Anda di halaman 1dari 13

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
2022

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN


HARGA DIRI RENDAH KRONIS
DALAM PENERAPAN KREASI SENI MANIK MANIK

1) Nur Diyanti, 2) Intan Maharani S. Batubara


1) Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universita Kusuma Husada Surakarta
2) Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email : Nurdiyanti248@gmail.com

ABSTRAK
Harga diri rendah kronis merupakan adalah salah satu tanda gejala yang muncul pada
pasien skizofrenia. Asuhan keperawatan yang digunakan pada pasien harga diri rendah kronis
merupakan intervensi yang strategi dapat menurunkan tanda dan gejala harga diri rendah kronis.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien harga diri rendah kronis di satu rumah sakit jiwa di Jawa Tengah. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian
ini adalah salah satu pasien dengan masalah harga diri rendah kronis. Salah satu terapi non
farmakologis yang akan diberikan yaitu terapi okupasi kreasi seni manik manik. Tindakan terapi
okupasi kreasi seni manik manik ini akan dilakukan selama 6 hingga 7 hari dalam waktu 90 menit
satu kali tatap muka. Hasil dari pemberian intervensi terapi okupasi kreasi seni menunjukkan tanda
dan gejala harga diri rendah kronis menurun yang sebelumnya dilakukan terapi muncul 15 tanda
dan gejala dan sesudah dilakukan terapi menjadi 4 tanda dan gejala. Hal tersebut membuktikan
bahwa terapi okupasi kreasi seni manik manik efektif menurunkan tanda dan gejala dan
direkomendasikan untuk pasien dengan masalah harga diri rendah kronis. Terapi okupasi kreasi
seni manik manik juga dapat direkomendasikan sebagai panduan dalam penyusunan prosedur
operasional baku pada pasien dengan harga diri rendah kronis.
Kata Kunci: Gangguan persepsi sensori: Penurunan harga diri rendah kronis, penurunan tanda
dan gejala, terapi okupasi manik manik
Associate’s Degree in Nursing Study Program
Faculty of Health Sciences
Kusuma Husada University of Surakarta
2022

MENTAL HEALTH NURSING CARE FOR PATIENTS WITH


CHRONIC LOW SELF-ESTEEM
IN IMPLEMENTING BEAD ART

1) Nur Diyanti, 2) Intan Maharani S. Batubara


1) Students of Associate’s Degree in Nursing Study Program
Faculty of Health Sciences of Kusuma Husada University of Surakarta
2) Nursing Lecturer of Kusuma Husada University of Surakarta
Email : Nurdiyanti248@gmail.com

ABSTRACT
Chronic low self-esteem is a symptom of schizophrenia. The nursing care for patients with
chronic self-esteem is strategic interventions to reduce the symptoms of chronic self-esteem. The
purpose of the present study was determining the nursing care for a patient with chronic self-
esteem in a psychiatric hospital in Central Java. The research type was descriptive with case study
approach. The subject in the present study was a patient with chronic low self-esteem. One of the
possible non-pharmacological therapies is bead art occupational therapy. Bead art occupational
therapy was administered for 6 to 7 days for 90 minutes each time. The result of art occupational
therapy intervention was reduced symptoms of chronic low self-esteem. Before the therapy, there
were 15 symptoms and after therapy there were 4 symptoms. It proved that bead art occupational
therapy effectively reduced the symptoms and is recommended for patients with chronic low self-
esteem. Bead art occupational therapy may also be recommended as a guideline in preparing a
standard operating procedure for patients with chronic low self-esteem.
Keywords: sensory perception disorder: chronic low self-esteem, reduced symptom, bead
occupational therapy
PENDAHULUAN Gangguan jiwa yang paling berat

Pedoman penggolongan diagnosis adalah skizofrenia (National Institute of

gangguan jiwa menyatakan bahwa Mental Healt, 2018). Skizofrenia adalah

gangguan jiwa adalah kondisi dimana penyakit mental kronis yang menyebabkan

proses fisiologis tidak berfungsi dengan gangguan pada proses berpikir. Orang

baik sehingga mengganggu aktivitas dengan skizofrenia tidak dapat

sehari-hari. Orang awam sering menyebut membedakan antara kenyataan dan

gangguan ini dengan gangguan mental khayalan. Penyakit ini menyebabkan

dimana keadaan yang mudah ditentukan individu tidak memiliki kemampuan untuk

penyebabnya dan banyak faktor yang berpikir, mengingat, mengontrol emosi

mempengaruhinya. Orang dengan ataupun memahami masalah tertentu

gangguan jiwa akan menunjukkan pikiran, (Yudhantara, 2018)

emosi, dan perilaku yang bertentangan Skizofrenia termasuk dalam


dengan budaya yang ada di lingkungan gangguan psikosis dengan gejala mayor
setempat (Safitri, 2020). seperti munculnya harga diri rendah, dan

Menurut WHO tahun 2019, terdapat gejala minor yaitu perilaku kurang asertif

264 juta orang mengalami depresi, 45 juta (Yudhantara, 2018). Hasil riset

orang mengalami gangguan bipolar, 50 juta menunjukkan bahwa prevalensi

orang mengalami demensia, dan 20 juta skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak

orang mengalami skizofrenia prevalensi 7% per 1000 rumah tangga. Hal ini

pasien dengan gangguan jiwa di Indonesia menunjukkan bahwa dari 1000 rumah

tahun 2013 sebanyak 1,7 per mil dan terjadi tangga terdapat 70 rumah tangga mengidap

peningkatan jumlah menjadi 7 per mil skizofrenia/psikosis berat (Riskesdes,

tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Hal tersebut 2018).

menunjukan terjadinnya peningkatan Tanda mayor skizofrenia yaitu harga


gangguan jiwa di Indonesia. Salah satu diri rendah kronis (Yudhantara, 2018).
jenis gangguan jiwa psikososial fungsional Harga diri rendah merupakan adanya
yang terbanyak adalah Skizofrenia (Julita perasaan hilang percaya diri, merasa gagal
& Dewi, 2021). karena karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri. Yang
ditemukan jumlah total kasus dengan harga diri pasien, terdapat peningkatan
gangguan jiwa yaitu sebanyak 80 pasien. pada kelompok intervensi (P-value <0,05).
Harga diri rendah menempati urutan kedua Terapi kreasi seni membuat gelang
dengan jumlah presentase sebanyak 11.25 merupakan salah satu kesekian banyak
%, dalam kurun waktu 3 bulan (Oktober - terapi kreasi seni yang dapat dengan mudah
Desember) ditemukan 9 dari 80 pasien diterapkan. Responden dilatih memilih
yang mengalami masalah utama harga diri serta menilai bentuk seperti itu diharapkan
rendah (Restu Ilyasa, 2017). terjadi peningkatan mekanisme koping
pada pasien untuk meningkatkan harga diri
Penatalaksanaan farmakologi yang akan
pasien kearah yang lebih positif.
diberikan pada paisen yaitu haloperidol
3x5 mg, trihexyphenidyl 3x2 mg, dan Berdasarkan data dan informas diatas
clozapine 1x100 mg. serta terapi yang akan maka penulis tertarik mengambil kasus
diberikan selanjutnya terapi non dengan harga diri rendah kronis dengan
farmakologi pada pasien harga diri rendah judul penelitian “Asuhan Keperawatan
kronik meliputi terapi keluarga, terapi Jiwa Pada Pasien Dengan Harga Diri
kelompok, terapi aktivitas, terapi kognitif, Rendah Kronis Dalam Penerapan Kreasi
terapi lingkungan salah satunya dengan Seni ManikManik”.
terapi okupasi. Terapi okupasi merupakan
METODE PENELITIAN
salah satu dari sekian banyak terapi kreasi
seni yang dapat dengan mudah diterapkan. Studi kasus ini dilakukan di rumah
Salah satunya terapi kreasi seni membuat sakit jiwa daerah di Jawa Tengah. Fokus
gelang dari manik manik. Dibuktikan studi dalam penelitian ini adalah satu klien
bahwa terapi okupasi lebih mudah dengan gangguan harga diri rendah kronis.
diterapkan serta dapat mengisi waktu luang Waktu pemberian dilakukan selama 7 hari
pasien (Okhtavianthi, Novianthi, Tobing, secara berturut-turut. Pemberian tindakan
2020). disesuaikan dengan unsur POB (Prosedur
Operasional Baku) dan lembar asuhan
Hasil penelitian dari Mulyawan dan
keperawatan serta sesuai dengan standar
Agustina (2008) menjelaskan bahwa terapi
diagnosa keperawatan (SDKI) dan terapi
kreasi seni ini mempunyai pengaruh
okupasi kreasi seni manik manik. Studi
terhadap kemampuan pasien serta nilai
kasus ini menyertakan prinsip etik
keperawatan yaitu informed consent penganiayaan oleh suaminya
(lembar persetujuan), anonimity (tanpa sehingga pasien merasa takut.
nama), dan confidentiality (Kerahasiaan). Faktor sosiokultural yang dialami
Instrument pengumpulan yang digunakan klien adalah memiliki masalah pada
yaitu dengan prosedur operasional baku rumah tangganya terutama pada
dan lembar observasi tanda dan gejala serta masalah ekonomi keluarganya
etik studi kasus No. karena saat ini klien tidak dapat
454/UKH.L,.02/EC/III/2022. bekerja dan selalu meminta uang
kepada suaminya. Faktor psikologi
HASIL
adalah saat ini klien memiliki
1. Pengkajian ketakutan tidak mampu
a. Hasil pengkajian didapatkan menjalankan peran sebagai ibu
keluhan utama alasan klien masuk rumah tangga dengan baik karena
rumah sakit adalah pasien pasien takut tidak dapat mendidik
mengatakan pasien sering ditinggal anaknya dengan benar.
dirumah oleh suaminya setelah itu c. Faktor predisposisi yang dialami
psien sering menyendiri dan klien meliputi faktor biologi yang
memikirkan hal yang tidak jelas dan dialami klien adalah mengatakan
enggan berbicara dan melakukan belum pernah mengalami gangguan
hal apapun. Hasil pengakajian jiwa di masa lalu. Klien
selama didapatkan data subyektif mengatakan dalam keluarganya
klien mengat akan lebih suka tidak ada anggota keluarga yang
menyendiri dan lebih suka mengalami gangguan jiwa di masa
melamun dibandingkan bersama lalu. Faktor psikologis pasien tidak
teman temannya. ada masalah pengalaman yang tidak
b. Faktor presipitasi yang dialami menyenangkan sebelumnya. Faktor
klien meliputi faktor biologi yang sosiokultural tidak ada masalah dan
menyebabkan klien masuk rumah hambatan dalam kekeluargaan dan
sakit yaitu pada satu tahun terakhir bermasyarakat di masa lalu.
tepatnya pada bulan September 2. Diagnosa Keperawatan
tahun 2021 pasien menjadi korban
Dalam studi kasus ini penulis Pemberian SP 1-2 dan terapi
menegakkan 3 diagnosa menurut okupasi kreasi seni manik manik
pohon masalah yang ada pada bertujuan menurunkan tanda dan
pasien yaitu harag diri rendah gejala harga diri rendah kronis
kronis, isolasi sosial dan koping pada pasien dengan melatih pasien
individu tidak efektif. Diagnosa meningkatkan harga diri rendah,
keperawatan dengan masalah mengajarkan kegiatan positif.
utama (Core Problem) yaitu harga Penelitian mulyawan dan
diri rendah kronis, penyebab agustina (2018) menyatakan terapi
(Causa) koping individu tidak okupasi kreasi seni manik manik
efektif dan akibat (affect) yang berpengaruh dapat terlihat dari
ditimbulkan adalah isolasi soaial. hasil uji statistic p-value = 0,000 <
Harga diri rendah kronis 0,05 artinya pasien yang diberikan
adalah adanya perasan hilang terapi okupasi kreasi seni manik
percaya diri, merasa gagal karena manik dapat disimpulkan terdapat
tidak mampu mencapai keinginan pengaruh terapi kreasi seni manik
ideal diri (PPNI, 2017). Tanda dan manik terhadap perubahan tingkat
gejala yang dialami paisen adlah harga diri rendah kronis. Hal ini
pasien sering menyendiri, pasien menunjukkan hasil bahwa terapi
merasa bersalah, pasien sering okupasi kreasi seni manik manik
melamun kontak mata kurang, saat sangat efektif bagi penderita
berjalan selalu menunduk. skizofrenia untuk mengatasi harga
3. Intervensi Keperawatan diri rendah kronis
Berdasarkan diagnosa 4. Implementasi Keperawatan
keperawatan yang sudah ditegakan Pada penelitian ini pasien
oleh penulis maka penulis diberikan implementasi
merumuskan rencana keperawatan keperawatan selama 7 hari.
berdasarkan modifikasi dari Impementasi hari pertama sampai
SIKI/SLKI (PPNI, 2017), Satuan hari terakhir melakukan tindakan
asuhan keperawatan, Terapi memonitor perilaku dari yang
okupasi kreasi seni manik manik. mengidentifikasi kemampuan
yang masih dimiliki hingga efektif diberikan bagi penderita
memberi pujian terhadap skizofernia yang mengalami harga
keberhasilan klien. Klien diri rendah kronis
melakukan penatalaksanaan dari 5. Evaluasi Keperawatan
rekomendasian SDKI/SIKI dengan Evaluasi pada diagnosa harga
promosi haga diri dan SP 1 diri rendah kronis dengan data
mengidentifikasi kemampuan subjektif klien sudah berkumpul
klien dan aspek positif SP 2 dengan temannya, pasien
meminum obat kemudian aktivitas mengatakan sudah tidak malu,
terjadwal yaitu terapi aktivitas pasien mengatakan sudah tidak
kreasi seni manik manik. Tanda melamun. Data obyektif kilen
dan gejala harga diri rendah kronis tampak tenang, klien sudah bisa
berkurang pada hari pertama melakukan terapi membuat gelang
terdapat 15 tanda dan gejala yang dengan baik selama 7 hari.
muncul pada hari keempat terdapat Planning anjurkan pasien untuk
4 tanda dan gejala yang muncul. melatih terus kemampuan yang
Hasil uji statistik didapatkan ada masih dimiliki, anjurkan pasien
pengaruh pemberian terapi minum obat secara teratur,
farmakologi dan nonfarmakologi anjurkan pasien untuk selalu
seperti terapi okupsi kreasi seni mengikuti terapi okupasi kreasi
manik manik pada kelompok seni manik manik. Pemberian
eksperimen terhadap skor harga terapi okupasi kreasi seni manik
diri rendah kronis dengan P-value manik yang dilakukan selama 7
(0,05) (Wayan, Gusti dan ketut, kali sesuai dengan waktu yang
2013). Beberapa penelitian telah telah ditetapkan dan terjadi
dilakukan mengatasi masalah perubahan perilaku yang dapat
harga diri rendah kronis tanpa dilihat dari sebelum dan sesudah
menggunakan obat-obatan seperti diberikan terapi okupasi kreasi seni
terapi okupasi kreasi seni ini Hal manik manik.
ini menunjukkan bahwa terapi Gambar 1. Grafik penurunan
okupasi kreasi seni manik manik tanda dan gejala harga diri rendah
kronis pada tanggal 24-29 Januari berikutnya. Kemampuan
2022. mengidentifikasi masalah keperawatan
yang terjadi pada tahap ini akan
GRAFIK PENURUNAN TANDA DAN menentukan diagnosa keperawatan.
GEJALA HARGA DIRI RENDAH
Diagnosa yang diangkat akan
KRONIS
menentukan desain perencanaan yang

15 12 9 7 5 4
ditetapkan. Selanjutnya, tindakan
keperawatan dan evaluasi mengikuti
perencanaan yang dibuat (Rohmah,
2016).
Dari hasil observasi
2. Diagnosa Keperawatan
didapatkan bahwa terapi okupasi
Diagnosa keperawatan adalah suatu
kreasi seni manik manik efektif
penilaian klinis mengenai respon klien
untuk penurunan tanda dan gejala
terhadap masalah kesehatan atau proses
dibuktikan dengan pada hari
kehidupan yang dialaminya baik yang
sebelum pemberian terapi okupasi
berlangsung actual maupun potensial.
kreasi seni manik manik tanda dan
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
gejala harga diri rendah kronis
mengidentifikasi respon individu,
yang muncul yaitu 15 dari 22 tanda
keluarga dan komunitas terhadap situasi
dan gejala harga diri rendah dan
yang berkaitan dengan kesehatan
pada hari ketujuh pemberian terapi
(PPNI, 2016). Diagnosis keperawatan
okupasi kreasi seni tanda dan
yang dapat ditegakkan pada Ny.P yaitu
gejala harga diri rendah yang
harga diri rendah kronik (D.0086).
muncul yaitu 4 dari 15 tanda dan
Harga diri rendah merupakan adanya
gejala harga diri rendah kronis.
perasaan hilang percaya diri, merasa
PEMBAHASAN
gagal karena karena tidak mampu
1. Pengkajian
mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Pengkajian adalah tahap awal dan Dengan masalah utama yang
dasar dalam proses keperawatan. mendukung diangosis keperawatan
Pengkajian merupakan tahap yang terdiri dari data subjektif yaitu: pasien
paling menentukan bagi tahap menilai diri negatif, merasa putus asa,
merasa tidak berguna, merasa malau dengan kebutuhan pasien. Tindakan
atau bersalah. data lainya meliputi data pertama yang diberikan terapi
objektif yaitu: pasien tampak berbicara farmakologi atau diberikan terapi
lambat, kontakmata kurang, sulit tidur, menggunakan obat, obat yang
serta berjalan menunduk. Akibat dari diberikan kepada klien adalah
harga diri rendah kronis sendiri yaitu haloperidol 3x5 mg, trihexypheridyl
isolasi sosial adalah tidak mampunya 3x2 mg dan clozapin 1x100 mg.
untuk membina hubungan yang erat, Berdasarkan penelitian yang dilakuka
hangat, terbuka dan independen dengan oleh Melike Christiani (2010)
orang lain (PPNI, 2017). Penyebab menyatakan bahwa haloperidol
terjadinya harga diri rendah kronis yaitu merupakan kombinasi obat antipsikotik
Koping individu tidak efektif adalah yang bekerja memblokade reseptor
ketidak mampuan menilai dan dopamine pada reseptor pasca sinaptik
merespons stresordan ketidak mampun neuron diotak khususnya system limbic
menggunakan sumber sumber yang ada dan system ekstrapiramidal (Dopamin
untuk mengatasi masalah. Diagnosa D2 reseptor antagonis) yang efektif
keperawatan menurut PPNI (2016). dalam mengobati gejala positif pada
3. Implementasi Keperawatan pasien. Sedangkan menurut Tysawuri
(2016) Trihexypheridyl merupakan
Implementasi merupakan
obat yang dikombinasikan dengan
perwujudan tindakan rencana
haloperidol yang digunakan untuk
keperawatan yang telah disusun pada
mencegah efek samping dari
tahap perencanaan yang sesuai dengan
pemberian antipsikotik seperti gejala
rencana tindakan keperawatan untuk
ekstrapiramidal. Clozapin merupakan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
antipsikotik yang akan
oleh pasien (Muhith, 2015).
menyeimbangkan zat alami kimia otak
Implementasi atau tindakan yang
dengan cara memblokir beberapa
diberikan kepada klien disesuaikan
reseptor termasuk reseptor domain.
dengan rencana tindakan yang telah
ditetapkan. Sebelum dilakukan Terapi non farmakologi yang
tindakan memastikan kembali apakah pertama selain stategi pelaksaan yang
tindakan yang akan diberikan sesuai akan dilakukan yaitu terapi okupasi
membuat gelang dari manik manik. harga diri rendah yang dialami klien.
Terapi kreasi seni manik manik ini Sebelum dilakukan tindakan yang
memiliki tujuan untuk dialami klien antara lain klien mersa diri
mengembangkan kemampuan dalam negative, merasa malu dan bersalah,
berhubungan sosial dan kreatifitasnya. merasa tidak mampu melakukan
terapi okupasi juga dapat apapun, enggan mencoba hal baru,
meningkatkan tingkat harga diri pasien berjalan menunduk, sering melamun,
(Kurnia dan noerviana, 2008). Terapi sulit mengungkapkan keputusan,
okupasi ini dilakukan kurang lebih kontak mata kurang, lesu dan tidak
selama 90 menit dalam satu kali tatap bergairah, berbicara pelan dan lirih,
muka. Yang akan dilakukan selama 6 pasif dan sulit tidur. Setelah dilakukan
hingga 7 hari penelitian. Bahan yang tindakan dan dilakukan observasi
akan digunakan yaitu manik manik menggunakan lembar observasi tanda
warna, tali sutra warna warni dan dan gejala didapatkan hasil di hari ke 7
gunting. Di akhir kegiatan diberikan tanda dan gejala yang semula 15
makanan atau minuman ringan sebagai menjadi 4 tanda dan gejala yang tersisa
tanda terimakasih untuk pasien yang diantaranya pasien masih meremehkan
mengikuti kegiatan kemampuan mengatasi masalah,
bergantung pada pendapat orang lain,
4. Evaluasi Keperawatan
sulit membuat keputusan dan masih
Tanda dan gejala gangguan
pasif. Setelah diberikan terapi
persepsi dapat dilihat dan dinilai dari
farmakologi pada pasien dan terapi
ungkapan pasien dan hasil observasi
nonfarmakologi dengan salah satunya
yang dilakukan terhadap pasien
yaitu melakukan terapi okupasi
(Nurhalimah, 2016). Pemberian terapi
membuat gelang dari manik manik.
okupasi membuat gelang dari manik
Menurut penelitian Iswasil (2019)
manik dapat meningkatkan harga diri
didapatkan hasil bahwa terapi okupasi
pada penderita gangguan jiwa harga diri
membuat gelang akan lebih efektif
rendah kronis (Kusumawati, 2010).
diberikan pada klien untuk menurunkan
Dari tindakan yang dilakukan selama 7
tanda dan gejala harga diri rendah
hari berturut-turut didapatkan hasil
kronis jika diberikan selama 2 minggu
terjadi penurunan tanda dan gejala
dengan 7 hari evaluasi untuk datang dalam rangka peningkatan ilmu
mengetahui perkembangan paisen. pengetahuan dan teknologi
keperawatan.
KESIMPULAN
3. Bagi Institusi Pendidikan
Pemberian terapi okupasi kreasi seni Sebagai bahan kurikulum dan bahan
manik manik dilakukan selama 7 kali kepustakaan dalam pemberian asuhan
dalam seminggu, efektif menurunkan tanda keperawatan jiwa pada pasien harga diri
dan gejala harga diri rendah kronis, dilihat rendah kronis dengan terapi okupasi
dari sebelum dan sesudah diberikan terapi membuat geloang dari manik manik.
dengan hasil dari 22 tanda gejala pasien 4. Bagi Pasien
sebelum dilakukan terapi muncul 15 tanda Memberikan pengetahuan pada klien
dan gejala dan sesudah dilakukan terapi agar klien dapat mengaplikasikan
tanda dan gejala yang muncul menurun tindakan untuk menurunkan tanda dan
menjadi 4 tanda dan gejala. gejala pafda harga diri rendah kronis

SARAN dengan terapi kreasi seni manik manik.

1. Bagi Rumah Sakit


DAFTAR PUSTAKA
Sebagai bahan informasi dan masukan
khususnya praktik berbasis bukti yang Keliat, B. anna, & C.D, N. H. (2013).

sesuai dengan prosedur operasional Penerapan Terapi Kognitif Dan

baku dalam pemnberian asuhan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien

keperawatan jiwa pada pasien harga diri Harga Diri Rendah Di Ruang

rendah kronis dengan pemberian terapi Yudistira Rumah Sakit Dr. H.

kreasi seni manik manik. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013.

2. Bagi Perawat Keperawatan Jiwa, 1(2), 161–169.

Sebagai salah satu sumber informasi Keliat, B. A., Wardhani, I. Y.,


bagi pelaksanaan penelitian bidang Keperawatan, F., Padjadjaran, U.,
keperawatan tentang tindakan terapi Ilmu, F., & Universitas, K. (2017).
nonfarmakologi yaitu terapi kreasi seni Aplikasi terapi spesialis keperawatan
manik manik pada pasien harga diri jiwa pada pasien skizofrenia dengan
rendah kronis pada masa yang akan harga diri rendah kronis di rs jawa
barat. Jurnal Pendidikan Keperawatan Skizofrenia dengan gangguan Konsep
Indonesia, DIiri: Harga diri rendah Kronis
(Doctoral dissertation, Universitas
Keliat, B. A. (2019). Harga Diri Rendah
Muhammadiyah Ponorogo).
Kronis. In ASUHAN
http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/610
KEPERAWATAN JIWA (pp. 171–
3
172)
Widianti, E., Keliat, B. A., & Wardhani,
Nursalam., (2016). Penulisan literatur
I. Y. (2017). Aplikasi Terapi
review dan systematic review
Spesialis Keperawatan Jiwa pada
pada pendidika kesehatan
Pasien Skizofrenia dengan Harga
(Contoh) Surabaya: Fakultas
Diri Rendah Kronis di RSMM Jawa
Keperawatan Universitas
Barat. Jurnal Pendidikan
Airlangga
Keperawatan Indonesia, 3(1), 83-
Rahayu, S., & Daulima, N. H. C. (2019). 99.
Perubahan Tanda Gejala dan 67 https://doi.org/10.17509/jpki.v3i1.7
Universitas Muhammadiyah 489.
Magelang Kemampuan Pasien
Yudhantara, D., & Istiqomah, R. (2018).
Harga Diri Rendah Kronis Setelah
Sinopsis Skizofrenia Untuk Mahasiswa
Latihan Terapi Kognitif dan
Kedokteran. Malang: UB Press.
Psikoedukasi Keluarga. 2(1), 39–
51. WHO. (2019). Mental Disorder. (Online),
(https://www.who.int/newsroom/fac
Riskesdas. (2018). HASIL UTAMA
t-sheets/detail/mentaldisorder
RISKESDAS 2018 Kesehatan. 20–
diakses pada tanggal 5 Januari
21.
2022, jam 08.30 WIB).
http://www.depkes.go.id/resources/do
wnload/infoterkini/materi_rakorpop_ Tyaswuri, A. (2016). Pola Penggunaan
2018/Hasil Riskesdas 2018.pdf Triheksifenidil Pada Pasien
Safitri, A. (2020). Studi Literatur: Asuhan Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap
Keperawatan Keluarga Penderita Rumah Sakit Jiwa Grhasia
Yogyakarta Tahun 2014 (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah
Mada).

Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E.

(2015). Keperawatan Kesehatan

Jiwa. (F. Ganiajri, Ed.). Jagakarsa,

Jakarta Selatan: Salemba Medika.

https://doi.org/ISBN 978-xxx-xxx-

xx-x

Anda mungkin juga menyukai