Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jum’at[1]

26 Agustus 2022
“Tiga Perkara Haram
Dan Tiga Perkara Makruh”

Khutbah I
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ّ َ َّ َ ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ َ ْ ‫لل ُال‬
ُ‫َع‬ُ ‫ ُو‬،‫دل ُغدُان‬ ُِ ‫َع ُُمٍ ٍُد ُس ِي ُِد ُو‬ ُ ُ ‫السَل ُم‬ ُ ‫ ُوالصَل ُة ُو‬،‫ان‬ ِ
َّ‫ادلي‬
َّ ُ ‫م‬ ُ ِ ‫ي‬ِ ٍ ُِ ُ ‫احل َ ٍْ ُُد‬
ُُ‫ل‬ َ َ ْ َ َ َُ ْ َ ُ َّ َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ‫الز‬َّ ُ ‫َع ُ َم ُّر‬ ََ ْ ََ ْ َ َ
ُ ُ‫م‬ ُ ‫َشي‬ ِ ُ ُ
‫ّل‬ ُ ُ
‫ه‬ ‫د‬‫ح‬ ‫و‬ ُ ُ
‫الل‬ ُ ُ
‫ّل‬ ‫إ‬
ِ ُ ُ
‫ل‬ ‫إ‬
ِ ُ ُ
‫ّل‬ ُ ُ
‫ن‬ ‫أ‬ ُ ُ
‫د‬ ٓ ‫ش‬ ‫أ‬ ‫و‬ ُ ، ‫ان‬ِ ٌ ِ ُ ُ ُِّ ‫آل ُوصح ِب ُِّ ُوثابِ ِػي‬ ُِ ِ
ُُ‫ن ُ َسيّ َدَُا ُ ُُمَ ٍَّ ًدا ُ َعبْ ُد ُه‬ َّ َ ُ َ ْ َ َ َ َْ َ َ َّ َ َ ْ َ َّ ْ ْ َ ُ ‫ـزُُه‬ َّ ٍَُِ ْ ‫ال‬
ِ ُ ‫أ‬ ُ ُ
‫د‬ ٓ ‫ش‬ ُ
‫أ‬‫و‬ ُ ، ‫ن‬ِ ‫َك‬ ٍ ‫ال‬ ‫و‬ ُ ُ
‫ان‬
ِ ٌ ‫الز‬ ‫و‬ ُ ُ
‫ة‬
ِ ٓ ‫اْل‬
ِ ‫و‬ ُ ُ
‫ة‬ ِ ‫ي‬ ٍ
ِ ‫س‬ ‫اْل‬
ِ ِ ُ ُ
َ ‫غ‬
َ ْ ُ ُ ُ ُ َ َ ْ َّ ُ ُ ْ ُ َ َ
ْ ُ
،‫نُخي ُل ُُّاىلرآن‬ ُ ‫يَُك‬ ُ ‫اَّل‬
ِ ُ‫ل‬ ُ ٔ‫ورس‬
َْ َّ َ َ َْ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ّ َ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َّ ْ م‬
ُ
ُ‫ف‬ ُ ِ ُ‫و‬ ُِ ِ‫ ُاىلائ‬،‫ان‬ ِ ٍِ‫لل ُال‬ ُِ ‫س ُ ِبجلٔى ُا‬ ُ ِ ‫إن ُأو ِصيل ًُ ُونف‬ ُ ِ ‫ ُف‬،َِ ‫ح‬ ُ ‫اد ُالر‬ ُ ‫ ُ ِغب‬،‫أٌا ُبػد‬
ُ َ َ ُ َ َ َّ َّ ْ ُ َ َ َ ْ ْ َّ ْ َْ َ ْ ُْ َ‫نج‬
ُ‫آٌِٔا ُوغ ٍِئا‬ ُ ُ َ‫ي‬ ُ ‫اَّل‬
ِ ُ ‫ّل‬ ُ ‫) ُ ِإ‬2(ُ ‫س‬ ٍُ ‫ف ُخ‬ ُ ِ ‫ان ُى‬ ُ ‫اْلنس‬ ِ ُ ُ
‫ن‬ ‫إ‬
ِ ُ ) 1 ( ُ ُ
‫ص‬ِ ‫ػ‬ ‫اى‬ ‫و‬ ُ :ُ
‫آن‬
ِ ‫ر‬ ‫ل‬ ‫اى‬ ُ ُ
ّ
ِ ‫اب‬
ِ ِ
َ َٔ َ‫قُ َوث‬ ْ ْ َ َ َ َ َ َّ
)3(ُ‫ب‬ ُِ ْ ‫الص‬
َّ ‫اص ْٔاُب‬
ِ ُ ّ َ ‫احل‬
ِ ِ‫اتُوثٔاصٔاُب‬ ُ ِ ‫احل‬ ِ ‫الص‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama
kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara
melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang
diharamkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim,

ََْ َ ُ َ ُ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َّ َ َ َّ َّ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ْ ُ َ َ ََ ََ ًََْ َ َ َ َّ
ُ‫يو‬
ُ ‫ ُوك ِرُه ُىل ًُ ُ ِق‬،‫ات‬
ُ ِ ْ‫ات ُوٌِػا ُو‬ ُ ِ ِ‫ات ُووأ ُد ُابل‬ ُ ِ ٓ‫ٔق ُاألم‬ ُ ‫اّلل ُحر ُم ُغييل ًُ ُعل‬ ُ ُ‫ن‬ ُ ِ‫إ‬
َ ُْ ُ َ َ َ ُ‫اغ َُة‬
َ ‫الُ َوإ َض‬ َ ْ ‫الُ َو َك‬
َ ُ‫ْث َُةُالس‬ َ ََ
ُْ ‫اريُُ َُو ُُم‬
)ًٌُ ‫س ُِي‬ ُِ ‫خ‬
ُ ‫ابل‬
ُ ُ‫الُ( ُر ُو ُاه‬ ُِ ٍ‫ال‬ ِ ِ ُ ‫ؤ‬ ُ ‫وك‬
Hadirin yang berbahagia,
Dalam hadits tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebut enam perkara. Tiga perkara pertama hukumnya haram secara

[1]
Oleh: al faqir Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Dawarblandong, Kab. Mojokerto dan
Pengasuh Majelis Ilmu & Dzikir NURUL FALAH, Mojokerto. No. wa: 0815-15-785-373.

1
mutlak. Sedangkan tiga perkara berikutnya hukumnya adalah makruh.
Dan bisa meningkat menjadi haram.
Tiga perkara yang diharamkan oleh Allah dalam hadits di atas
adalah:
Pertama, ‘uququl ummahat (durhaka kepada ibu).
Durhaka kepada ibu termasuk dosa besar. Begitu juga durhaka kepada
ayah. Akan tetapi durhaka kepada ibu dosanya lebih besar daripada
durhaka kepada ayah. Sebaliknya berbakti kepada kedua orang tua
pahalanya sangat agung. Dan berbakti kepada ibu lebih besar pahalanya
daripada berbakti kepada ayah.
Durhaka kepada orang tua artinya menyakiti hatinya dengan rasa
sakit yang tidak ringan seperti mencacinya, memukulnya atau
menghinanya di hadapan orang banyak.
Seorang muslim yang durhaka kepada orang tuanya, kelak di
akhirat walaupun masuk ke dalam surga karena keIslamannya, tapi ia
tidak akan memasuki surga bersama golongan yang pertama masuk
surga. Ia akan disiksa terlebih dahulu di neraka dengan siksaan yang
sangat pedih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُ)ًُ ‫اك‬ َ ُ َ َ َ ّ ُ َ ُ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َّ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ٌ َ َ َ
ُِ ‫احل‬
ُ ُ‫ثُورجي ُةُاىنِسا ُِءُ(رو ُاه‬
ُ ٔ‫ُاىػاقُُ ُبِٔ ِادلي ُُِّوادلي‬،‫نُاىـجِة‬ ُ ٔ‫ّلُيدخي‬ ُ ُ‫ثَلث ُة‬
Maknanya: “Tiga golongan tidak akan masuk surga (bersama gelombang-
gelombang awal orang-orang yang masuk surga), yaitu orang yang durhaka
kepada kedua orang tuanya, dayyuts (orang yang mengetahui keluarganya
berbuat zina tapi ia biarkan saja padahal ia mampu mencegahnya) dan para
perempuan yang menyerupai laki-laki dalam pakaian dan lainnya” (HR al
Hakim)
Bahkan Allah memerintahkan berbuat baik kepada kedua orang
tua yang kafir akan tetapi tidak boleh menaati keduanya dalam kufur dan
maksiat.
Termasuk durhaka adalah menaati perintah ibu untuk berbuat
zalim kepada ayah. Atau sebaliknya, membantu ayah untuk berbuat zalim
kepada ibu. Karena memang tidak boleh membantu seseorang untuk
berbuat zalim kepada orang lain.
Kedua, wa’dul banat (mengubur anak perempuan hidup-hidup).
Perbuatan keji ini marak dilakukan pada zaman jahiliyah. Orang yang
pertama kali melakukannya adalah Qais bin ‘Ashim. Hal ini masuk
kategori membunuh yang diharamkan dan termasuk salah satu dosa
2
besar. Bahkan merupakan dosa paling besar setelah kufur atau syirik.
Lebih-lebih lagi jika yang dibunuh adalah mahram, seperti ayah, ibu atau
anak. Membunuh mahram lebih besar dosanya dibandingkan membunuh
selain mahram.
Ketiga, man’an wa hati.
Man’an artinya menahan diri untuk tidak menunaikan kewajiban terkait
harta padahal mampu melakukannya. Seperti orang yang tidak mau
membayar zakat padahal ia mampu. Ini adalah dosa besar. Begitu juga
orang yang punya tanggungan hutang yang sudah jatuh tempo tapi tidak
mau membayarnya padahal ia mampu membayarnya. Hal ini juga
termasuk dosa besar.
Hati artinya Allah mengharamkan seseorang untuk meminta
sesuatu yang tidak halal baginya. Seperti seseorang yang meminta
bagian dari harta zakat padahal ia bukan mustahiqq (orang yang berhak
menerima zakat). Ini adalah dosa besar. Begitu juga orang yang meminta
bagian dari harta wakaf padahal ia tidak memiliki hak atas harta wakaf
tersebut.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sedangkan tiga perkara berikutnya yang disebutkan dalam hadits
di atas adalah:
Pertama, qila wa qala.
Yaitu banyak omong dalam hal-hal yang tidak ada manfaatnya.
Hukumnya adalah makruh. Artinya sebaiknya ditinggalkan. Karena
banyak omong dalam masalah yang tidak bermanfaat dapat
menjerumuskan seseorang kepada pembicaraan yang diharamkan,
seperti ghibah (membicarakan keburukan orang lain yang memang ada
padanya, tidak di hadapannya, seandainya ia mendengar maka ia tidak
suka keburukannya itu dibicarakan), namimah (memindah omongan dari
satu orang ke orang lain untuk mengadu domba sesama muslim atau
merusak hubungan antar mereka) dan lain sebagainya.
Kedua, kats-ratus su’al, yaitu banyak bertanya.
Banyak bertanya mengenai hal-hal yang tidak diperlukan dan tidak
dibutuhkan hukumnya makruh. Adapun bertanya mengenai masalah
yang terkait agama yang dibutuhkan dan diperlukan hukumnya wajib.
Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha memuji kaum muslimat Anshor yang
tidak pernah malu bertanya kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi

3
wa sallam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan agama. Beliau

ْ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َّ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َْْ ُ َ ُ َ ّ َ ْ
mengatakan:
ُُ‫َ ُ( َُر َُو ُاه‬ ْ
ُِ ‫دل ُي‬ّ
ُِ ‫ف ُا‬
ُُِ ََ
ُ ُٓ ‫ن ُ ُي ُج ُف ُل‬
ُ ‫اء ُ ُأ‬
ُ ‫ح ُي‬
ُ ‫َ ُ ُاىـ‬
ُ ٓ‫ ُُل ًُ ُ ُي ٍُِػ‬،‫ار‬
ُِ ‫ص‬َ
ُ ُ‫األ‬
ُ ُ ‫اء‬
ُ ‫س‬
ُ ِ ‫اء ُُن‬
ُ ‫س‬
ُ ‫ُِ ُػ ًُ ُاى ُِن‬
َ ُْ
)ُ‫اري‬ ُِ ‫خ‬
ُ ‫ابل‬
ُ
Maknanya: “Sebaik-baik perempuan adalah perempuan Kaum Anshor. Rasa
malu tidak mencegah mereka untuk memperdalam ilmu agama”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari)
Ketiga, idla’atul mal.
Yaitu membelanjakan harta pada selain kebaikan. Apabila harta itu
dibelanjakan dari sumber yang halal dan dengan cara yang halal untuk
bersenang-senang dan bermewah-mewahan, maka hal itu tidaklah
terhitung dosa. Hukumnya makruh, sebaiknya tidak dilakukan. Karena
memperbanyak kesenangan dan kemewahan hidup bukanlah termasuk
perilaku orang-orang yang bertakwa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berpesan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal radliyallahu ‘anhu:
)‫ق‬ َ ْ ُ‫يُ( َر َو ُُاه‬
ُ ِ َٓ ْ‫ابلي‬
ْ ْ َْ
َُ ٍُِ ‫للُ ُى ُي ُس ُْٔاُ ُبِ ُال ٍُُ ُجَ َُِ ُِّػ‬
َ َّ َ
ُ ‫ال َُِػ ًَُُ ُف ُِإ‬
ُ َ‫نُ ِغب‬
ُِ ‫ادُا‬ َُ َّ‫ُِإ ُي‬
َُّ ‫اكُ َُو‬
Maknanya: “Jauhilah sifat gemar bersenang-senang dan bermewah-
mewahan, karena hamba-hamba Allah yang shalih bukanlah orang-orang
yang gemar bersenang-senang dan bermewah-mewahan” (HR al-Baihaqi)
Sedangkan apabila harta itu dibelanjakan pada kemaksiatan, maka
hal itu tergolong dosa dan maksiat.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan
ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita amalkan
bersama.
ُ ْ َّ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ َّ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ‫َ ُ ْ ُ َ ْ ْ م‬
ُ .ًُ ‫ُ ِإُ ُُّْ ُُٔاىغفٔ ُرُالر ِحي‬،‫ُفاسجغ ِفروه‬،ً‫لُوىل‬ُ ِ ُ‫الل‬
ُ ُ‫لُ ُْذاُوأسجغ ِف ُر‬
ُ ِ ٔ‫أكٔ ُلُك‬

4
‫َ َ َ َ ُ َ ّ ْ َ ُ َ ّ ُ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫آلُ‬
‫َع ُ ِ ُِ‬ ‫َع ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُالٍصطَف‪ُ ،‬و ُ‬ ‫ل ُوأس ِي ًُ ُ ُ‬ ‫لل ُوكَف‪ُ ،‬وأص ِ ُ‬ ‫احلٍ ُد ُ ُِ‬
‫َ‬
‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َّ َ َّ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ن ُس ِيدُاُ‬ ‫م ُل‪ُ ،‬وأشٓ ُد ُأ ُ‬ ‫َشي ُ‬ ‫ّل ُ ِ‬ ‫الل ُوحد ُه ُ ُ‬ ‫ّل ُ ُ‬ ‫ل ُ ِإ ُ‬ ‫ّل ُ ِإ ُ‬
‫نُ ُ‬ ‫و ُالٔفا‪ُ.‬أشٓ ُد ُأ ُ‬ ‫حابِ ُِّ ُأْ ُِ‬ ‫وأص ُ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َُ‬
‫ل‪ُ .‬‬ ‫ُم ٍَّ ًداُعبْ ُد ُُهُ َو َر ُس ْٔ ُُ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ‬
‫ل ُاى ُػ ِظي ًُُِ‬ ‫لل ُاىػ ِ ُِّ‬ ‫س ُبِجلٔى ُا ُِ‬ ‫ْ‬
‫ُأٌا ُبػد‪ُ ،‬فيا ُأيٓا ُالٍس ِئٍن‪ُ ،‬أو ِصيل ًُ ُونف ِ ُ‬ ‫ُ‬
‫ْ َ‬ ‫ََ َ‬ ‫َّ َ َ َّ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫َع ُُ ِب ِيّ ُِّ ُاىه ِريْ ًُُِ‬ ‫السَلمُِ ُ ُ‬ ‫الل ُأ َم َرك ًُْ ُبِأم ٍُر ُ َغ ِظيْ ًٍ‪ُ ،‬أ َم َرك ًُْ ُبِالصَل ُِة ُو‬ ‫ن ُ َُ‬ ‫َواغي ٍُ ْٔا ُأ ُ‬
‫ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ ِّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُ ُ َ َ َ َ َّ َ َ َ َّ‬ ‫َ َ َ َّ َّ َ َ َ َ‬
‫يَُآٌِٔاُصئاُغيي ُُِّوسئٍاُ‬ ‫اَّل ُ‬ ‫ِب‪ُ،‬ياُأيٓاُ ِ‬ ‫َعُانل ِّ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ٔن‬ ‫ي‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ّ‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ِ‬ ‫ئ‬ ‫َل‬ ‫اّللُوم‬‫نُ ُ‬ ‫ال‪ِ ُ:‬إ ُ‬ ‫فل ُ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ْ ً َ ُ َّ َ ّ َ‬
‫َع ُ َس ِّي ِدُاُ‬ ‫تُ َ ُ‬ ‫آل ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُنٍا ُصيي ُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫وُ َ ُ‬ ‫تس ِييٍا‪ُ ،‬اليُٓ ًُ ُص ُِ‬
‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ّ َ َْ َْ ََ ْ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫آل ُ َس ِيّ ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُن ٍَاُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫كُ َ ُ‬ ‫ار ُ‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ً‬ ‫ي‬ ‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ُ‬ ‫د‬‫ِ‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫ِإبرا ِْي ًُ ُو‬
‫َ ّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ٌ‬ ‫َ َْ َ ََ َ ّ َ َْ َْ َ ََ‬
‫َميْ ُد‪ُ.‬‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫ي‬ ‫ح‬‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ُ‬ ‫إ‬ ‫ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ُ‬
‫ي‬ ‫ٍ‬ ‫ال‬ ‫ػ‬ ‫اى‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ف‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬
‫ِ ِِ ِ ِ ِ‬ ‫ً‬ ‫ي‬‫ْ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ُ‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫َع ُس ِي ِدُا ُ ِإبرا ِْي ًُ ُو‬ ‫تُ ُ‬ ‫بار ُك ُ‬
‫َ‬ ‫ُْ ْ َ َْْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫يُ َوال ْ ٍُ ْؤٌَِ‬ ‫اتُوال ْ ٍُ ْؤٌِ ْ َ‬ ‫يُ َوال ْ ٍُ ْسي َ‬ ‫اغف ُْرُليْ ٍُ ْسيٍ ْ َ‬ ‫َ ُ َّ ْ‬
‫ات‪ُ،‬‬ ‫ِ‬ ‫ٔ‬ ‫م‬ ‫األ‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ً‬ ‫ٓ‬ ‫ِ‬ ‫ٌ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫األ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ات‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اليُٓ ًُُ‬
‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ‬
‫فُ‬‫غ ُوالسئ ُ‬ ‫اء ُوالٍِه ُر ُوابل ُ‬ ‫اء ُواىفحش ُ‬ ‫امهلل ُاد ُف ُع ُعِا ُابلَل ُء ُواىغَل ُء ُوالٔب ُ‬
‫ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً‬
‫َُ‬‫اص ُة ُ َو ٌِ ُْ‬ ‫َلُا ُْذا ُخ‬ ‫َ ُب ِ‬ ‫الٍخج ِيف ُة ُوالشدائِ ُد ُوال ٍِحَ‪ٌُ ،‬ا ُظٓ ُر ُ ٌِِٓا ُوٌا ُبطَ‪ُ ٌِ ُ ،‬‬
‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ َ ُ ّ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬
‫كَُش ٍُءُك ِدي ُر ُ‬ ‫َعُ ُِ‬ ‫مُ ُ‬ ‫يَُعٌة‪ِ ُ،‬إُ ُ‬ ‫انُالٍس ِي ٍِ ُ‬ ‫بَل ُِ‬
‫ُْ ْ َ َْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫َُ‬‫ه ُ َغ ُِ‬ ‫ويِ ُ‬ ‫بُ‬ ‫ان ُ َو ِإيجَا ُِء ُ ِذي ُاىلر ُ‬ ‫الل ُيَأ ُم ُُر ُبِاى َػد ُِل ُ َواْلح َس ُِ‬ ‫إن ُ َُ‬ ‫لل‪ُ ُ ،‬‬ ‫اد ُا ِ‬ ‫ِغبَ ُ‬
‫َ ْ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ ُ‬ ‫َ ْ َ‬
‫الل ُاى َػ ِظيْ ًَُُ‬ ‫ن‪ُ .‬فاذن ُروا ُ ُ‬ ‫غ‪ُ ،‬ي ِػظل ًُ ُىػيل ًُ ُثذنرو ُ‬ ‫ابل‬
‫َ ْ ِ َ ْ ِ‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ر‬ ‫ه‬ ‫ِ‬‫ٍ‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ش‬ ‫اىفح‬
‫ب‪ُ.‬‬‫للُأك َُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ُْ ُ‬
‫َّلن ُرُا ُِ‬ ‫يذنرك ًُُو ُِ‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa‬‬
‫‪Timur dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kab. Mojokerto, Tinggal di‬‬
‫‪Dawarblandong Mojokerto‬‬

‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai