Anda di halaman 1dari 92

MANAJEMEN K3

LABORATORIUM

Sri Widodo, PG.Dip.Sc.OHS., M.Kes


Penguji K3 Ahli Madya
UPT. Keselamatan Kerja Disnakertrans Prov JATIM
PENDAHULUAN
⚫ Laboratory definisi sebagai tempat yang memuat peralatan untuk
mengadakan eksperimen sains atau melakukan pengujian dan
analisis.
⚫ Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan
berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan
dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik
berbagai macam disiplin ilmu.
⚫ Laboratorium menurut ISO 17025 pada klausul 3.6 laboratorium
merupakan lembaga yang melakukan satu atau lebih kegiatan
seperti pengujian, kalibrasi dan pengambilan contoh (sampling),
terkait dengan pengujian atau kalibrasi berikutnya.
MANAJEMEN

Henry Fayol, 1841-1925 dan Frederick W. Taylor, 1856-1915


Mendifinisikan manajemen dalam 5 unsur (elemen), yaitu:
▪ Merencanakan
▪ Mengorganisasikan
▪ Memimpin
▪ Mengkoordinasikan
▪ Mengawasi
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
⚫ Permenaker No.5 Tahun 2018 ttg K3 Lingkukungan Kerja :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
⚫ International Labour Organization (ILO) tahun 1998,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu
promosi, perlindungan dan peningkatan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya mencakup aspek fisik, mental dan
sosial untuk kesejahteraan seluruh pekerja disemua tempat
kerja
Manajemen laboratorium merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan yang
bertujuan untuk mengatur dan memelihara alat dan bahan
yang terdapat di dalam laboratorium dan menunjang
keselamatan kerja serta pencegahan PAK. Manajemen
laboratorium dilaksanakan guna untuk mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pada umumnya kecelakaan kerja penyebab utamanya
adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran
perilaku akan pentingnya K3 di laboratorium. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan
secara cukup dan relevan untuk mengetahui sumber
bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta
cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan
berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan.
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

UNSAFE ACTIONS
UNSAFE CONDITIONS
KELEMAHAN SISTIM MANAJEMEN
FORCE MAJEURE
TINDAKAN TIDAK AMAN
Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan
yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan

KONDISI TIDAK AMAN


Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya
yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya
kecelakaan
PENYEBAB KECELAKAAN

Unsave Condition (20 %)

Unsave Action (78 %)

Bencana Alam/Hal lain


yang tak diduga (2%)
IDENTIFIKASI

⚫Bahaya adalah sumber / suatu keadaan yang berpotensi


untuk menimbulkan kerugian manusia berupa cidera atau
gangguan kesehatan atau kombinasinya
⚫Identifikasi bahaya : suatu Proses melakukan
inventarisasi bahaya pada setiap aktifitas/proses yang
dilaksanakan dan disusun ke dalam Daftar Bahaya,
sumber bahaya, penyebab, akibat, kemungkinan
terjadinya (frekuensi).
Tujuan Identifikasi

⚫Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat,


kandungan, efek, severity, frekuensi, pola pajanan,
besaran, dll)
⚫Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko
⚫Mengetahui proses kerja yang berisiko
⚫Mengetahui pekerja yang berisiko
Teknik Identifikasi Bahaya

• Identifikasi awal berbagai faktor bahaya.


• Daftar periksa (checklist).
• Job Hazard Analysis (JHA) atau Job Safety Analysis (JSA).
• Walk Trough Inspection.
• Sampling and Monitoring Workplace.
• Fault Tree Analysis.
• Review of Process Flows.
• Discussion & Literature with Profesional
Sumber bahaya

⚫Manusia
⚫Lingkungan Kerja.
⚫Peralatan, instrument
⚫Bahan
⚫Proses
Manusia

⚫Kemampuan fisik atau phisiologi tidak layak


⚫Kemampuan mental tidak layak
⚫Stress fisik atau phisiologi
⚫Stress mental
⚫Kurang pengetahuan
⚫Kurang keahlian
⚫Motivasi tidak layak
Lingkungan Kerja
⚫ Faktor Fisik :
Kebisingan, Getaran, Tekanan Panas, Tekanan Dingin, Gelombang
Elektro Magnetik, Sinar Ultraviolet, Pencahayaan
⚫ Faktor Kimia :
Gas, Uap, Debu, Fume, Asap Kabut, Cairan Dan Benda Padat Serat
⚫ Faktor Biologi :
Baik Dari Golongan Hewan Dan Tumbuhan
⚫ Faktor Fisiologi :
Sikap Dan Cara Kerja, Konstruksi peralatan dan instrumen.
⚫ Faktor Psikologis :
Suasana Kerja, Hubungan Antara Pekerja Atau Dengan Pengusaha
Peralatan dan instrumen

⚫Api
⚫Listrik
⚫Radiasi
⚫Getaran
⚫Ledakan
⚫Dll
Bahan Kimia Berbahaya
1. Bahan Kimia Korosif (Corrosive Chemicals)
2. Bahan Kimia Mudah Terbakar(Flammable Substances)
3. Bahan Mudah Meledak (Explosives)
4. Bahan Oksidator (Oxidation Agents)
5. Bahan Kimia Beracun (Toxic Agents)
6. Bahan Reaktif terhadap Air (Water Sensitive Substances)
7. Bahan Reaktif terhadap Asam(Acid Sensitive Substances)
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
9. Bahan Radioaktif ( Radio Actives)
KEADAAN FISIK BAHAN KIMIA

GAS

UAP
(PARTIKEL CAIR)
Fume Mist

DEBU

CAIRAN

PADATAN
Toksikologi
⚫ Toksikologi
Ilmu yang mempelajari tentangb racun, efek racun
terhadap manusia/makhluk hidup, cara-cara mendeteksi
dan mempelajari cara penawarannya
⚫ Racun
Bahan/senyawa yang dalam jumlah relatif kecil dapat
membahayakan jiwa manusia
⚫ Toksisitas
Kemampuan suatu zat untuk menimbulkan
kerusakan pada organisme hidup
Lanjutan
⚫ LD 50
Adalah kadar/konsentrasi (mg/kg berat badan) dari suatu
zat kimia yang dapat menyebabkan kematian pada
binatang percobaan dari group spesies yang sama
⚫ LC 50
Adalah kadar/konsentrasi (ppm) dalam udara yang dapat
menyebabkan kematian binatang percobaan dari group
spesies yang sama
⚫ Nilai Ambang Batas (NAB)
Kadar/konsentrasi tertinggi yang dijinkan dari suatu
bahan kimia di udara tempat kerja dimana tenaga kerja
tidak merngalami gangguan kesehatan untuk 8 jam
sehari dan 40 jam seminggu
Klasifikasi racun

⚫ Zat-zat dengan toksisitas rendah yaitu zat-zat yang dapat


menyebabkan perubahan biologis pada jaringan tubuh
yang sifatnya reversible
⚫ Zat-zat dengan toksisitas sedang yaitu zat-zat yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan biologis pada
jaringan tubuh yang sifatnya reversible atau irreversible
dan perubahan jaringan tersebut biasanya tidak begitu
hebat sehingga tidak mengancam jiwa manusia atau
menimbulkan cacat fisik yang serius
⚫ Zat-zat dengan toksisitas tinggi yaitu zat-zat pada kadar
rendah dapat menyebabkab terjadinya perubahan biologis
pada jaringan tubuh secara hebat dan bersifat irreversible.
Pada pemaparan yang berulang dapat menyebabkan
kematian
Klasifikasi racun berdasarkan LD50

Tingkat Racun Doses (mg/kg brt badan)


Tingkat I (Super Toxic) Kurang dari 1
Tingkat II (Extremely Toxic) 1–5
Tingkat III (Highly Toxic) 5 – 50
Tingkat IV (Moderatly Toxic) 50 – 500
Tingkat V (Slightly Toxic) 500 – 5000
Tingkat VI (Non Toxic) 5000 - 1500
Proses
▪ Penimbangan.
▪ Pelarutan.
▪ Pengenceran.
▪ Pencampuran.
▪ Pengadukan.
▪ Pemanasan.
▪ Titrasi.
▪ Digestion.
▪ Pembacaan di instrumen Dll.
PENILAIAN
RISIKO

⚫Risiko : kombinasi dari kemungkinan terjadinya bahaya


atau paparan dan keparahan dari cidera atau gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh paparan kejadian
tersebut.

⚫(Risk = Frequency X Consequence)


Penilaian/Analisa Risiko

• Menetapkan model/metode penilaian risiko dapat


menggunakan metode kwalitatif, semi kwantitatif,
kwantitatif
• Bahaya yang telah teridentifikasi, kemudian dievaluasi
sumber, penyebab, dan dampaknya/konsekuensi, untuk
selanjutnya diukur peluang terjadinya/frekuensi.
Analisa Kualitatif
Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan
cara membandingkan terhadap suatu diskripsi/uraian dari
parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.
Umumnya metode matriks dipakai
Analisa Semikuantitatif
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa
kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi
dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai/skore
tertentu

27
Analisa Kuantitatif
Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari
masing-masing parameter yang didapat dari hasil analisa
data yang representatif

Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan


dengan beberapa metode seperti : analisa statistik,
model software, simulasi, fault tree analysis, dll.

28
1. Estimasi Risiko Secara Kualitatif.
• Berguna untuk mengetahui tingkat risiko suatu kejadian secara
garis besar.
• Elemen-elemen yang digunakan untuk memperkirakan tidak
bersifat pasti.
• Bisa dibuat dalam skala frekuensi yang maksud dan artinya
dapat kita artikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
perusahaan.
• Cenderung digunakan pada industri-industri manufaktur, yang
dalam proses produksinya tidak menggunakan proses
parameter yang bisa berubah-ubah.

Yang dimaksud proses dengan parameter adalah proses yang


banyak mengutamakan tekanan, suhu, aliran proses, perubahan
bahan baku, dsb.
29
⚫Rumus :
Risiko = Konsekuensi x Frekuensi

30
Cara estimasi risiko kualitatif :

1) Identifikasi berbagai faktor bahaya yang berhubungan


dengan aktivitas/proses.
2) Tentukan tingkat konsekuensi (dampak kerusakan)
dengan menggunakan skala.
Misal:
• Tingkat Fatal (High) = kerusakan berat (meninggal, luka
berat, hilangnya harta benda, dll)
• Sedang (Medium) = kerusakan sedang (luka yg butuh
kesembuhan lama, kerusakan
peralatan yang signifikan, dll)
• Rendah (Low) = kerusakan rendah (menimbulkan
luka / kerusakan yg tak berarti, dll)

31
3) Tentukan pula tingkat keseringan (frekuensi) seperti
klasifikasi diatas misalnya dengan kode H, M dan L.

• H (High) = high frequency (sering terjadi, mis:


beberapa kali dalam sebulan/setahun)
• M (Medium) = medium frequency (satu atau dua kali
dalam setahun)
• L (low) = low frequency (jarang dan hampir tidak
pernah terjadi, mis: sekali seumur hidup,
dll).

32
4. Menentukan tingkat risiko dengan dua skala diatas.
Hal ini dilakukan dengan mengalikan/mempertimbangkan
tingkat konsekuensi dan tingkat keseringan, misalnya:

Konsekuensi x Frekuensi = Estimasi tingkat


risiko
H X H = H
H X M = H
H X L = M
M X M = M
M X L = M
L X L = L

5. Dokumentasikan masing-masing jenis pekerjaan.


Catatan: Langkah-langkah ini disebut juga “risk
assessment”
33
2. Estimasi Risiko Secara Semi Kuantitatif.

Risk = P (Probability) X C (Consequences)

⚫P (probability):
kemungkinan/kekerapan terjadinya
⚫C (consequences):
Akibat/dampak dari peristiwa
1) Estimasi Tingkat Kerusakan/Keparahan (Consequence
Analysis)

Memperkirakan besarnya dampak yang akan timbul akibat


bahaya tersebut. Misalnya hal ini dapat berhubungan dengan
keluarnya bahan kimia dari bejana yang retak atau bocor,
dampak akibat kebakaran pada manusia atau property, atau
efek dari menyebarnya suatu gas beracun dalam suatu
wilayah (dampak terhadap Manusia, Aset, Lingkungan &
Reputasi)

35
Kategori Consequence (Keparahan)

Level Descriptor Description


Tidak ada gangguan luka / kesehatan yang menetap, tidak
1 Tidak berarti berbahaya. Aset kerugian <US$10,000 (Biaya perbaikan)

Tidak ada luka/memerlukan P3K (lecet, iritasi, ketidaknyamanan


2 Minor sementara), absen. Kerugian aset <US$10.000 - $100.000

Luka berakibat pertolongan medis, gangguan PAK, mengarah


3 Sedang cacat, terbakar, terkilir, patah ringan, ketulian. Aset, Proses bisa
distart kembali, biaya perbaikan US $ 100 K - $ 1M

Kejadian fatal (kematian), luka serius, mengancam jiwa,


4 Mayor amputasi, kanker akibat kerja, keracunan akut, penyakit yang
mematikan. Plant shut down biaya perbaikan US $ 1 M - $ 10 M

Korban meninggal secara beruntun/banyak. Kerusakan parah,


Bencana biaya perbaikan > $10 M.
5
besar
2) Estimasi Tingkat Kemungkinan(ProbabilityAnalysis)

Analisa perkiraan digunakan untuk mengestimasi seberapa sering


suatu kejadian akan terjadi. Pengukuran ”kemungkinan”
didasarkan atas kriteria yang berpeluang mengganggu terhadap
Manusia, Aset, Lingkungan & Reputasi. Hal ini merupakan bagian
yang sulit dan membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaan
pengukuran risiko.

3) Penentuan Tingkat risiko (Risk Assessment)

Setelah berbagai faktor bahaya diidentifikasi maka perlu


diperhitungkan tingkat risiko.

37
Kategori Tingkat Kemungkinan (Probability)
Level Descriptor Description

kemungkinannya hampir selalu terjadi/pasti


5 Hampir Pasti (>80% - 100%).
Karena pemajanan terus menerus

kemungkinan terjadinya sering (>60% -


4 Mungkin sekali 80%)
Terjadi apabila syarat tidak dipenuhi
kemungkinan terjadinya sedang (>40% -
3 Mungkin 60%).
Kemungkinan terjadi setiap waktu

kemungkinan terjadinya cukup/sekali-kali


Kemungkinan (>20% - 40%).
2
kecil Kemungkinan kecil dapat terjadi

kemungkinan terjadinya sangat kecil/jarang


1 Jarang Tidak pernah terjadi (0 –20%).
Terjadi kondisi tertentetu
Tingkat Risiko
Tindakan Hasil Penilaian Risiko
Konsekuensi Nilai Risiko Dampak yang Potensial Definisi
0 Tidak ada Cedera / Sakit Tidak ada cedera maupun gangguan kesehatan
• Tidak ada dampak terhadap kemampuan kerja atau
RENDAH kinerja individu dalam pekerjaan yang sedang
1 Cedera ringan/sakit
berlangsung.
• Tidak berbahaya terhadap kesehatan
• Kerugian pada kinerja pekerjaan yang sedang
berlangsung, seperti absen untuk penyembuhan
2 Cedera ringan/sakit penuh maksimum 1 minggu.
• Menyebabkan akibat terbatas pd kesehatan .

• Mengarah pada cacat permanen sebagian atau


ketidakmampuan bekerja, kerugian pada prestasi
MANUSIA kerja untuk jangka waktu lama
3 Cedera berat/sakit • Menyebabkan kerusakan yang tidak bisa pulih tanpa
(korban
cacat yang serius, misalnya kebisingan, pekerjaan
meninggal, manual yang dirancang dengan buruk
cedera dan
kesehatan kerja) • Ada kemungkinan korban meninggal lebih dari satu
(maks. 3) secara beruntun disebabkan kecelakaan,
misalnya, ledakan.
TINGGI Satu korban meninggal /cacat total
4
permanen /tidak mampu bekerja • Menyebabkan kerusakan tidak bisa dipulihkan dg yg
mengakibatkan cacat parah / kematian, mis. korosi,
penyebab kanker.

• Korban meninggal secara beruntun disebabkan


kecelakaan atau korban ganda (>4) masing-masing di
tempat berbeda dan/atau dengan aktivitas berbeda.
5 Korban lebih dari satu
• Potensi menyebabkan korban meninggal lebih dari
satu.
0 Zero Tidak ada kerusakan peralatan
▪ Tidak ada gangguan pada operasi
RENDAH
1 Kerusakan kecil ▪ Biaya perbaikan <US$10,000

▪ Kemungkinan ada gangguan ringan


pada proses
2 Kerusakan kecil ▪ Isolasi peralatan untuk perbaikan,
<US$10.000 - $100 K
SEDANG

▪ Plant shut down sebagian


ASET/
▪ Proses bisa distart kembali, biaya
PERALATAN 3 Kerusakan setempat
perbaikan US $ 100 K - $ 1M

▪ Kehilangan sebagian dari plant


▪ Plant shut down paling lama 2
4 Kerusakan besar minggu dan/atau biaya perbaikan US
$ 1 M - $ 10 M
TINGGI

▪ Kehilangan plant secara total


5 Kerusakan parah ▪ Kerusakan parah, biaya perbaikan >
$10 M
▪ Tidak ada konsekuensi keuangan
0 Tanpa dampak
▪ Tidak ada risiko lingkungan
▪ Konsekuensi keuangan yang bisa diabaikan
1 RENDAH Pengaruh ringan
▪ Tidak ada keluhan
▪ Risiko Lingkungan Setempat
▪ Kontaminasi
2 SEDANG Pengaruh kecil ▪ Kerusakan cukup besar untuk membahayakan
lingkungan
▪ Tidak ada dampak permanen terhadap lingkungan
▪ Kerugian terbatas akibat bocornya bahan beracun
▪ Berulang-ulang melampaui batas hukum atau nilai
3 Pengaruh setempat
yang sudah ditentukan atau melampaui pagar/
komunitas.
LINGKUNGAN
▪ Kerusakan lingkungan yang parah
▪ Suatu pekerjaan besar diperlukan untuk
memulihkan kondisi lingkungan yang tercemar
4 Pengaruh yang besar supaya kembali seperti keadaan semula.
TINGGI ▪ Secara lebih luas melampaui batas hukum atau
limitasi yang telah ditentukan.

▪ Kerusakan lingkungan yang parah dan terus-


menerus.
▪ Gangguan yang parah dan meluas
Pengaruh yang luar
5 ▪ Kerugian ekonomi yang besar terhadap
biasa
perusahaan
▪ Pelanggaran yang terus-menerus terhadap batas
hukum atau batas yang telah ditentukan
0 Tanpa Dampak Tidak diketahui umum
▪ Kesadaran masyarakat mungkin ada
RENDAH
1 Dampak ringan ▪ Tidak ada kepedulian masyarakat

▪ Sedikit kepedulian masyarakat


2 SEDANG Dampak terbatas ▪ Sedikit perhatian dari media setempat dan/atau politisi

▪ Perhatian masyarakat daerah


▪ Tanggapan negatif yang luas dari media setempat
▪ Tanggapan ringan dari media nasional
3 Dampak sedang ▪ Tanggapan politisi lokal/ regional dengan kemungkinan
pendirian negatif dari pemerintah daerah dan/atau kesatuan-
kesatuan aksi.

▪ Perhatian masyarakat nasional


REPUTASI ▪ Tanggapan negatif yang luas dari media nasional
▪ Kebijakan nasional yang bersifat kedaerahan dengan
4 Dampak besar berskala nasional tindakan-tindakan restriktif
TINGGI
▪ Dampak terhadap pemberian izin
▪ Mobilisasi dari kesatuan-kesatuan aksi

▪ Perhatian masyarakat internasional


▪ Tanggapan negatif yang luas dari media internasional
▪ Tanggapan negatif yang luas dalam kebijakan
nasional/internasional dengan potensi dampak yang parah
5 Dampak besar berskala internasional terhadap akses ke daerah-daerah baru, pemberian lisensi
dan/atau undang-undang pajak
Analisa Kuantitatif
⚫ Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing
parameter yang didapat dari hasil analisa data yang representatif
⚫ Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan beberapa
metode seperti : analisa statistik, model software, simulasi, fault tree
analysis, dll.
CONTOH

⚫ANALISA risiko kesehatan tenaga kerja akibat Toluene di


udara ruang instrument GC di laboratrium.
⚫Memberikan rekomendasi pengendalian toluene di udara
udara ruang instrument GC di laboratorium
DATA
⚫ Kadar Toluene
⚫ Intake (asupan) Toluene ke dalam tubuh.
⚫ Berat Badan.
⚫ Laju asupan (Inhalasi).
⚫ Waktu Pajanan harian (jam kerja/hari).
⚫ Frekuensi Pajanan (hari dalam setahun).
⚫ Durasi Pajanan (masa kerja).
⚫ Periode rata-rata efek pajanan (non dan
karsinogenik)
⚫ Reference Concentration Toluene = 1,43
mg/kg/hari
SUMBER DATA
⚫ Pengujian Toluene di lingkungan kerja dengan
NIOSH Method 1501.
⚫ Pengukuran BB.
⚫ Laju asupan inhalasi dengan rumus y/24 di mana
y=5.3ln(x)-6.9 dan x = Wb (kg).
⚫ Waktu pajanan harian, frekuensi, durasi pajanan
dari observasi & wawancara.
⚫ Periode rata-rata utk efek non karsinogenik 30
tahun x 365 hari/tahun atau 70 tahun x 365
hari/tahun (karsinogenik).
⚫ Reference Concentration (RfC) Toluene = 1,43
mg/kg/hari
PERHITUNGAN
I = C x R x tE x fE x Dt
Wb x tavg
Keterangan :
⚫I : asupan (Intake), jumlah risk agent (Toluene) yang masuk
ke dalam tubuh manusia per berat badan perhari (m3/kg/hari)
⚫C : konsentrasi risk agent (mg/m3 di udara)
⚫R : laju (rate) asupan atau konsumsi (m3/jam untuk inhalasi)
⚫ tE : waktu pajanan harian (jam/hari)
⚫ fE : frekuensi pajanan (hari/tahun)
⚫ Dt : durasi pajanan (tahun)
⚫ Wb : berat badan manusia /responden (kg)
⚫ tavg : periode rata-rata untuk efek non karsinogenik 30 tahun x
365 hari/tahun
RISIKO KESEHATAN
⚫ Dinyatakan sebagai Risk Quotient (RQ) untuk efek-efek
nonarsinogenik yaitu perkiraan suatu risiko yg merugikan yang
dapat terjadi pada manusia akibat dari pajanan.
RQ = Intake
RfC
RQ < 1 menunjukkan risiko kesehatan dalam kondisi aman
segala kondisi perlu dipertahankan.
RQ > 1 menunjukkan risiko kesehatan dalam kondisi tidak aman
Hal tersebut menunjukkan indikasi adanya kemungkinan terjadinya
efek risiko kesehatan yang merugikan, artinya semakin besar pajanan
risk agent berakibat semakin besar menimbulkan risiko kesehatan
sehingga perlu dilakukan pengendalian risiko terhadap efek pajanan
tersebut.
Contoh
Dari hasil pengujian LK, Pengukuran, wawancara dan
observasi didapat data analis di bagian analisis dengan
instrument GC adalah sebagai berikut :
Konsentrasi Toluen : 5,3182 ppm
BB : 72,5 kg
Jam kerja : 8 jam/hari
Jumlah hari kerja per tahun : 260 hari.
Masa kerja di tempat tsb : 28 tahun.

Bagaimana risiko kesehatan pada karyawan tersebut?


Berikan rekomendasi
I = C x R x tE x fE x Dt
Wb x tavg
⚫C = 5,3182 ppm = 20,0112 mg/m3 ;
Wb = 72,5 kg
⚫R = y/24 di mana y=5.3ln(x)-6.9 dan x
= Wb (kg).
⚫ R = 0,66 m3/jam
⚫tE = 8 jam ; fE = 260 ; Dt = 28 jam

I = 20,0112 x 0,66 x 8 x 260 x 28


72,5 x 30 x 365
I = 0,97 m3/kg/hari
RQ = Intake
RfC
RfC = 1,43 mg/kg/hari

RQ = 0,97/1,43
= 0,7
RQ < 1

Risiko kesehatan karyawan tsb dalam kondisi aman

Rekomendasi : segala kondisi perlu dipertahankan


Review penilaian risiko secara teratur.
SoAL

Dari hasil pengujian LK, Pengukuran,


wawancara dan observasi didapat data
karyawan di bagian Pengecatan adalah
sebagai berikut :
Konsentrasi Toluen : 21,7035 ppm
BB : 71,6 kg
Jam kerja : 8 jam/hari
Jumlah hari kerja per tahun : 260 hari.
Masa kerja di tempat tsb : 12 tahun.
EVALUASI
Pengendalian Risiko
⚫Risk Retension (P kecil, C kecil ):
dikelola perusahaan sendiri
⚫Risk Transfer (P kecil, C besar):
dialihkan dengan asuransi
⚫Risk Reduction (P besar, C kecil):
penerapan teknologi pengendalian
⚫Risk Avoidance (P besar, C besar)
hindari atau hilangkan proses
PENGENDALIAN
PENILAIAN PENGENDALIAN
NILAI Deskripsi
Persyaratan lengkap dari kontrol yang ada dipenuhi dan ditaati bahwa persyaratan
100% Istimewa
tersebut secara penuh diimplementasikan dan berfungsi
90% Sangat baik Kontrol yang ada diimplementasikan dan berfungsi tetapi masih perlu ditingkatkan

75%
Diimplementasikan Kontrol yang ada diimplementasikan dan berfungsi tetapi masih ada celah yang
dengan baik jelas yang harus diperbaiki
Persyaratan kontrol yang ada diimplementasikan cukup baik, tetapi memerlukan
65% Diimplementasikan
tindakan spesifik dan terfokus untuk memenuhi persyaratan
50%
Diimplementasikan Persyaratan kontrol yang ada diimplementasikan cukup baik, tetapi memerlukan
sebagian tindakan spesifik dan terfokus untuk memenuhi persyaratan
Walaupun suatu tindakan dilakukan untuk memenuhi persyaratan suatu item, ada
40%
Diimplementasikan celah atau gaps yang jelas dan ada kemungkinan kesalahpahaman terhadap
kurang 50% beberapa tindakan spesifik yang masih perlu diambil agar bisa secara semestinya
mengimplementasikan kontrol yang ada
Tidak ada tindakan riil yang telah diambil untuk mengimplementasikan persyaratan
25% Implementasi lemah tidak dipahami. Intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan bahwa
kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan persyaratan
Ada pengertian bahwa tindakan harus diambil tetapi hingga taggal ini tidak ada
15% Ada pengertian sesuatu yang telah dilakukan untuk mengimplementasikan persyaratan kontrol yang
ada
Tidak ada yang sudah dilakukan sampai tanggal ini untuk mengimplementasikan
0%
Tidak persyaratan kontrol yang ada. Tidak ada pertimbangan implementasi dalam waktu
diimplementasikan dekat. Pengertian tentang persyaratan mengkin ada, tetapi tidak ada tindakan
spesifk untuk memenuhinya.
PENILAIAN RISIKO SISA

⚫(100%-%Nilai Pengendalian) x risiko murni


⚫ 100 %
PEMANTAUAN RISIKO

⚫Preventif : tindakan pencegahan yang dilakukan agar


risiko tersebut tidak terjadi.
⚫Detektif :langkah-langkah perbaikan yang harus segera
dilakukan, apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.
⚫Protektif :langkah-langkah yang harus dilakukan pada
pasca risiko terjadi, untuk mengantisipasi agar kejadian
tersebut tidak terulang kembali
SIKLUS METODE
PENILAIAN RISIKO
Bekerja dalam lingkungan kerja laboratorium

Bekerja di lingkungan laboratorium harus mematuhi ketentuan berikut ini:

⚫ Setiap orang yang memasuki atau mengunjungi laboratorium untuk pertama kali,
atau tidak memasuki area dalam waktu 6 bulan terakhir, harus mengikuti Induksi
Keselamatan Kerja Laboratorium dan didampingi.
⚫ Pemakaian APD (alat pelindung diri) wajib yang tepat
⚫ HP harus dimatikan.
⚫ Tas dan Barang dimasukkan ke tempat / loker khusus
⚫ Tidak boleh ada sumber api tanpa pengendalian
⚫ Setiap rambu peringatan harus senantiasa dipatuhi setiap waktu
⚫ Penghalang tidak boleh dilewati tanpa seizin orang yang bertanggungjawab
⚫ Jangan mengoperasikan tombol tanpa persetujuan
Peraturan di dalam laboratorium

⚫ Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk


mencegah hal yang tidak diinginkan.
⚫ Jangan melakukan pekerjaan sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya (memahami IKA &
IKM).
⚫ Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
⚫ Harus mengetahui cara pemakaian alat emergensi: pemadam kebakaran,
eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
⚫ Setiap analis / pekerja laboratorium harus mengetahui cara memberi
pertolongan darurat (P3K).
Lanjutan...

⚫ Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan


dihapalkan saja
⚫ Dilarang makan minum dan merokok di laboratorium, hal ini berlaku
juga untuk laboran dan kepala Laboratorium.
⚫ Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika
bekerja di laboratorium
⚫ Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas, hand phone dan benda
lain dari atas meja kerja. Letakkan di loker penyimpan.
⚫ Hindari kontak langsung/menghirup langsung dengan bahan kimia /
uap bahan kimia.
Etika dan pakaian di laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium.
Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang
digunakan sehari hari.
⚫ Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu
safety yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan
sepatu safety yang memenuhi standar.
⚫ Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan karena dapat
tersangkut pada alat yang berputar.
⚫ Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan
baik meskipun penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak
nyaman.
⚫ Bekerja dengan Bahan Kimia diperlukan perhatian dan kecermatan dalam
penanganannya.
Material & Bahan Berbahaya
Material Safety Data Sheet (MSDS)/LDKB
Prinsip :
Mengetahui bahan kimia yang dipakai / dihasilkan
Bagaimana bahan kimia kontak dengan tubuh
Bagaimana bahan kimia menyebabkan kebakaran
Bagaimana tumpahan / kebocoran dapat menyebabkan gangguan
lingkungan
Labeling
Bila bahan kimia dipindah dari wadah asli, label harus ikut.
Material Safety Data Sheets (MSDS)
Program Komunikasi Bahaya
Memindahkan bahan kimia
Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
⚫ Baca label bahan sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari
kesalahan dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat
dan asam nitrat.
⚫ Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
⚫ Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
⚫ Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk
menghindari kontaminasi.
⚫ Lakukan sesuai prinsip ergonomi
Memindahkan bahan kimia padat

Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan


sebagai berikut :
⚫Gunakan sendok khusus atau alat lain yang bukan
berasal dari logam.
⚫Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
⚫Gunakan alat untuk memindahkan bekas dari
kontaminasi.
⚫Hindari satu sendok untuk bermacam macam keperluan.
Bekerja dengan bahan/alat kimia berpotensi
terjadinya kecelakaan kerja
Harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
⚫ Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label
ada pada telapak tangan .
⚫ Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati-hati kena pecahan
kaca..
⚫ Ketika memanaskan dengan alat gelas, jangan ditutup terlalu
rapat. Alat gelas bisa pecah karena pemanasan. Perhatikan
lju panas sehingga tidak meluber.
⚫ Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam
sulfatlah yang dituang sedikit demi sedikit dalam air dan
bukan sebaliknya.
Pembuangan limbah

Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan (B3), oleh karena itu perlu
penanganan khusus :
⚫ Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
⚫ Buang pada tempat yang disediakan
⚫ Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
⚫ Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
⚫ Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang dengan
pengenceran air yang cukup banyak.
⚫ Buang segera limbah bahan kimia setelah pekerjaan selesai. Catat di log book.
⚫ Limbah cair yang tidak larut dalam air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yg jelas.
⚫ Lakukan Manajemen pengelolaan limbah laboratorium
Pemasangan tanda-tanda
3 Safety Golden Rules
⚫ Berpikirlah Terlebih Dahulu & Rencanakan
Penilaian risiko yang terperinci dan perencanaan yang baik sebelum
mulai melakukan pekerjaan membantu anda untuk memilih APD yang
tepat dan menyelesaikan pekerjaan dengan aman dan efisien
⚫ Segera Hentikan jika Tidak Aman
Keputusan anda untuk menghentikan pekerjaan yang tidak aman akan
mendapat dukungan dari semua manajer.
⚫ Laporkan Tindakan & Kondisi Tidak Aman
Melaporkan semua "Kecelakaan dan Kejadian/Nyaris Celaka" akan
menyelamatkan nyawa.
GHS pictograms

!
Health Hazard

Carcinogen
Mutagenicity
Reproductive Toxicity
Respiratory Sensitizer
Target Organ Toxicity
Aspiration Toxicity
Environment

Aquatic toxicity
Exclamation Mark

Irritant (skin and eye)


Skin Sensitizer
Acute Toxicity
Narcotic Effects
Respiratory Tract Irritant
Hazardous to Ozone
Layer (Non-Mandatory)
Skull & Crossbones

Acute toxicity
(fatal or toxic)
Gas Cylinder

Gases Under
Pressure
Corrosion

Skin Corrosion/Burns
Eye Damage
Corrosive to Metals
Exploding Bomb

Explosives
Self-Reactives
Organic Peroxides
Flame Over Circle

Oxidizers
Flame

Flammables
Pyrophorics
Self-Heating
Emits Flammable Gas
Self-Reactives
Organic Peroxides
Physical Hazard Pictograms
Health Hazard Pictograms
Material Safety Data Sheets (MSDS) atau
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
Adalah suatu dokumen teknis atau lembar data yang
menguraikan atau menggambarkan tentang komposisi,
karakteristik, bahaya fisik dan kesehatan dari suatau
zat kimia.
Lembaran ini juga memberikan informasi dasar
tentang penggunaan bahan kimia yang aman, APD
yang sesuai dan prosedur keadaan darurat.
MSDS seharusnya ada untuk setiap bahan kimia dan
disimpan oleh safety officer, pihak satuan PMK dan
pihak medis

****************************************
* *** * *** * *** * *** * *** * *** * **
****************************************
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No. Kep.187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di Tempat Kerja
Perusahaan yang menggunakan, menyimpan, memakai,
memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di
tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia
berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya meliputi :
a.Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label
b.Penetapan Potensi Bahaya Instalasi
c. Penunjukan petugas K3 Kimia dan ahli K3 Kimia

****************************************
* *** * *** * *** * *** * *** * *** * **
****************************************
Lembar data Keselamatan bahan (LDKB)
harus terdiri dari 16 bagian yang meliputi :

Bagian I : Identitas Bahan dan Data Perusahaan


Pembuat Bahan Kimia
✓Nama bahan kimia, rumus kimia.
✓Nama perusahaan / pabrik pembuat, alamat, nomor
telepon dan fax

Bagian II : Komposisi bahan

****************************************
* *** * *** * *** * *** * *** * *** * **
****************************************
Bagian III : Identitifikasi Bahaya
Ringkasan bahaya yang penting
✓Rute pemajanan
✓Akibatnya terhadap kesehatan:
- mata, kulit , tertelan, terhirup, karsinogenik,
teratogenik
✓Nama perusahaan / pabrik pembuat, alamat, nomor telepon dan
fax

Bagian IV : Tindakan Pertolongan Pertama,bila


✓Terhirup ✓Terkena mata
✓Tertelan ✓Terkena kulit

****************************************
* *** * *** * *** * *** * *** * *** * **
****************************************
Bagian V : Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Bagian VI : Tindakan Terhadap Tumpahan dan
kebocoran
✓Tumpahan dan kebocoran kecil
✓Tumpahan dan kebocoran besar
✓Alat pelindung diri yang digunakan

Bagian VII : Penanganan dan Penyimpanan Bahan


Bagian VIII : Pengendalian Pemajanan dan Alat
Pelindung Diri
Bagian IX : Sifat-sifat Fisika dan Kimia

****************************************
* *** * *** * *** * *** * *** * *** * **
****************************************
Bagian X : Stabilitas dan Reaktivitas
Bagian XI : Informasi Toksikologi
✓Nilai Ambang Batas (NAB)
✓LD 50
✓LC 50
✓Iritasi mata dan kulit
✓Pemaparan jangka pendek dan panjang
Bagian XII : Informasi Ekologi
Bagian XIII : Pembuangan Limbah
Bagian XIV : Informasi Pengangkutan
Bagian XV : Informasi Peraturan Perundangan
Bagian XVI : Informasi Lain

****************************************
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai