Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah Analisis
N yang telah eksplorasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. diidentifik penyebab
asi masalah
1 Kurangnya Kajian literatur 1. Husnul, Anisa,
jamaludin,
minat Abdul (2020) :
membaca 1. Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan
Ada beberapa
atau literasi Literasi Sains Peserta Didik oleh Husnul Fuadu, faktor
pada siswa Anisa Zikri Robbia, Jamaluddin, Abdul Wahab penyebab
Jufri (2020) : Rendahnya kemampuan literasi sains rendahnya
siswa dapat disebabkan kebiasaan pembelajaran IPA kemampuan
yang masih bersifat konvensional serta mengabaikan literasi sains
pentingnya kemampuan membaca dan menulis sains peserta didik
sebagai kompetensi yang harus dimiliki siswa (Norris & Indonesia
Pillips, 2003). Siswa terbiasa hanya mengisi tabel yang telah yang
disediakan oleh guru, sehingga kemampuan siswa dalam dikemukakan
menginterpretasikan grafik/tabel juga terbatas. oleh para
peneliti
Sumber : https://jipp.unram.ac.id berkaitan
dengan hasil
PISA
2. Rendahnya Literasi Sains : Faktor Penyebab Indonesia.
dan Alternatif Solusinya oleh I Ketut Diantaranya
Suparya, I wayan Suastra, Ida Bagus Putu a). Pemilihan
Arnyana (2022): Faktor penyebab rendahnya buku ajar,
hasil belajar siswa berdasarkan hasil survey b).
Miskonsepsi,
PISA dan TIMSS adalah sebagai berikut : c).Pembelajar
penggunaan buku ajar siswa, miskonsepsi an tidak
siswa, pembelajaran tidak kontekstual, kontekstual,
rendahnya kemampuan membaca, lingkungan d). Rendahnya
dan iklim yang tidak kondusi, sumber daya kemampuan
membaca,
manusia, manajemen sekolah.
dan e).
Lingkungan
Sumber: http://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/indek.php/jil dan iklim
belajar yang
3. Penerapan Perangkat Model Discovery Learning tidak kondusif.
pada Materi Pemanasan Global untuk Melatih 2. Faktor
penyebab
Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Kelas VII
rendahnya
oleh Yaumi, Wisanti, Setyo Admoko (2017) : literasi sains
Rendahnya literasi sains siswa Indonesia dikarenakan oleh siswa adalah
berbagai faktor diantaranya oleh kurikulum, pembelajaran, dan Penggunaan
assesmen IPA yang menekankan pada dimensi konten dan buku ajar
melupakan dimensi konteks dan proses. Praktik pembelajaran yang belum
yang hanya menampilkan hafalan. tepat, b)
miskonsepsi
Sumber : https://ejournal siswa, c)
unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/18499 pembelajaran
yang tidak
4. Pengaruh Kurangnya Literasi serta Kemampuan dalam kontekstual,
Berpikir Kritis yang Masih Rendah dalam Pendidikan di d)
Indonesia (2021) : Pengaruh rendahnya minat baca atau literasi rendahnya
yang terjadi Indonesia ini juga disebabkan oleh beberapa faktor. kemampuan
Faktor pertama, belum ada kebiasaan membaca sejak dini. Kedua, membaca, e)
fasilitas pendidikan yang masih minim. Dan yang terakhir adalah lingkungan
karena masih kurangnya produksi buku di Indonesia. dan iklim
belajar, f)
Sumber: infrastruktur
https://ejournal.upi.edu/index.php/ sekolah, g)
sumber daya
manusia, h)
5. Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP pada Materi
manajemen
Sirkulasi Darah oleh Siti Hardiyanti Hasasiyah, Bagus Addin
sekolah
Hutomo, Bambang Subali, Putut Marwoto (2020) : Faktor lain
3. Hardiyanti,
yang menyebabkan masih rendahnya literasi sains siswa
Bagus,
Indonesia berdasarkan penilaian PISA adalah siswaIndonesia
Bambang,
belum terlatih dalam menyelesaikan soal-soal dengan
Putut (2020) :
karakteristik seperti soal-soal pada PISA. Selain itu, faktor latar
Berdasarkan
belakang siswa, minat, intensitas belajar, dan sikap siswa
permasalahan
terhadap sains juga turut mempengaruhi rendahnya prestasi
dilapangan
literasi sains siswa.
didapat
beberapa
Sumber : https://doi.org/10.29303/jppipa.v6i1.193
faktor
penyebab
rendahnya
literasi sains
adalah: siswa
belum pernah
mengerjakan
soal literasi
sains
sebelumnya
yang
berkaitan
dengan hasil
penelitian
tema
sistemperedara
n darah.
Kebiasaan
siswa lebih
suka
menghapal
materi
pembelajaran
dari pada
memahaminya,
sehingga siswa
kurang
memahami dan
mengaplikasik
an materi
tersebut dalam
kehidupan
sehari-hari.
2 Siswa belum Kajian literatur 1. Ferina, Diah,
mampu Supeno
(2022) : Hasil
berkolaboras 1. Pengembangan E-LKPD untuk Meningkatkan
Keterampilan Kolaborasi Siswa SMP pada wawancara
i dalam yang diperoleh
proses Pembelajaran IPA oleh Ferina Octaviana, Diah yaitu
pembelajaran Wahyuni, Supeno (2022) : Salah satu faktor yang keterampilan
menyebabkan keterampilan kolaborasi peserta didik masih kolaborasi
rendah yakni masih banyak guru yang tetap menerapkan metode peserta didik di
pembelajaran yang monoton dan menggunakan bahan ajar yang SMP Negeri 1
masih bersifat konvensional atau yang masih berupa media cetak Wuluhan masih
dan tidak bersifat interaktif sehingga partisipasi keaktifan peserta rendah.
didik dalam pembelajaran masih sangat rendah Rendahnya
keterampilan
Sumber : kolaborasi
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index tersebut
disebabkan
karena selama
2. Efektivitas Metode Pembelajaran Jigsaw Daring Dalam proses
Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Siswa SMP oleh pembelajaran
Febrianto Yopi Indrawan, Edi Irawan, Titah Sayekti, Izza daring yang
Aliyatul Muna ( 2021) : Proses perpindahan pembelajaran dimulai pada
konvensional dalam kelas ke pembelajaran sistem daring secara semester ganjil
tiba-tiba karena pandemi covid 19 menimbulkan ketidaksiapan tahun 2021
pendidik dan pendidik (Asmuni, 2020). Pergeseran pembelajaran peserta didik
luring menjadi daring menimbulkan hambatan dalam belum pernah
pengembangan kemampuan abad 21 terutama pada keterampilan melakukan
kolaborasi kegiatan
kolaborasi
Sumber : http://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jtii seperti
melakukan
3. Pengaruh Model pembelajaran Team Games Tournament praktikum
(TGT) terhadap Kemampuan Kolaborasi Siswa di SMPN 5 secara
Ungaran oleh Miroh, S.Patonah, U Kaltsum (2019) : berkelompok
mengungkapkan bahwa kemampuan kolaborasi siswa masih maupun
rendah, peran aktif siswa belum maksimal. Pembelajaran tutor melakukan
sebaya hanya dilakukan oleh siswa yang tergolong pandai untuk diskusi
membantu temannya yang tergolong lemah belajar, maka belum
ada timbal balik saling memberi ilmu pada kegiatan belajar seperti
ini. Secara emosional juga masih ada siswa yang tidak mau
membantu temannya serta ada beberapa siswa yang malu karena
dipandang lemah jika mereka meminta bantuan teman

Sumber :
http://conference.upgris.ac.id/index.php/lpf/article/view/627

4. Penggunaan Problem bases Learning untuk Meningkatkan


Keterampilan Kolaborasi dan Berpikir Tingkat Tinggi oleh
Tri Jalmo, Dwi Fitriyani, Berti Yolida (2019) : Pendidik lebih
menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber utama
pembelajaran. Menambahkan, bahwa proses pembelajaran yang
hanya meneruskan informasi tersebut diidentifikasi sebagai proses
pembelajaran yang tradisional. Metode pembelajaran yang hanya
meneruskan pengetahuan tidak memberikan peluang kepada
peserta didik berinteraksi dan bertransaksi sehingga menyebabkan
mereka kehilangan waktunya untuk mengartikulasikan
pengalamannya dalam proses pembelajaran

Sumber:
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/view/17480

5. Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning pada Materi


Gerak Lurus Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
dan Kolaborasi Siswa oleh Dyah Isna Nurhayati, Dwi Yulianti,
Budi Naini Mindyarto (2019) : Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru fisika SMA Negeri 1 Juwana, didapatkan bahwa
dalam proses pembelajaran dikelas kurang melibatkan siswa dan
cenderung berpusat pada guru (teacher centered), sehingga
kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan
komunikasi dan kolaborasi menjadi berkurang.
Sumber : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

3 Hubungan Kajian Literatur 1. Ike, Wulan,


komunikasi Indri,
antar guru 1. Strategi Guru dalam Membangun Komunikasi Dengan Raditya
Orangtua Siswa di Sekolah oleh Ike Junita Triwardhani , (2020) :
dan orang Wulan, Indri, Raditya (2020) : Mendorong keterlibatan orang Salah satu
tua terkait tua di sekolah sangat tidak mudah. Hal yang umum terjadi orang hambatan yang
pembelajaran tua siswa hanya datang pada saat menerima rapor atau ketika sering ditemui
masih kurang anaknya bermasalah disekolah. Padatnya waktu aktivitas orang dalam
tua menjadi sebuah salah satu kendala. komunikasi
antara orang
Sumber : tua dan guru
adalah masalah
2. Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan guru Dalam waktu.
Memahami Pendidikan Inkusi di TK Jasmine Jakarta Utara Ketidaksesuaia
oleh Natalina Nilamsari (2018) : Faktor-faktor dalam n waktu yang
komunikasi antarpribadi antara guru dan murid PAUD yaitu dimiliki karena
keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan kesetaraan aktivitas
(equality) telah berlangsung dan memengaruhi pencapaian tujuan masingmasing
pembelajaran nilai-nilai keberagaman dalam pembentukan pihak yang
karakter anak. padat membuat
guru harus
menyesuaikan
Sumber : waktu
https://journal.moestopo.ac.id/index.php/pustakom/article/view/544 menyampaikan
pesan agar
dapat diterima
3. Pengembangan Program Pelibatan Orangtua dalam dengan baik
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (2019) : Survei oleh orang tua.
yang telah dilakukan oleh Oreo bekerja sama dengan lpsos Tingkat
dalam kompas.com, menunjukkan bahwa 50% orang tua pendidikan
menghabiskan waktunya untuk bekerja dibandingkan memiliki yang dimiliki
waktu khusus dengan anak-anaknya. Pelibatan orangtua oleh juga akan
pihak sekolah sebatas permintaan dana untuk keperluan piknik mempengaruhi
atau karyawisata. seseorang
dalam
Sumber : http://journal2.uad.ac.id/index.php.jecce berkomunikasi.
2. Heryanto : Dari
4. Kerjasama Orang Tua dan Guru dalam Meningkatkan urian diatas
Hasil Belajar di Kelompok Bermain Mambaul Ulum oleh Ilfi dapat ditarik
Nur Diana, Heryanto, Susilo (2020) : Hambatan- hambatan kesimpulan
tersebut dapat bersumber dari perspektif guru atau perspektif bahwa
kepala sekolah sebagai pihak pelaksana hubungan maupun hambatan yang
bersumber dari pihakorang tua sebagai subjek yang diajak untuk dialami dalam
berkerjasamadalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh menjalin
sekolah. Hambatan tersebut antara lain : waktu, pandangan kerjasama
orang tua tentang guru, rasa percaya diri orang tua masih rendah, antara orang
masih terbatasnya kemampuan dan pemahaman guru dan orang tua dan guru
tua tentang kerjasama dalam
meningkatkan
Sumber : hasil belajar
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/36/article/view/36184 peserta didik
disebabkan
5. Membangun Relasi Digital antara Orang tua Siswa Dengan
oleh dua faktor
Sekolah dalam Penanganan Tawuran Pelajar di Yogyakarta oleh
yaitu faktor
Muhadjir Darwin, Henny Ekawati, Fadlan Habib (2017) : Relasi
internal (dari
antara pihak sekolah dengan orang tua siswa sering kali bersifat
guru atau piahk
sangat formal. Relasi sekolah dengan orang tua siswa pada
umumnya terjalin saat penerimaan siswa baru dan pengambilan sekolah) dan
rapor atau ijazah saja. Saat itu pun yang disampaikan oleh pihak faktor eksternal
sekolah hanya berupa nilai-nilai akademis semata. Renggangnya (dari orang
relasi antara orang tua dan pihak sekolah juga disebabkan oleh tua).
banyaknya orang tua yang tidak terima jika anak mereka Hambatan-
didisiplinkan oleh guru ketika anaknya dinilai “nakal”. Ada juga hambatan
orang tua yang sampai berurusan dengan pihak kepolisian terkait tersebut
hal tersebut. muncul
dikarenkan
Sumber : https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/36201 oleh beberapa
faktor yaitu
status ekonomi,
status sosial
serta tingkat
pendidikan
orang tua dan
juga guru.
4 Guru belum 1. Kendala Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran pada Berdasarkan hasil
mengoptimal Pembelajaran Tematik Berdasarkan Kurikulum 2013 di SD analisis data,
Negeri 2 Kota Banda Aceh oleh Indah Fajar Friani, Sulaiman, kendala yang
kan dihadapi guru
Mislinawati (2017) : Kendala yang paling sering dihadapi oleh
pembelajaran guru dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah pemilihan model dalam menerapkan
yang model pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada saat mengajar guru harus model
inovatif menyesuaikan dengan pembalajaran tematik yang diajarkan. pembelajaran
sesuai Sebagaimana diketahui bahwa pembelajaran tematik terdiri atas tematik diantaranya
tiga atau empat pelajaran yang dihubungkan satu sama lain. adalah dalam
dengan rencana
karakteristik Sumber : pelaksanaan
materi pembelajaran
2. Blended Learning Sebagai Alternatif Model (RPP ) guru kurang
Pembelajaran Inovatif di Masa Post Pandemi di Sekolah memahami
Dasar oleh Indra Kartika Sari (2021) : Berdasarkan hasil langkah- langkah
penelitian awal 12 guru dari berbagai sekolah yang berbeda pembelajaran
di sekolah dasar yang berstatus PNS belum pernah sesuai sintak yang
melaksanakan pembelajaran Blended Learning karena tidak ada pada model
mengetahui adanya model pembelajaran tersebut. pembelajaran.
Wawasan guru yang kurang luas dapat menyebabkan Sehingga guru
Pendidikan tidak berjalan dengan baik sesuai tuntutan kurang mampu
pembelajaran di masa depan dalam menstimulus
siswa untuk
Sumber : https://jbasic.org/index.php/basicedu menemukan sendiri
masalah yang ada
3. Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif di pada materi
Sekolah Dasar Kecamatan Medan Selayang pembelajaran,
pengelolaan dan
Kota Medan oleh Nasrun, Faisal, Feriansyah pengawasan kelas
(2018) : Berdasarkan hasil wawancara dan guru kurang
observasi diperoleh fakta bahwa pembelajaran di mampu
kelas belum berjalan secara efektif. Beberapa hal mengarahkan siswa
yang ditemukan antara lain : 1.pembelajaran yang kurang pintar
masih monoton, 2. RPP yang dirumuskan belum untuk terlibat aktif
menunjuukan berorientasi pada aktivitas. dengan
Adanya indikasi bawah pembelajaran aktif yang bekerjasama dalam
kelompok,
berbasis aktivitas belum berjalan seperti yang
terkendala dalam
diharapkan. Hal ini terjadi karena belum menyediakan alat
mampunya guru merancang perangkat dan bahan jika
pembelajaran yang berorientasi pada model diperlukan dalam
pembelajaran tertentu menggunakan model melakukan proyek,
pembelajaran inovatif. dan guru kurang
menyiasati waktu
Sumber : yang tersedia.
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/10359

4. Kesulitan Penerapan Problem Based Learning


dalam pembelajaran Matematika oleh Retnaning
Tyas (2017) : fakta di lapangan, hasil wawancara
dengan guru matematika mengungkap bahwa PBL
bukanlah model pembelajaran yang mudah untuk
diimplementasikan sehingga guru merasa enggan
untuk menggunakannya. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor dan salah satunya adalah faktor
belum terbiasa sehingga kebiasaan guru yang masih
melaksanakan pembelajaran konvensional.
Sumber :
https://ejournal.kahuripan.ac.id/index.php/TECNOSCIENZA/
article/view/26/20

5 Penerapan 1. Analisis Kesulitan Guru Bahsa Indonesia dalam Penerapan


pembelajaran Pembelajaran HOTS di SMK Wisata Prima Sidikalang oleh
Posma (2021) : Penerapan dalam HOTS masih sulit diterapkan
berbasisi guru dalam pembelajaran sehingga guru masih menciptakan soal
HOTS yang yang hanya mengandalkan ingatan otak dibandingkan dengan
belum berfikir secara kritis. Sesuai dengan pernyataan, permasalahan
optimal yang muncul adalah cenderung berkaitan dengan masih banyak
guru yang kebingungan dalam menerapkan pembelajaran berbasis
HOTS tersebut. Para guru masih belum paham tentang
penyusunan soal, sehingga mereka kesulitan.

Sumber : https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra

2. Analisis Kesulitan Guru Sekolah Dasar dalam Pembelajaran


Matematika Berbasis HOTS oleh Wawan Miswanto (2021) :
Namun masih banyak guru yang belum memahami tentang HOTS
(Rohim, 2019). Asumsi guruHOTS adalah soal-soal yang sulit dan
cara mengajarkannya dengan membuat dan memberikan soal-soal
dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Hal ini menyulitkan siswa
dalam memahami materi dan memecahkan masalah yang
diajukan, karena guru hanya mengajukan pertanyaan yang sulit
tetapi tidak melatih siswa untuk menyelesaikannya terlebih dahulu

Sumber : https://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/index

6 Pemanfaatan 1. Analisis Kesulitan Guru dalam Penggunaan Media


teknologi Pembelajaran Online di Sekolah Dasar oleh Rose Winda,
Fenrina Dafit (2021) : Salah satunya yaitu, kemampuan guru
dan media dalam mengoperasikan IT (Information Technology). Masih
pembelajaran banyak guruguru khususnya tingkat Sekolah Dasar yang tidak
yang masih dapat mengoperasikan komputer atau laptop. Hal ini disebabkan
belum minimnya kemampuan dan pemahaman guru mengenai IT, serta
optimal. guru-guru yang sudah lanjut usia. Permasalahan yang di alami
guru pada saat pembelajaran daring yaitu lemahnya penguasaan
IT.
Sumber :
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jp2

2. Kendala Guru Memanfaatkan Media IT dalam Pembelajaran


di SDN 1 Pagar Air Aceh Besar oleh Lounard Syaulan
Sahelatua, Linda Vitoria, Mislinawati (2018) : Berdasarkan
hasil penelitian mengenai kendala guru memanfaatkan media IT
dalam proses pembelajaran di SDN 1 Pagar Air Aceh Besar dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Kendala guru untuk memenfaatkan komputer
sebagai media pembelajaran
b. Kendala guru menggunakan power point
sebagai media pembelajaran
c. Kendala guru memanfaatkan internet
d. Keaktifan siswa dengan media IT

Sumber :
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/
8579

Anda mungkin juga menyukai