Anda di halaman 1dari 70

Catatan Pengujian APD – Pak Djoko Setyo Widodo

Rabu, 14 September 2022


Desain tempat kerja: store atmosphere
Pak Musphiyanto

Kamis, 15 September 2022

- Tujuan Pembelajaran:
o Dasar Hukum Riksa-Uji Angkur
o Pertimbangan K3 dalam pemilihan dan penggunaan angkur
o Metoda pengujian angkur SNI 8603:2018
o Teknik pengujian dan Prosedur administrasi Riksa-Uji Angkur dalam pekerjaan pada
ketinggian dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di tempat kerja
masing-masing
- Pokok Bahasan
o Prinsip dasar
o Dasar hukum
o Alat Pelindung Jatuh
o Metoda Pengujian
o Teknik Pengujian
o Prosedur Administrasi
- Beban 2 kg saat jatuh bebas bisa memutus lakban hingga beban timbangan 20 kg,
menggambarkan horse power yang diterima tubuh pekerja dan angkur yang menahan beban
pekerja saat pekerja jatuh (Hukum newton  impact force).
o Force energy = BM x JJ x G

= 2 kg x 1 m x 9,8 = 19,6  20 kg

o Tenaga kerja = 60 kg x 3 m x 9,8 = 1764 kgF = 1,76 ton


- Pengujian angkur pada pekerjaan ketinggian tidak sama dengan pengujian angkur pada PAPA

-
- semakin besar
menahan akan makin besar.
makin besar sudutnya makin
besar angkur bisa menahan (3-
5x lipat) daripada badan yang
menaggung

- Perangkat penahan
Harus mampu menahan beban setara
dengan 15 kN. Bagaimana mengujinya
ada di SNI 8604.
- Angkur (tempat
ada di SNI 8603.
- 2 jenis
menahan jatuh (bagaimana saat
pekerja terjatuh, dia tidak cedera
apalagi fatality).
co: tali pembatas gerak
- Ketika pekerja sudah dekat dengan sisi jatuh, tali akan menahan pekerja bisa masuk ke area
jatuh. Tali pembatas gerak sifatnya perorangan. Ada juga yang bersifat kolektif, seperti tembok
dan pagar, min 950 mm dengan jarak antar anak pagar maks 470 mm serta memiliki toeboard yg
layak di bagian bawah min. tingginya 10 cm (3 objek riksa uji).
- Tembok tingginya min. 95 cm
- Mampu menahan beban (dorong dan Tarik) minimum 90 kg atau 0,9 kN

co: jaring
- Berbeda dengan jaring batu pada konstruksi, ketahanannya tidak sebesar jaring untuk penahan
jatuh
- Jala/bantalan: angkurnya harus mampu menahan beban min. 15 kN
- Angkur permanen: angkur yang sengaja dipasang dengan rekayasa teknik untuk dipakai
berulang kali dan dipasang di tempat yg sama
- Angkur tdk permanen: angkur yang dipasang hanya untuk penggunaan sekali waktu, setelah
pekerjaan selesai angkur akan dibongkar kembali (bisa Menggunakan webbing sling)
- Yang wajib diriksa-uji adalah angkur permanen
- Alat angkur tersertifikasi oleh ANSI, EN, JIS. Bukan produknya yg diuji, tapi kekuatan produk
terpasang pada struktur.
- Kapan diuji?
o Pertama kali ketika angkur sudah dipasang dan sebelum digunakan
- Penguji angkur: pengawas spesialis lingker > pengawas ketenagakerjaan spesialis lainnya > PJK3
riksa-uji spesialis angkur (biasanya bekerjasama dengan pengawas ketenagakerjaan di mana
angkur itu berada)
- Praktik kerja aman di ketinggian
o Pasang angkur di titik yang tinggi agar beban jatuh tidak terlalu besar/jarak jatuh tidak
terlalu jauh
o Jika mau bekerja di ketinggian misal memeriksa genset di atas atap, lemparkan rope dari
sisi sebrang ke sisi pekerjaan, pasang perangkat penahan jatuh bergerak vertikal.
Perangkat akan mengikuti gerak tubuh pekerja, tapi saat terjatuh atau terdapat
hentakan, perangkat akan stop dan menahan tubuh pekerja pada posisi terjadi
hentakan.
o Ada pula perangkat penahan jatuh bergerak horizontal
o Angkur tidak permanen dibuat jika akan melakukan pekerjaan di ketinggian tapi di
strukturnya tidak tersedia angkur permanen. Pasang di struktur yang kuat, berdasarkan
evaluasi mandiri.

- Produk angkur harus mengalami 2 jenis pengujian


o Pengujian beban static: angkur diberi beban secara perlahan 0, 1 kN, 2 kN, dst. s/d 15 kN
dan ditunggu 3 menit, dilihat apakah ada perubahan bentuk atau bahkan patah
o Pengujian beban dinamik: angkur dipasang beban dan dijatuhkan (beban jatuh) secara
tiba-tiba (jarak jatuh dan gravitasi mempengaruhi)
- Alat yang diberi SNI berarti sudah dijamin kekuatannya berdasarkan hasil pengujian oleh
pabrikan sebelum dijual/distribusi ke konsumen (beban 15 kN)
- Sedangkan perangkat (sisem angkur) yang terpasang diuji static untuk memenuhi syarat (beban
10 kN)
- 5 tipe angkur:
o Tipe A  angkur tunggal (vertikal termasuk tipe A1)

Palang pintu

perangkat penahan jatuh bergerak horizontal


Horizontal juga tapi lintasannya kaku

ada beban yang dipasang di atap dan bisa dibongkar pasang


- Angkur non permanen
o Webbing sling dipasang di konstruksi yang kuat dengan teknik pengikatan
 choker (mengurangi kekuatan tali hanya menjadi 80%) diuji 20 kN  pakai
choker kekuatannya hanya jadi 16 kN.
 Basket (2x lipat kekuatan) diuji 20 kN  40 kN (?)
o Dihubungkan dengan carabiner (sudah harus diuji 27 kN)
o Tali juga sudah disertifikasi EN/ANSI (30 kN)
- Uji beban static dihentikan bila sudah ada tanda-tanda kegagalan, lalu dicatat kemampuan
sistem perangkat angkurnya di beban berapa.
- Saat sudah 15kN ditunggu 3 menit lagi

Fall factor 2 = 2x panjang tali yang menahan beban dari angkur

Beban yang digunakan sesuai consensus SNI adalah 75 +/-1 kg (berat rata-rata orang Indonesia). Kalau
Eropa biasanya pakai 100 kg.

Ketika sudah dijatuhkan, biarkan beban menggantung selama 3 menit (melihat faktor fatigue).
10 kN = 1 ton

Kerusakan defleksi tidak boleh lebih dari 1 cm

Pembebanan sebenarnya destructive test, tapi karena uji nya pelan-pelan sampai adanya tanda-tanda
kerusakan (belum sampai rusak). Kecuali saat sampai beban tertinggi 10 kN dan menunggu 3 menit
terjadi kerusakan/fatigue itu baru masuk destructive.
Yang diukur pergeserannya dan Menggunakan uji beban dinamis.

Uji Tarik ke bawah uji Tarik horizontal

A = angkur; CB = tensioner
- Brosur dari pemasok terkait spec barang
- Certificate of origin: semacam akta lahirnya angkur
- Certificate of Conformity: pernyataan dari pabrikan, spec barang sesuai dengan yang di brosur
- Installation layout: drawing/gambar teknis pemasangan barang. Gambar diberi titik atau nomor
identitas untuk membantu pelaksanaan riksa uji.
- Liability release statement: Surat pernyataan pemilik barang yg membebaskan penguji dari
tanggung jawab atas kerugian yg mungkin timbul dari pengujian tsb (bisa saja bukan cuma
angkurnya, tapi atapnya jebol, dll). Surat dittd di atas meterai.
- Proposal Riksa-Uji angkur (protokol):
o latar belakang
o tujuan: menjaga keselamatan dan kepatuhan regulasi
o dasar hukum
o pertimbangan teknis (bisa pakai SNI 8603: 2018)
o Langkah pengujian
o kriteria memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat
o referensi (yg dipakai dalam menyusun protokol)
- Harus dibuat sebelum riksa-uji dan disetujui oleh 3 atau 4 pihak, yaitu:
o Penguji (pembuat protokol)
o Pemilik barang (yang membeli angkur dari pemasok untuk digunakan)
o Pemasok barang (penjual angkur)
o Pengawas Ketenagakerjaan yang melakukan pendampingan (jika dilakukan oleh PJK3
riksa uji)
(wire rope satu utas)

- Starting angkur (diuji)


- Intermediate (tidak diuji)
- Corner angkur (diuji)  ga selalu ada
- Intermediate (tidak diuji)
- Ending (diuji)

Antar intermediate boleh nya hanya 1 orang saja, kalau 2 orang atau lebih ga boleh

- Uji pra pemasaran, setelah diuji angkur dimusnahkan


- Maintenance
o Angkur sementara (bongkar-pasang)
 Cara penyimpanan
 Tempat kering
 Jauh dari binatang pengerat
 Cara pembersihan
 tidak boleh pakai bahan kimia
 sabun yang mild
 Dikeringkan tidak boleh dengan sinar matahari langsung
Pemeriksaan dibuatkan berita acara

o Angkur permanen (2 tahun sekali)


 Pemeriksaan pra-penggunaan
 Tidak berkarat
 Tidak longgar
 Tidak ada komponen yang hilang
Jika ditemukan tanda kerusakan, harus dilaporkan kepada atasan. Tenaga kerja
berhak menolak bekerja jika dia meragukan alat keamanan/perlindungan diri
yang diberikan atau disediakan dan meminta perbaikan.
- Angkur permanen dibuat dari baja atau stainless steel (misal spec 306) yang telah diberikan
galvanis

Horizontal life line

Full body harness bisa dikaitkan di dada atau punggung


Contoh pengujian horizontal life line, ada timbangan digital, di bawahnya ada chain blocks dan
paling bawah sekali ada forklift (sebagai counter balance).

Tidak lagi Menggunakan timbangan digital dan chain blocks, pakai tentioner yang lebih mudah
mobilitasnya (ditambah pakai stop watch untuk melihat durasi). Display pengukur bisa
mengirimkan data pengujian secara real time, bisa dilakukan pengujian di atas atap namun
pengawasan dari bawah.
min. 3 orang yg memeriksa di atas
- Memeriksa angkur, mengoperasikan alat pemancar, memegang alat uji
- Ditambah 2 orang di bawah (safety officer dan pengawas)

back to back uji manual (stopwatch) dan digital

Menurut OSHA, kerangka di tangga monyet sudah bukan dianggap sebagai perangkat pelindung
jatuh, sebagai gantinya dipasang vertikal life line dengan tipe angkur A1.
Jala terpasang pada ketinggian 28 m di bawah atap. Angkur2 punya kekuatan beban 10 kN dan
jala 18,5 kN (sudah jauh di atas ketetapan minimal kemnaker)

Panjang pagar 0,6 km (600 m). di kana nada panel surya yang menutupi hampir seluruh atap.
Pengujian: defleksi pagar tidak boleh lebih dari 7,5% (standar OSHA)

Angkur tipe A

pengujian
tripod (menaik-
turunkan orang
ke dalam
confined space)

Alat uji angkur


tampilan pengujian jarak jauh (real
time). Angka di layar (jarak jauh) dan di monitor alat (di lokasi) sama.

Prosedur menaiki vertikal life line

- 3 titik kontak (belum cukup) pakai 2 hook


- Hook tidak boleh dilepas saat hook satunya lagi belum terkait di struktur
- Tidak boleh 2 hook dikaitkan di 1 struktur yang sama
- Pasang angkur setinggi mungkin dari kepala

Spec tripod tipe B (bisa dipindah-pindah), tapi metode pengujiannya tipe A

Untuk menghindari bahaya swing, penempatan 2 hook horizontal diberi jarak sejauh mungkin, selain
itu untuk posisi angkur sebisa mungkin diposisikan di atas kepala agar jika terjatuh langsung ke
bawah, tidak mengayun.

sertifikat kalibrasi berlaku 1 tahun


alat ujinya

Analog digital

Jarum hitam mengikuti


beban tarikan, jarum
merah ikuti jarum
hitam dan akan
tertinggal di beban
tertinggi
analog maks. 25 kN
Hasil penarikan
akan otomatis
masuk ke
laptop

Menurut penelitian tubuh manusia hanya bisa menanggung sentakan sebesar 6 kN.

- Produk angkur yang sudah tersertifikasi (impor) dan dipasang di bangunan di Indonesia, hanya
perlu beban static
- Untuk angkur yang ingin dipasarkan dan didistribusikan ke konsumen dari pabrikan harus diuji
dengan beban static dan dinamis
- Helm boleh dipakai hanya dalam batas 5 tahun setelah tgl produksi (liat cetakan di dalam helm)
- Tali karmantel: dinamik (elastis  biasa digunakan pada kegiatan panjat tebing/adventure,
sekaligus berfungsi sebagai absorben) dan statik (elastisitas kecil sekali, di industry pakai ini
karena untuk efisiensi waktu agar lebih cepat naik ke atas)
- Di industry juga pakai double rope dan ditambatkan pada dua titik

maks 120o untuk distribusi beban antar dua titik


Bu Titis Mubyar Palupi
Jumat, 16 September 2022

APD boleh direkomendasikan asalkan pengendalian teknis dan administrative lainnya sudah
diberikan dan belum mampu mengatasi bahaya yang ada.
APD ada ukuran: small, medium dan large. Ada juga standard an spec
Indonesia  SNI

Diberikan diklat pemeliharaan, penanganan dan dicantumkan caranya dalam SOP.


APD tidak boleh sharing, setelah diberikan jadi tanggung jawab perorangan. Kecuali APD khusus
misal untuk pengunjung. Terutama untuk APD yg kontak dengan specimen tubuh, seperti
earplug dan masker.
kalau tidak disediakan loker, perusahaan menyediakan tas APD untuk pekerja menyimpan APD
nya.

Tujuan diklat  edukasi dan komitmen

ada 6 jenis APD


2b = harness

3 seluruh tubuh dan 6 bagian tubuh


uji nya maks. 15 mm kedalaman
Ada yg 11 kg ada yg 5 kg
tergantung alatnya

Bisa juga pakai uji statik

di dalam helm juga diisi air


co: uji tusukan 60 cm (penetration)

uji benturan

polikarbonat bisa menahan panas, sinar UV, percikan2 dan tahan pecah.
bisa
menahan gas
Pemakaian hanya pada saat pekerjaan yg berhubungan dengan potensi bahaya tertentu, misal
ada bahaya uap asam kuat.
fo
am>karet
2
tipe

Debu respirable masuk ke alveoli dan tidak bisa keluar (menumpuk)


Tidak mobile,
kerjanya di
situ-situ aja

 mobile
harus tahu kapan tabung harus diisi lagi dan tidak boleh dipakai
Rata-rata pemakaian
menyesuaikan jenis
pekerjaan, normalnya
40 lt/mnt/bar
sarung tangan tebal juga bisa menahan getaran

kalau udh bocor, harus langsung dirusak/dimusnahkan agar tidak dipakai lagi
besi di ujung sepatu = toe cap

jika ada logam harus ada isolator/pelingkupnya


beban 20 kg dijatuhi ke toe cap dr ketinggian 1 m (hasil standar: boleh menekuk dikit asalkan
belum menyentuh/melukai kaki)
Jika ada pajanan bahaya khusus, tidak boleh dibawa pulang, ada tempat khusus ganti pakaian
datang dan pulang serta dicuci dari tempat kerja. Menghindari kontaminasi keluarga.
Radiasi mengion: daya tembus tinggi, frekuensi rendah, dihambat dengan Pb (gamma ray
ataupun x ray)
Minimalisasi radiasi mengion
- Perkecil waktu kontak
- Perjauh jarak
- Gunakan penghalang (Pb) kalau emang ga bisa bergerak
Pengujian ada, tapi belum ada SNI nya, baru ada untuk body harness dan lanyard

connecting di dada dan punggung, lebih aman di belakang


FF0 = angkur di atas kepala

 FF1 = angkur sejajar dengan posisi


kerja (dada/punggung yg
disangkutkan kait)

FF2 = angkur di bawah area kerja

Jika pekerja terjatuh, dia tidak boleh tergantung terlalu lama. Bisa merusak aliran pembuluh
darah terutama di area selangkangan dan pengaruh ke sistem ekskresi (BAK) dan syaraf mata.

Yang dihitung panjang angkur hingga ke dasar.


angkur

6 atau 8 ft

Kalau terurai
jadi 1 m

1,6 m
6m

1m

manekin dari logam


- Helm

15 cm jaraknya dari jaring kepala. Standar jarak jaring ke covernya 20 cm

- Sepatu
baikn
ya bisa menahan 200 Joule

Fall clearance

- Dilihat dari angkur ke lantai


- Harnerss yg boleh dipakai apa (ga boleh tali harness+absorben nya melebihi tinggi/jarak, nanti
orangnya menghantam dasar juga)
-

Anda mungkin juga menyukai