Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Psikologi

Maret 2018, Vol. 5, No. 1, hal. 21-28

PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI


MELALUI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
DI UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

Estalita Kelly
Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan
Email: esta.kelly@gmail.com

Abstrak
Salah satu hal perlu mendapat perhatian yang serius sekarang ini adalah
berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa yang toleran. Untuk
mencapai hal ini salah satu cara yang ditempuh adalah memberikan
pembelajaran tentang multikulturalisme bangsa kepada mahasiswa. Oleh
karenanya diperlukan pendidikan bagi mahasiswa agar dapat menumbuhkan
kembali sikap toleransi yang sebenarnya merupakan ciri khas kepribadian
bangsa Indonesia. Universitas Yudharta Pasuruan merupakan salah satu
perguruan tinggi swasta yang mengedepankan pendidikan multikultural.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap toleransi dapat dibentuk
dengan melalui pendidikan multikultural, dengan kata lain perbedaan yang
sangat signifikan pada sikap toleransi antara mahasiswa semester I yang
belum mendapatkan pendidikn multikultural dengan mahasiswa semester
III, V dan VII yang sudah mendapatkan pendidikan multikultural.

Kata kunci: toleransi, multikultural

1. PENDAHULUAN sekelompok orang yang


Menyaksikan hiruk pikuk pilkada mengatasnamanakan Brigade Meo
DKI yang baru saja usai memang sangat Timor. Tindakan tidak toleransi ini akan
menarik. Kita seolah menyaksikan berdampak buruk pada pembangunan
sedang menyaksikan tayangan sikap mental dan spiritual inidividu. Hal
sandiwara di panggung yang ini juga berdampak terhadap pendidikan
memerankan berbagai karakter. Salah dan perkembangan individu.
satu karakter yang menarik untuk Tindakan tidak toleransi ini tidak
dibahas adalah sikap tidak toleran yang menunjukkan ciri kepribadian bangsa
dipertontonkan. Bulan desember 2017 Indonesia, karena bangsa Indonesia
di Bandung terjadi aksi pembubaran adalah bangsa dengan keberagaman
paksa acara kebaktian di kompleks suku, etnis, ras dan agama. Dalam
Sasana Budaya Ganesha. Kemudian menjalani kehidupan sosial tidak bisa
sehari setelahnya, ada penurunan paksa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan
baliho Universitas Kristen Duta Wacana yang akan dapat terjadi antar kelompok
Yogyakarta karena menampilkan sosok masyarakat, baik yang berkaitan dengan
mahasiswi berjilbab pada iklan ras maupun agama. Dalam rangka
penerimaan mahasiswa baru di kampus menjaga keutuhan dan persatuan dalam
itu. Selang tiga hari setelah insiden masyarakat maka diperlukan saling
tersebut , Sembilan warga muslim yang menghormati dan menghargai sehingga
datang ke Kupang, Nusa Tenggara gesekan-gesekan yang dapat
Timur, untuk mengukuti acara keagaam menimbulkan pertikaian dapat dihindari.
di Atambua, Belu diusir oleh Masyarakat juga dituntut untuk saling
21
menjaga baik dan kewajiban diantara memicu sikap tidak toleransi adalah
mereka antara yang satu dengan lainnya. dunia pendidikan, persoalan-persoalan
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 intoleransi dimulai dari tingkat
ayat 2 disebutkan bahwa “Negara pendidikan paling dasar (PAUD) hingga
menjamin kemerdekaan tiap-tiap perguruan tinggi. Menurut Plato,
penduduk untuk memeluk agamanya pendidikan sebagai proses pembentukan
masing-masing dan untuk beribadat kepribadian karena pendidikan
menurut agamanya dan kepercayaannya merupakan suatu proses transfer ilmu
itu.” Sebagai warga Negara sudah dan pengetahuan antara individu satu
sepatutnya menjunjung tinggi sikap dengan yang lain, pendidikan sebagai
saling toleransi antar umat beragama dan sebagai pembentukan karakter seseorang
saling menghormati antar hak dan karena diberi bimbingan. Pendidikan
kewajiban yang ada diantara kita demi juga merupakan bagian dari kegiatan
keutuhan Negara. kehidupan bermasyarakat dan
Salah satu hal perlu mendapat berbangsa. Fungsi pendidikan secara
perhatian yang serius sekarang ini mikro untuk membantu secara sadar
adalah berkaitan dengan pembentukan perkembangan jasmani dan rohani
karakter bangsa yang mampu dan mau peserta didik, sedangkan secara makro
menerima perbedaan yang ada. Tidak pendidikan berfungsi sebagai
dapat dipungkiri bahwa Negara pengembangan pribadi, pengembangan
Indonesia adalah Negara yang sangat warga Negara, pengembangan
majemuk dan beraneka ragam. Namun kebudayaan dan pengembanan bangsa.
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Pendidikan merupakan jembatan untuk
Indonesia bukan untuk dijadikan ajang menuju kesuksesan. Pendidikan
pemecah persatuan dan kesatuan bangsa, multikutural sebagai pendidikan
tetapi justru dijadikan ajang pemerkuat mengenai keragaman budaya (Andersen
persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk dan Cusher, 1994). Sedangkan menurut
mencapai hal ini salah satu cara yang Banks (1993) menyatakan melalui
ditempuh adalah memberikan pendidikan multikultural atau
pembelajaran tentang multikulturalisme pendidikan untuk people of color yang
bangsa kepada mahasiswa. ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai
Pembelajaran multikultural di perguruan anugerah Tuhan. Menurut Paulo,
tinggi dapat dilakukan salah satu pendidikan harus menciptakan tatanan
caranya dengan memasukkan nilai-nilai masyarakat yang terdidik dan
multikultural dalam pembelajaran. Oleh berpendidikan bukan sebuah masyarakat
karenanya tidak dapat dipungkiri yang hanya mengangungkan satu kelas
diperlukan pendidikan bagi mahasiswa sosial sebagai akibat dari kekayaan dan
agar dapat menumbuhkan kembali sikap kemakmuran yang diperoleh.
toleransi yang sebenarnya merupakan Bangsa Indonesia adalah bangsa
ciri khas kepribadian bangsa Indonesia. yang masyarakatnya sangat majemuk
Universitas Yudharta Pasuruan dan pluralis. Kemajemukan sudah
merupakan salah satu perguruan tinggi menjadi ciri bangsa Indonesia.
swasta yang mengedepankan pendidikan Kemajemukan dapat dilihat dari dua
multikultural dimana mahasiswa wajib perspektif, yaitu perspektif horizontal
untuk menempuh mata kuliah dan perspektif vertikal. Dalam perspektif
Pendidikan Multikultural. horizontal, kemajemukan bangsa dapat
Jika ditinjau dari segi psikologis dilihat dari perbedaan agama, etnis,
banyak faktor yang dapat memicu bahasa daerah, geografis dan budayanya.
seseorang tidak toleran. Menurut Sedangkan dalam perspektif vertikal,
Zakaria (2017) salah satu faktor yang kemajemukan bangsa Indonesia dapat

22
dilihat dari perbedaan tingkat kepercsyssn, kebiasaan) yang berbeda
pendidikan, ekonomi, dan tingkat sosial dan atau yang bertentangan atau
budayanya. Fenomena kemajemukan ini oengurangan yang masih diperbolehkan
bagaikan pisau bermata dua, satu sisi (Kamus Umum Bahasa Indonesia).
memberi dampak positif yaitu kita Toleransi juga berarti batas ukur untuk
memiliki kekayaan khasanah budaya penambahan atau pengurangan yang
yang beragam, akan tetapi sisi lain dapat masih diperbolehkan (Warson, 1997).
menimbulkan dampak negatif, karena Menurut Hasyim (1979), toleransi yaitu
justru keragaman ini dapat memicu pemberian kebebasan kepada semua
konflik antar kelompok masyarakat yang manusia atau kepada sesama warga
pada gilirannya dapat menimbulkan masyarakat untuk menjalankan
instabilitas. keyakinannya atau mengatur hidupnya
Dalam menghadapi pulralisme dan menentukan nasibnya masing-
budaya tersebut diperlukan paradigma masing, selama menjalankan dan
baru yang lebih toleran dan elegan untuk menentukan sikapnya itu tidak
mencegah dan dan memecahkan melanggar dan tidak berrtentangan
masalah benturan-benturan budaya dengan syarat-syarat atas terciptanya
tersebut, yaitu paradigm pendidikan ketertiban dan pendamaian dalam
multikultural. Hal ini penting untuk masyarakat.
mengerahkan mahasiswa dalam Menurut UNESCO, prinsip-
mensikapi realitas masyarakat yang prinsip toleransi adalah rasa hormat,
beragam, sehingga mereka memiliki penerimaan dan penghargaan atau
sikap apresiatif dan toleransi terhadap keragaman budaya dunia yang kaya,
keragaman perbedaan tersebut. Bukti berbagai bentuk ekspresi diri, dan cara-
nyata tentang maraknya kerusuhan dan cara menjadi manusia. Toleransi adalah
konflik yang berlatar belakang suku, kerukunan dalam perbedaan, Suatu sikap
adat, ras dan agama menunjukkan atau perilaku manusia yang tidak
perlunya dimilikinya kepribadian yang menyimpang dari aturan, dimana
toleransi yang dapat dibentuk melalui seseorang menghargai atau menghormati
pendidikan multikulturalisme. setiap tindakan yang dilakukan orang
Tujuan penelitian ini : (1) untuk lain,
mengetahui pengaruh pendidikan
multiultural yang ada di Universitas Bentuk Toleransi
Yudharta Pasuruan dalam membentuk Menurut Allport (1954) dalam
sikap toleransi; (2) untuk mengetahui Suryabrata (1989) bentuk dari toleransi
seberapa besar sumbangan pendidikan terdiri atas 6 macam, yaitu:
multikultural dalam membentuk sikap a. Conformity tolerance: toleransi
toleransi mahasiswa. terjadi karena sesuatu masyarakat
Dari penelitian ini akan memberikan standar, aturan, atau
dibuktikan suatu paradigma untuk kode etik tertentu yang mengatur
membentuk sikap toleransi melalui toleransi. Individu menjadi toleran
pendidikan multikultural yang sangat karena berusaha konformitas dengan
diperlukan di Indonesia yang bercirikan peraturan yang ada.
kemajemukan. b. Character conditioning tolerance:
toleransi yang terjadi karena
Toleransi seseorang mengembangkan suatu
Toleransi berarti bersifat atau bentuk positif organisasi kepribadian
bersikap menenggang (menghargai, yang berfungsi penuh arti dalam
membiarkan, membolehkan) terhadap totalitas kepribadiannya. Individu
pendirian (pendapat, oadangan, memiliki penghargaan positif

23
terhadap individu lain. Individu lingkungan sekolah dan lingkungan
tersebut mempunyai pandangan masyarakat.
terhadap dunia yang positif. 2) Identitas sosial : keadaan dimana
c. Militant tolerance: individu individu mendefinisikan dirinys
menentang tindakan yang terhadap suatu kelompok dengan
menunjukkan intoleransi. Individu proses kognitif dan proses
yang intoleran dengan intoleransi. motivasional.
d. Passive tolerance: inidividu yang 3) Fundamentalisme agama : agama
berusaha mencari perdamaian dean merupakan suatu yang paradoksal
mengusahakan jalan damai terhadap karena agama bisa menimbulkan
segala tindakan intoleransi. toleransi, namun juga bisa
menyebabkan intomeransi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap toleransi Pendidikan Multikultural
Ada beberapa faktor yang Pendidikan multikultural adalah
mempengaruhi sikap toleransi yakni merupakan suatu gerakan pembaharuan
faktor internal dan faktor eksternal dan proses untuk menciptakan
sebagai berikut: lingkungan pendidikan yang setara
a. Faktor Internal untuk seluruh mahasiswa. Menurut
1) Tipe Kepribadian : tipe kepribadian Andersen dan Cusher (1994) dalam
disini adalah tipe ekstrovert dengan Mahfud (2008), pendidikan
ciri-ciri bersifat terbuka, santai, multikultural diartikan sebagai
aktif dan cenderung optimis dan pendidikan beragam kebudayaan,
tipe introvert dengan ciri-ciri Sedangkan Hernandez (1989)
tertutup, pasif dan cenderung pendidikan multikultural sebagai
pesimis. Tipe introvert lebih perspektif yang mengakui realitas
bersikap intoleransi daripada tipe sosial, politik dan ekonomi yang dialami
ekstrovert oleh masing-masing individu dalam
2) Kontrol diri : kontrol diri sebagai pertemuan manusia yang kompleks dan
salah satu sifat kepribadian berbeda beragam secara kultur dan
antara individu yang satu dengan merefleksikan pentingnya budaya, ras,
yang lain. Kontrol diri tinggi akan seksualitas dan gender, etnisitas, agama,
mampu merubah kejadian dan status sosial, ekonomi, dan
menjadi agen dalam mengarahkan pengecualian-pengecualian dalam proses
dan mengatur perilaku. pendidikan. Menurut Mashadi (2009),
3) Etnosentrisme : kecenderungan pendidikan multikultural adalah usaha
untuk memandang norma-norma sadar untuk mengembangkan
untuk memandang norma-norma kepribadian di dalam dan diluar kampus
dan nilai pada kelompok budayanya yang mempelajari tentang berbagai
sebagai yang terbaik dan digunakan macam status sosial, ras, suku, agama
sebagai standar untuk mengukur agar tercipta kepribadian yang cerdas
dan bertindak terhadap semua dan toleran menghadapi masalah-
kebuadayaan lain. masalah keberagaman budaya.
b. Faktor Ekternal
1) Lingkungan Pendidikan : toleransi Tujuan Pendidikan Multikultural
diwariskan dari generasi ke Tujuan utama pendidikan
generasi melalui proses sosialisasi. multikultural adalah untuk menanamkan
Lingkungan pendidikan yang sikap simpati, respek, apresiasi dan
digunakan untuk proses sosialisasi empati terhadap penganut agama dan
adalah lingkungan keluarga, budaya yang berbeda. Sedangkan

24
menurut Sutarno (2008) tujuan Agama secara aktual merupakan
pendidikan multikultural mencakup 8 ikatan yang terpenting dalam kehidupan
aspek, yaitu: (1) Pengembangan literasi orang Indonesia sebagai suatu bangsa.
etnis dan buadaya, mefasilitasi Masing-masing individu telah
mahasiswa memiliki pengetahuan dan menggunakan prinsip agama untuk
pemahaman tentang berbagai budaya menuntun dirinya dalam kehidupan di
semua kelompok etnis;(2) masyarakat, tetapi tidak berbagi
Perkembangan Kepribadian, pengertian dari keyakinan agamanya
memfasilitasi mahasiswa bahwa semua pada pihak lain. Hal ini hanya dapat
budaya setiap etnis sama nilai antar satu dilakukan melalui pendidikan
dengan lainny, sehingga memiliki multikultural untuk mencapai tujuan dan
kepercayaan diri dan toleransi dalam prinsip seseorang dalam menghargai
berinteraksi dengan orang lain agama.
(kelompok etnis) walaupun berbeda 2) Kepercayaan
budaya masyarakatnya; (3) Klarifikasi Unsur yang penting dalam
nilai dan sikap, pendidikan mengangkat kehidupan bersama adalah kepercayaan.
nilai-bilai inti yang berasal dari prinsip Dalam masyarakat yang plural selalu
martabat manusia, keadilan, persamaan memikirkan resiko terhadap berbagai
dan demokratis, sehingga pendidikan perbedaan. Munculnya resiko dari
multikultural membantu mahasiswa kecurigaan/ketakutan atau
memahami bahwa konflik nilai tidak ketidakpercayaan terhadap yang lain
dapat dihindari dalam masyarakat dapat juga timbul ketika tidak ada
pulralistik; (4) Untuk menciptakan komunikasi di dalam masyarakat/plural.
persamaan peluang pendidikan bagi 3) Toleransi
semua mahasiswa yang berbeda-beda Toleransi merupakan bentuk
ras, etnis, kelas sosial dan kelompok tertinggi, bahwa individu dapat
budaya. mencapai keyakinan. Toleransi dapat
menjadi kenyataan ketika seseorang
Pentingnya Pendidikan Multikultural mengasumsikan adanya perbedaan.
Indonesia adalah negara yang Keyakinan adalah sesuatu yang dapat
terdiri dari beragam masyarakat yang diubah. Sehingga dalam toleransi, tidak
berbeda seperti agama, suku, ras, harus selalu mempertahankan
kebudayaan, adat istiadat, bahasa, dan keyakinannya.Untuk mencapai tujuan
lain sebagainya menjadikan masyarakat sebagai manusia Indonesia yang
Indonesia sebagai masyarakat yang demokratis dan dapat hidup di Indonesia
majemuk. Dalam kehidupan yang diperlukan pendidikan multikultural.
beragam seperti ini menjadi tantangan
untuk mempersatukan bangsa Indonesia Adapun pentingnya pendidikan
menjadi satu kekuatan yang dapat multikultural di Indonesia yaitu sebagai
menjunjung tinggi perbedaan dan sarana alternatif pemecahan konflik,
keragaman masyarakatnya. peserta didik diharapkan tidak
Hal ini dapat dilakukan dengan meninggalkan akar budayanya, dan
pendidikan multikultural yang pendidikan multikultural sangat relevan
ditanamkan kepada mahasiswa lewat digunakan untuk demokrasi yang ada
pembelajaran di perguruan tinggi. seperti sekarang.
Menurut Hilda (2002), ada tiga
tantangan besar dalam melaksanakan 2. METODOLOGI PENELITIAN
pendidikan multikultural di Indonesia, Rancangan Penelitian
yaitu: Penelitian ini menggunakan
1) Agama, suku bangsa dan tradisi metode non-ekperimental. yaitu

25
dilakukan pengukuran pada mahasiswa Prosedur skoring dari skala ini
semester I yang belum pernah mengikuti adalah dengan mengkombinasikan
mata kuliah pendidikan multikultural semua skor pada semua item, skor
dan pada mahasiswa semester III, V, dan tertinggi menunjukkan sikap toleransi
VII yang telah mengikuti mata kuliah tertinggi. Skala toleransi mempunyai
pendidikan multikultural. reliabilitas 0,80. Sedangkan validitas
dari skala ini adalah validitas isi, dimana
Subyek Penelitian selama konstruksi skala, item yang
Subjek penelitian ditentukan dipilih ialah item-item yang
dengan cara mengambil secara random mencerminkan toleransi pada umumnya
mahasiswa yang ada di Universitas dengan indeks berkisar antara 0,31-
Yudharta Pasuruan. Mahasiswa dari 0,695 (Ahern, 2006).
semester I sebanyak 20 orang,
mahasiswa semester III sebanyak 20 Analisa Data Penelitian
orang, mahasiswa semester V sebanyak Penelitian ini menggunakan
20 orang, dan mahasiswa semester VII teknik analisa statistic analisis variansi
sebanyak 20 orang. satu jalur (one way anava). Jadi
mahasiswa semester I, III, V dan VII
Variabel dan Instrumen Penelitian diberikan skala toleransi, kemudian hasil
Penelitian ini mengkaji dua scoring masing-masing kelompok
variabel yaitu sikap toleransi dan mahasiswa diperbandingkan dengan
pendidikan multikultural. Variabel menggunakan analisis variansi satu
tergantung penelitian ini adalah sikap jalur.
toleransi yaitu sikap mahasiswa untuk
saling menghargai, menghormati orang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
lain yang berbeda suku, etnis, agama Penelitian mengenai sikap
dan budaya. Sedangkan variabel bebas toleransi melalui pendidikan
dari penelitian ini adalah pendidikan multikultural dilaksanakan dengan 80
multikultural, yaitu proses intervensi orang mahasiswa yang terdiri masing-
dalam bentuk proses pembelajaran mata masing 20 orang dari semester I, III, V
kuliah pendidikan kultikultural. dan VII. Berikut deskripsi dari masing-
Metode pengumpulan data masing semester. (lihat tabel)
variabel sikap toleransi yaitu Skala Dari analisis variansi satu jalur
Toleransi. Skala Toleransi terdiri dari 30 tersebut ditunjukkan nilai F sebesar
item pernyataan yang menggambarkan 4 168,901 dan nilai signifikansi sebesar
karakteristik dari toleransi yaitu: (1) 0,000. Dengan demikian dapat
kesaksian yang jujur dan saling disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
menghormati; (2) prinsip kebebasan sangat signifikan sikap toleransi antara
beragama; (3) penerimaan; (4) berpikir mahasiswa semester I, mahasiswa
positif dan percaya. Semakin tinggi semester III, mahasiswa semester V dan
angka yang dipilih pada sebuah item mahasiswa semester VII.
menunjukkan tingkat kesesuaian subjek
dengan item.
Tabel 3.1. Kategori Respon Sikap Toleransi
Nilai Kategori N Persentase
X > 75 Tinggi 27 33,75%
45 > X ≤ 75 Sedang 35 43,75%
X ≤ 45 Rendah 18 22,50%

26
Tabel 3.2. Deskripsi Sikap Toleransi
N Mean Std. Std. 95% Confidence Mini Maxi
Deviasi Error Interval for Mean mum mum
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Bound Bound Bound Bound Bound Bound Bound Bound
Semester I 20 36,55 6,083 1,360 33,70 39,40 28 54
Semester III 20 63,45 6,022 1,346 60,63 66,27 50 75
Semester V 20 74,45 6,661 1,489 71,33 77,57 65 89
Semester VII 20 83,90 8,996 2,012 79,69 88,11 68 100
Total 80 64,59 19,135 2,139 60,33 68,85 28 100

Tabel 3.3. Tabel Ringkasan Anava


Jumlah Derajat Rerata F Sig.
Kuadrat kebebasan Kuadrat
Perlakuan 25152,738 3 8384,246 168,901 ,000
(A)
Dalam 3772,650 76 49,640
Total 28925,388 79

Sikap toleransi mahasiswa semester I Sedangkan menurut Hilda (2002),


ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 36, melalui pendidikan multikultural salah
55 berada dalam kategori rendah, satu yang akan dicapai adalah toleransi
mahasiswa semester III ditunjukkan sebagai bentuk tertinggi bahwa individu
dengan rata-rata 63,45 berada dalam dapat mencapai keyakinan. Toleransi
kategori sedang, mahasiswa semester V dapat menjadi kenyataan ketika
ditunjukkan dengan rata-rata 74,45 seseorang mengasumsikan adanya
berada dalam kategori sedang, dan perbedaan. Keyakinan adalah sesuatu
mahasiswa semester VII ditunjukkan yang dapat diubah. Lebih lanjut
dengan rata-rata 83,90 berada dalam dikatakan bahwa dalam toleransi, tidak
kategori tinggi. harus selalu mempertahankan
Dari penelitian ini didapatkan keyakinannya. Untuk mencapai tujuan
hasil bahwa pendidikan multikultural sebagai manusia Indonesia yang
dapat membentuk sikap toleransi pada demokratis, toleran dan dapat hidup di
mahasiswa di universitas Yudharta Indonesia diperlukan pendidikan
Pasuruan. Tingkat sikap toleransi dari multikultural.
mahasiswa yang belum mendapatkan
pendidikan multikultural, yaitu semester 4. KESIMPULAN
I menujukkan kategori nilai sikap Berdasarkan hasil penelitian dapat
toleransi yang rendah, sedangkan disimpulkan bahwa sikap toleransi dapat
mahasiswa sudah mendapatkan dibentuk dengan melalui pendidikan
pendidikan multikultural yakni semester multikultural, dengan kata lain
III, V dan VII menunjukkan sikap perbedaan yang sangat signifikan pada
toleransi yang semakin meningkat. sikap toleransi antara mahasiswa
Menurut Mashadi (2009), semester I yang belum mendapatkan
pendidikan multikultural adalah usaha pendidikan multikultural dengan
sadar untuk mengembangkan mahasiswa semester III, V dan VII yang
kepribadian di dalam dan diluar kampus sudah mendapatakan pendidikan
yang mempelajari tentang berbagai multikultural. Hal ini dapat dilihat dari
macam status sosial, ras, suku, agama nilai yang ditunjukkan dari nilai F
agar tercipta kepribadian yang cerdas sebesar 168,901 dan nilai signifikansi
dan toleran menghadapi masalah- 0,000.
masalah keberagaman budaya.

27
Impilikasi dari penelitian ini yaitu http://lubisgrafura.wordpress.com,
bagi Universitas Yudharta Pasuruan agar diakses tanggal 15 Maret 2010.
dapat mempertimbangkan pendidikan Azwar, Zaifuddin, 2010. Metodologi
multikultural untuk dijadikan metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka
yang tepat dalam membentuk sikap Pelajar.
toleransi pada mahasiswa. Bagi peneliti ______________, 2010. Penyusunan
selanjutnya sebaiknya melakukan Skala Psikologi, Yogyakarta:
penelitian dengan menggunakan sampel Pustaka Pelajar.
yang lebih banyak lagi. Choirul Mahfud , 2009, Pendidikan
Multikultural, Yogyakarta:
5. REFERENSI Pustaka Pelajar.
---------.2010. Pendidikan Berbasis Freire, Paulo. 2000. Pendidikan
Multikultural. Pembebasan. Jakarta: LP3S.
(http://www.educationindonesia.n Hernandez, Hilda. 2002. Multikultural
et/), diakses 20 April 2010. Education: A Teacher Guide to
---------.2009. Bagaimana Linking Context, Process, and
Mengembangan Pembelajaran Content. New Jersey & Ohio:
Berbasis Multikultural. Prentice Hal
http://waraskamdi.com/, diakses Sutarno. 2008. Pendidikan
15 maret 2010. Multikultural. Jakarta: Direktorat
---------.2009. Pembelajaran Berbasis Jendral Pendidikan Tinggi
Multikultural. Departemen Pendidikan Nasional.

28

Anda mungkin juga menyukai