Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra pengelihatan,
pendengaran, penciuman perasaan dan perabaan. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperolah melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2008).
Sementara menurut Skinner dalam kutipan Notoatmodjo (2008)
bila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu
bidang tertentu dengan lancar baik liasan atau tulisan maka dapat
dikatakan bidang itu merupakan sekumpulan jawaban verbal orang
tersebut yang dinamakan pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi.
(Wikipedia, 2008).

2. Cara memperoleh pengetahuan


Menurut Notoadmojo (2007) ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan, yaitu:
a. Cara coba-coba(trial and error)
Ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan
kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan
apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah

6
7

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal
atau salah).
b. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun
dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-
ahli ilmu pengetahuan.
Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih
dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
d. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
8

e. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan


Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian
(Research Methodology).

3. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif


Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat
intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan
lain-lain) yang berjenjang (Notoadmojo, 2007).
a. Tahu (Know)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali
atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah
berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts)
b. Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hali tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kongnitif ini
misalnya kemampuan menterjemahkan menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeks-plorasikan.
c. Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal
yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
d. Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi
menjadirincian yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-
komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam
suatu bentuk susunan berarti.
9

e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali
bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan
hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,
sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal
yang sedang dinilainya.

4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau kuesioner yang menyatakan tentang isi yang diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui, kita ukur dan dapat disesuaikan(Notoadmodjo, 2007).
Menurut Arikunto (1999), pengukuran pengetahuan ini dapat
diperoleh dari skor setiap responden yang dipresentasikan sesuai hasil
dengan jumlah skor yang diharapkan.
Berdasarkan prestasi tersebut, ditetapkan penelitian sebagai berikut :
a. Tinggi, apabila prestasinya 76% - 100 %
b. Sedang apabila prestasinya 60%-75%
c. Rendah, apabila prestasinya 55%

B. Remaja
1. Pengertian
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya
fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif.
Remaja merupakan masaperalihan antara masak anak-kanak dan masa
dewasa, yang dimulai pada saat terjadiny akematangan seksual yaitu
antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang
10

masa dewasa muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu
bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga
termasuk golongan orang dewasa. (Soetjiningsih, 2008). Remaja adalah
masatransisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan
psikososial. (Depkes RI, 2008).

2. Pembagian Remaja
Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga
kelompok (Depkes RI, 2008) :
a. Masa remaja awal (10-12 ) dengan ciri khas antara lain:
1) Lebih dekat dengan teman sebaya
2) Ingin bebas
3) Lebih banyak memperhatikan bentuk tubuhnya dan mulai
berfikir abstrak.
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
1) Mencari identitas diri.
2) Timbulnya keinginan untuk berkencan.
3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam.
4) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.
5) Berkhayal tentang aktifitas seks.
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun), dengan ciri khas antara lain:
1) Pengungkapan kebebasan diri.
2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
3) Mempunyai citra jasmani dalam dirinya.
4) Dapat mewujudkan rasa cinta.
5) Mampu berfikir abstrak.
11

3. Perkembangan Fisik Remaja


Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.
Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri
yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini
adalah uraian lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut :
a. Ciri-ciri seks primer.
Dalam modul kesehatan reproduksi remaja Depkes RI (2008)
disebutkan bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah :
1) Remaja laki-laki : Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi
reproduksi bila telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah
biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun.
Pada saat itu, testis mulai menghasilkan sperma. Bila sperma
telah memenuhi kantung, maka akan dikeluarkan ketika tidur.
2) Remaja perempuan : Jika remaja perempuan sudah mengalami
menarche, maka remaja tersebut dikatakan sudah dapat
melakukan fungsi reproduksi. Menstruasi pertama ini
menandakan bahwa remaja sudah mempunyai kemampuan
untuk hamil jika melakukan hubungan seksual. Menstruasi
adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin
perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang
banyak mengandung darah.
b. Ciri-ciri Seks Sekunder
Menurut Sarwono (2008), ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja
adalah sebagai berikut :
a) Remaja Laki-laki
1. Bahu melebar, pinggul menyempit.
2. Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada,
tangan dan kaki.
3. Kulit menjadi lebih kasar dan tebal.
4. Produksi keringat menjadi lebih banyak
12

b) Remaja Perempuan
1. Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
bawah perut.
2. Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga
berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan
berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar
dan lebih bulat.
3. Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai
tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah
mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi
lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan agak keriting.
4. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, dan lubang
pori-pori bertambah besar.
5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif,
sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
6. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai.
7. Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu. Suara serak
dan suara yang pecah terjadi pada anak perempuan.

4. TahapanPerkembangan dan KarakteristikRemaja:


a. Masa remaja awal /dini (Early adolescence) umur 10 – 12 tahun.
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-
dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.
13

Karakteristik remaja awal : Merupakan tahap awal remaja


sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu: fisik sudah mulai
matang dan berkembang, remaja sudah mulai mencoba melakukan
onani karena telah sering kali terangsang secara seksual akibat
pematangan yang dialami. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor
internal yaitu meningkatnya kadar testosterone pada laki-laki dan
estrogen pada perempuan. Hampir sebagian besar dari laki-laki pada
periode ini tidak bisa menahan untuk tidak melakukan onani, sebab
pada masa ini mereka sering kali mengalami fantasi. Selain itu tidak
jarang dari mereka yang memilih untuk melakukan aktivitas non
fisik untuk melakukan fantasi atau menyalurkan perasaan cinta
dengan teman lawan jenisnya yaitu dengan bentuk hubungan
telephone, surat menyurat atau menggunakan sarana komputer
(Abdurrohman.,dkk, 2004 ).
b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 13 -15 tahun.
Tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan, mereka senang
jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan
“narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, optimis dan pesimis, idealis
dan sebagainya.
Karakteristik remaja pertengahan yaitu : Pada masa ini para
remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh yaitu anak
laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan
sudah mengalami haid.
c. Masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 16 – 19 tahun.
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian lima hal di bawah ini :
1) Minat makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang -orang
lain dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme ( terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri )
14

Tumbuh “Dinding” yang memisahkan diri pribadi ( private self ) dan


masyarakat umum ( the public ).
Karakteristik Remaja Lanjut yaitu : Pada masa ini remaja
sudahmengalami perkembangan fisik secara penuh, sudah seperti
orang dewasa, mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah
jelas dan mereka sudah mulai mengembangkannya dalam bentuk
pacaran. Pada tahap ini juga remaja telah mencapai kemampuan
untuk mengembangkan cita-citanya sesuai dengan pengalaman dan
pendidikannya. (Sotjiningsih, 2008).

C. Perubahan Fisik Pubertas


1. Pengertian
Menurut Hurlock (2007) pubertas merupakan masaperalihan
antara anak-anak menjadi dewasa. Tidak ada batas anantara akhir masa
anak-anak dan awal masa pubertas. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa
pubertas pada anak putrid dimulai dengan awal berfungsinya ovarium
dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur.
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan secara
fisik yang meliputi: perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri
seks sekunder, perubahan psikis dan kematangan fungsi-fungsi seksual.
Kebanyakan remaja mengalami pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun,
tetapi ada juga yang pada usia 10 sampai 17 tahun. Pada anak
perempuan, pubertas ditandai dengan menstruasi pertama atau biasa
disebut dengan menarche.
(Sutendy,2007)

2. Proses Terjadinya Pubertas.


Fatimah (2006) mengungkapkan bahwa terjadinya masa
pubertas pada remaja karena pengaruh dua kelenjar yang menjadi aktif
bekerja dalam system endokrin. Kelenjar-kelenjar tersebut adalah:
15

a. KelenjarPituitari.
Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan
dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan
masa remaja. Kedua hormone tersebut adalah hormone
pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran
tubuh dan hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif
bekerja. Dalam keadan demikian perubahan-perubahan pada masa
pubertas telah terjadi. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang
dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal
sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja
dan terletak di otak.

b. Kelenjar Gonad atau kelenjar skelamin.


Meski pun kelenjar gonad sudah ada dan aktif sejak
dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif setelah
diaktifkan oleh hormone gonadotropik dari kelenjar pituitary pada
saat si anak memasuki tahap remaja. Segera setelah tercapai
kematangan alat kelamin, hormon gonad akan menghentikan
aktivitas hormone pertumbuhan, dengan demikian pertumbuhan
fisik akan terhenti. Keseimbangan yang tepat antara kelenjar
pituitary dan kelenjar gonad akan menimbulkan perkembangan
fisik yang tepat pula, sebaliknya jika terjadi gangguan dalam
keseimbangan ini, akan timbul penyimpangan pertumbuhan.

3. Ciri-ciri pubertas
Wikipedia Indonesia (2007) mengemukakan bahwa seorang anak
perempuan akan menunjukkan tanda-tanda awal dari pubertas yaitu,
tumbuhnya rambut-rambut pada ketiak, membesarnya buah dada dan
mencuatnya putting susu, munculnya jerawat, keringat yang berlebihan,
suara bertambah nyaring serta pinggul yang lebih lebar dari pada lebar
bahu. Tanda-tanda itu biasanya muncul pada usia 10 tahun keatas.
16

4. Perubahan-perubahan pada masa pubertas


Sutendy (2007) mengungkapkan bahwa pada masa pubertas akan
terjadi dua perubahan yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis.
a. Perubahan Fisik
Pada masa pubertas terjadi beberapa perubahan fisik yaitu :
1) Ukuran tubuh
Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar 2
tahun sebelum anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya.
Setahun sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10
sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg. Pertumbuhan
tubuh masih terus terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit lebih
lamban. Selama 4 tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan
bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir mencapai dua kali
lipat. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat daripada anak
perempuan. Pertumbuhan anak laki-laki akan mencapai bentuk
tubuh orang dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan
anak perempuan pada usia 18 tahun.

2) Proporsi tubuh.
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini
tidak sama dengan seluruh tubuh. Adapula bagian tubuh yang
semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan
berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya,
sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi
proporsi orang dewasa. Perubahan ini terjadi, baik di dalam
maupun bagian luar tubuh anak.

3) Ciri-ciri seks primer.


Pada masa anak-anak, alat kelamin yang utama belum
berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat
kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berusia 13 tahun
17

ketika indung telurnya mulai berfungsi yaitu pada saat pertama


kali mengalami menstruasi atau haid. Bagian lain dari alat
perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum
berkembang dengan sempurna, sehingga belum mampu untuk
mengandung.

4) Ciri-ciri seks sekunder


Adalah suatu keadaan dimana munculnya ciri-ciri yang jelas
untuk membedakan antara perempuan dan laki-laki. Ciri kelamin
sekunder pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada
dan mencuatnya puting susu, tumbuh rambut di sekitar alat
kelamin dan ketiak, produksi keringat yang berlebih, suara
bertambah nyaring, pinggul lebih lebar daripada lebar bahu.

b. Perubahan Psikis
Pada masa pubertas, anak remaja akan memperlihatkan gejala-gejala
sebagai berikut :
1) Keinginan untuk menyendiri
Hal ini terjadi pada umur lebih kurang 12 atau 13 tahun, anak tidak
ada perhatian lagi pada teman-temannya, dia mengasingkan diri
dari kelompoknya dan lebih senang duduk sendiri di kamar dengan
pintu ditutup.
2) Keseganan untuk bekerja Anak pada masa kanak-kanak selalu
sibuk dan nampaknya tidak pernah merasa capai bekerja atau
bermain-main, tapi sekarang nampak selalu capai. Sebenarnya
untuk bekerja hari ini bukanlah disebabkan karena kemalasan atau
karena adanya perubahan dalam tingkatan inteleknya tapi akibat
dari perkembangan jasmaniah yang berjalan dengan cepat.
Biasanya anak sering tidak menjalankan kewajibannya, dan dia
dikatakan malas, hal ini menimbulkan rasa tidak senang dalam diri
anak dan rasa segan untuk menjalankan kewajibannya.
18

3) Kurang percaya diri pada diri sendiri Pada masa ini anak akan
kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri, dia selalu merasa
tidak pasti mengenai apakah dia mampu mengerjakan suatu hal.
Kadang-kadang untuk menutupi rasa kurang percaya pada diri
sendiri, anak mengerjakan hal-hal yang dia ketahui adalah kurang
baik sehingga menjadi anak yang nakal.
4) Rasa malu yang berlebihan Anak perempuan pada masa ini sangat
malu terutama apabila terpaksa memperlihatkan badannya, dia
menjadi marah sekali jika seorang anggota keluarganya masuk ke
kamar saat dia sedang ganti pakaian.
5) Senang melamunAnak puber senang sekali duduk melamun. Pada
umumnya dalam lamunannya dia mula-mula melihat dirinya
sebagai orang yang menderita karena tidak dimengerti dan tidak
diperlukan dengan selayaknya.
6) Emosionalitas
Anak dalam masa pubertas sering kali marah-marah dan merasa
sedih dan ingin menangis karena sebab-sebab yang kecil saja. Hal
ini adalah keadaan-keadaan emosional yang khas bagi anak
pubertas.
7) Bersikap tidak tenang
Pada anak masa pubertas, sebab dari tidak senang adalah
pertumbuhannya yang cepat dan menyebabkan adanya ketegangan
yang mengakibatkan ketidak tenangan pada anak.
8) Merasa bosanDia akan selalu merasa bosan dengan permainan
yang dulu disenanginya. Dia tidak segan-segan menunjukkan rasa
bosannya dengna jalan menolak untuk menjalankan keaktifan-
keaktifan yang dulu dikerjakannya dengan senang hati.
9) Antagonisme sosialAnak puber mempunyai kebiasaan untuk
menunjukkan sikap menentang kehendak orang lain, dia senang
bertengkar dengan teman-temannya, mengolok-olok. Mereka
19

bertengkar mulut mengenai hal-hal yang remeh dan yang selalu


mencoba menyakiti hatinya.

5. Penerimaan dalam menghadapi pubertas


Menurut Sutendy (2007) bahwa salah satu tugas
perkembangan yang penting adalah menerima kenyataan bahwa
tubuhnya mengalami perubahan. Hanya sedikit anak puber yang
mampu menerima kenyataan ini sehingga mereka tidak puas dengan
penampilannya, karena betapa pentingnya penampilan untuk
memperoleh dukungan sosial, terdapat banyak alasan mengapa anak
pubertas tidak puas dengan tubuhnya yang berubah dan mengalami
kesulitan untuk menerimanya yaitu :
a. Hampir semua anak membentuk konsep diri fisik yang ideal,
berdasarkan konsep diri sebagai sumber individu ideal dalam
kelompok. Oleh karena itu awalnya tidak merasa puas dengan
penampilan dirinya dan sulit untuk dapat menerima perubahan
pada dirinya.
b. Kepercayaan tradisional tentang penampilan fisik yang pantas
untuk jenis seks tertentu cenderung mewarnai sikap anak puber
hingga mengganggu penerimaan terhadap tubuhnya sendiri,
misalnya karena dada yang rata pada umumnya dianggap tidak
menarik dan tidak feminim, maka anak perempuan yang
payudaranya berkembang lebih lamban tidak hanya gelisah
mengenai kewanitaannya tapi cenderung menolak diri sendiri,
sedangkan pada anak perempuan yang buah dadanya sudah
berkembang menjadi tidak percaya diri karena merasa
diperhatikan.
20

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Siswi SD


Tentang Perubahan Fisik Pubertas
1. Jenis Kelamin
Selain merupakan ciri anatomi yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Jenis kelamin juga mempengaruhi
psikis seseorang. Laki-laki pada umumnya mempunyai sifat lebih
agresif dalam menerima hal-hal baru dan lebih menyukai tantangan
dari perempuan (Sarwono, 2009). Walaupun pada dasarnya baik
laki-laki maupun perempuan mempunyai kemampuan yang sama
dalam menerima informasi mengenai berbagai hal.

2. Umur Menarche
Umur gadis pada waktu pertama kali mendapat haid
bervariasi antara 10-16 tahun, tetapi rata-rata 12 tahun. Pada abad
ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas kearah umur
yang lebih muda, yang diterangkan oleh meningkatnya kesehatan
dan gizi (Wiknjosastro, 2008)
Menurut Ayunda pada saat datangnya menstruasi pertama
kali akan muncul anggapan yang keliru bahwa sesuatu yang keluar
dari tubuh itu adalah kotor yang menimbulkan perasaan malu.
Semakin muda usia gadis mendapatkan menstruasi, semakin ia
belum siap menerima peristiwa haid maka akan timbul macam-
macam problem psikis, gangguan psikis dan gangguan genital.
Oleh karena itu, remaja akan mencari tahu tentang informasi
mengenai menstruasi (Ayunda, 2011 dalam Ajeng 2012).

3. Pendidikan orang tua


Jika kita lihat dari pola hubungan yang terjalin dalam
keluarga, hubungan komunikasi antara ibu dan anak lebih akrab
dibandingkan komunikasi antara ayah dan anak. Remaja puteri
cenderung bertanya dan meminta penjelasan mengenai kesehatan
21

reproduksi remaja kepada ibu dibanding dengan ayah. Semakin


tingginya pendidikan ibu, maka pendidikan dan informasi yang
diberikan kepada anaknya akan semakin banyak dan bermanfaat
bagi anak yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
yang terbaik untuk kesehatannya (Pinem, 2009).

4. Peran orang tua


Peran Ibu adalah membimbing anak dan bertanggung jawab
atas tentang perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya
sebelum anak mengalami pubertas. Idealnya seorang anak
mendapat pengetahuan perubahan fisik dari orang tua khususnya
ibu (Soetjiningsih, 2007).

5. Peran Teman Sebaya


Remaja merasakan bahwa membahas soal seks, kesehatan
reproduksi remaja, perilaku seksual, lebih senang dan lebih terbuka
bila dibicarakan oleh teman sebaya daripada dengan orang tua.
Seperti hasil Survei Indikator Program KB Nasional/SIPI/2003,
hampir 83% laki-laki dan perempuan usia 20-24 tahun pernah
membicarakan kesehatan reproduksi remaja dengan teman
sebayanya. banyak remaja yang merasa enggan untuk
menyampaikan masalah dan mencari jawaban dari orang tuanya.
Karena pada umumnya remaja sangat menghargai pertemanan.
Jalinan komunikasi antara teman sebaya lebih baik dan terbuka
(Soetjiningsih, 2007).

6. Sumber Informasi
Banyak sekali informasi melalui media masa yang
cenderung mempengaruhi perilaku. Konsultasi yang diberikan
melalui media masa yang disebut pendidikan seks dapat
menyebabkan salah paham yang kurang tepat terhadap kesehatan
22

reproduksi jika tidak dibantu oleh pihak lain, salah satunya


keluarga yang dapat dijadikan sumber informasi dan tempat
bertanya mengenai kesehatan reproduksi oleh para remaja. Dan
keberadaan pusat pelayanan informasi konseling kesehatan
reproduksi sangat penting untuk remaja sehingga mereka dapat
mengambil keputusan yang baik untuk kesehatan reproduksinya
(Pinem, 2009).
Kerangka Teori

Faktor-faktor internal

1. a.
Umur
Umur
Menarche
Menarche

2. b.
JenisJenis
Kelamin
kelamin

3. c.
Pengetahuan
Pengetahuan

4. d.
Sikap
sikap

Pengetahuan

Faktor-faktor eksternal

1. Pendidikan Orang Tua

2. Peran Orang Tua

3. Peran Teman Sebaya

4. Sumber Informasi

5. Lingkungan

Sumber: 1. Wiknjosastro, 2008; 2. Ayunda , 2011 dalam Ajeng 2012;


3. Pinem, 2009; 4. Soetjiningsih, 2007
Bagan 2.1Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai