ABSTRAK
Harga diri rendah kronis merupakan adalah salah satu tanda gejala yang muncul pada
pasien skizofrenia. Asuhan keperawatan yang digunakan pada pasien harga diri rendah kronis
merupakan intervensi yang strategi dapat menurunkan tanda dan gejala harga diri rendah kronis.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien harga diri rendah kronis di satu rumah sakit jiwa di Jawa Tengah. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian
ini adalah salah satu pasien dengan masalah harga diri rendah kronis. Salah satu terapi non
farmakologis yang akan diberikan yaitu terapi okupasi kreasi seni manik manik. Tindakan terapi
okupasi kreasi seni manik manik ini akan dilakukan selama 6 hingga 7 hari dalam waktu 90 menit
satu kali tatap muka. Hasil dari pemberian intervensi terapi okupasi kreasi seni menunjukkan tanda
dan gejala harga diri rendah kronis menurun yang sebelumnya dilakukan terapi muncul 15 tanda
dan gejala dan sesudah dilakukan terapi menjadi 4 tanda dan gejala. Hal tersebut membuktikan
bahwa terapi okupasi kreasi seni manik manik efektif menurunkan tanda dan gejala dan
direkomendasikan untuk pasien dengan masalah harga diri rendah kronis. Terapi okupasi kreasi
seni manik manik juga dapat direkomendasikan sebagai panduan dalam penyusunan prosedur
operasional baku pada pasien dengan harga diri rendah kronis.
Kata Kunci: Gangguan persepsi sensori: Penurunan harga diri rendah kronis, penurunan tanda
dan gejala, terapi okupasi manik manik
Associate’s Degree in Nursing Study Program
Faculty of Health Sciences
Kusuma Husada University of Surakarta
2022
ABSTRACT
Chronic low self-esteem is a symptom of schizophrenia. The nursing care for patients with
chronic self-esteem is strategic interventions to reduce the symptoms of chronic self-esteem. The
purpose of the present study was determining the nursing care for a patient with chronic self-
esteem in a psychiatric hospital in Central Java. The research type was descriptive with case study
approach. The subject in the present study was a patient with chronic low self-esteem. One of the
possible non-pharmacological therapies is bead art occupational therapy. Bead art occupational
therapy was administered for 6 to 7 days for 90 minutes each time. The result of art occupational
therapy intervention was reduced symptoms of chronic low self-esteem. Before the therapy, there
were 15 symptoms and after therapy there were 4 symptoms. It proved that bead art occupational
therapy effectively reduced the symptoms and is recommended for patients with chronic low self-
esteem. Bead art occupational therapy may also be recommended as a guideline in preparing a
standard operating procedure for patients with chronic low self-esteem.
Keywords: sensory perception disorder: chronic low self-esteem, reduced symptom, bead
occupational therapy
PENDAHULUAN Gangguan jiwa yang paling berat
gangguan jiwa adalah kondisi dimana penyakit mental kronis yang menyebabkan
proses fisiologis tidak berfungsi dengan gangguan pada proses berpikir. Orang
dimana keadaan yang mudah ditentukan individu tidak memiliki kemampuan untuk
Menurut WHO tahun 2019, terdapat gejala minor yaitu perilaku kurang asertif
264 juta orang mengalami depresi, 45 juta (Yudhantara, 2018). Hasil riset
orang mengalami skizofrenia prevalensi 7% per 1000 rumah tangga. Hal ini
pasien dengan gangguan jiwa di Indonesia menunjukkan bahwa dari 1000 rumah
tahun 2013 sebanyak 1,7 per mil dan terjadi tangga terdapat 70 rumah tangga mengidap
15 12 9 7 5 4
ditetapkan. Selanjutnya, tindakan
keperawatan dan evaluasi mengikuti
perencanaan yang dibuat (Rohmah,
2016).
Dari hasil observasi
2. Diagnosa Keperawatan
didapatkan bahwa terapi okupasi
Diagnosa keperawatan adalah suatu
kreasi seni manik manik efektif
penilaian klinis mengenai respon klien
untuk penurunan tanda dan gejala
terhadap masalah kesehatan atau proses
dibuktikan dengan pada hari
kehidupan yang dialaminya baik yang
sebelum pemberian terapi okupasi
berlangsung actual maupun potensial.
kreasi seni manik manik tanda dan
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
gejala harga diri rendah kronis
mengidentifikasi respon individu,
yang muncul yaitu 15 dari 22 tanda
keluarga dan komunitas terhadap situasi
dan gejala harga diri rendah dan
yang berkaitan dengan kesehatan
pada hari ketujuh pemberian terapi
(PPNI, 2016). Diagnosis keperawatan
okupasi kreasi seni tanda dan
yang dapat ditegakkan pada Ny.P yaitu
gejala harga diri rendah yang
harga diri rendah kronik (D.0086).
muncul yaitu 4 dari 15 tanda dan
Harga diri rendah merupakan adanya
gejala harga diri rendah kronis.
perasaan hilang percaya diri, merasa
PEMBAHASAN
gagal karena karena tidak mampu
1. Pengkajian
mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Pengkajian adalah tahap awal dan Dengan masalah utama yang
dasar dalam proses keperawatan. mendukung diangosis keperawatan
Pengkajian merupakan tahap yang terdiri dari data subjektif yaitu: pasien
paling menentukan bagi tahap menilai diri negatif, merasa putus asa,
merasa tidak berguna, merasa malau dengan kebutuhan pasien. Tindakan
atau bersalah. data lainya meliputi data pertama yang diberikan terapi
objektif yaitu: pasien tampak berbicara farmakologi atau diberikan terapi
lambat, kontakmata kurang, sulit tidur, menggunakan obat, obat yang
serta berjalan menunduk. Akibat dari diberikan kepada klien adalah
harga diri rendah kronis sendiri yaitu haloperidol 3x5 mg, trihexypheridyl
isolasi sosial adalah tidak mampunya 3x2 mg dan clozapin 1x100 mg.
untuk membina hubungan yang erat, Berdasarkan penelitian yang dilakuka
hangat, terbuka dan independen dengan oleh Melike Christiani (2010)
orang lain (PPNI, 2017). Penyebab menyatakan bahwa haloperidol
terjadinya harga diri rendah kronis yaitu merupakan kombinasi obat antipsikotik
Koping individu tidak efektif adalah yang bekerja memblokade reseptor
ketidak mampuan menilai dan dopamine pada reseptor pasca sinaptik
merespons stresordan ketidak mampun neuron diotak khususnya system limbic
menggunakan sumber sumber yang ada dan system ekstrapiramidal (Dopamin
untuk mengatasi masalah. Diagnosa D2 reseptor antagonis) yang efektif
keperawatan menurut PPNI (2016). dalam mengobati gejala positif pada
3. Implementasi Keperawatan pasien. Sedangkan menurut Tysawuri
(2016) Trihexypheridyl merupakan
Implementasi merupakan
obat yang dikombinasikan dengan
perwujudan tindakan rencana
haloperidol yang digunakan untuk
keperawatan yang telah disusun pada
mencegah efek samping dari
tahap perencanaan yang sesuai dengan
pemberian antipsikotik seperti gejala
rencana tindakan keperawatan untuk
ekstrapiramidal. Clozapin merupakan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
antipsikotik yang akan
oleh pasien (Muhith, 2015).
menyeimbangkan zat alami kimia otak
Implementasi atau tindakan yang
dengan cara memblokir beberapa
diberikan kepada klien disesuaikan
reseptor termasuk reseptor domain.
dengan rencana tindakan yang telah
ditetapkan. Sebelum dilakukan Terapi non farmakologi yang
tindakan memastikan kembali apakah pertama selain stategi pelaksaan yang
tindakan yang akan diberikan sesuai akan dilakukan yaitu terapi okupasi
membuat gelang dari manik manik. harga diri rendah yang dialami klien.
Terapi kreasi seni manik manik ini Sebelum dilakukan tindakan yang
memiliki tujuan untuk dialami klien antara lain klien mersa diri
mengembangkan kemampuan dalam negative, merasa malu dan bersalah,
berhubungan sosial dan kreatifitasnya. merasa tidak mampu melakukan
terapi okupasi juga dapat apapun, enggan mencoba hal baru,
meningkatkan tingkat harga diri pasien berjalan menunduk, sering melamun,
(Kurnia dan noerviana, 2008). Terapi sulit mengungkapkan keputusan,
okupasi ini dilakukan kurang lebih kontak mata kurang, lesu dan tidak
selama 90 menit dalam satu kali tatap bergairah, berbicara pelan dan lirih,
muka. Yang akan dilakukan selama 6 pasif dan sulit tidur. Setelah dilakukan
hingga 7 hari penelitian. Bahan yang tindakan dan dilakukan observasi
akan digunakan yaitu manik manik menggunakan lembar observasi tanda
warna, tali sutra warna warni dan dan gejala didapatkan hasil di hari ke 7
gunting. Di akhir kegiatan diberikan tanda dan gejala yang semula 15
makanan atau minuman ringan sebagai menjadi 4 tanda dan gejala yang tersisa
tanda terimakasih untuk pasien yang diantaranya pasien masih meremehkan
mengikuti kegiatan kemampuan mengatasi masalah,
bergantung pada pendapat orang lain,
4. Evaluasi Keperawatan
sulit membuat keputusan dan masih
Tanda dan gejala gangguan
pasif. Setelah diberikan terapi
persepsi dapat dilihat dan dinilai dari
farmakologi pada pasien dan terapi
ungkapan pasien dan hasil observasi
nonfarmakologi dengan salah satunya
yang dilakukan terhadap pasien
yaitu melakukan terapi okupasi
(Nurhalimah, 2016). Pemberian terapi
membuat gelang dari manik manik.
okupasi membuat gelang dari manik
Menurut penelitian Iswasil (2019)
manik dapat meningkatkan harga diri
didapatkan hasil bahwa terapi okupasi
pada penderita gangguan jiwa harga diri
membuat gelang akan lebih efektif
rendah kronis (Kusumawati, 2010).
diberikan pada klien untuk menurunkan
Dari tindakan yang dilakukan selama 7
tanda dan gejala harga diri rendah
hari berturut-turut didapatkan hasil
kronis jika diberikan selama 2 minggu
terjadi penurunan tanda dan gejala
dengan 7 hari evaluasi untuk datang dalam rangka peningkatan ilmu
mengetahui perkembangan paisen. pengetahuan dan teknologi
keperawatan.
KESIMPULAN
3. Bagi Institusi Pendidikan
Pemberian terapi okupasi kreasi seni Sebagai bahan kurikulum dan bahan
manik manik dilakukan selama 7 kali kepustakaan dalam pemberian asuhan
dalam seminggu, efektif menurunkan tanda keperawatan jiwa pada pasien harga diri
dan gejala harga diri rendah kronis, dilihat rendah kronis dengan terapi okupasi
dari sebelum dan sesudah diberikan terapi membuat geloang dari manik manik.
dengan hasil dari 22 tanda gejala pasien 4. Bagi Pasien
sebelum dilakukan terapi muncul 15 tanda Memberikan pengetahuan pada klien
dan gejala dan sesudah dilakukan terapi agar klien dapat mengaplikasikan
tanda dan gejala yang muncul menurun tindakan untuk menurunkan tanda dan
menjadi 4 tanda dan gejala. gejala pafda harga diri rendah kronis
keperawatan jiwa pada pasien harga diri Harga Diri Rendah Di Ruang
https://doi.org/ISBN 978-xxx-xxx-
xx-x