Anda di halaman 1dari 8

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Kimia Dasar

Unsur S (Sulfur) dan Unsur Ho (Holmium)

Nama : Fina Fatihatul Makia


NIM : 10016122072
Kelas : 1B S1 FARMASI

Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya


Alamat : Jl. Cilolohan No.36, Kahuripan, Kec. Tawang,
Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
Telp.(0265)327225
Unsur Atom 16 S (Sulfur)
1. Definisi
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan
nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang,
dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk
kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer
namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida(Ranawijaya, 1985).
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfir tersebar
di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain.
Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk
aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai unsur
murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga
dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida(George, 1996).
2. Sekilas Pandangan
 Gambar Unsur

 Lambang Unsur

 Nomor Atom
16
 Massa Atom
32,065u
 Titik Lebur
112,8°C
 Titik Didih
444,6°C
 Massa Jenis
2,07 g/cm3
 Konfigurasi Elektron
1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁴ atau [Ne] 3s²3p⁴
3. Sifat-sifat
Belerang dalam bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristalin kuning dengan sifat fisik
berbentuk kristal berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman karena pengaruh unsur
pengotornya.
Belerang bereaksi lebih kuat dengan logam. Belerang bereaksi dengan karbon panas membentuk
karbon disulfida. Sifat kimia dari belerang adalah tidak larut dalam air atau H2SO4 memiliki titik lebur
112,8°C dan 444,6°C titik didihnya . Belerang mudah larut dalam CS2, CCl4, minyak bumi, minyak
tanah, dan anilin.
4. Penemuan/Sejarah
Menurut Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai batu
belerang. Sulfur (Sanskrit, sulvere; latin sulpur) dikenali semenjak zaman purbakala, dan
pernah dirujuk dalam kitab Injil Pentateuch (Kejadian). Perkataan ini hampir-hampir pastinya
dari pada Bahasa Arab sufra yang bermaksud warna kuning, daripada warna terang dalam
bentuk semula jadinya.
Terjemahan Kitab Injil ke dalam Bahasa Melayu biasanya merujuk sulfur sebagai
"belerang", menimbulkan penggunaan frasa khutbah 'Api dan belerang', yaitu pendengar
sering diingatkan tentang takdir kebinasaan abadi yang menanti mereka-mereka yang tidak
percaya dan tidak bertaubat. Dalam bab itu juga ada mengatakan dengan tersiratnya bahawa
neraka "berbau seperti belerang", walaupun belerang sebenarnya tidak berbau. "Bau belerang
atau sulfur" biasanya merujuk kepada bau hidrogen sulfida, iaitu daripada telur busuk. Sulfur
terbakar menghasilkan sulfur dioksida, iaitu bau yang dikaitkan dengan mancis bernyala.
Homer pernah menyebut tentang "sulfur pengelak perosak" (pest-averting sulfur)
pada abad kegelapan SM. Pada 424 SM, kaum Boeotia merusakkan dinding-dinding sebuah
kota menggunakan pembakaran satu campuran arang batu, sulfur, dan tar di bawah dinding dinding
tersebut. Pada sekitar abad ke-12, orang cina mencipta serbuk senapang, yang
merupakan satu campuran kalium nitrat (KNO3), karbon, dan sulfur. Ahli-ahli alkimia awal
memberi sulfur simbol kimia yang merupakan segitiga di atas salib. Pada lewat 1770-an,
Antoine Lavoisier membantu meyakinkan golongan sains bahawa sulfur merupakan sejenis
unsur dan bukannya satu sebatian. Dalam 1867, sulfur ditemui di dalam mendapan-mendapan
bawah tanah di Louisiana dan Texas. Lapisan hampar atas bumi pada kawasan tersebut
merupakan pasir jerlus, lalu menghalang penggunaan pengendalian-pengendalian
perlombongan biasa oleh karena itu proses Frasch telah digunakan.
5. Ekstraksi Unsur
Pada awalnya, senyawa sulfida seperti CuS dan PbS hanya digunakan untuk pengambilan logam
seperti Cu dan Pb melalui reaksi:

CuS + O2 → Cu + SO2

Akan tetapi, gas SO2 yang dihasilkan telah menyebabkan polusi udara dan juga hujan asam. Untuk itu,
sekarang SO2 tidak dibuang ke udara, melainkan direaksikan dengan H2S untuk menghasilkan unsur
belerang melalui reaksi:

2 H2S + SO2 → 3S + 2H2O


Cara yang sama juga digunakan untuk mengekstraksi belerang yang berada sebagai gas H2S dalam
gas alam.

Selain dalam bentuk senyawa, belerang juga dapat diekstraksi dari alam dalam bentuk unsur
menggunakan proses Frasch yaitu dengan cara membuat lubang dengan cara dibor selanjutnya tiga
pipa konsentris dimasukkan ke dalam lubang tersebut. Air super panas (~150oC) dimasukkan melalui
bagian luar pipa untuk melelehkan belerang. Setelah itu, udara bertekanan dimasukkan melalui bagian
dalam pipa. Hal ini menyebabkan campuran udara, air, dan lelehan belerang dipaksa naik
kepermukaan melalui pipa lainnya. Belerang tidak larut dalam air dan mempunyai kerapatan yang lebih
tinggi. Di permukaan, belerang akan membentuk padatan dengan tingkat kemurnian 99,5%.

6. Kegunaan

Manfaat Belerang dalam Kehidupan Sehari-hari:


a) Bahan Pembersih Air
Belerang dapat merubah karakteristik air, sehingga sangat berguna bagi perusahaan
pengolahan air. Belerang tersebut dapat menetralkan air keruh yang mengandung berbagai
jenis bibit kuman. Namun belerang yang digunakan yaitu yang sudah berbentuk sulfat yang
memiliki warna putih seperti bentuk kristal(Suhe 2015).
b) Digunakan dalam Produksi Baja
Dalam produksi pengolahan baja membutuhkan panas hingga 1500 derajat celsius. Untuk itu
dibutuhkan belerang agar panas bisa maksimal dan ditambah sumber panas lainnya seperti
minyak bumi atau timah. Penambahan bubuk belerang juga membuat baja lebih mudah
dibentuk menjadi komponen lebih kecil(Suhe 2015).
c) Bahan Pembuatan Korek Api
Belerang merupakan bahan utama untuk pembuatan korek api. Ini dikarenakan adanya asam
sulfat yang berwarna lebih gelap dan mengkilap dapat memicu panas yang sangat tinggi
sehingga menimbulkan percikan api. Untuk batangnya menggunakan kayu pinus(Suhe 2015).
d) Komponen Produksi Pupuk
Belerang yang berasal dari sumber alam tidak dapat digunakan secara langsung. Tetapi harus
dirubah dengan metode proses pembakaran khusus ke dalam bentuk asam sulfat. Setelah
terbentuk asam sulfat, maka bisa digunakan untuk campuran pembuatan beberapa jenis pupuk
pertanian. Contohnya fosfat dan ammonium sulfat(Suhe 2015).
e) Campuran Bahan Pembuatan Aspal
Salah satu bahan yang digunakan dalam produksi aspal yaitu belerang. Aspal yang didapat dari
sumber alam harus melewati tahap pengolahan. Pemberian belerang membuat lapisan aspal
menjadi bersifat mengikat, lebih elastis, dan meningkatkan kualitas aspal. Sehingga aspal
menjadi tahan lama dalam aplikasi pembuatan jalan raya(Suhe 2015).
f) Campuran Bahan Pewarna
Sifat belerang yang mempunyai warna kuning cerah dan bau yang menyengat bisa diolah
menjadi asam sulfat, kemudian diolah menjadi komponen bubuk utama dalam zat pewarna.
Jenis pewarna yang menggunakan asam sulfat yaitu pewarna kimia untuk plastik, pewarna
tekstil dan semua benda kimia seperti serat dan kertas(Suhe 2015).
g) Belerang untuk Produksi Asam Sulfat
Belerang dapat diolah menjadi bahan khusus yang dimanfaatkan untuk komponen bahan kimia
pada industri produk kimia, tekstil dan bahan peledak. Cara memproduksi asam sulfat biasanya
memanfaatkan oksigen pada proses pemberian lapisan pada tambang belerang(Suhe 2015).
h) Bahan Utama Disinfektan
Belerang juga bermanfaat untuk pertanian. Karena belerang merupakan bahan utama dalam
pembuatan produk disinfektan yang dapat mencegah timbulnya hama, penyakit dan mencegah
kerusakan. Tidak hanya itu, produk disenfektan ini juga dapat menyuburkan tanaman(Suhe
2015).
i) Campuran Bahan Kosmetik
Jika selama ini kamu mengetahui bahan kosmetik hanya berasal dari ekstrak buah-buahan
atau sayuran, maka perlu diketahui juga jika belerang dapat digunakan sebagai bahan kosmetik
atau produk perawatan kecantikan. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan senyawa di
dalam belerang yang dapat membunuh kuman yang menyebabkan jerawat, virus penyebab
kudis dan penyakit kulit lain. Bahkan belerang dapat membunuh jamur penyebab panu, kudis
dan kurap, karena mengandung zat keratolitik(Suhe 2015).
j) Pengobatan Penyakit
Tidak hanya untuk industri, belerang juga bermanfaat untuk mengobati beberapa jenis penyakit,
diantaranya luka bakar, luka luar, ambeien, dan penyakit tulang. Untuk pemakaian sebagai obat
pada beberapa jenis penyakit, harus dilakukan dengan prosedur khusus. Karena belerang
bukan untuk obat dalam dan tidak boleh masuk ke saluran pencernaan (Suhe 2015).

Unsur Atom 67 Ho (Holmium)

1. Definisi
Dalam tabel periodik, Holmium berada di periode 6, Deret Lantanida. Unsur dengan nomor
atom 58 hingga 71 diketahui sebagai Lantanida. Nama ini berasal dari unsur Lantanum sebagai unsur
yang mengawali Deret Lantanida. Lantanida juga diketahui sebagai unsur-unsur tanah jarang.
Walaupun begitu, unsur-unsur ini tidak sepenuhnya jarang ditemukan, namun sangat sulit dipisahkan
satu sama lain.
Holmium bernomor atom 67 dan memiliki simbol Ho. Pada suhu ruangan wujudnya berupa
padatan logam berwarna perak mengkilap. Seperti unsur tanah jarang lainnya, Holmium adalah logam
yang lunak, dapat dibentuk menjadi kawat tipis, juga dapat ditempa sehingga menjadi lapisan tipis.
Unsur ini mempunyai massa atom relatif 164,93032 dengan densitas (kepadatan) sebesar 8,80 g/cm3.
Holmium meleleh pada suhu 1470°C (1743 K, 2680°F) dan mendidih pada suhu 2700°C (2973 K,
4892°F). Holmium memiliki jari-jari atom sebesar 2,3 Å. Berdasarkan skala Pauling elektronegativitas
unsur ini adalah 1,23. Dalam senyawa, biasanya Holmium berada dalam keadaan trivalen, Ho3+.
Sebagian besar senyawa Holmium berwarna kuning kecoklatan.
Logam perak mengkilap ini memiliki sifat magnetik yang tak biasa, termasuk momen
magnetiknya yang sangat tinggi yaitu 10,6 µB. Logam Holmium stabil pada suhu ruangan. Sifatnya
semakin reaktif bila berada di udara lembab dan suhu tinggi. Contohnya, holmium bereaksi dengan
oksigen membentuk suatu padatan kuning holmium oksida (Ho2O3). Seperti halnya sebagian besar
logam yang lain, holmium juga larut dalam asam. Toksisitas Holmium sangat rendah, bahkan ada juga
yang menggolongkannya ke dalam unsur non-toksik.
2. Sekilas Pandangan
 Gambar Unsur

 Lambang Unsur

 Nomor Atom
67
 Massa Atom
164,93032u
 Titik Lebur
1474 °C
 Titik Didih
2700 °C
 Massa Jenis
8,8 g/cm3
 Konfigurasi Elektron
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2 5p6 4f11 5d0 6s2 atau [Xe] 4f116s2
3. Sifat-sifat
a) Bersifat ulet dan mudah dibentuk
b) Logam ini tidak bereaksi pada udara kering pada suhu normal namun dengan cepat teroksidasi
menjadi oksida kuning (Ho2O3) di udara lembab atau saat dipanaskan
c) Logam ini memiliki sifat magnetik yang tidak lazim
4. Penemuan/Sejarah
Seorang letnan tentara Swedia bernama Carl Axel Arrhenius (1757-1824) mengeksplor
tambang di dekat Ytterby, Swedia, pada tahun 1787. Arrhenius adalah orang yang sangat tertarik
dengan studi batuan dan mineral. Dalam eksplorasinya, ia menemukan batu yang belum pernah
terlihat sebelumnya. Ia meminta bantuan pada salah seorang teman bernama Johan Gadolin (1760-
1852), profesor kimia di University of Abo Finlandia, untuk menelitinya. Gadolin menemukan suatu
mineral baru dari batuan tersebut, yang kemudian diberi nama ytterite.Ytterite terbukti menjadi teka-teki
menarik bagi kimiawan. Mineral ini mengandung sejumlah “bumi” yang berbeda. Dalam kimia, istilah
“bumi” merujuk pada senyawa yang terbentuk secara alami dari suatu unsur. Contohnya, magnesium
adalah senyawa yang terbentuk secara alami dari unsur magnesium.
Kimiawan menemukan berbagai “senyawa bumi” dalam ytterite yang semuanya memiliki sifat
yang sangat mirip. Namun para ahli kimia ini kesulitan untuk memisahkan unsur-unsur tersebut satu
sama lain. Bahkan butuh lebih dari satu abad untuk menganalisis ytterite sepenuhnya.
Pada tahun 1878, kimiawan yang berasal dari Geneva, Swiss, bernama Marc Delafontaine dan
Jacques Louis Soret meneliti garis spektroskopi hasil temuan sebelumnya melalui spektrum absorpsi
unsur. Sampai akhirnya mereka menemukan unsur yang dimaksud dan memublikasikan hasil
penelitiannya dengan nama unsur ‘X’—yang sekarang diketahui sebagai unsur Holmium.
Setahun kemudian, Per Teodore Cleve dari Uppsala, Swedia, menemukan dua material baru—
warna coklat dan hijau—saat sedang meneliti erbia (Erbium oksida, Er2O3). Zat berwarna coklat
bernama holmia (Holmium oksida), dan zat berwarna hijau bernama thullia (Tulium oksida). Cleve
menggunakan metode yang sama dengan Carl Gustaf Mosander untuk menemukan lantanum, erbium,
dan terbium. Cleve mencari tahu zat pengotor dalam oksida unsur-unsur tanah jarang, seperti pada
erbia. Ia menghilangkan seluruh kontaminan yang telah diketahui, hingga menemukan holmia dan
thullia.
Holmium oksida (holmia) diisolasi oleh seorang kimiawan Perancis bernama Paul Lecoq de
Boisbaudran melalui pemisahan fraksional pada tahun 1886. Sedangkan logam murninya diisolasi oleh
Otto Holmberg pada tahun 1911.Sekarang, Holmium diperoleh melalui proses pertukaran ion dari pasir
monasit ((Ce, La, Th, Nd, Y)PO4), dengan kadar sebesar 0,05% Holmium.
5. Ekstraksi Unsur
Secara kimiawi, jari-jari atom unsur-unsur lantanida dari no 57 sampai dengan 71 mengalami
penurunan, artinya seiring penambahan nomor jari-jari atomnya semakin memendek, fenomena
penurunan jari-jari atom dalam lantanida inilah dinamakan kontraksi lantanida. Kontraksi inilah
bertanggungjawab terhadap pemisahan lantanida menjadi dua golongan yakni lantanida golongan
ringan dan lantanida golongan berat yang mengandung banyak mineral.
Karena lantanida memiliki sifat yang sangat mirip dan sukar dipisahkan satu sama lain, di waktu
yang lalu unsur-unsur ini belum banyak dimanfaatkan dalam riset dasar dan terapan, jadi nama tanah
jarang berasal dari fakta ini. Karena adanya metoda ekstraksi pelarut cair-cair dengan menggunakan
tributilfosfin oksida sejak tahun 1960-an, unsur-unsur lantanida menjadi mudah didapat dan mulai
banyak dimanfaatkan tidak hanya untuk riset dasar tetapi juga dalam material seperti dalam paduan
logam, katalis, laser, tabung sinar katoda, dsb.
6. Kegunaan
Zaman dahulu Holmium dan senyawanya hampir tidak mempunyai kegunaan praktis sama
sekali. Namun sekarang Holmium banyak digunakan dalam bidang industri dan kesehatan. Holmium
tidak memiliki peran biologis dalam tubuh manusia, tetapi garamnya dapat menstimulasi metabolisme.
Manusia biasanya mengonsumsi sekitar satu miligram Holmium per tahun. Beberapa sayuran memiliki
kandungan Holmium tertentu, sekitar 100 ppt (part per trillion).
Karena sifat magnetiknya yang tidak biasa, Holmium digunakan dalam alloy (paduan bahan
logam yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang dikombinasikan sedemikian rupa sehingga mereka
tidak dapat dipisahkan secara fisik) untuk pembuatan magnet dan sebagai konsentrator flux pada
medan magnet yang besar. Senyawa Holmium oksida (holmia) digunakan sebagai pemberi warna
merah atau kuning pada gelas dan kubik zirkonia. Kubik zirkonia biasa digunakan untuk perhiasan,
sebab zirkonia memiliki rupa dan refraktivitas yang sangat mirip dengan intan.
Adapula kegunaan lainnya yaitu isotop Holmium yang merupakan penyerap neutron yang baik,
sehingga digunakan dalam reaktor nuklir untuk menjaga agar rantai reaksi terkendali.
Selain itu, sekarang Holmium digunakan dalam laser khusus. Laser adalah alat penghasil
cahaya yang sangat terang dari warna tunggal. Jenis cahaya yang dihasilkannya tergantung pada
unsur-unsur yang membentuknya. Laser Holmium digunakan untuk mengurangi tekanan mata
abnormal, mengobati glaukoma (gangguan mata), memperbaiki operasi glaukoma yang gagal, serta
digunakan untuk prosedur medis non-invasif dalam mengobati kanker dan batu ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

- Ranawijaya, J.1985. Ilmu kimia2. Jakarta: Depdikbud.


- Austin, George T.1996. Industri Proses Kimia Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga
- Anesia dan Rina, Dea dan Turnip, Roslina.2014.”Sulfur” dalam Jurnal Kimia
Anorganik.Jambi:Universitas Jambi
- HAM, Mulyono.2008. Kamus Kimia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
- Fadilah, Arini.2014.”Holmium” dalam Pendidikan Kimia A.Bandung:Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung

Anda mungkin juga menyukai