TUJUAN:
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang kimia inti, reaksi
inti, menyebutkan jenis radiasi yang dipancarkan unsur radioaktif, memberikan contoh
pemanfaatan radioisotop di bidang farmasi.
MATERI
Seperti yang telah dipelajari pada bab 1, proton dan neutron pada tiap atom
berukuran sangat kecil, pusat inti berukuran sekitar 1/100.000 dari diameter atom. Juga
telah dipelajari bahwa atom tiap unsur tidak mesti sama. Dua atau lebih atom, dengan
jumlah proton sama namun jumlah neutron berbeda, disebut dengan isotop. Perbedaan
isotop dari unsur sama yang memiliki nomor atom sama, namun nomor massanya
berbeda, yakni jumlah proton dan neutron dalam inti. Pada konteks sains nuklir, proton
dan neutron disebut dengan nukleon (inti atom), karena mereka berada pada nukleus
(inti).
Nomor massa atom biasa disebut jumlah nukleon, dan ciri khusus dari inti,
karakterisasi dari nomor atom spesifik dan jumlah nukleon, disebut nuklida. Nuklida
dalam notasi kimia diwakili oleh penulisan nomor atom (Z) dan jumlah nukleon/ nomor\
massa (A) pada sisi kiri simbol unsur (X). Sebagai contoh, nuklida paling berlimpah
dari uranium memiliki 92 proton dan
146 neutron, sehingga nomor atomnya adalah 92, nomor massanya adalah 238
(92+146), dan disimbolkan dengan . Sering kali, nomor atom tidak dituliskan pada
simbol unsur. Hal ini karena nomor atom adalah tetap dan menjadi
karakteristik masing-masing unsur. Nuklida juga dapat dituliskan dengan nama unsur
diikuti dengan nomor massa. Misalnya, 238 juga dapat ditulis U atau uranium -
238
238.
0
Gambar 2.1 Tabel unsur radioaktif.
Ada 264 nuklida stabil yang ditemukan di alam. Grafik pada Gambar 2
menunjukkan rasio neutron-proton nuklida stabil tersebut. Secara kolektif, nuklida ini
terdapat dalam apa yang dikenal sebagai pita stabilitas.
Gambar 2.2 Rasio proton-neutron 264 nuklida stabil di alam membentuk pita stabilitas.
Bila pita dilanjutkan maka akan berakhir pada pulau stabilitas.
1
Sebuah nuklida dengan jumlah proton dan neutron yang menempatkannya di
luar pita stabilitas akan tidak stabil sampai mengalami satu atau lebih reaksi nuklir
sehingga membawanya ke pita stabilitas. Atom tidak stabil ini disebut nuklida
radioaktif, dan perubahan untuk mencapai stabilitas disebut peluruhan radioaktif.
Perhatikan bahwa pita stabilitas berhenti pada proton 83. Semua nuklida dengan lebih
dari 83 proton merupakan radioaktif, tetapi para ilmuwan telah berpostulat bahwa harus
ada pulau stabilitas kecil di sekitar titik yang mewakili 114 proton dan neutron 184.
Stabilitas relatif dari atom terberat yang sejauh ini telah disintesis di laboratorium
menunjukkan bahwa ini benar
Keradioaktifan merupakan proses atom-atom secara spontan memancarkan
partikel atausinar berenergi tinggi dari inti atom. Keradioaktifan pertama kali diamati
oleh Henry Becquerel pada tahun 1896.
Unsur radioaktif ada yang terbentuk secara alami dan ada yang buatan.
Radioaktif alam adalah isotop yang telah ada sejak bumi terbentuk. Contoh: uranium.
Ada juga unsur yang dihasilkan dari pancaran sinar kosmik matahari. Contoh: karbon-
14. Radioaktif buatan, dibuat dalam reaktor nuklir ketika atom-atom terpecah (fisi).
Dihasilkan menggunakan siklotron, akselerator linier, dan lain-lain.
Salah satu cara suatu nuklida dengan lebih dari 83 proton berubah untuk
mencapai pita stabilitas adalah dengan melepaskan dua proton dan dua neutron dalam
bentuk inti helium, yang dalam konteks ini disebut partikel alfa. Uranium alam, yang
2
ditemukan dalam banyak formasi batuan di bumi, memiliki tiga isotop yang mengalami
emisi alfa, pelepasan partikel alfa.
Komposisi isotop uranium alam adalah 99,27% uranium-238; 0,72% uranium-
235; dan jejak uranium-234. Persamaan nuklir untuk emisi alfa dari uranium-238,
sebagai isotop yang paling melimpah, adalah:
Dalam persamaan nuklir untuk emisi beta, elektron ditulis sebagai β, β-, atau
3
Gambar 2.5 Emisi beta dari Iodin-131.
Dalam persamaan nuklir untuk emisi positron, elektron ditulis sebagai β+, ,
positron:
4
Gambar 2.6 Emisi positron dari Kalium-40.
Cara kedua pada atom dengan rasio neutron-proton rendah, dapat mencapai
keadaan yang lebih stabil adalah dengan cara proton dalam intinya menangkap salah
satu elektron atom. Dalam proses ini, yang disebut penangkapan elektron, elektron
bergabung dengan proton untuk membentuk neutron.
e- + p → n
6
Gambar 2.8 Imaging tiroid normal, tiroid dengan tumor jinak, dan
tiroid dengan kanker menggunakan Iod-127.
RANGKUMAN
1. Pada konteks sains nuklir, proton dan neutron disebut dengan nukleon (inti
atom), karena mereka berada pada nukleus (inti). Nomor massa atom biasa
disebut jumlah nukleon, dan karakterisasi dari nomor atom spesifik dan jumlah
nukleon disebut nuklida.
2. Stabilitas inti atom dipengaruhi rasio proton-neutronnya. Atom yang tidak stabil
memiliki rasio proton-neutron kurang dari 1 atau lebih dari 1 disebut nuklida
radioaktif, dan perubahan untuk mencapai stabilitas disebut peluruhan radioaktif.
3. Tipe emisi radioaktif yang umum ada tiga: emisi α, β, dan γ.
SOAL LATIHAN
1. Sebuah nuklida mempunyai 26 proton dan 33 neutron digunakan untuk
mempelajari persenyawaan kimia dari darah. Tuliskan simbol nuklida dengan symbol
atom
PUSTAKA
7
1. Brady, J.E. 1990. General Chemistry, Principles and Structure. John Wiley &
Sons, Toronto.
2. Petrucci, R.H. 1985. General Chemistry, Principles and Modern Application. 4th.
Ed. Collier Mac Inc., New York.
3. Muchtaridi. 2019. Dasar-dasar Radiofarmasi: Pengembangan untuk Diagnosis dan
Terapi. Deepublish, Yogyakarta.