Anda di halaman 1dari 2

A.

5 konsep dan deskripsinya


1. Secara etimologi kata takhrij berasal dari akar kata ‫ خرج يخرج خروجا‬mendapat
tambahan tasydid pada ro` (`ain fiil) menjadi: ‫ خ رّج يخ رّج تخريجا‬yang
menampakkan, mengeluarkan, menerbitkan, menyebutkan, dan
menumbuhkan.
Takhrij menurut terminologi adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber
aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan
derajatnya ketika diperlukan.

2. Metode Takhrij Hadits :


a. Takhrij dengan jalan mengetahui sahabat yang meriwayatkan hadits
b. Takhrij dengan jalan mengetahui matan dan sanad hadits
c. Takhrij dengan jalan mengetahui lafal awal matan hadits
d. Takhrij dengan jalan mengetahui tema hadits
e. Takhrij dengan jalan mengetahui lafal matan hadits yang jarang beredar

3. 3 Kitab yang dapat digunakan untuk mengetahui tercantum atau tidaknya


nama sahabat pada suatu hadits :

a. Kitab Musnad adalah kitab-kitab yang disusun berdasarkan nama sahabat,


atau hadis-hadis para sahabat dikumpulkan secara tersendiri.
b. Kitab Mu’jam adalah kitab yang ditulis menurut nama-nama shahabat, guru,
negeri atau yang lainnya, yang nama-nama tersebut diurutkan secara
alfabetis.
c. Kitab Athrâ f adalah kitab yang penyusunannya hanya menyebutkan
sebagian matan hadis yang menunjukan keseluruhannya. Kemudian sanad-
sanadnya, baik secara keseluruhan atau dinisbatkan pada kitab-kitab
tertentu.

4. Metode Takhrij Hadits dengan Sistem Digital dapat dilakukan dengan :


a. Aplikasi Ensiklopedi Hadits
b. Aplikasi Maktabah Syamilah
c. Software Mausu’ah Al Hadits Al Syarif Al Kutub Al Tis’ah

5. Lafadz Jarh
a. Menggunakan lafadz yang menunjukkan kecacatan perawi yang sangat
parah
b. Menggunakan lafadz yang menunjukkan bahwa perawi memang sering
berdusta
c. Menggunakan lafadz yang menunjukkan bahwa perawi dituduh berdusta
d. Menggunakan lafadz yang menunjukkan bahwa hadits diriwayatkan sangat
lemah
e. Menggunakan lafadz yang menunjukkan bahwa perawi itu lemah dan tidak
kokok hafalannya atau banyak yang mengingkarinya
f. Menggunakan sifat perawi untuk membuktikan kedhaifan perawi

B. Evaluasi dan refleksi


Dalam kegiatan penelusuran sebuah hadis tidaklah semudah yang kita bayangkan,
karena membutuhkan seperangkat kemampuan yang komprehensip terhadap
sebuah hadis, sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhudi, bahwa kegiatan
penelusuran hadis (takhrîj al-hadîts) kepada sumber aslinya, tidaklah semudah,
penelusuran ayat Alquran. Penelusuran terhadap ayat Alquran cukup
dipergunakan sebuah kitab kamus Alquran, misalnya al-Mu’jam Mufahras Li alfâzh
al-Qur’ân al-Karîm, sedangkan penelusuran terhadap hadis Nabi terhimpun dalam
banyak kitab dengan metode penyusunan yang beragam.

Dengan dimuatnya hadis Nabi dalam berbagai kitab hadis, maka sampai saat ini,
belum ada sebuah kamus yang mampu memberi petunjuk untuk mencari hadis
yang dimuat oleh seluruh kitab hadis yang ada, tetapi terbatas pada sejumlah
hadis saja, namun tidaklah berarti hadis nabi yang termuat dalam berbagai kitab
tidak dapat ditelusuri, untuk keperluan itu, lebih lanjut para ulama hadis telah
menyusun kitab-kitab kamus dengan metode yang beragam.

C. Kelebihan dan Kekurangan


KELEBIHAN
 Materi yang disajikan pada Video menarik dan mudah dipahami
 Materi Dosen sangat mudah dipahami
KELEMAHAN
Tampilan Situs website Takhrij Online (www.islamweb.net) pada Video sudah
berbeda dengan tampilan situs websaite yang sekarang

D. Hubungannya dengan nilai moderasi beragama.


Diperlukannya hadits yang kuat keshahihannya sebagai dasar untuk penerapan
nilai – nilai moderasi beragama.

Anda mungkin juga menyukai