Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FEBRIAN RADITYA PERMANA

NPM : 22035010119
KELAS : AGAMA G-754
PRODI : TEKNIK SIPIL

Kronologi 2 Begal Dibunuh Korbannya di NTB dan Komentar Bareskrim Polri


Diketahui, kasus korban begal yang menjadi tersangka di Nusa Tenggara Barat menarik
perhatian berbagai pihak, termasuk Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia
(Bareskrim Polri).
Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto ikut berkomentar terkait kasus ini. Agus
menyatakan bahwa korban begal, Amaq Sinta (34) yang sudah membunuh dua pelaku karena
demi membela diri itu seharusnya dilindungi.
Untuk memperjelas kasus begal ini agar terang benderang, Kepolisian Daerah Nusa Tenggara
Barat (Polda NTB) harus melakukan gelar perkara. Gelar perkara ini dilakukan dengan
mengundang pihak kejkasaan, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Mereka bisa dimintai
pendapat untuk menentukan apakah kejadian begal ini layak ditindaklanjuti atau tidak.
Amaq Sinta (34) menjadi tersangka karena membuat dua begal yang hendak merampas
motornya terbunuh. Dua begal lainnya yang selamat juga menjadi tersangka kasus pencurian
dengan pemberatan (curat). Kasus ini menjadi sorotan publik karena korban begal yang
membela diri malah dijadikan tersangka.
Kapolda NTB Irjen Pol Djoko Poerwanto dalam siaran persnya menyatakan bahwa kasus
yang ditangani Polres Lombok Tengah itu pada Jumat ini sudah ditangan Polda NTB.
"Dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTB," tandas Djoko. Djoko
menjelaskan, pengambilalihan perkara tersebut sebagai rangkaian tindakan penyidikan untuk
membuka kasus tersebut secara terang. Sehingga, penyidik bisa menentukan tersangka yang
seharusnya.
Berdasarkan informasi awal tersebut, Polres Lombok Tengah mendatangi tempat kejadian
perkara (TKP) dan menemukan fakta bahwa dua orang korban yang tewas adalah laki-laki
berinisial OWP (21) dan PE (30). Di TKP ditemukan barang bukti berupa sebuah pisau
dengan panjang 30 sentimeter, dua kaus atau baju milik kedua korban, celana milik korban
dan sebuah sepeda motor milik korban OWP. Selanjutnya, polisi menyelidiki kasus tersebut.
Menurutnya, kejadian itu bermula pada Minggu (10/4/2022) dini hari saat Amaq Sinta,
korban yang jadi tersangka, berkendara menggunakan sepeda motor berwarna merah. Saat
itu, dia diadang oleh empat orang yang mengunakan dua buah sepeda motor. Dua dari empat
orang itu, yakni yang mengunakan sepeda motor warna hitam, mendekati Amaq Sinta.
Keduanya memaksa Amaq Sinta menyerahkan motor yang digunakannya. Sementara, dua
lainnya, yakni berinisial HO dan WA berada di belakang melihat situasi. Ketika diadang oleh
OWP dan PE, AS (Amaq Sinta) melakukan pembelaan yang mengakibatkan OWP dan PE
meninggal dunia di TKP akibat luka tusuk di tubuh keduanya, sementara HO dan WA
melarikan diri.
Menurut saya, Sebagai manusia sudah menjadi nalurinya untuk melindungi dirinya d ari
kejahatan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya yang dapat menimbulkan kerugian
pada dirinya dengan melawan perbuatan dari si penyerang baik melawan dengan
perbuatan ringan maupun dengan perbuatan berat seperti sampai membunuh si
penyerang, hal ini disebut dengan membela diri.

Anda mungkin juga menyukai