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Medan
▪ Model suatu sistem wilayah
(perkotaan) adalah model spasial,
sehingga diperlukan cara untuk
menjelaskan karakteristik spasial
secara numerik.
▪ Suatu wilayah sebagai daerah studi
perlu dibagi dalam beberapa zona
dan dinyatakan secara numerik untuk
setiap zona (misal.: ukuran tata guna
lahan)

2
▪ Jaringan transportasi
didefinisikan sebagai urutan ruas
jalan dan noda.
▪ Ruas : Potongan Jalan, Jalan Kereta
Api, dll.
▪ Noda : Persimpangan Jalan,
Stasiun, dll.
▪ Setiap ruas, noda diberikan
nomor untuk mengidentifikasi
data yang berkait dengan ruas,
noda dan zona.

3
MAKROSKOPIK MIKROSKOPIK
Simulasi Jaringan Transportasi secara Simulasi pergerakan kendaraan individu
section by section. dalam arus lalu lintas
Scopenya zonasi, Lalu lintas Scopenya spot, mempertimbangkan
diasumsikan seperti aliran air karakteristik di setiap kendaraan.
Menggunakan four steps model. Menggunakan car following theory.

MESOSKOPIK 4
Dari masing-masing model ini memiliki kelebihan dan kekurangannya
sendiri disesuaikan dengan tujuan awal dari simulasi yang ingin dicapai.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan Ketika akan menentukan skala yang dipakai untuk
mensimulasikan arus lalu lintas adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan Sumber Daya
2. Ruang Lingkup Area Pemodelan
3. Faktor Lainnya (Jumlah kendaraan, Pergerakan, dll)
5
SKALA DARI PEMODELAN TRANSPORTASI
MAKROSKOPIK MESOSKOPIK MIKROSKOPIK

Unit yang di Arus Lalu Lintas dengan Perilaku setiap individunya


Arus Lalu Lintas
Simulasikan interaksi kendaraannya dan simulasi rute

Volume Data yang di


Rendah Sedang Tinggi
Input

Komputasi yang Secara Umum, lebih tinggi


Rendah Sedang
Dibutuhkan diantara dua skala yang lain

Tergantung dari model Biasanya menggunakan


Perilaku Stokastik Jarang
yang dibuat Stokastik

Reaksi Terhadap
Kurang Sedang Kuat
Perubahan Kondisi Arus

6
▪ Pengertian
Daerah studi ditetapkan sebagai suatu ruang/spasial (obyek) yang
dilakukan perencanaan dan pemodelan untuk memprediksi
kebutuhan transportasi yang ada di dalam/dari/menuju ke daerah
tersebut. Daerah studi dapat berupa daerah perkotaan atau
pengembangan kota di masa yang akan datang.

▪ Cordon
Daerah studi dibatasi oleh suatu garis batas yang disebut sebagai
cordon. Cordon ditentukan untuk tidak memotong jalan yang sama
lebih dari dua kali. Cordon dapat ditentukan sebagai batas alami,
seperti sungai, jalan kereta api,dll.

7
EXTERNAL
CORDON LINE
300
370

DAERAH STUDI
360
310

350
320

330 340

8
▪ Daerah studi biasanya dipecahkan menjadi beberapa
zona. Zona adalah satuan wilayah yang merupakan
pendekatan terhadap agregasi (jumlah data
pengelompokan) bangkitan/ tarikan individu.
▪ Zona dianggap sebagai satuan pergerakan terkecil
sehingga seluruh sifat pergerakan merupakan rata-
rata atau mewakili dari seluruh bagian zona.
Variabilitas sifat pergerakan sering menjadi kendala
yang tidak dapat diantisipasi dalam zona.

9
▪ Ukuran zona tergantung dari tujuan pekerjaan yang
dapat berupa banyak zona-zona kecil atau sedikit zona-
zona luas.
▪ Zona kecil memiliki akurasi yang lebih baik namun
memerlukan data yang lebih banyak dan waktu
pemprosesan komputer yang lama.
▪ Zona luas memiliki intra-zonal trip yang cukup besar
yang sulit untuk dibebankan kepada jaringan jalan.

10
▪ Zona luas sesuai untuk strategic study karena memiliki periode
jangka panjang.
▪ Banyak studi jangka menengah menggunakan zona-zona kecil
yang selanjutnya diagregasikan menjadi sejumlah zona-zona
yang lebih besar.
▪ Zona kecil biasanya digunakan di daerah pusat kota dimana
tata guna tanah/lahan lebih rapat. Zona luas digunakan untuk
daerah pinggiran kota.

11
▪ Batas zona diusahakan bertepatan dengan batas daerah/wilayah
kajian.
▪ Besar zona konsisten dengan kerapatan jaringan tinjauan.
▪ Luas zona tidak terlalu kecil agar pergerakan dapat dibebankan ke
jaringan secara efektif.
▪ Batas masing-masing zona sesuai dengan jenis perkembangan tata
ruang kota (diusahakan agar sehomogen mungkin).
▪ Batas- batas zona dapat menggunakan batas administratif, batas
alam, batas jaringan atau batas jenis tata guna lahan.

12
▪ Untuk menjelaskan pergerakan yang berasal dari luar daerah studi
(daerah yang lain) diperlukan suatu zona yang disebut sebagai
zona eksternal. Data populasi zona eksternal biasanya digunakan
untuk mendapatkan nilai akurasi tinggi dan mengkaji pengaruh
pergerakan dalam daerah studi, meskipun demikian tidak perlu
diperinci sebagaimana model yang digunakan dalam daerah studi.
▪ Zona-zona yang berada di dalam daerah studi disebut sebagai
zona internal.
▪ Zona eksternal tidak memiliki batas yang pasti dan ditetapkan
lebih besar dari zona internal.

13
Rata-rata ukuran zona dapat ditentukan dengan jumlah populasi. Well
(1975) merangkumkan untuk studi perencanaan transportasi di UK. :

Daerah Studi
Populasi Jumlah zona Rata-rata populasi
terpusat di_

Barnsley 91000 72 1260


Gt. Yarmouth 127000 52 2450
Cambridge 144000 90 1600
Slough 144000 103 1400
Norwich 170000 75 2280
Hull 345000 153 2250
Doncaster 387000 200 1930
Sheffield 730000 430 1700

14
Aktivitas tata guna lahan diasumsikan berlokasi pada suatu titik
dalam zona yang disebut dengan pusat zona (Black, 1981)

ZONE
3

ZONE
1

ZONE ZONE
2 4

15
DAERAH STUDI
300
200
370
210
INTERNAL ZONA

230
260
220 360
310

240 250

350
320

330 340
EXTERNAL ZONA

16
1. Pergerakan dalam zona (intra zonal trip) yaitu pergerakan dari dan
ke zona yang sama umumnya diabaikan (dianggap = nol).
2. Pergerakan antar zona internal (internal zonal trip) yaitu
pergerakan dari dan ke zona yang termasuk zona internal.
3. Pergerakan antar zona internal dan eksternal, yaitu pergerakan ke
luar/masuk wilayah studi.
4. Pergerakan antar zona eksternal yaitu pergerakan antar zona yang
melewati wilayah studi yang dikenal sebagai through traffic.

17
▪ Nomor dapat digunakan untuk
mengidentifikasi lokasi kota
▪ Sistem grid dapat digunakan untuk
menentukan pusat zona
▪ Tipe dan intensitas tata guna lahan dapat
diagregasi dengan sistem zona.

18
Hubungan dasar antara sistem kegiatan, sistem jarngan, dan sistem
pergerakan dapat disatukan dalam beberapa urutan tahapan, yang biasanya
dilakukan secara berurutan sebagai berikut.
A. Aksesibilitas dan Mobilitas
B. Pembangkit Lalu Lintas
C. Sebaran Penduduk
D. Pemilihan Moda Transportasi
E. Pemilihan Rute
Sasaran umum perencanaan transportasi adalah membuat interaksi
tersebut menjadi semudah dan seefesien mungkin. Cara perencanaan
transportasi untuk mencapai sasaran umum itu antara lain dengan
menetapkan kebijakan tentang hal berikut ini.
A. Sistem Kegiatan

B. Sistem Jaringan
C. Sistem Pergerakan
Node
Jaringan transportasi dapat dimodelkan 1
dengan metode grafis. Jaringan dapat
direpresentasikan dalam bentuk ‘ruas’ dan Node
‘noda’ (Black, 1981). 2

Ruas merupakan fasilitas transportasi Node


(misal. Jalan, rute bis, dll.). Dalam 4
pemodelan sebaiknya menggunakan ruas-
ruas yang penting untuk menghindari
sistem yang rumit. Node
3 Node
5

21
• Noda adalah tempat dimana ruas-ruas jalan berpotongan
atau tempat dimana orang atau barang memasuki jaringan
(bus stop, stasiun, terminal, dll.).
• Pusat Zona adalah noda khusus dan merupakan noda yang
menunjukkan asal dan tujuan perjalanan
• Untuk menghubungkan ruas dengan pusat zona digunakan
dummy link atau centroid connector.

22
14
14 7
27 28
6
14
5 15
15 2
14 1
4 25 14
9 26
15
15 4
14 14
0 15
3 8 3

Zone Boundary
Links (Road) Centroids
23
Centroid Connectors Nodes
1. Waktu Pelaksanaan Kajian
2. Horison Kajian, terdapat dua situasi yang harus
dipertimbangkan yaitu : Tahun Rencana Pendek dan
Tahun Rencana Panjang (misal. 20 tahun).
3. Batas Daerah Kajian, batas kajian harus lebih luas
dari batas wilayah yang diperkirakan berpengaruh.
4. Sumber Daya Kajian.

26
▪ Sistem Prasarana Transportasi :
1. Inventarisasi prasarana jalan : desain geometrik,
pengendalian lalu lintas, tata guna lahan, fasilitas jalan
lainnya.
2. Inventarisasi kinerja angkutan umum.
3. Inventarisasi fasilitas dan kebutuhan parkir : survei
inventarisasi ruang parkir dan survei kebutuhan parkir.
4. Inventarisasi waktu tempuh.

27
▪ Sistem Tata Guna Lahan
1. Survei Wawancara Rumah Tangga (home interview survey): guna
mendapatkan informasi rumah tangga untuk karakteristik latar
belakang sosial-ekonomi suatu pergerakan : anggota keluarga,
usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan
kendaraan dan intensitas pergerakan per hari oleh anggota
keluarga. Survei wawancara rumah tangga dapat juga
menanyakan karakteristik pergerakan, misal : jenis tata guna lahan
(zona asal dan tujuan), waktu berangkat dan tiba), tujuan
pergerakan, dan moda transportasi.

28
Sampel wawancara rumah tangga dapat diukur dalam
prosentase Bruton (1985) :

Ukuran Sampel (rumah tangga)


Populasi
Rekomendasi Minimum

di bawah 50.000 1:5 1 : 10


50.000 – 150.000 1:8 1 : 20
150.000 – 300.000 1 : 10 1 : 35
300.000 – 500.000 1 : 15 1 : 50
500.000 – 1.000.000 1 : 20 1 : 70
di atas 1.000.000 1 : 25 1 : 100

29
▪ Sistem Tata Guna Lahan
1. Survei Wawancara Rumah Tangga (home interview survey): guna
mendapatkan informasi rumah tangga untuk karakteristik latar
belakang sosial-ekonomi suatu pergerakan : anggota keluarga,
usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan
kendaraan dan intensitas pergerakan per hari oleh anggota
keluarga. Survei wawancara rumah tangga dapat juga
menanyakan karakteristik pergerakan, misal : jenis tata guna lahan
(zona asal dan tujuan), waktu berangkat dan tiba), tujuan
pergerakan, dan moda transportasi.

30
2. Survei Angkutan Umum, bertujuan untuk mendapatkan informasi
jumlah naik-turunnya penumpang untuk setiap rute, profil
pembebanan untuk setiap rute, zone asal dan tujuan pergerakan,
tujuan pergerakan, moda transportasi dari zona asal ke angkutan
umum, serta moda transportasi dari angkutan umum ke zona
tujuan.
3. Survei Angkutan Barang, guna mendapatkan informasi
karakteristik barang, jenis kendaraan yang digunakan, jenis dan
volume barang yang diangkut, zona asal dan tujuan, informasi
penggunaan multi moda, dll.

31
4. Survei wawancara tepi jalan, menanyakan
informasi yang sama dengan survei lainnya : jenis
kendaraan, tingkat isian penumpang, zona asal dan
tujuan pergerakan. Kelemahan survei ini :
mengganggu arus lalu lintas dan pengambilan
sampel 100 % tidak dapat dilaksanakan jika arus lalu
lintas terlalu sibuk.
Biasanya dilakukan di ruas
jalan yang berpotongan
dengan external cordon
line guna mendapatkan
informasi perjalanan
dari/ke luar daerah studi.
32
Rekomendasi ukuran sampel survei wawancara di tepi jalan
(Ortuzar dan Willumsem, 1994) :

Arus lalu lintas


Ukuran sampel
(kendaraan/jam)
900 atau lebih 1 : 10
700 – 899 1: 8
500 – 699 1:6
300 – 499 1:4
200 – 299 1:3
1 - 199 1 :2

33
▪ Sistem Tata Guna Lahan
1. Survei Wawancara Rumah Tangga (home interview survey): guna
mendapatkan informasi rumah tangga untuk karakteristik latar
belakang sosial-ekonomi suatu pergerakan : anggota keluarga,
usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan
kendaraan dan intensitas pergerakan per hari oleh anggota
keluarga. Survei wawancara rumah tangga dapat juga
menanyakan karakteristik pergerakan, misal : jenis tata guna lahan
(zona asal dan tujuan), waktu berangkat dan tiba), tujuan
pergerakan, dan moda transportasi.

34
▪ Traffic Counting :
Menghitung/mencacah jumlah
kendaraan yang melewati pada suatu
ruas jalan dalam waktu tertentu.
Survei ini digunakan untuk
mengkalibrasi hasil pemodelan
transportasi. TC dilakukan di ruas jalan
yang berpotongan dengan screen line
dan external cordon line.

35
Lokasi TC dan Road Side Interview
ROAD SIDE
INTERVIEW
TRAFFIC
COUNTING 147
146
HOME 28
INTERVIEW 27

145
152
151
144
25 149
26
154

143 150
148 153
Titik Pertemuan
Screen Line
dengan Links
Screen Line
36

Anda mungkin juga menyukai