Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI SOSIAL

TUGAS: REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Nama: An-nisa Nur Fitriani

Kelas: L

NIM: 220701501170

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Metode: Survei

 Judul : The Relationship between Gratitude and Well-being: The Moderating


Effect of Religiosity on University Freshmen During the COVID-19 Pandemic
(Hubungan antara Rasa Syukur dan Kesejahteraan: Efek Moderatisasi
Religiusitas pada Mahasiswa Baru Universitas selama Pandemi Covid-19)

 Nama Peneliti :
1. Nurussakinah Daulay
2. Muhammad Shaleh Assingkily
3. Abdul Kholik Munthe

 Nama Jurnal: Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi: Volume 7, No. 1


Halaman: 51-64

 Tahun: 2022
 Perkenalan : Dalam bagian ini terdapat penjelasan awal Mahasiswa Baru, yang
dimana mahasiswa baru ini memulai Pendidikan nya di perguruan yang jenjang
nya lebih tinggi dari sebelumnya. Pasti ada berbagai permasalahan yang di alami
dalam lingkungan baru ini, seperti yang berkaitan dengan penyesuaian sosial,
dan masalah lingkungan kampus, sehingga harus mampu belajar secara mandiri
dan menghadapi berbagai konflik.

Yang menjadi penambahan masalah ini adalah adanya Pandemi Covid-19 pada
Mahasiswa Baru yang akan di teliti. Sehingga dalam penelitian ini akan
membahas bagaimana tantangan dan kesulitan yang di hadapai Mahasiswa Baru,
dan apakah ada hubungan antara rasa syukur dan kesejahteraan dengan efek
moderatisasi religiusitas.

 Penelitian : Jurnal ini meneliti apa yang dapat mempengaruhi kesejahteraan


Mahasiswa dari segala tantangan atau kesulitan yang mereka hadapi selama
Masa Pandemi Covid-19.

 Sampel/ yang di Teliti : Mahasiswa baru pada tahun akademik 2020/2021 dan
2021/2022. Total sampel tersebut terdiri dari 2048 mahasiswa muslim dari
berbagai program studi di Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, Indonesia. Alasan mengapa penelitian ini berfokus pada siswa
Muslim adalah karena tujuan penelitian ini tidak hanya untuk mempelajari
kesejahteraan, tetapi juga untuk mengeksplorasi peran religiusitas sebagai
variabel moderating.

 Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kesejahteraan mahasiswa


yang di pengaruhi oleh rasa syukur dan religiusitas dalam menghadapi berbagai
rintangan dan kesulitan selama pandemi Covid-19.
 Metodelogi Penelitian
Adapun penjelasan bagian dari jurnal ini dalam Metodelogi Penelitian, yang
pertama;

1. Peserta
Peserta dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru pada tahun akademik
2020/2021 dan 2021/2022.

2. Pengukuran
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan empat alat ukur/skala:
data demografis responden, skala rasa syukur, religiusitas, dan kesejahteraan.

Informasi Demografis, para peserta diminta untuk menunjukkan jenis


kelamin, usia, informasi program studi, etnis, dan pekerjaan orang tua
mereka.
Syukur, alat ukur syukur ini menggunakan skala Likert yang dinilai masing-
masing sehingga menghasilkan empat poin, mulai dari 1 (tidak setuju) 4
(setuju)
Religiosity, skala kepercayaan dan praktik muslim pendek yang dirancang
oleh AlMarri et al. Aspek praktik menunjukkan dasar-dasar Islam dan terdiri
daritujuh butir, dengan lima jawaban alternatif mulai dari 1 (tidak pernah)
hingga 5 (selalu).
Kesejahteraan, menggunakan skala Kesejahteraan Mental Warwick-
Edinburg, menghasilkan sebanyak 14 pertanyaan dengan skala 5 poin, mulai
dari 1 (tidak pernah) hingga 5 (selalu), disertakan, dan semua item positif.
3. Prosedur
Dalam prosedur terbagi 3 tahap, yang pertama Tahap Persiapan, Tahap
Pelaksanaan, dan Tahap Pengolahan Data. Tahap persiapan, tahap persiapan
ini berupa alat ukur skala sub bagiannya sudah di jelaskan di atas di bagian
Pengukuran. Tahap pelaksanaan, pelaksanaan penelitian ini dilakukan dua
kali pada tahun-tahun akademik baru mulai September 2020 dan 2021. Lalu
Tahap pengolahan data, data dari skala gratitude, religiusitas, dan
kesejahteraan diperoleh dengan menilai setiap jawaban yang diberikan oleh
responden. Setelah proses pengumpulan, data diproses menggunakan SPSS
versi 23.0 untuk Windows.

 Metode Analisis Data : Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier


berganda untuk mengkaji pengaruh rasa syukur dan religiusitas terhadap
kesejahteraan.
Tabel 2
HasilAnalisis Re gression tentang Rasa Syukur dan Religiusitas terhadap Kesejahteraan

Standar
Tidak standar
Pola Koefisien t Sig.
B Beta Std.
Kesalahan
1 (Konstanta) 22.022 2.330 9.454 p < .01
Terima kasih .928 .048 .414 19.297 hal < .01
Religiusitas .371 .046 .173 8.050 p < .01

Dan menggunakan analisis moderasi juga, yang di lakukan dengan Moderated


Regression Analysis (MRA) berdasarkan Baron dan Kenny (1986). Proses
pengujian dilakukan melalui regresi berjenjang dengan memasukkan prediktor
secara bertahap.
 Hasil Penelitian
Analisis regeresi yang meneliti pengaruh rasa syukur dan religiusitas terhadap
kesejahteraan didapatkan analisis pertama yang terdapat dalam Tabel 2, bahwa
rasa syukur dapat secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan.
Menurut tahap prediktor yang termasuk dalam regresi, ada tiga jenis model,
yaitu 1 hingga 3. Analisis regresi tahap 1 menunjukkan nilai (R²= .245, p < .01)
dengan (F= 663,126, p < .01) dan pada tahap 2 variabel religiusitas dimasukkan
dalam analisis regresi. Oleh karena itu, rasa syukur dan religiusitas mampu
memprediksi kesejahteraan, sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan
kontribusi efektif dari 24,5% bertindak sebagai moderatorrelasi antara rasa
syukur dan kesejahteraan.
 Teori
Dalam hasil penilitian ini, menunjukkan bahwa peran religiusitas dalam bentuk
gratitude memberikan dampak positif bagi kesejahteraan mahasiswa di masa-
masa sulit, terutama di masa pandemi COVID-19.
Dari pernyataan di atas di temukannya teori bahwa, prestasi karir dan orientasai
kesejahteraan bagi mahasiwa baru akan menghadapi permasalahan. Untuk itu,
rasa syukur menjadi modal utama “penyediaan religiusitas” bagi mahasiswa
Muslim dalam menyikapi dengan bijak permasalahan tersebut.

 Kesimpulan
Dapat di tarik kesimpulan bahwa religiusitas dapat menjaga kesejahteraan siswa
muslim selama masa pandemik. Oleh karena nya, berbagai faktor yang
menyebabkan kecemasan dan stress tidak selalu berdampak buruk, Dalam
penelitian sebelumnya telah menunjukkan religiusitas sebagai faktor yang
membawa perdamaian dan kemakmuran dan dengan demikian dapat
meningkatkan kesejahteraan.
Dapat di katakan penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya religiusitas
dalam menghadapi kondisi sulit yang di sebabkan oleh pandemi.

Metode: Eksperimen

 Judul : The mediating effect of self-criticism on college students' emotion


dysregulation and intention to self-harm
(Efek mediasi kritik diri pada disregulasi emosi mahasiswa dan niat untuk
menyakiti diri sendiri)

 Nama Peneliti :
1. Saffirah Rahayu Jannah
2. Istar Yuliadi
3. Berliana Widi Scarvanovi

 Nama Jurnal: Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi: Volume 7, No. 1


Halaman: 65-76

 Tahun: 2022

 Perkenalan: Dalam bagian ini terdapat penjelasan awal tentang siswa yang
menghadapi masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa akhir, yang dimana
mereka di hadapkan berbagai pilihan untuk masa depan mereka, seperti memilih
karier, berkomitmen serius dengan pasangannya, dan menyelesaikan kuliah
teruntuk mahasiswa.

Transisi ini menempatkan mereka dalam situasi yang penuh dengan


ketidakstabilan, yang dapat menjadi sumber stres. Stres yang berkepanjangan
akan memicu perilaku menyakiti diri sendiri (Self-Harm). Prevalensiperilaku
self-harm telah ditemukan mencapai puncaknya pada orang dewasa awal berusia
18-24 tahun (Gandhi et al., 2018), dengan sekitar 20% kasus ditemukan pada
mahasiswa (Wester et al., 2018). Melukai diri sendiri merupakan upaya yang
dilakukan seseorang untuk merusak jaringan kulit atau membahayakan tubuhnya
tanpa niat mengakhiri hidup seseorang. Meski itu di ketahui menyakiti diri
sendiri dan tetap melakukan perilaku tersebut, oleh karena itu memahami
mekanisme yang bekerja di balik beberapa alasam individu memiliki niat
menyakiti diri sendiri penting untuk di bahas secara studi lebih lanjut.

 Penelitian: Jurnal ini meneliti tentang Mahasiswa yang berada dalam keadaan
ketidakstabilan dan berpotensi menimbulkan stress yang menempatkan mereka
dalam resiko mengembangkan intensi menyakiti diri.

 Sampel/yang di Teliti: Penelitian ini di lakukan kepada 354 mahasiswa di


sebuah perguruan tinggi di Indonesia yang berusia 18-23 tahun.

 Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-criticism


sebagai mediator dalam hubungan antara disregulasi emosional dan niat
menyakiti diri sendiri pada mahasiswa.

 Metodelogi Penelitian: Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan


melakukan survei online Google Forms kepada 354 mahasiswa tersebut.
Sebelum mengumpulkan data, para peserta diminta untuk mengisi formulir
informed consent sebelum dipresentasikan dengan alat ukur yang digunakan dalam
penelitian. Oleh karena itu, semua responden menyatakan kesediaannya untuk
berpartisipasi secara sukarela.
Alat ukur tersebut terbagi menjadi tiga skala psikologis yang mengukur:
1. Skala Niat untuk Mencelakai Diri Sendiri
Di susun berdasarkan dimensi niat Fishbein dan Ajzen (2010) , yaitu
kemungkinan subjektif mengkombinasikan bentuk self-harm , seperti
memotong kulit, menggaruk kulit hingga berdarah, membakar kulit,
memasukkan benda ke dalam kulit (seperti jarum), memukul diri sendiri,
membenturkan kepala, menarik rambut seseorang, menggunakan narkoba
tanpa mengikuti petunjuk penggunaan, dan minum alkohol.
Skala menunjukkan tujuh respon alternatif dari Sembilan item, mulai dari 1
(sangat tidak mungkin) hingga 7 (sangat mungkin). Beberapa contoh
pernyataan pada skala adalah "Saya berniat untuk melukai diri sendiri dengan
memukul diri saya sendiri."

2. Skala Kritik Diri


Di susun berdasarkan bentuk-bentuk kritik diri Gilbert et al.(2004)
menjelaskan bentuk-bentuk kritik diri adalah tidak memadai diri dan membenci
diri sendiri.
Skala tersebut terdiri dari 29 item, 19 menguntungkan dan sepuluh tidak
menguntungkan, dengan empat tanggapan alternatif, dari sangat setuju (SS)
hingga sangat tidak setuju (STS). Beberapa contoh pernyataan pada skala ini
adalah "Saya menganggap diri saya bodoh"

3. Skala Disregulasi Emosional


Di susun berdasarkan dimensi disregulasi emosional Gratz dan Roemer (2004),
seperti non-penerimaan, tujuan, impuls, kesadaran, strategi, dan kejelasan.
Skala tersebut terdiri dari 26 item, dengan 21 item yang menguntungkan dan
lima yang tidak disukai, dengan empat tanggapan alternatif, dari sangat setuju
(SS) hingga sangat tidak setuju (STS). Beberapa contoh pernyataan dalam
skala ini adalah "Saya kesulitan menemukan cara untuk mengatasi kesedihan
saya"

 Metode Analisis Data: Analisis data diawali dengan analisis deskriptif; analisis
korelasi bivariat menentukan nilai korelasi menjadi 2 variabel. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis mediasi sederhana melalui
program PROSES V.4.0 Hayes di SPSS 25.

 Hasil Penelitian:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis 354 sampel tersebut, ditemukan
bahwa skor rata-rata untuk melukai diri sendiri adalah,,

- 22,93 untuk melukai diri sendiri


- 77,38 untuk kritik diri
- 65,88 untuk disregulasi emosional

Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian

Variabel Min Maks Berarti Sd

Niat untuk menyakiti diri sendiri 9 57 22.93 12.72


Kritik diri 34 111 73.38 15.31
Disregulasi emosional 28 103 65.58 12.71

Hasil Korelasi menunjukkan bahwa yang pertama,


- Disregulasi emosional secara positif terkait dengan kritik diri, artinya semakin
tinggi disregulasi emosional, semakin tinggi kritis diri mahasiswa.
- Disregulasi emosional juga memiliki hubungan positif yang signifikan dengan
niat menyakiti diri sendiri, artinya semakin besar ion disregulasi emosional,
semakin besar niat untuk melukai diri sendiri, dan sebaliknya.
- Kritik diri memiliki hubungan positif yang sifnifikan dengan niat Self-harm ,
yang menunjukkan bahwa kritik diri yang lebih tinggi dikaitkan dengan niat
Self-harm yang lebih tinggi.
Tabel 2
Korelasi antar Variabel
Variabel 1 2 3

1. Niat untuk menyakiti diri 1


sendiri
2. Kritik diri .64** 1
3. Disregulasi emosional .52** .71** 1

 Kesimpulan: Dapat di simpulkan dari keseluruhan hasil penelitian, bahwa


mahasiswa dengan disregulasi emosional lebih cenderung memiliki niat
menyakiti diri sendiri karena cenderung mengkritik diri sendiri.
Namun, yang memiliki disregulasi emosional tinggi dan masih memiliki niat
untuk menyakiti diri sendiri yang tinggi juga bahkan tanpa kritik diri.
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, N., Assingkily, S.M., Munthe, K.A. (2022). The Relationship Between Gratitude and

Well-being: The Moderating Effect of Religiosity on University Freshmen During the

COVID-19 Pandemic : Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi. Vol 7 No.1

(2022). 52-66. DOI: 10.21580/pjpp.v7i1.11055

Jannah,. R.S., Yuliadi I., Scarvanovi. (2022). The Mediating Effect of Self-criticism on

College Students' Emotion Dysregulation and Intention to Self-harm: Psikohumaniora:

Jurnal Penelitian Psikologi. Vol 7 No.1 (2022). 65-76. DOI: 10.21580/pjpp.v7i1.10813

Gandhi, A., Luyckx, K., Baetens, I., Kiekens, G., Sleuwaegen, E., Berens, A., Maitra, S., &
Claes, L. (2018). Age of onset of non-suicidal self-injury in Dutch-speaking adolescents
and emerging adults: An event history analysis of pooled data. Comprehensive
Psychiatry, 80, 170–178. https://doi.org/10.1016/j.comppsych.2017.10.007
Wester, K., Trepal, H., & King, K. (2018). Nonsuicidal self-injury: Increased prevalence in
engagement. Suicide and Life-Threatening Behavior, 48(6), 690–698.
https://doi.org/10.1111/sltb.12389
Fishbein, M., & Ajzen, I. (2010). Predicting and changing behavior: The reasoned action
approach. Psychology Press.
Gilbert, P., Clarke, M., Hempel, S., Miles, J. N. V., & Irons, C. (2004). Criticizing and reassuring
oneself: An exploration of forms, styles and reasons in female students. British Journal of
Clinical Psychology, 43(1), 31–50. https://doi.org/10.1348/014466504772812959
Gratz, K. L., & Roemer, L. (2004). Multidimensional assessment of emotion regulation and
dysregulation: Development, factor structure, and initial validation of the difficulties in
Emotion Regulation Scale.
Journal of Psychopathology and Behavioral Assessment, 26(1), 41–54.
https://doi.org/10.1023/B:JOBA.0000007455.08539.94

Anda mungkin juga menyukai