Anda di halaman 1dari 8

Kembali Kepada F I T R A H

6 Mutiara Fajar Laskar Kemenangan

Kaum Mukminin dan Mukminat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih, Maha Teliti, Maha Pengatur dan Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengampun, Penangguh, Pemaaf, dan Maha Penghapus dosa-
dosa hamba-hambaNya. Sholawat dan salam untuk Rosulullah Muhammad saw, beserta
keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan para penerus risalahnya hingga akhir zaman.

Sebulan penuh kita telah menjalani shoum Romadhon beserta paket-paketnya, insya Allah kita
lakukan dengan penuh kesabaran, ketenangan, ketekunan, keikhlasan, dan keimanan. Itu
sebabnya hari ini kita berhak merayakan sebuah kemenangan, menjadi pribadi yang TAQWA,
dan menjadi pribadi yang FITRAH.

Dan rupanya mempertahankan KEMENANGAN jauh lebih tidak tidak mudah dibandingkan
dengan MENCAPAI KEMENANGAN itu. Banyak orang yang sudah menang lalu menjadi
sombong, lupa diri, lupa berbagi, bahkan lupa jati diri.

Banyak orang berpikir Idul Fitri adalah puncak kemenangan kaum musilimin. Tahukah Anda
jika Anda pun merasakan bahwa Idul Fitri adalah puncak, maka biasanya setelah PUNCAK yang
hadir adalah TURUNAN. Itu sebabnya, betapa banyak kaum Muslimin yang Sudah berjuang 30
Hari di Bulan Ramadhan untuk meraih FITRAH, justru kembali kepada FITNAH. Selain
TURUN kualitas amalnya, TURUN pula Kuantitas amal-amalnya.

Yang tadinya Sholat Malam Rutin, kini tak lagi Rajin. Yang Tadinya membaca Al-Quran penuh
semangat, kini tak lagi antusias sebab dianggapnya sudah tamat. Yang tadinya Banyak sedekah
dan berbagi, kini tak lagi sudi kecuali hanya sedikit sekali. Na’udzubillahi min dzalik. Itu
sebabnya kemenangan sejati adalah HANYA milik orang-orang yang bertaqwa, buka milik
orang-orang yang tertawa ketika Ramadhan ditinggalkannya.

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu mendapatkan kemenangan.


{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. An-Naba’ (78) : 31}.

Maka judul khutbah Idul Fitri 1429 H kali ini adalah “Kembali kepada
FITRAH, 6 Mutiara Fajar Laskar Kemenangan”.

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

Selama mutiara di hatimu masih kokoh bersemayam, tidak tergadai apalagi terjual, maka
kemenangan itu selalu berulang, sebab mutiara itu obor harapanmu. Ibarat laskar yang pantang
pulang sebelum kemenangan di tangan, membela mati-matian, terjatuh satu terbangun seribu.
Ya, mutiara tetaplah sebagai mutiara dimana pun ia berada. Andalah Mutiara sang pemenang
sejati. Dimana seorang pemenang tak pernah menyerah dan orang yang menyerah tak pernah
menang.

Kemenangan sejati itu bersifat FITRAH. FITRAH itu Semula Jadi. Fitrah itu Keaslianmu
diwaktu dulu. FITRAH itu kesejatianmu sebagai Abdullah dan Khalifah. Yakinlah, Setiap dirimu
dihadirkan sebagai pemenang sejati. Walau tak selamanya engkau memenangkan
petualanganmu, tapi yakinlah bahwa selamanya engkau adalah sang pemenang. Percayalah,
melodi kemenanganmu masih terpelihara hingga kini. Tak masalah berapa kali Engkau pernah
gagal, yang penting berapa kali engkau bangkit dari kegagalanmu.

Masih ingatkah, dulunya, dari sekitar setengah milyar sel spermatozoa yang terlepas bahagia,
saat ledakan start lomba bersama purnama cinta, maka engkaulah satu-satunya yang bertahan,
lantaran engkaulah sel spermatozoa yang paling sabar, paling tahu jalan, paling ikhlas, paling
bertawakkal, paling bersyukur, paling mengerti tentang cinta, paling istiqomah, paling tinggi
harapannya, sehingga engkau pun terus bergerak lincah bergairah menuju piala “ovum” yang
tersedia hanya satu-satunya. Engkau tercipta sebagai sang pemenang sejak awal mula. Satu
mengalahkan 500 juta. Maka bergeraklah terus untuk MEMPERTAHANKANNYA.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. {TERJEMAHAN
DATA SUCI Q.S. Al-Insyiroh (94) : 7-8}

Sekali lagi Khotib yakinkan, engkaulah pemenang itu. Maka buanglah putus asamu, dan
sambunglah kasih sayang dan sinergi bersama saudaramu. Bersilaturahimlah. Jangan ceraikan
apapun yang sudah baik bersatu, terlebih hanya lantaran ada satu dua yang tidak setuju. Lebih
baik bersatu dengan sedikit dosa, daripada sendiri dengan membawa bangga, lalu merasa paling
suci. Percayalah, orang terbaik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa, tapi orang
terbaik adalah orang yang segera bersuci dan bertaubat ketika dosa tak sengaja itu mengurangi
kualitas bening mutiara hatinya.

Kaum Mukminin dan Mukminat yang selalu rindu bertemu dengan Allah SWT
Allahu akbar3x Walillahilhamd

Satu pertanyaan yang perlu kita renungkan. Apakah kita hari ini sudah mendapatkan kembali
sang FITRAH itu?

Secara sederhana, Khotib akan uraikan SINGKATAN dari FITRAH. FITRAH diawali huruf “F”,
yang berarti “Furqon”. “I” kependekan dari “Ikhlas”. “T” berirama “Tawakkal”. “R” adalah
“Rendah Hati”, lalu “A” adalah “Apa Adanya”, serta yang terakhir “H” melambangkan sebuah
“Harapan”.

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

1. FURQON
Furqon artinya pembeda. Membedakan mana mutiara dari hati dan mana mutiara dari hawa.
Pemisah antara yang benar dan salah, hak dan batil, Cahaya dan Kegelapan, sukses dan gagal,
pemenang dan pecundang, iman dan ingkar, Annur dan Annaar.

Ketahuilah, kecerdasan tertinggimu adalah kecerdasan akan kemampuanmu dalam hal


membedakan sesuatu. Seperti Nabi Ibrahim as., kecerdasannya bermuara kepada kemampuan
kecerdasan spiritual, yakni membedakan mana Tuhan sesungguhnya dan mana Tuhan yang
rekayasa. Untuk menjadi sang pembeda yang lihai, maka engkau tak cukup membuat perbedaan
dalam tataran pikiran dan rasa saja. Untuk membedakan dengan cerdas dan tuntas, engkau pun
harus mulai membuktikannya dengan langkah-langkah yang istiqomah. Bergairah.

Artinya, seringkali untuk menjadi cerdas dalam membedakan, engkau harus berani mencoba
bertindak, bukan sekedar berani berpikir dan meyakini. Ingatlah, dua penyebab kegagalan sejati
adalah : pertama, karena beriman tanpa bertindak, dan yang kedua, karena bertindak tanpa
dilandasi keimanan. Keimanan adalah akarnya tindakan.

Tentu saja, Sejak kapan akar mengkudu berbuah durian? Sejak kapan keikhlasan berbuah
keluhan? Sejak kapan cinta berbuah derita? Sejak kapan harapan berbuah putus asa? Sejak
kapankah? Engkaulah yang memilihnya.

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. At-Taubah (9) : 105}

‫ ٰهَ َد ِة‬i‫لش‬ ِ ‫ون ِإلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ٱ ۡل َغ ۡي‬


َّ ‫ب َوٱ‬ َ ۖ ُ‫وا فَ َسيَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُكمۡ َو َرسُولُهُۥ َوٱ ۡل ُم ۡؤ ِمن‬
َ ‫ون َو َستُ َر ُّد‬ ْ ُ‫َوقُ ِل ٱ ۡع َمل‬
١٠٥ ‫ون‬ َ ُ‫فَيُنَبُِّئ ُكم بِ َما ُكنتُمۡ تَ ۡع َمل‬

Janganlah menjadi penakut dan hanya mau berada di tepi, di pinggiran, menjadi orang-orang
yang meminggirkan diri. Sebab jika engkau menyendiri lantaran takut maka untuk apa kau
gunakan RUH suci dari Tuhanmu itu?

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Maka jika ia
memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana,
berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah
kerugian yang nyata. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Hajj (22) : 11}

Ayo pilihlah. Biarkan fitrahmu tetap bermuara. Biarkan mutiara fajar itu bekerja. Tanpa pilihan
maka kau yang akan dipilihkan, diperebutkan, ditarik-tarik, didorong-dorong, diobok-obok. Kau
lah objeknya, kau lah targetnya, kau lah mangsanya.

Ingatlah bahwa Hidup ini adalah PILIHAN. Dan setiap Pilihan pasti mengandung Resiko yang
tak bisa Anda pilih. Kalau Anda memilih Ikan paus maka resikonya bernama samudera, bukan
selokan. Artinya, pelaut ulung tidak dilahirkan dari laut yang tenang. Layang-layang terbang
tinggi karena berani melawan arah angin. Cita-cita besar akan dipaketkan dengan ujian dan
resiko yang besar. Memilih itu memang tidak mudah, tetapi Tidak pernah Memilih jauh lebih
menyulitkan lagi.

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

2. IKHLAS

Dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Yunus
(10) : 105}.

Engkau dikatakan tidak ikhlas jika : Engkau beramal karena orang lain, atau jika Engkau tidak
jadi beramal karena orang lain. Dan engkau dikatakan tidak ikhlas jika mayoritas ucapanmu
berisi keluhan dibandingkan kesyukuran.

Sudahkah engkau ikhlas dengan kehidupanmu saat ini? Adakah yang membuat hidupmu tidak
bisa berjalan dengan ikhlas? Masalah-masalah kah yang telah membuatmu mempermasalahkan
keikhlasanmu? Bukankah masalah-masalah itu yang tetap membuatmu hingga kini bertahan dan
berTuhan?

Kadang masalah hadir lewat hembusan angin, kadang lewat amukan air, kadang lewat luapan
api, dan kadang lewat retaknya bumi. Tapi itu semua hakikatnya hanya ilusi, eksternal
masalahmu, tapi internal ujianmu. Semuanya kembali pada dirimu, pada fitrahmu, dimana sang
mutiara fajar bersemayam.

Walaupun semua orang mengatakan bahwa engkau akan gagal, tapi jika engkau yakin bisa
berhasil maka, insya ALLAH engkau pasti berhasil. Dan walaupun semua orang mengatakan
bahwa engkau akan berhasil tapi engkau malah meragu, maka keraguan dan kegagalanlah yang
akan kembali kepadamu. Famayya’mal mistqoola dzaarotin khoiroyyaroh, wamayya’mal
mistqoola dzarrotin syarroyyaroh

Tidak ada yang berat, jika tenagamu cukup untuk mengangkatnya, bahkan menyelaraskannya.
Sesendok garam bisa membuat air dalam gelas menjadi asin. Tapi tidak ada air yang asin, walau
seratus sendok pun garam ditumpahkan, jika wadahnya selebar danau keikhlasan. Lapangnya
dadamu.

Mulai hari ini, hindari do’a penuh keluhan “Wahai Allah, masalahku sangat besar”, tapi
katakanlah “Wahai Masalah, Allah itu Maha Besar.” Nah, sebesar apakah masalahmu? Sebesar
bumikah? Apakah “gara-gara” masalahmu sebesar bumi lalu engkau mengecilkan Allah dan
kekuasaan-Nya? Astaghfirullahal’aziim…
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-
Baqoroh (2) : 45}

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

3. TAWAKKAL

Tawakkal artinya menyerahkan segala permasalahan hidupmu hanya kepada Allah, dari jiwamu
yang terdalam. Allah lah tempat siapa pun berharap, menggantungkan harapan tertinggi dan
semua. Paket dari Tawakkal adalah Azam, atau tekad kuat dan usaha yang mantap. Tawakkal
tanpa ditemani tekad dan usaha adalah pasrah yang kebablasan. Ber-azam dulu, berencana dulu,
berdo’a dulu, barulah engkau bertawakkal kepada Allah SWT seraya bersungguh-sungguh
bergerak.

Kemudian apabila kamu telah ber-azam (membulatkan tekad), maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Ali-Imron (3) : 159}

Apa yang sesungguhnya engkau butuhkan dalam hidup ini? Sudahkah kebutuhanmu selaras
dengan sinergi dakwah semestamu. Apakah kebutuhanmu jika terpenuhi, sungguh tidak akan
menjadikan dirimu lupa akan tugas utamamu. Sebagai Khalifah dan Abdullah.

“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Baqoroh (2) : 216}”

Mulai hari ini, percayakan saja sepenuhnya kepada-Nya setiap kebutuhan-kebutuhanmu, setiap
sel dalam tubuhmu, satu-satunya ruh dalam jiwamu, dan setiap ujian cerca yang melandamu.
Berserah dirilah dengan penuh. Bertawakkallah dengan sungguh.

Mulai hari ini, belajarlah untuk memberi lebih ikhlas dan tawakkal. Memberilah kepada manusia
karena cintamu kepada Allah, dan memintalah kepada Allah agar engkau bisa memberi lebih
banyak lagi. Salah satu ciri orang yang memiliki TAWAKKAL yang tinggi adalah hobinya
untuk berbagi dan bersedekah.

Kaya itu Penting, Tapi Sedekah itu jauh lebih kaya dan abadi. Kaya di dunia dan kaya di akhirat.
Jangan takut bersedekah karena miskin, dan jangan takut miskin karena bersedekah. Sedekah
akan membuat engkau menjadi kaya, bahagia, dicintai Allah dan MakhlukNya. Itu sebabnya,
Jangan pernah menunggu kaya baru engkau bersedekah, tapi bersedekahlah maka engkau
menjadi kaya.

Begitupun, tak usah sungkan dirimu menginfakkan hartamu untuk membangun Mesjid Al-
Barokah ini. Harta yang kau habiskan untuk Jajan dan Merokok hanya akan menjadi beban
Hisabmu di akhirat, tapi bersedekah, untuk pembangunan Mesjid Al-Barokah, sehingga hartamu
berkah, menyelamatkanmu di alam barzah.

“… Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sungguh,
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S.
ATH- THOLAAQ (65) : 3}

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

4. RENDAH HATI

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya,
kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina”. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S.
Al-A’raaf (7) : 166}

Jadikan dirimu sebagai pemenang yang rendah hati. Tidak usahlah kau tambah, sudah cukup
banyak para pemenang yang arogan, walau tidak sedikit juga para pecundang yang justru lebih
arogan. Memang sungguh Terlalu! Na’udzubillaahimindzaalik

Hanya sedikit pencetak gol yang lantas refleks sujud syukur setelah wasit memastikan kesahihan
golnya. Kebanyakan mereka merayakannya dengan berteriak, menari, bahkan memamerkan
sedikit aurat di perutnya; dengan demikian, berhasil membuat lawan yang tertinggal angka,
menjadi resah dendam terpatri. Ingat sekali lagi, Gol itu bukan tujuan utama, tapi hanya
percepatanmu menuju ketaqwaan. Kalau lantaran Gol tercipta lalu bolong jala ketaqwaanmu,
maka segeralah kembali kepada jalan yang fitrah.

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah Dia; dan
membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia
berputus asa.
{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Israa (17) : 83}

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd

5. APA ADANYA

Sudahkah hari ini engkau melihat dunia ini apa adanya? Sudahkah engkau menerima keadaan
dirimu, keadaan semestamu, lebih dan kurangnya, dengan apa adanya? Masihkah ada rasa
tertekan, sumbatan energi dalam tubuhmu, ketika semestamu mempertontonkan rasa zalim yang
menyakitimu? Pikirmu, bisakah seseorang menyakiti hatimu jika kau tak mengizinkan hatimu
untuk tersakiti?
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati
mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang
berbuat kebinasaan. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. An-Naml (27) : 14}

Berkarakter “apa adanya” bukan berarti menyerah pada kezaliman yang ada. Lalu siap ditekan
dan dizalimi sesama. Sekali lagi, Bukan berarti tertekan itu dipersilakan, tapi berdamailah
dengan diri sendiri, selaraskan dengan normatif religi, lalu lebih kuat bersinergi tuk perbaiki
semestamu itu dan ini. Buat apa tertekan, jika perasaan tertekan terbukti lebih berkonstribusi
menambah masalahmu. Selaraskan jiwamu dengan nilai luhurmu, bukan selaraskan dirimu
dengan nilai leluhurmmu atau realita terbaru. Tidak semua dari Leluhur itu luhur, dan juga tidak
semua yang baru itu luhur; Yang luhur hanyalah yang “Apa adanya” tertera di dalam Al-Quran
dan Sunnahnya.

Nilai luhur itu dari Tuhan, sedangkan realita itu sudah banyak rekayasa syaitan dan manusia
arogan. Sekali lagi engkau harus memfilternya, dan berani memilih, memilah, bukan diam
malah. Jangan menyerah dengan “apa adanya” yang salah, tapi berbahagialah dengan “apa
adanya” yang fitrah.

Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak
lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Ali-Imran (3) : 146}

Para pemilik fitrah sejati pun memiliki kekuatan “Apa Adanya” dalam menerima risalah Islam.
Berkarakter “Sami’na wa Atho’na”. Kami dengar, dan kami lakukan. Benar-benar menempatkan
Al-Quran di atas seluruh aturan, dihormati dengan segenap, dijadikan subyek rujukan untuk
kemaslahatan hidup manusia, kesejahteraan semesta. Ya, sebuah rujukan dan bukan rujakan.

Hari ini ada sebagian manusia karakternya sudah tidak “Apa adanya”, tapi lebih kepada “Ada
apanya”. Mereka coba memilih-milih aturan Allah, memfilter yang sudah murni, menyaring
dalam angan. Dan berusaha menyingkirkan aturan Allah yang sudah baku dengan berbagai dalih
logika dan empati yang bernuansa musyrik sejati, ciptaan sendiri.

Mereka tidak menjadikan Al-Quran sebagai subjek, tetapi malah dijadikannya sebagai objek.
Mereka tidak menjadikan Al-Quran sebagai rujukan, melainkan malah menjadikannya sebagai
rujakan. Mereka potong ayat-ayat yang sudah ada, lalu mereka campur dengan bumbu
kemunafikan, diolah dengan sambal kemaksiatan; sehingga ayat-ayat Al-Quran yang murni pun
menjadi ternoda dan tercampur oleh suasana nafsu hati mereka. Pantas saja jika bumi, langit, dan
seisinya rusak dan demam karena tindakan mereka dan orang-orang sejenisnya.

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan
semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan
(Al-Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan (Al-Quran) itu. {TERJEMAHAN
DATA SUCI Q.S. Al-Mu’min (23) : 71}

Kaum Mukminin dan Mukminat yang dirahmati Allah SWT,


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
6. HARAPAN

Para insan taqwa yang dimuliakan oleh Allah SWT. Hari ini yakinlah bahwa para pemilik fitrah
sejati selalu mempunyai harapan dalam hidupnya. Manusia tanpa harapan tidak ada bedanya
dengan jasad mati yang bergerak tanpa Arruh dan Arah. Itu sebabnya, engkau harus memiliki
banyak harapan, setidaknya satu, agar kau masih bisa bernafas.

“…Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”
TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Yusuf (12) : 87

Jangan pernah bunuh harapan yang masih bersemayam di jiwamu. Walaupun kini, harapanmu
sepertinya kecil dan belum terwujud nyata, tetaplah bersyukur pada Allah SWT, karena
setidaknya engkau telah memiliki harapan itu. Kalau lah harapan saja sudah tidak ada, maka
apalah yang bisa diharapkan di dunia ini, apalagi di akhirat. Bersyukurlah dengan harapan yang
ada, maka engkau akan ditambah kenikmatan dari-Nya. Bertubi-tubi, Mau? Berharaplah.

Masalah itu Lumrah. Masalah itu Hadiah. Maslah itu ujian dan cinta dariNya. Kalau engkau lari
dari masalah maka engkau lari dari kasih sayang Allah. Masalah-lah yang membuat engkau tetap
bertahan dan berTuhan. Masalah itu memang tidak enak, tapi ia melahirkan rasa enak. Lapar
adalah masalah, tapi tanpa lapar kita tidak pernah menikmati makan. Sebagaimana tanpa haus
kita tak pernah optimal merasakan nikmatnya sebuah minuman. Semakin lapar semakin enak
makannya, semakin haus semakin enak minumnya, semakin banyak masalah semakin besar
harapan mu dekat dengan Tuhan, dekat dengan Sumber Solusi. Teruslahlah bergerak dan
berharap. Selama engkau tetap bergerak dan berharap pada Allah, maka sungguh dibalik Frustasi
dan sesaknya dadamu, ada Prestasi sejati yang menantimu.

Harapan itu dihadirkan agar kita bisa melakukan yang terbaik dalam hidup yang sebentar ini.
Tanpa harapan, maka tiada yang bisa diharapkan dari kehadiranmu di dunia ini. Jadilah manusia
yang penuh dengan harapan, agar kehadiranmu di tengah semestamu selalu diharapkan. Dan
harapan tertingimu adalah pertemuan dengan Allah SWT.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S.
Al-Insyiroh (94) : 8}

Anda mungkin juga menyukai