Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Sensor Proximity

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Elektronika Dasar

Oleh :

Fatasya Aulia Djihan

1217030013

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
Abstrak

Proximity sensor experiments have been carried out with the aim of knowing the
working principle of the proximity sensor, knowing the factors that affect the proximity sensor
circuit, and being able to make a proximity sensor circuit. The important components of this
circuit are photodiode, buzzer, and IR emitter. Proximity sensor is a sensor that serves to
determine the presence or absence of an object. This sensor can work without direct physical
touch. If an object has approached the sensor, the buzzer will sound.

Keywords: Proximity sensor, Buzzer, IR emitter, Photodiode

Abstrak

Telah dilakukan percobaan sensor proximity dengan tujuan mengetahui


prinsip kerja sensor proximity, mengetahui faktor yang mempengaruhi rangkaian
sensor proximity, dan mampu membuat rangkaian sensor proximity. Komponen
penting dari rangkaian ini adalah photodioda, buzzer, dan IR emitter. Sensor
proximity merupakan sensor yang berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya
suatu objek. Sensor ini dapat bekerja tanpa adanya sentuhan fisik secara langsung.
Apabila suatu objek telah mendekati sensor, maka buzzer akan berbunyi.

Kata kunci : Sensor proximity, Buzzer, IR emitter, Photodioda


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Bidang elektronika sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari terutama pada


zaman modern ini salah satunya, sensor proximity. Sensor ini dapat mengetahui objek dengan
pengaplikasiannya yang tanpa bersentuhan secara fisik. Banyak sekali pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari contohnya, alarm parkir pada mobil. Pada saat mobil ingin parkir, saat
mobil telah mendekati sesuatu seperti tembok atau pembatas, sensor akan bekerja dengan
cara memberikan bunyi. Semakin dekat mobil dengan suatu objek semakin keras bunyi yang
dihasilkan. Untuk ini dilakukan praktikum sensor proximity untuk memahami lebih lanjut
cara kerjanya.

B. TUJUAN

1. Mengetahui prinsip kerja sensor proximity


2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi rangkaian sensor proximity
3. Mampu membuat rangkaian sensor proximity
BAB II

DASAR TEORI

• Sensor Proximity
Sensor proximity adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya
suatu objek. Sensor ini dalam dunia robot digunakan sebagai pendeteksi ada atau tidaknya
suatu garis pembimbing gerak robot yang biasa disebut dengan “ Line Follower Robot “ atau
“ Line Tracer Robot “. Karakterisitik dari sensor ini adalah mendeteksi objek benda Proximity
dapat bekerja dengan baik dan semua komponen merespon dengan baik pada saat uji
coba.dengan jarak yang cukup dekat yaitu 1 mm sampai beberapa cm saja tergantung
jenisnya. Sensor ini mempunyai tegangan kerja antara 10–30 Vdc dan ada pula yang
menggunakan tegangan 100–200 VAC. [1]
• Jenis-jenis sensor proximity
a. Proximity sensor kapasitif
Sensor proximity kapasitif bekerja untuk mendeteksi ada atau tidaknya objek dengan
melihat perubahan nilai kapasitansi ketika didekatkan dengan benda tertentu. Sensor ini akan
membangkitkan medan elektrik dan nantinya akan mendeteksi nilai kapasitansi ketika medan
elektrik ini memotong suatu objek. Dalam fisika kita punya persamaan untuk besarnya nilai
kapasitansi suatu benda. Dari sini kita lihat bahwa perubahan nilai kapasitansi tergantung
beberapa faktor yaitu Jarak dan posisi benda di depan sensor proximity,Ukuran dan bentuk
objek, Konstanta dielektrik benda tersebut. Karena hubungan perubahan jarak dengan benda
dan nilai kapasitansi tidak linier, maka sensor ini sulit dipakai sebagai pendeteksi jarak.
Aplikasinya hanya sebagai pendeteksi ada atau tidaknya benda (baik logam maupun
nonlogam) dengan mengatur nilai set point kapasitansinya terhadap benda yang akan kita
deteksi. Prinsip kerja sensor kapasitif yaitu dengan cara mengukur perubahan kapasitansi
medan listrik sebuah kapasitor yang disebabkan oleh sebuah objek yang mendekatinya.
Capacitive proximity ini biasanya digunakan pada bumper mobil atau bagian mobil yang
lainnya. Manfaat sederhananya adalah untuk memudahkan mobil parkir, karena sensor ini
akan bekerja apabila mendekteksi benda-benda pada jarak tertentu sehingga mobil tidak akan
menabrak benda tersebut. [2]
b. Induktif proximity sensor
Proximity Inductive Sensor memakai 2 lempeng dengan 1 bagian lempeng pembuat
medan dari sistem induksi. Bila objek mendekat maka medan akan dipantulkan dan
menghasilkan induktansi tertentu sesuai jaraknya. Objek yang dideteksi umumnya dari metal
dan repon frekuensi switch umumnya tinggi.
Prinsip kerja Proximity Inductive Sensor bekerja sama dengan koil elektromagnetik akan
mendeteksi kehadiran suatu objek logam. Sensor ini mempunyai empat elemen utama yaitu
Koil, Osilator, Rangkaian Trigger, dan sebuah output [2]

Untuk memasang proximity sensor harus memperhatikan faktor dibawah ini:


• Kondisi operasi, berupa arah pergerakan yang membutuhkan jarak sensing dan
menimbulkan vibrasi, bentuk objek yang dideteksi (bulat, kotak dll.), dan jarak sensor.

• Kondisi Listrik, berupa tegangan kerja dan sumber tegangan yang dipakai (AC/DC).
• Kondisi lingkungan, berupa temperature atau kelambaban, lingkungan sekitar dan udara,
bahan kimia khusus. [3]

Gambar 1.1 Sensor Proximity


Pengertian Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi
seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya.
Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan
dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya transistor
memiliki 3 terminal yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu
terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih
besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam
rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.[5]

• Jenis – jenis Transistor


1. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negative untuk mengisi kekurangan
electron atau hole di kutub positif.
2. Transistor NPN
Transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada
terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor
ke Emitor.
3. Transistor PNP
Transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negative pada terminal
Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke
Kolektor. [3]
• Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini
adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengembalikan konduktifitasnya.
a. JFET (Junction Field Effect Transistor)
Transistor Efek Medan yang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik
sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET
Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang
masing – masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
b. MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)
Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon
Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua
jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing
jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-
N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source
(S).
c. UJT (Uni Junction Transistor)
Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect Transistor (FET) karena
pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya.
Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1
terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat
dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya. [5]

Gambar 1.2 Transistor

• Buzzer

Buzzer Elektronika adalah sebuah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran
suara berupa gelombang bunyi. Buzzer akan menghasilkan getaran suara ketika diberikan sejumlah
tegangan listrik dengan taraf tertentu. Pada umumnya, buzzer elektronika ini sering digunakan sebagai
alarm karena penggunaannya yang cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka
buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi yang dapat didengar
manusia. [5]

• Photodioda
Photodioda adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus
listrik. Sebuah photodioda biasanya mempunyai karakteristik yang lebih baik dari pada
phototransistor dalam responya terhadap cahaya infra merah. Photodioda mempunyai respon
100 kali lebih cepat dari pada phototransistor. Sebuah photodioda biasanya dikemas dengan
plastik transparan yang juga berfungsi sebagai lensa fresnel. Lensa ini merupakan lensa
cembung yang mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Lensa tersebut juga merupakan filter.
Semakin besar area penerimaan suatu dioda infra merah maka semakin besar pula intensitas
cahaya yang dikumpulkannya sehingga arus bocor yang diharapkan pada teknik ‘reversed
bias’ semakin besar. [2]
• Infrared
LED Infra Merah merupakan salah satu jenis LED (Light Emiting Diode) yang dapat
memancarkan cahaya infra merah yang tidak kasat mata. LED infra merah dapat memacarkan
cahaya infra merah pada saat dioda LED ini diberikan tegangan bias maju.
pada anoda dan katodanya. LED infra merah ini dapat memancarkan gelombang cahaya infra
merah karena di buat dengan bahan khusus untuk memendarkan cahaya infra merah. Bahan
pembuatan LED infra merah tersebut adalah bahan Galium Arsenida (GaAs). Secara teoritis
LED infra merah mempuyai panjang gelombang 7800 Å dan mempuyai daerah frekuensi
sampai Hz. Dilihat dari jangkah frekuensi yang begitu lebar, infra merah sangat fleksibel
dalam pengunaanya. LED ini akan menyerap arus yang lebih besar dari pada dioda biasa.
Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar daya pancarnya dan semakin jauh
jarak sapuannya. [4]
• Resistor
Resistor merupakan suatu komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik yang paling sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan
tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika.
Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan
dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah
OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang
juga merupakan seorang Fisikawan Jerman. Dalam membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum Ohm. [5]
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

Tabel 1. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah Ilustrasi

1. Project board 1

Gambar 3.1 Projectboard

2. PCB 1

Gambar 3.2 Papan PCB

3. Solder 1

Gambar 3.3 Solder

4. Timah Secukupnya

Gambar 3.4 Timah

5. Header Secukupnya

Gambar 3.5 Header

6. Transistor TIP41C 1

Gambar 3.6 Transistor

7. Photodioda 1
Gambar 3.7 Photodioda

8. IR Emitter 1

Gambar 3.8 IR Emitter

9. LED 1

Gambar 3.9 LED

10. Resistor 10k Ohm 1

Gambar 3.10 Resistor 10k Ohm

11. Resistor 120 Ohm 1

Gambar 3.11 Resistor 120 Ohm

12. Resistor 330 Ohm 3

Gambar 3.12 Resistor 330 ohm

13. Baterai 1,5 V 4

Gambar 3.13 Baterai 1,5V

14. Penggaris 1

Gambar 3.14 Penggaris


A. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar pada tanggal 3 Oktober 2022
B. PROSEDUR PERCOBAAN

Alat dan bahan disiapkan.

Komponen pada
projectboard
disusun.

Dirangkai
Rangkaian diuji coba ulang
Tidak menyala dengan
benar

Menyala

Rangkaian
dipatenkan pada
PCB dengan
menyolder

Jarak sensor diukur untuk


menyala

Resistansi
diganti untuk
mencari data

Hasil uji coba


divideokan
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. DATA PRAKTIKUM

No. Resistansi Jarak Keterangan

1. 4 cm Bunyi redup

330 ohm 3 cm Bunyi kencang

2 cm Mati

2. 4 cm Bunyi redup

120 ohm 3 cm Bunyi kencang

2cm Mati

3. 4 cm Mati

10k ohm 3 cm Bunyi redup

2 cm Mati

Tabel 2. Data pada praktikum

B. PEMBAHASAN

Pada rangkaian sensor proximity ini, saat infrared menangkap pergerakan objek ia
akan mengedarkan cahaya merah yang akan ditangkap oleh photodiode dan akan menyalakan
buzzer. Sehingga pada saat suatu objek mendekat, buzzer akan menyala. Semakin dekat
objek, buzzer akan berbunyi sangat kencang.

Ada banyak hal yang menjadi faktor pada rangkaian sensor proximity yaitu, IR
emitter atau infrared, photodiode, dan resistor. IR emitter menangkap pergerakan objek dan
akan memancarkan infrared lalu akan ditangkap oleh photodiode yang akan menyalakan
buzzer. Pada resistor 330 Ohm dan 120 Ohm dalam keadaan objek mendekati dengan jarak
3cm, buzzer akan berbunyi kencang sedangkan pada resistor 10k Ohm pada saat jarak objek
3cm buzzer hanya menyala redup dikarenakan nilai resistansi yang terlalu besar.

Inovasi yang dapat dikembangkan dari rangkaian sensor proximity ada banyak sekali
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pada bumper mobil. Pada saat parkir, sensor ini
akan bekerja mendeteksi objek yang akan mendekati mobil. Semakin dekat objek, sensor
akan berbunyi kencang untuk memperingati bahwa mobil telah dekat dengan objek.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Mengetahui prinsip kerja sensor proximity tercapai. Kita tau bahwa sensor proximity
merupakan sensor yang berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu objek
tanpa sentuhan fisik
2. Mengetahui faktor rangkaian sensor proximity tercapai. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu photodiode dan IR emitter.
3. Mampu membuat rangkaian sensor proximity tercapai. Data yang diambil pada
praktikum ini berasal dari rangkaian yang telah dibuat secara hardware menggunakan
projectboard dan papan PCB
REFERENSI

[1] K. Umam and R. Alfita, “Rancang Bangun Robot Pembersih Kaca Otomatis Berbasis
Mikrokontroler ARM STM32 Dengan Sensor Proximity,” 2019. [Online]. Available:
https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

[2] Nama, “LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SENSOR Sensor Kapasitif Dan Induktif
Proximity.”

[3] “Gambar 1. Sensor Proximity Ada beberapa hal atau kondisi digunakannya sensor ini antara
lain.”

[4] S. Sadi, “RANCANG BANGUN SISTEM ESKALATOR OTOMATIS MENGGUNAKAN


SENSOR PHOTODIODA DAN INFRARED (IR) BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA32,” 2015.

[5] J. Fisika, F. Sains, and D. Teknologi, “MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR,”


2022.
LAMPIRAN

Gambar 1.3 rangkaian pada projectboard

Gambar 1.4 rangkaian pada PCB

Anda mungkin juga menyukai