Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jum’at

BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA


Oleh: Nur Rohmad[1]

ْ َ
Khutbah I
ْ َ َ ََ َ ْ ُ َ َّ َ ُ َ ّ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ ْ َ
ُُِّ ‫آل ُوصح ِت‬ ُِ ِ ُ ‫َع‬
ُ ‫ ُو‬،‫هلل‬ ِ ‫َع ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُرسٔ ُِل ُا‬ ُ ُ ‫ ُوالصَل ُة ُوالسَل ُم‬،‫هلل‬ ِ ُ ‫اْلٍ ُد‬
ً َّ َ َ
َ ُ َ َ ّ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َّ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ
َ
ُ‫ن ُس ِيدُا ُُمٍدا‬ ُ ‫ ُوأشٓ ُد ُأ‬،‫م ُل‬ ُ ‫َشي‬ ِ ُ ‫َل‬ ُ ُ ‫اهلل ُوحد ُه‬ُ ُ ‫َل‬
ُ ‫ل ُ ِإ‬
ُ ‫َل ُ ِإ‬
ُ ُ‫ن‬ ُ ‫ ُوأشٓ ُد ُأ‬،‫َ ُواَله‬ ُ ٌ‫و‬
ْ َّ َ َ ُ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ
ُ ،‫بُ َبػ َد ُه‬
ُ ِ ُُ‫َل‬ُ ُ،‫عتد ُهُ ُورسٔل‬
َ ُْ ْ َ ْ ْ َ ْ ّّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ُ ّّ َ ُ ْ َ َّ َ
ًُُِ ‫ف ُُمك‬ ُ ِ ُ‫و‬ ُِ ِ‫ل ُاىل ِدي ُِر ُاىلائ‬ ُ ِ ‫هلل ُاىػ‬ ُِ ‫س ُةِخلٔى ُا‬ ُ ِ ‫ّن ُأو ِصيك ًُ ُونف‬ ُ ‫ ُف ِإ‬،‫أٌا ُبػ ُد‬
ُ‫اَم‬ َ َ‫اْلخ‬ َ ْ ‫بُ َو‬ َ ُْ
ُ ‫اُوبِ ِذيُاىل ْر‬ َ ًُ‫ح َسا‬ ْ ْ َ َْ َ ًْ َ
‫ُوبِالٔ ِاِلي َُِ ِإ‬،‫ْشكٔاُةِ ُِّشيئا‬
ُ ْ ُ َ َ َ َّ
‫ُت‬ ‫َل‬ ‫ُو‬ ‫واُاَّلل‬ ‫د‬ ُ ُ‫اعت‬ْ َ
‫و‬ ُ :ُ
ِّ ‫اة‬َ‫نخ‬
ِ
ِ ِ
ْ
َ ‫احب ُةاْلَِْب‬ ْ
َ ‫ُواْلَار ُاْلُُِب‬ْ َ ‫ُواْلَار ُ ِذيُاىْ ُل ْر َب‬ ْ َ ‫َوال ْ ٍَ َسا ِنني‬
ُ‫ُو ٌَا‬ َ ‫ُالسبيو‬
ِ ِ
َّ َْ‫ُواة‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َّ ‫ُو‬
‫الص‬ ِ ِ ِ ِ
ً ُ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُّ ُ َ َّ َّ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ
ً َ
ُ ‫ٔرا‬
ُ ‫ُُيبٌََُُكنُُمخاَلُفخ‬ ِ ‫ُ ِإنُاَّللَُل‬،ًُ ‫ميهجُأيٍاُك‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada
diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua
kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Dalam ayat di atas, salah satu perintah yang disampaikan kepada kita
adalah berbuat baik kepada tetangga. Yaitu dalam firman-Nya:

ُ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ُْ َ ْ َ
ُ ِ ِ‫ارُاْل‬
‫ب‬ ِ ‫ارُ ِذيُاىلربُواْل‬
ِ ‫واْل‬
yakni tetangga dekat maupun tetangga yang jauh dari rumah kita, atau
tetangga yang ada hubungan kekerabatan dengan kita maupun tetangga
yang tidak ada hubungan kekerabatan dengan kita. Terhadap mereka
semua, kita diperintahkan untuk berbuat baik.

[1] Pengasuh Majelis Ta’lim NURUL FALAH, Dawarblandong, Mojokerto. No. wa: 082244517455

1
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahu kita bahwa salah
satu tanda kesempurnaan iman seseorang adalah memuliakan tetangga.
Baginda bersabda:
ُ
َ ‫هر ُْمُ َج‬ْ ُْ َ ُ ٌِ ‫نُيُ ْؤ‬َ َ ْ
ُّ
)ً‫ابلخاريُومسي‬ ُ‫ارُُهُ(رواه‬ ِ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ُُ
‫ر‬ِ ‫اآلخ‬
ِ ُُِ‫م‬ ْ ‫اْل‬
ُ
ٔ َ ‫هللُ َو‬
ُ
ِ ‫ا‬‫ة‬
ِ ُُ
َ ُ ‫ٌََُك‬
ُ

Maknanya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir


(dengan iman yang sempurna), maka hendaklah ia memuliakan
tetangganya” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Bahkan Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada


para perempuan, yaitu istri-istri kita untuk berbuat baik kepada tetangga-
tetangga perempuan mereka dalam sabdanya:

َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ٌ َ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ
ُ ُ)‫َُشا ٍُةُ(رواهٌُالمُفُاملٔطأ‬
ُ ‫نُجار ُةُ ِْلار ُحِٓاُول ُُٔ ِفر ِس‬
ُ ‫َلَُت ِلر‬
ُ ُ‫ات‬
ُ ِ ٍ‫اءُالٍس ِي‬
ُ ‫ياُنِس‬

Maknanya: “Wahai para perempuan muslimah, janganlah sekali-kali


seseorang dari kalian menganggap remeh untuk berbagi dengan
tetangganya meskipun hanya dengan kuku kambing” (HR Malik dalam al-
Muwattha’)

Hadirin yang berbahagia,


Salah satu hal yang dapat menguatkan hubungan kita dengan tetangga
dan menjadi sebab timbulnya rasa kasih sayang antar tetangga adalah
saling berbagi dan saling memberi hadiah. Sahabat Abu Dzarr radliyallahu
‘anhu berkata:

ُْ‫اء ُُهُ ُث ًَُُّ ْان ُظ ُر‬ ُْ ‫جُ َم َركًاُفَأَ ْك‬


َ ٌَ ُ‫ث‬ ْ َ َ َ َ ََ
َُ ‫خ‬ ‫ُ ِإذاُطت‬:‫ال‬
ُ ‫اّنُفل‬ َ ْ َ
ُ ِ ‫ل صىلُاهللُغييُّوسيًُ ُأوص‬
َ َّ
ُْ ِ ْ‫نُخ ِيي‬ ُ ‫ِإ‬
ِ
ْ َ َْ ْ ُْ ََ َ َْ ْ َ
)ً‫ف"ُ(رواهُمسي‬ ْ ُ
ُ ٍ ‫مُفأ ِصتٓ ًُُ ٌِِٓاُةِـٍػرو‬
ُ ُِ‫َُ ِجْيا‬ ُ ٍ ْ‫أْوُ َبي‬
ُ ٌِ ُ‫ج‬ ُ

Maknanya: “Sesungguhnya kekasihku (Nabi Muhammad shallallahu


‘alaihi wa sallam) berpesan kepadaku: Jika engkau memasak sup, maka
perbanyaklah kuahnya, kemudian lihatlah salah satu keluarga di antara

2
tetanggamu lalu berikanlah sebagian darinya kepada mereka dengan
baik” (HR Muslim)

Hadirin rahimakumullah,
Mengenai sikap baik kepada tetangga, kisah yang sering diceritakan oleh
para ulama adalah sikap seorang wali yang bernama Sahl at-Tustari
kepada tetangganya yang beragama Majusi. Ibn al-Mulaqqin dalam
Thabaqat al-Auliya’ menceritakan:

Sahl as-Tustari memiliki seorang tetangga yang beragama Majusi. Suatu


ketika jamban tetangganya yang Majusi itu bocor hingga mengalirlah
kotoran dari jamban itu ke rumah Sahl. Dengan penuh kesabaran, di
siang hari Sahl menampung kotoran itu. Lalu Ia membuangnya di malam
hari. Setahun hal itu berjalan. Sahl sama sekali tidak pernah mengeluh
dan protes kepada tetangganya tersebut. Suatu saat, Sahl jatuh sakit. Ia
lalu memanggil sang Majusi dan memberitahunya tentang kotoran
Majusi yang mengalir ke rumahnya setiap hari. Sahl merasa ajalnya sudah
dekat. Ia khawatir jika hal itu tidak ia beritahukan kepada Majusi, ahli
waris Sahl tidak akan bersabar sebagaimana ia bersabar. Itu akan
menyebabkan mereka memusuhi Majusi. Mendengar hal itu, Majusi
menangis terharu bercampur takjub atas kesabaran Sahl yang luar biasa.
Sang Majusi lalu berkata: “Anda bersabar atas gangguan kotoran dari
jambanku selama berbulan-bulan. Anda tetap memperlakukanku dengan
sangat baik. Ulurkan tangan Anda. Aku akan masuk Islam dengan
membaca dua kalimat syahadat di hadapan Anda.” Tidak lama setelah
itu, Sahl pun meninggal dunia.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Teladan yang dicontohkan Imam Sahl jangan hanya dikisahkan semata.
Akan tetapi sudah semestinya kita meneladaninya dan menerapkannya
dalam kehidupan kita sehari-hari. Mampukah kita melakukan hal yang
sama? Ataukah sebaliknya, kita akan mengeluh, berteriak-teriak dan
bertengkar dengan tetangga kita jika mengalami hal sama? Padahal
tetangga kita adalah saudara kita sesama muslim. Dan yang mengalir ke
rumah kita mungkin adalah air yang suci, bukan kotoran yang najis
seperti yang dialami oleh Imam Sahl.

3
Kaum muslimin yang berbahagia,
Marilah kita saling mengingatkan untuk berbuat baik kepada tetangga
kita. Kita hindarkan diri kita dari apapun yang dapat menyakitinya atau
melukai hatinya. Janganlah kita bertanya kepadanya mengenai sesuatu
yang bukan urusan kita dan kita tidak berkepentingan dengannya.
Janganlah kita mencari-cari aibnya. Janganlah kita berusaha melihat
sesuatu yang ia sembunyikan dari kita. Janganlah kita mendengarkan
atau mencuri dengar pembicaraan yang ia rahasiakan dari kita. Kita jaga
pandangan mata kita, jangan sampai mencuri pandang perempuan-
perempuan yang ada di rumahnya. Marilah kita berbagi makanan dan
minuman dengannya. Jika ia sakit, marilah kita menjenguknya. Jika ia
meninggal, marilah kita antarkan jenazahnya ke pemakaman. Kita
menghiburnya apabila ia ditimpa musibah. Kita bantu jika ia
membutuhkan bantuan. Kita hutangi jika ia membutuhkan. Marilah kita
memperlakukan tetangga kita dengan baik sebagaimana kita ingin
diperlakukan olehnya dengan baik. Marilah kita bersabar atas
gangguannya. Marilah kita bersabar atas perlakukan buruknya kepada
kita. Marilah kita tampakkan kegembiraan saat ia gembira. Kita
tampakkan kesedihan saat ia bersedih. Kita jaga rahasianya. Janganlah
kita sebarkan aib dan keburukannya. Kita maafkan kesalahannya. Kita
bimbing dan ajarkan ilmu agama yang tidak ia ketahui dengan penuh
kelembutan. Kita ingatkan jika ia berbuat salah dengan cara yang bijak.

Hadirin rahimakumullah,
Sudahkah itu semua kita lakukan kepada tetangga kita?. Ataukah
sebaliknya. Jangankan berbuat baik kepada tetangga, mengenalnya saja
tidak. Kita bahkan tidak mengetahui dengan siapa kita bertetangga.
Padahal kita telah bertahun-tahun hidup bertetangga dengannya.
Jangankan berbuat baik, mengucapkan salam kepadanya saja tidak.
Sekadar menyapa dan berbicara dengannya saja tidak. Na’udzu billahi min
dzalik. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang acuh tak
acuh dengan tetangga kita. Mudah-mudahan kita digolongkan ke dalam
orang-orang yang senantiasa memuliakan tetangga sebagaiamana
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

4
‫‪Saking besarnya hak-hak tetangga yang harus kita penuhi, sampai-sampai‬‬
‫‪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:‬‬

‫ْ َ َ َّ َ َ ْ ُ َ َّ ُ َ ُ َ ّ ُ ُ‬ ‫َ ََ ُ ْ ُ‬
‫ّ‬
‫ٌخفقُغييّ) ُ‬
‫جُأُ ُُّسئ ِرث ُّ"ُُ( ُ‬ ‫ّتُظِِ ُ‬‫ارُح ُ‬ ‫وُيُ ْٔ ِصيْ ِ ُ‬
‫نُةِاىـج ُِ‬ ‫ْبيْ ُ‬
‫الُ ِج ِ‬
‫ٌاُيز ُ‬

‫‪Maknanya: “Jibril terus menerus berpesan kepadaku untuk berbuat baik‬‬


‫‪kepada tetangga hingga aku mengira bahwa ia akan menjadikan seorang‬‬
‫)‪tetangga akan mewarisi harta tetangganya” (HR al-Bukhari dan Muslim‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬


‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.‬‬
‫‪Semoga bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita amalkan bersama.‬‬

‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ ُ ُ َ ْ َ ُ‬


‫لُوىكً‪ُ،‬فاسخغ ِفروه‪ُ،‬إُِ ُُّْ ُُٔاىغفٔ ُرُالر ِحي ًُ‪ُ .‬‬ ‫اهللُ ِ ُ‬
‫لُُْذاُوأسخغ ِف ُرُ ُ‬
‫أكٔ ُلُكٔ ِ ُ‬

‫َ َ َ َ ُ َ ّ ْ َ ُ َ ّ ُ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫آلُ‬
‫َع ُ ِ ُِ‬ ‫َع ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُالٍصطَف‪ُ ،‬و ُ‬ ‫ل ُوأس ِي ًُ ُ ُ‬ ‫هلل ُوكَف‪ُ ،‬وأص ِ ُ‬ ‫اْلٍ ُد ُ ُِ‬
‫َ‬
‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َّ َ َّ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ن ُس ِيدُاُ‬ ‫م ُل‪ُ ،‬وأشٓ ُد ُأ ُ‬ ‫َشي ُ‬ ‫َل ُ ِ‬ ‫اهلل ُوحد ُه ُ ُ‬ ‫َل ُ ُ‬ ‫ل ُ ِإ ُ‬ ‫َل ُ ِإ ُ‬
‫نُ ُ‬ ‫و ُالٔفا‪ُ.‬أشٓ ُد ُأ ُ‬ ‫وأصحاةِ ُِّ ُأْ ُِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َُ‬
‫ل‪ُ .‬‬ ‫ُم ٍَّ ًداُعتْ ُُد ُُهُ َو َر ُس ْٔ ُُ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َ ُّ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ‬
‫ل ُاىػ ِظي ًُُِ‬ ‫هلل ُاىػ ِ ُِّ‬
‫س ُةِخلٔى ُا ُِ‬ ‫ْ‬
‫ُأٌا ُبػد‪ُ ،‬فيا ُأيٓا ُالٍس ِئٍن‪ُ ،‬أو ِصيك ًُ ُونف ِ ُ‬ ‫ُ‬
‫ْ‬ ‫ََ َ ّ ْ َ‬ ‫َّ َ َ َّ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ‬
‫َع ُُ ِب ِي ُِّ ُاىه ِري ًُُِ‬ ‫اهلل ُأمرك ًُ ُةِأم ٍُر ُغ ِظي ًٍ‪ُ ،‬أمرك ًُ ُةِالصَل ُِة ُوالسَلمُِ ُ ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫واغئٍا ُأ ُ‬
‫ُ‬ ‫َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ ّّ َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ َ ُّ َ َ ْ َ َ ّّ‬ ‫َ َ َ َّ َّ َ َ َ َ‬
‫يَُآٌِٔاُصئاُغيي ُُِّوسئٍاُ‬ ‫اَّل ُ‬ ‫َعُانل ِب‪ُ،‬ياُأيٓاُ ِ‬ ‫ٔنُ ُ‬ ‫اَّللُومَلئِكخ ُُّيصي ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫ال‪ُ:‬إِ ُ‬ ‫فل ُ‬
‫َ‬ ‫َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ْ ً َ ِّ ُ َّ َ ّ َ‬
‫َع ُ َس ِّي ِدُاُ‬ ‫جُ َ ُ‬ ‫آل ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُنٍا ُصيي ُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫وُ َ ُ‬ ‫ليٓ ًُ ُص ُِ‬ ‫تس ِييٍا‪ُ ،‬ا ُ‬
‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ّ َ َْ َْ ََ ْ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫آل ُ َس ِيّ ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُن ٍَاُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫كُ َ ُ‬ ‫ار ُ‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ً‬ ‫ي‬‫ْ‬‫ِ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ة‬‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ُ‬ ‫د‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫ِإةرا ِْ ُي ًُ ُو‬
‫َ ّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ٌ‬ ‫َ َْ َ ََ َ ّ َ َْ َْ َ ََ‬
‫َميْ ُد‪ُ.‬‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫ي‬ ‫َح‬
‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ُ‬ ‫إ‬ ‫ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ُ‬
‫ني‬ ‫ٍ‬ ‫ال‬ ‫ػ‬ ‫اى‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ف‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬ ‫ً‬
‫ِ ِِ ِ ِ ِ‬ ‫ي‬‫ْ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ة‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ُ‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫َع ُس ِي ِدُا ُ ِإةرا ِْي ًُ ُو‬ ‫جُ ُ‬ ‫ةارك ُ‬
‫ُْ ْ َ َْْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ُْ ْ َْ ْ ْ‬ ‫َ ِّ ُ َّ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ ْ‬
‫ات‪ُ،‬‬ ‫َ‬
‫اتُاْلحيا ُِءُ ٌِِٓ ًُُواْلمٔ ِ‬
‫َ‬ ‫نيُ َوال ٍُؤ ٌَِِ ِ ُ‬ ‫اتُوالٍؤ ٌِ ِِ ُ‬ ‫نيُ َوال ٍُ ْس ِي ٍَ ِ ُ‬ ‫اغ ِف ُرُلِيٍس ِي ٍِ ُ‬ ‫ليٓ ًُُ ُ‬ ‫اُ‬
‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُّ َ‬
‫فُ‬‫السيُ ْٔ ُ‬ ‫غ ُو‬ ‫اء ُوالٍِه ُر ُوابل ُ‬ ‫اء ُواىفحش ُ‬ ‫امهلل ُادف ُع ُعِا ُابلَل ُء ُواىغَل ُء ُوالٔب ُ‬
‫‪5‬‬
‫َُْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً‬
‫َلُا ُْذا ُخاص ُث ُو ٌِ ُ‬ ‫َ ُة ِ‬
‫الٍخخ ِيف ُث ُوالشدائِ ُد ُوال ٍِحَ‪ٌُ ،‬ا ُظٓ ُر ُ ٌِِٓا ُوٌا ُبطَ‪ُ ٌِ ُ ،‬‬
‫ْ ُ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ َ ُ ّ َ ْ َ‬ ‫ْ‬
‫َش ٍُءُك ِديْ ٌُر ُ‬‫كُ‬
‫َعُ ُِ‬
‫مُ ُ‬
‫نيَُعٌث‪ِ ُ،‬إُ ُ‬ ‫انُالٍس ِي ٍِ ُ‬ ‫ةُ ََل ُِ‬
‫َ‬ ‫ُْ ْ َ َْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َّ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ‬ ‫َ‬
‫َُ‬‫ه ُغ ُِ‬ ‫ب ُويِ ُ‬ ‫ان ُو ِإيخا ُِء ُ ِذي ُاىلر ُ‬ ‫َ‬
‫اهلل ُيأم ُر ُةِاىػد ُِل ُواْلحس ُِ‬‫إن ُ ُ‬ ‫هلل‪ُ ُ ،‬‬
‫اد ُا ِ‬ ‫ِغتَ ُ‬
‫َ ْ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ ُ‬ ‫َ ْ َ‬
‫اهلل ُاى َػ ِظيْ ًَُُ‬
‫ن‪ُ .‬فاذن ُروا ُ ُ‬
‫غ‪ُ ،‬ي ِػظك ًُ ُىػيك ًُ ُحذنرو ُ‬ ‫ابل‬‫و‬ ‫ُ‬
‫َ ْ ِ َ ْ ِ‬ ‫ُ‬
‫ر‬ ‫ه‬ ‫ِ‬‫ٍ‬ ‫ال‬‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ش‬ ‫اىفح‬
‫هللُأك َ ُُ‬ ‫َْ ُ ُ ْ‬
‫ْب‪.‬‬ ‫َّلن ُُرُا ُِ‬‫يذن ْرك ًُُ َو ِ‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa‬‬


‫‪Timur dan Ketua BidangُPeribadatanُ& Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia‬‬
‫‪Kab. Mojokerto‬‬

‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai