Anda di halaman 1dari 3

Uraian Materi

WAWASAN KEBANGSAAN
DALAM PRESPEKTIF QURAN HADIS

A. Pengertian Wawasan Kebangsaan

Makna wawasan kebangsaan adalah mengamanatkan kepada


seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan,
mengembangkan persatuan Indonesia dan sebagai pandangan hidup
Pancasila serta mewujudkan NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan
mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang
sudah maju.

Wawasan kebangsaan terdiri dari dua kata yaitu ‘wawasan dan


kebangsaan’. Secara etimologi istilah wawasan berarti hasil mewawas;
tinjauan; pandangan atau berarti Arti kedua yaitu konsepsi, cara
pandang. Wawasan secara terminologi berarti kemampuan untuk
memahami dan memandang suatu konsep tertentu dan direfleksikan
dalam sikap atau perilaku tertentu yang sesuai dengan konsep atau
pokok pikiran yang terkandung di dalamnya. Adapun kebangsaan, dapat
diartikan sebagai sikap tindak tanduk kesadaran dan sikap yang
memandang diri sebagai suatu kelompok bangsa yang sama dengan
keterikatan sosio kultural yang disepakati bersama dalam sebuah ikatan
berbangsa dan bernegara yaitau negara Indonesia.

Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis dan visi wawasan


kebangsaan adalah mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku
sebagai bangsa yang mengandung nilai-nilai budayanya, yang lahir dan
tumbuh sebagai jati dirinya. Rasa dan wawasan kebangsaan tersebut di
atas sebenarnya merupakan pandangan generik yang menjelaskan
bahwa rasa dan wawasan lahir dengan sendirinya di tengah ruang dan
waktu seseorang dilahirkan. Tidak salah bila pandangan generik itu
mengemukakan pentingnya menumbuhkan semangat kejuangan, rasa
kebanggaan atas bumi dan tanah air dimana seseorang dilahirkan dan
sebagainya.
wawasan kebangsaan dipandang sebagai ‘way of life’ atau
merupakan kerangka/peta pengetahuan yang mendorong terwujudnya
tingkah laku dan digunakan sebagai acuan bagi seseorang untuk
menghadapi dan menginterpretasi lingkungannya. Sesuai dengan Pidato
Bung Karno dan Hatta serta mengenai wawasan kebangsaan dan
pemikiran Talcott Parsons mengenai teori sistem wawasan kebangsaan
Jelaslah, bahwa wawasan kebangsaan tumbuh sesuai pengalaman yang
dialami oleh seseorang, dan pengalaman merupakan akumulasi dari
proses tataran sistem lainnya, yakni sub-sistem sosial, sub- sistem
ekonomi, dan sub-sistem politik.
Pada tataran sub-sistem sosial berlangsung suatu proses interaksi
sosial dan dalam pembangunan ekonomi terjadi penjelamaan dari
proses perubahan politik dan sosial. sedangkan sub-sistem politik akan
memberikan energi kepada bekerjanya sub-sistem ekonomi, untuk
kemudian memberikan energi bagi sub-sistem sosial dan pada akhirnya
kepada sub-sistem budaya. Sebaliknya, apabila sub-sistem budaya telah
bekerja dengan baik karena energi yang diberikan oleh sub-sistem
lainnya, maka sub-sistem budaya ini akan berfungsi sebagai pengendali
(control) atau yang mengatur dan memelihara kestabilan bekerjanya sub-
sistem sosial. Begitu seterusnya, sub-sistem sosial akan memberi
kontrol terhadap sub-sistem ekonomi, dan sub-sistem ekonomi akan
bekerja sebagai pengatur bekerjanya sub- sistem politik.
Hubungan timbal balik antara sub-sistem tersebut di atas oleh
Parsons disebut sebagai cybernetic relationship.

Dalam gambar di atas Sub-sistem Politik merupakan prasayarat


atau prakondisi bagi terciptanya atau bekerja sub- sistem ekonomi. Pada
sub-sistem politik, pencapain tujuan dilaksanakan melalui demokrasi
yang mengedepankan keseimbangan hak dan kewajiban warga negara,
menghargai perbedaan dan sebagainya. Di kalangan ilmu politik,
tujuh kriteria Robert Dahl 5 , juga banyak dikenal, yaitu (1) pengawasan
atas kebijaksanaan pemerintah dilakukan secara konstitusional oleh
wakil-wakil yang dipilih, (2) wakil-wakil rakyat itu dipilih dalam
pemilihan yang dilakukan secara jurdil dan tanpa paksaan, (3) semua
orang dewasa berhak memilih, (4) semua orang dewasa juga berhak
dipilih, (5) setiap warga negara berhak menyatakan pendapat mengenai
masalah-masalah politik tanpa ancaman hukuman, (6) setiap
warganegara berhak memperoleh sumber-sumber informasi alternatif,
yang memang ada dan dilindungi oleh hukum, dan
(7) setiap warga negara berhak membentuk perkumpulan atau
organisasi yang relatif independen, termasuk partai politik dan kelompok
kepentingan.

B. Makna wawasan kebangsaan

Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:


1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
2. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia
sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;
3. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang
licik;
4. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup
Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani
misinya di tengah- tengah tata kehidupan di dunia;
5. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad
untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera
lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.

C. Unsur-unsur Wawasan Kebangsaan


Terdapat 3 Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan, sebagai berikut.
a. Wadah (Contour)
b. Isi (Content)
c. Tata laku (Conduct)

D. Wawasan Kebangsaan dalam Prespektif Quran Hadis


Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 dijelaskan bahwa Islam
mendukung paham kebangsaan karena Allah telah menciptakan
manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa? Mestikah untuk
mendukung atau menolak paham kebangsaan, kata qaum yang
ditemukan dalam Quran sebanyak 322 kali itu ditoleh? Dapatkah
dikatakan bahwa pengulangan yang sedemikian banyak, merupakan
bukti bahwa Quran mendukung paham kebangsaan? Bukankah para
Nabi menyeru masyarakatnya dengan, "Ya Qaumi" (Wahai
kaumku/bangsaku), walaupun mereka tidak beriman kepada
ajarannya? (Cobalah lihat Quran surat Hud (11): 63, 64, 78, 84, dan
lain- lain!).
Di sisi lain, sebagian orang yang bermaksud mempertentangkan Islam
dengan paham kebangsaan, dengan menyatakan bahwa Allah SWT dalam
Quran memerintahkan Nabi saw untuk menyeru masyarakat tidak
dengan kata qaumi, tetapi, "Ya ayyuhan nas" (wahai seluruh manusia),
serta menyeru kepada masyarakat yang mengikutinya dengan "Ya
ayyuhal ladzina 'amanu?" Benarkah dalam Al-Quran tidak ditemukan
bahwa Nabi Muhammad saw menggunakan kata qaum untuk menunjuk
kepada masyarakatnya, seperti yang ditulis sebagian orang?
Ayat-ayat Quran yang membahas nilai-nilai wawasan kebangsaan,
seperti halnya Quran memerintahkan persatuan dan kesatuan
sebagaimana dalam QS. Al-Anbiya’: 92; Q.S Al-Mu’minun: 52 dan Q.S
Al-Imran: 105, Selain ayat-ayat quran, dalam hadis juga dijelaskan
tentang konsep wawasan kebangsaan, di antaranya: Musnad Ahmad
12162:

Anda mungkin juga menyukai