Anda di halaman 1dari 18

‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬ ‫السَ‬

‫‪MENOLAK‬‬ ‫ج ُد‪ََٔ ،‬أَِّغ ُ‬


‫د‬ ‫ب اِلَى ِ ِٗ‬
‫ِِّٗق ُ‬
‫‪RADIKALISME‬‬ ‫َُأ‬
‫ّ‬
‫حِىدُ‬ ‫َالِ َ‬ ‫ح َى‬
‫ُو َ‬
‫لَِم‬ ‫ّ ّدا َعِبدُٓ ََٔز ِٕضلُْ‬
‫ِّْ‬ ‫ال َ‬
‫اَل‬ ‫از‬
‫ّ ِ ِ‪ٙ‬ر أَ ٌَ َ‬
‫ّ ِ ِ‪ٙ‬ر‬
‫ٌَٕ‬ ‫د‪.‬‬
‫إُِل ُِج َٕد ٍُِٕبِز ٍِْٖد ََٔغ ِٖسَعتِْ ِإ ‪َٜ‬ل َٖ ًِٕ الَِٕ ِٗع ِ‬
‫ت ُق ِٕمُّبِي‬
‫ب الِ ُِى ِؤ ٍَِٗو ِبالَِىِعِس ِ‪َٛ‬ف فَاِطَى ٌَّأ ِ‬
‫َّز ُقُِٕم َ‬ ‫ألَم‬
‫بِالَت‬ ‫َُّي‬
‫ِّٕ ِِٗح ِد‪،‬‬ ‫ّ‬
‫َصِن‬
‫َأَِّغدُ َُِأ اَل ِإلَْ‬ ‫ّ‬
‫ِإاَل‬ ‫ََٔضِم‬
‫ك لُْ َٖعَِمُي َوا ِ٘ف‬ ‫ّ اهلل َِٔحدَُٓ الََغ ِٖس َ‬ ‫ِّي َٔبا ِزِك َع ‪َٜ‬م‬
‫الَط‬
‫ت ََٔوا ِ٘ف‬ ‫ىّ َا َٔا ِ‬ ‫َض‬
‫ّ ٌَِدا‬
‫ِاأَلِزضِ َُِٕٔ‬ ‫حى‬
‫ُو َ‬
‫ّ ٍ‬
‫د‬
‫‪1‬‬ ‫‪2‬‬
‫ال‬ ‫َحل‬
‫ٍّب‬ ‫ّ ُتَكاِْت َٔاَل‬
ِْ‫حاَبت‬ َ ‫َم آِْل ََٔص‬ٜ ‫ّ ِالَك ِٖسِي ََٔع‬ ‫َتُِٕىت‬
‫ال ط‬ ّ
‫ّا ِ َِٖس َٔ َِو َتِبَُّعِي‬ ‫ِإال‬
‫ّ َٔ ٌَأتُِي‬
.‫َل َٖ ًِٕ ال ِّ َِٖد‬ٜ ‫ِبإِحَطا ٍُ إ‬ ‫و‬
‫أو‬ ‫ِّطِم َُِٕى‬
.ُ‫ّا بَِعد‬
Hadirin Sidang Jum‟at rahimakumullah
‫أُِٔ ِِٗصُكِي‬ Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT, dengan cara
‫ََِٔإ‬ meningkatkan ketaqwaan kita. Taqwa dalam arti yang dinamis,
َ‫َٕ اهِلل فَ َكدِ َفاش‬ٝ ‫ َب ِت ك‬َٙ‫ّٖا‬ yakni kita harus terus berusaha, berupaya untuk menjalankan
‫ال ُِىَت‬
‫ّ َُِٕك‬
‫ََٖاُأ‬
‫َّٖا‬
‫اَل‬
‫َ َا ٍُوٕا‬ٞ ‫ر‬ َِٖ ّ
‫ا َت‬
‫كّ ُٕا اهَلل‬

1 2
perintah-perintah Allah SWT, tetapi juga harus disertai upaya
untuk menjauh dan jangan sampai melanggar larangan-larangan
Allah SWT. Sebagai muslim, kita harus berusaha agar dari hari ke
hari selalu meningkat kebaikan dan ketaatannya kepada Allah
SWT. Namun demikian, sebagai bagian dari Bangsa Indonesia,
kita bersyukur bahwa kita telah dikaruniai kemerdekaan selama 72
tahun. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat
yang adil dan makmur. Menurut bahasa kita adalah baldatun
thoyyibatun wa robbun ghofur. Semoga Allah SWT. memberikan
kemudahan kepada kita untuk mewujudkan masyarakat yang
demikian. Amin.
Tetapi akhir-akhir ini kita melihat kehidupan kita sedang
mengalami gangguan, seringkali terjadi teror baik yang
mengancam masyarakat umum, maupun aparat negara. Teror ini
kebanyakan dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal.
Sebenarnya kelompok radikal ini jika dilihat dalam konteks agama,
ada pada semua agama. Kita juga harus mewaspadai kemunculan
kembali kelompok komunis dan sparatis radikal di berbagai tempat
di Indonesia.
Radikalisme ialah paham atau aliran yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara
kekerasan atau drastis. Radikalisme memiliki 2 dimensi : (1)
Kekerasan, artinya mempergunakan kekerasan sebagai cara
untuk
1 2
mengubah sistem yang sudah mapan, dan (2) Usaha aktif Abdullah bin Abu As Safar dan Isma‟il bin Abu Khalid
melakukan perubahan di dalam masyarakat secara radikal. dari Asy Sya‟bi dari Abdullah bin „Amru dari Nabi
Radikalisme merupakan prakondisi terjadinya terorisme. Terorisme shallallahu „alaihi wasallam, bersabda: “Orang muslim
merupakan perbuatan yang dilakukan secara sengaja untuk itu adalah orang yang menyelamatkan semua orang
menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat atau memaksa Islam dari bencana akibat ucapan dan perbuatan
pemerintah agar melakukan sesuatu atau merusak struktur politik, tangannya. Dan orang muhajir adalah orang yang
ekonomi dan sosial yang ada. meninggalkan segala larangan Allah”.

Hadirin Sidang Jum‟ah Rahimakumullah Maka ummat Islam harus berupaya menciptakan kedamaian
Islam adalah agama rahmatan lil‟alamiin. Agama yang di manapun. Menimbulkan panik dengan cara gurauan saja tidak
mendatangkan kedamaian, kasih dan sayang. Sebagai agama diperbolehkan. Dalam sebuah riwayat pada kitab Musnad Ahmad
rahmatan lil „alamiin, Islam mengajarkan kepada kita untuk hidup bin Hambal tertulis :
penuh kedamaian dan ketentraman. Bahkan Islam harus
mendatangkan kedamaian itu. ِ‫ََِع َعبِد‬
‫ال س‬
‫َحد‬ : َ‫َم َقاه‬ٜ ‫ِّح ََِى بِ َِ بَأ ِ٘ َِٗل‬
‫ٍَّثا آ ًَُد بِ َُ بَأ ِ٘ َِٖإاعٍ َقاَه‬ ‫حَد‬
‫َحد‬ ‫اب َزُضِٕه اهِلل‬ ُ ‫ح‬ َ ‫ٍَّثا َأِص‬
ِ٘ ‫َب ََِع َعِبدِ اهِلل بِ َِ بَأ‬ُٛ ‫ٍَّثا ُِغ ع‬ ‫َصم‬
‫الط‬ ‫ّ اهلل‬ٜ
‫فّ َِس‬
ِْٗ‫َعم‬
‫ََٔضم‬
3 4
‫ّيَ‬ ‫‪ ّٜ‬اهلل َعمِْٗ‬
‫أَ‬ ‫َٔضَم‬
‫ري َ وَع َزُضِٕه اهِلل‬
‫ُِّي َ كٌُإا َِٖط َُُٔ‬ ‫َّي ِ٘ف‬
‫َصم‬

‫َِإِضَىاِعَٗن بِ َِ بَأ ِ٘ َخاِلدٍ َعَِ‬‫ٔ‬ ‫ََِرا ‪،‬‬ ‫ري ‪ ،‬فَ ٍَا ًَ َزُجْن ٍُِِّوِي ‪ ،‬فَ ٌِاطََم َ‬
‫ل بَِعضُِّي ِإل‪ٌِ َٜ‬بٍن وََُْع ‪َ ،‬فَأَخ‬ ‫َوِط ٍ‬
‫ال ػ‬ ‫َفَمى‬
‫ِّ عب‬ ‫ّا‬
‫د اهِلل بِ َِ َعِىٍٔس َزضَِ٘ اهُلل‬
‫ّ ََِع َعبِ ِ‬

‫َعَِ‬ ‫ٍَُِّعىَ‬ ‫ظ‬‫ا َضِٗتَك َ‬


‫ال‬ ‫ا‬ ‫ال س‬
‫ٍّب‬ ‫حُكُكِي ؟ ‪ ،‬فَ َكالُٕا ‪:‬‬
‫ك ِا َل كِ ًُٕ ‪ ،‬فَ َكاهَ ‪َ :‬وا ُٖضِ ِ‬
‫ض ِح َ‬
‫ُّجُن َف ِصَع ‪َ ،‬ف َ‬
‫ّ‬
‫َصم‬
‫‪ ّٜ‬اهُلل َعِْٗم‬
‫ََٔضم‬
‫َّي َقاهَ اِلُىِطِمُي َ َِو َضِمَي اِلُىِطِمَُُٕى َِِو‬

‫جَس َو ‪َّٜ‬اٌ اهُلل ٍَُِْع‬


‫ِل َطٌِْا َِٖٔٓد َٔال َُِّىاِجُس َ َِو َِ َ‬ ‫َرا فَ َف ِصَع ‪ ،‬فَ َكاَه َزُضُٕه اهِلل‬ ‫ََٔضم‬
‫َصم‬ ‫َّي ‪:‬‬
‫‪ ّٜ‬اهلل َعِْٗم‬
‫‪3‬‬ ‫‪4‬‬
‫ إال‬، ‫ال‬ َ‫أ‬ َِ ‫ّا َأَخ ٌَِرا ٌبَِن‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas
berkata, Telah menceritakan kepada kami Syu‟bah dari ‫ال‬
‫حن‬ ِ َٖ
‫ّ لُِىِطِمٍي َِأ ُٖ َ ِس َّٔع وُِطِمّىا‬

3 4
Artinya : “Dari Abdurrahman bin Abi Laila berkata: suatu ketika Artinya : “Seseorang mengambil sandal orang lain dengan
sejumlah sahabat melakukan perjalanan bersama bercanda. Lalu hal itu dibicarakan kepada Nabi dan
Rasulullah. Ketika beristirahat, salah satu di antara Nabi pun bersabda, “Jangan kalian membuat panik
mereka tertidur pulas. Sedang beberapa sahabat yang seorang muslim. Sebab membuat panik seorang
lain masih terjaga. Kemudian mereka mengambil muslim adalah kedhaliman yang besar!”
tombak seseorang yang tertidur itu dengan maksud Riwayat ini juga jelas senada dengan riwayat Imam Ahmad
menggodanya (bercanda). Maka ketika yang tertidur itu di atas. Dan untuk melengkapi dalil-dalil yang mengharamkan kita
bangun, paniklah ia karena tombaknya hilang. menakut-nakuti atau membuat panik orang lain, maka mari kita
Kemudian sahabat-sahabat yang lain tertawa. Maka baca hadits riwayat Abu Syaikh dan At-Tabrany berikut :
Nabi bertanya, “apa yang membuat kalian tertawa?”
Para Sahabat menjelaskan candaan tadi. Lalu Nabi pun ِ‫س ُٖ ِدُِْٗف َِّٗفا بِػري‬َّٚ ‫ََِوٌَ َظَس إىل وُطمٍيٌَ ِظ‬
bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim membuat ‫َحل‬
panik muslim lainnya!” ‫و‬ٛ ‫ّ َأَخَُْاف اهُلل تعاىل ًَٕٖ الكٗا‬
Artinya : “Barangsiapa melihat muslim lainnya dengan penglihatan
Hadirin Sidang Jum‟at rahimakumullah yang menakutkan tanpa alasan yang dibenarkan, maka
Hadits ini memberikan penjelasan larangan membuat panik, nanti di hari kiamat Allah akan menakut-nakutinya”.
padahal maksud para sahabat bergurau atau guyon dalam bahasa
Jawa. Itu pun dilarang oleh Rasulullah SAW. Lebih jauh dalam
Hadirin Sidang Jum‟at rahimakumullah
riwayat Imam Al-Bazzar dan At-Tabrany tertulis berikut ini :
Jika hanya bercanda saja dilarang, maka apalagi kekerasan

‫ركََس ذلك ِلسضِٕه‬ َ ‫ُأ زجّما َأَخ‬


َ ‫ َف‬،‫أ َأِخَفا َِا َُِٕٔ ٖىَ َِص ُح‬ٙ ‫رٌَ ِعَن َزُجٍن َف َ ٗػَّبا‬ dan teror itu menyebabkan terjadinya pembunuhan.

          


        
           
5 6
ُ‫ ال ت‬:‫اهلل فكاه‬ Artinya : “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin
‫َس‬ dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam,
،‫ّ ُِع ٕا املطم َي‬
‫فُإ‬
‫َع املطمِي ُظِمْي عظْٗي‬ٛ ‫ّ َِٔز‬

5 6
kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (Al -
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar Maidah; 32).
baginya”. (An Nisa : 93)
Hadirin Sidang Jum‟at rahimakumullah
          Islam tidak hanya mengajarkan hablum minallah, hubungan
          vertikal kepada Allah SWT, saja. Islam tidak hanya mengajak umat
      
    

      Islam melaksanakan ibadah saja. Tetapi Islam juga menekankan
        
  hablum minannas, hubungan sesama manusia, termasuk upaya
        
          menciptakan kedamaian di dunia, yakni dalam kehidupan
     

 masyarakat. Bahkan disebutkan dalam sebuah hadits bahwa
    
     pahala ibadah bisa habis kalau orang ketika hidup berbuat
 
 
Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani kesalahan kepada orang lain. Nabi bersabda:
Israil, bahwa : barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
ُ ‫ظ َقاُلٕا الُِىِفم‬
‫ظ‬ ُ ‫أَتدَُُِٔز َ َِو اِلُىِفم‬
‫ِف‬
‫ٍَا َ َِو َلا دِ َِِزَي َُْل َٔلا وَتاَع فَ َكاَه‬
‫إ‬
7 8
ّ
lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka
‫ا َِٖٔأ ِ٘ت َقدِ غَتَي‬ٍٚ‫َِٗصا ًٍ ََٔش ك‬ ‫ظ َِِو‬ َ ‫الُِىِفم‬
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
‫أُ و‬
َٔ ‫ا‬ٍٚ‫َو ِبصَم‬ِٛ ‫تّ ِ٘ َ ِو َِٖأتِ٘ ِٖ ًَٕ اِلَٗكا‬
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
‫َط َِ َرا‬ٜ ‫ب َرا فَ ُِٗع‬ َ ‫ك َرا ََٔضَس‬ َ ‫ف َِ َرا ََٔأَكَن َ َ َض ف‬ َ ‫ر‬ َ ‫ِ َرا ََٔق‬َ
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
َِ َِ ‫ًََد‬ َٔ ‫َواَه َِ را‬
telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan
‫ض َوا َعِْٗم‬ َٜ ِ ُ‫ٍََطاُْت قَ ِبَن َُِأ ٖك‬ ‫ت َح‬ ِ ٍَِٗ َ‫ِو َح ٍََطاِْت ََِٔرا َِِو َح ٍََطاِْت َفُِإ ف‬ َِ
sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-
Rasul Kami dengan (membawa) keterangan-
‫ت َعِْٗم‬ ِ ‫َح‬ ‫س‬ ُ ‫ُأ ِخ َرِ وَِ خَط َاَٖا ُِ ِي فَط‬
keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara
ِ
‫ُثي‬
‫ّ ُطِسَح ِ٘ف‬
‫ال‬
‫از‬
ِ ّ
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui Artinya : “Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”
Para sahabat menjawab : “Muflis (orang yang pailit) itu

7 8
adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta bangsa Indonesia, sangat memahami ajaran Islam, para ulama
benda.” Tetapi Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam yang berperan dalam mendirikan bangsa ini telah memilih
berkata : “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, Indonesia sebagai NKRI, dengan Ideologi negara Pancasila.
orang yang datang pada hari Kiamat membawa Langkah ini merupakan keputusan yang sangat bijak, karena
(pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di negeri ini memang sangat majemuk dengan 17.000 pulau, 714
dunia) dia telah mencaci dan menuduh orang suku bangsa dan lebih dari 500 bahasa daerah. Kalau semua egois
lain(mencemarkan nama baik), memakan harta atas dasar persepsi, emosi oleh masing-masing etnik atau agama,
(dengan jalan tidak halal), menumpahkan darah dan maka negeri ini tidak akan pernah damai. Kemajemukan ini adalah
memukul orang lain (tanpa hak). Maka kesalahan- takdir, bukan pilihan kita. Tetapi bagaimana dalam kemajemukan
kesalahan itu akan ditebus dengan pahala dari itu kita bisa menciptakan negeri yang bersatu dan damai adalah
kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan- cita cita kita.
kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan Maka lembaga payung ulama di Indonesia MUI sudah juga
ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan berketetapan : bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
ke dalam neraka”. (HR. Muslim). dan Dasar Negara Pancasila adalah final. Tak boleh diganggu
gugat!
Dosa-dosa yang dilakukan dalam konteks kemanusiaan

ternyata bisa menjerumuskan orang ke dalam neraka, meskipun         
orang tersebut beribadah. Mencaci dan menuduh orang lain          
     

(mencemarkan nama baik), memakan harta (dengan jalan tidak        
       
 
 
halal), menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Pesan yang sangat kuat dalam hadits ini adalah Islam
9 1
mengajarkan kepada kita menebarkan ketaatan beribadah, Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
sekaligus harus mempu menjadi hamba Allah SWT, yang dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menebarkan kebaikan dan menciptkan kedamaian. Para pendiri
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah

9 1
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-
Hujuraat : 13).
Dari uraian di atas jelas bahwa Islam menghargai
kemajemukan. Islam hanya mendatangkan kedamaian dan
kebahagiaan. Karena itu cara-cara radikal sangat tidak dibenarkan
dalam Islam, karena hal ini akan merusak sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mari kita memohon kepada Allah, semoga Islam dirasakan
oleh segenap bangsa ini sebagai agama yang penuh keramahan,
menebarkan sifat ramah dan menjauhkan sifat marah, sehingga
semua orang berharap kepada Islam. Demikianlah semoga kita
semua senantiasa dilimpahi rahmat dan keselamatan di dunia dan
di akhirat. Amin.

‫َبا َزَك اهُلل ِ٘ل َٔلُكِي ِ٘ف الكُِ سُِآ الَع ِِٗظِي ٌَٔ ف َ ٍِ٘ع‬
‫َٔا‬
‫ت‬
ِ ‫ّاُكِي ِبَىا ِِْٗف َِو األَٖا‬

‫َٔالر‬
‫كّ ِِس احلَ ِِٗكِي َُٔقِن‬
‫َزب‬
‫ت َِٗخُس ال َ ّساِحَِٗى‬ َ ‫ّ اِغِفِس َٔ ِازَحِي ٌَِٔا‬
1
(Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Provinsi
Jawa Tengah)

1
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫ِكسٍ َٔ ُع ىَ َس َُِٔعجَىا َُ‬ ‫َض‬ ‫َأَّلمُّي‬
‫ََِٔعم‬ ‫دا أَ ِ ِ٘ب َب‬
‫ّ ٌَِ‬ ‫دَمفَاِ‪ٞ‬‬
‫ض َعَِ الِ ُ‬
‫ّ َٔاِز َ‬
‫ّ َٔ ََِع‬ ‫الس‬
‫دَ‬ ‫ّاِغ ِٖ‬

‫د أَ ُِ اَل إِ لَْ َغس ِٖ‬


‫َِّغ ُ‬ ‫َحىِ ّدا َك ِّٗج سا َ كَىا‬ ‫ََحى ِ‬ ‫ِب‬ ‫س َأ ِص َحا‬
‫َضاِ‪ِ ٟ‬‬
‫ك َُْل‬
‫َ‬ ‫إِال‬ ‫َأ وَس‪َٔ .‬أ‬ ‫دُ‬ ‫أِل‬ ‫ٌَب‬
‫د اَل‬‫ّ اهُلل َِٔح َُٓ‬ ‫ِلم‬ ‫ك أَ ِجَى َِٗع َٔ ََِع‬
‫ّ َ‬
‫ِّْ‬ ‫الت‬
‫ّاِب َِٗع َٔتاِب ٘ع‬
‫الت‬
‫ّاِب َِٗع َٔ وَِ َت َِب عُّيِ ِبإِِحَطا ٍُ‬

‫َض‬ ‫َحى‬ ‫د ِْب ََٔك فسَ‪َٔ .‬أ َِّغدُ‬


‫ح َ‬
‫ِإِزَغاّوا ِل ََِى َج َ‬ ‫َِإ ٘ل ًَِٖٕ‬
‫ظ‬
‫د اِلإٌِ ِ‬
‫د ََٔز ِض ُٕل ُْ ّ ُ‬
‫ّ ّدا َعِب ُٓ‬ ‫أَ َُّ وُ‬ ‫الد‬
‫َِّٖ‪.‬‬
‫أَ َّلمُّي‬
‫ت ا َِل أَِٗحاِ‪ٞ‬‬
‫ت َِٔالُىِؤ ٍَِٗو َِٔالُىِؤٍَِوا ِ‬
‫ّ اِغفِِس ِلمُىِطم َِٗى َِٔالُىِطمَىا ِ‬

‫َحى‬ ‫َض َّصمَ‬ ‫َ‬ ‫أَ َّل ُمّ َّي‬


‫حِبْ وَا‬
‫د َٔعَ ٘م أَ ِْل ََٔص ِ‬
‫ّ ٍ‬ ‫دا وُ ِ‬
‫ت‬ ‫ّ ٌَِ‬ ‫ػ‬ ‫َصن‬
‫ات‬ ‫سِ‪.‬‬ ‫ّ ََِّٔضمِي َعمَ٘‬
‫‪1‬‬ ‫‪1‬‬
‫ِٔا َلب‬
‫َ‬ ‫وٍُِّيِ‬ ‫ك ََٖٔااِبَ‬‫ِحَىِت َ‬ ‫ال َٔإِلبَا‪َٞ‬‬
‫الِ َػ ‪َٞ‬‬
‫َٔالَِأوَِ ٕا‬ ‫الَِعط‬ ‫ع‬ ‫َٔالص‬
‫ِ‬ ‫ت بِ‬ ‫ّاتِ‪.‬‬ ‫ٍَّ‬ ‫ٌَّا‬
‫َس‬ ‫أَ َّل ُمّي‬ ‫ا‬
‫ّ ادَِفعِ‬

‫دبٍس‪.‬‬
‫َعَِْٗ ب َظسٍ َ َ‬ ‫َرا‬ ‫دا‬ ‫ض اِلفَِت َِ وَا ََّ ‬
‫َظس وٍَِِّا َٔوَا َب ََط َعَِ َبم َ ٌَِ‬ ‫ٔالص ََح َٔ َ‪ُِٕٞ‬‬
‫َ‬
‫ٍَِ‬
‫َُٔأ ُُْذ ِب‬ ‫َخاص‬ ‫َِ‬ ‫اّ َلِشَه َٔاِل ىِ‬
‫‪ّٛ‬‬

‫َأو وا َ َظ ّسَ ََِط‬ ‫ٔ ع َِ َضا‪ِٟ‬سِ ب ِالَِد اِلُىِطمىَِٗ َ‬ ‫َِ‬


‫َ‬
‫ََٔوا َب‬ ‫د ‪ :‬فَ َٗا َؼ‬ ‫ّا َبعِ ُ‬ ‫طّ‪ٍٛ‬‬
‫َعاو َ‬
‫أ‬ ‫‪َٖ ّٛ‬ا‬
‫َّٖا‬ ‫َزب‬
‫الٍ‬ ‫ّ الَِعَال َِٗى‪.‬‬
‫ّاعُ‪،‬‬ ‫ز َب‬
‫إ ِت‬ ‫دا َ ح‬ ‫ٍَّا أَ ٍَِتا ِفِ٘ ال ٌَُِٗ‬
‫كّ ُِ ٕا اهَلل َتعََا ٘ل َٔذَُِٔز الَِف ٕا ِح‬

‫َجى َا َعِ‪َٔ .ٛ‬اَِعمى ُِ ٕا‬ ‫ََحافِ ُِظ ٕا َعم٘ ُجى‬ ‫ٔ‬ ‫َرابَ‬ ‫طّ‪ٍََِٔ ٍٛ‬قا‬
‫ٔ ِ٘ف ا َِل أِخِ‪َٚ‬س َح َ َ‬
‫َِ‬
‫أَ‬ ‫ِ‪ٛ‬ع َٔا ِل‬ ‫الط‬ ‫الٍ‬ ‫عَ‬
‫ّ اهَلل أَ و َ ُس كيِ ِبأَِوٍس‬ ‫ّا َ ِ‪ٛ‬ع َُٔحضُِِٕز اِل‬ ‫ّاِز‪.‬‬

‫‪1‬‬ ‫‪1‬‬
‫ض‪ .‬فََكاَه َتَعَال٘ َٔليِ ََٖصِه َقا‪ِّٟ‬ال َعمِّٗىا ‪:‬‬
‫َ ِ‪ٛ‬ك ُقِد ِْ‬ ‫ط َ‬ ‫َب َد َأ فِْٗ فٍَِِب ِْ‬ ‫عَِبادَ اهللِ‬
‫إِ‬ ‫َٔث ا‬ ‫إِ‬
‫ّ اهَلل‬ ‫ٍّ٘ ِبَى ل‬ ‫ػاِ‪ٞ‬‬ ‫دهِ َٔاِلإِِحَطا ُِ َٔ ٖإَِتاِ‪ِٙ ٞ‬ذ اِلكَُِس ٘ب ٍَِٖٔ ّ٘ ََِع اِلفَ ِ‬
‫ح َ‬ ‫ّ اهَلل َِٖأوُُس ِبِالعَ ِ‬
‫ِ‪ٟ‬‬

‫َلا ِ‪َٟ‬كتُْ‬ ‫ََٔو‬ ‫َرك‬ ‫ِٔالٍُِى َك ِس َِٔال َِب ػِ٘ ُ ُ‬


‫َ‬
‫ُٖصَم‬ ‫ّسِ َُٔ َفاِ ذُكسُِ ٔا اهَلل الَِع ِٗظيِ َٖ ِ ُر ِك ُس كيِ َٔاِغُكسُِٓٔ‬ ‫َٖعِظُ ك ِي ك ِي‬
‫ِّ َُٕ َعم٘‬ ‫َلَعم تَ‬
‫الٍ‬ ‫ّ‬
‫ِّ ِ٘ب‬
‫َٖآأ‬
‫َّٖا‬
‫ال‬
‫ر َ ‪َ َٞ‬ا وٍُِٕا‬
‫ّ ِٖ‬
‫َصم‬
‫ِّٕ َعمِْٗ َٔضَِّم ُِى ٕا َتِطمِّٗىا‪.‬‬

‫َحى‬ ‫َحى َض‬ ‫َأَّل ُمّ َّي َض‬ ‫عَ ٘م ٌَِ ع ِِْى َِٖص ُد كِي ٔلَ ِ ِر ك ُس اهِلل أَ كِ َبُس‬
‫د َ كَىا‬
‫ّ ٍ‬ ‫دا وُ‬
‫د ََٔعم٘ أَ ِه ّ ٌَِ‬
‫ّ ٍ‬ ‫دا وُ‬
‫َصن ّ ٌَِ‬
‫صَم‬ ‫ّ َٔضَِّميِ عَ َ٘م‬
‫ت َعم٘‬ ‫ِّٗ َ‬

‫َحِٗى ْد‬ ‫د‪.‬‬


‫ج ْ‬
‫َو ِٗ‬ ‫َض‬
‫‪1‬‬ ‫‪1‬‬
‫دا إِ ِبسَ ِٗاَي ِفِ٘ الَِعَال َِٗى‬
‫ّ ٌَِ‬ ‫َض‬
‫إ‬ ‫دا إِ ِبسَ ِٗاَي َٔعَ ٘م أَ ِه‬
‫ّ ٌَِ‬
‫ّ َ‬
‫ك‬

‫‪1‬‬ ‫‪1‬‬

Anda mungkin juga menyukai