Sumber wawancara:
1.Kepala sekolah (Mustari, S.Pd., M.Pd)
Faktor keluarga, masyarakat dan lingkugan peserta didik
Tidak adanya motivasi dan daya dorong di sekitar peserta
didik.
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi masalah
2. Pakar (Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd_Dosen Institut
Teknologi dan Bisnis Bina Adinata)
Peserta didik belum mengetahui manfaat dari
belajar Fisika
Cara mengajar guru kurang menarik (Guru harus
menggunakan metode inovatif)
3.Wakasek Kurikulum (Isyraeni Nusrsyam, S.Pd)
Kurangnya kesadaran peserta didik akan Pendidikan
Kurangnya minat peserta didik terhadap materi
pembelajaran
Metode yang digunakan guru kurang menarik
4.Teman Sejawat (Muh. Azis, S.Pd_Guru PKN)
Guru masih menggunakan metode konvensional.
Peserta didik kurang tertarik dengan materi.
2. Kurangnya minat baca Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap
peserta didik 1. Yoni, Efri (2020) hasil kajian literatur, wawancara dan
Menyatakan bahwa Terdapat beberapa tantangan dan observasi, dapat diketahui
kendala dalam meningkatkan pertumbuhan minat baca penyebab masalah rendahnya minat
seperti keterbatasan jumlah buku cetak, minimnya fasilitas baca peserta didik adalah:
perpustakaan dan lebih menariknya program tayangan 1) Kemajuan teknologi, peserta
televisi. didik lebih tertarik bermain
game dan sosial media
Yoni, Efri. "Pentingnya Minat Baca Dalam Mendorong dibandingkan membaca
Kemajuan Dunia Pendidikan." Inovasi Pendidikan 7.1 2) Pengelolaan perpustakaan
(2020). yang belum maksimal
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/inovasipendidikan/article/ 3) Peserta didik tidak memiliki
view/2237
ketersediaan waktu
2. Amriani Amir (2023)
Menyatakan Bahwa faktor utama penyebab rendahnya
minat baca adalah keterbatasan akses buku bacaan
khususnya buku pelajaran sekolah, kurangnya motivasi
karena umumnya orangtua berpendidikan rendah dan
kurangnya waktu yang tersedia untuk membaca di rumah,
karena harus bekerja sambilan membantu perekonomian
keluarga.
Sumber wawancara:
1. Kepala sekolah (Mustari, S.Pd., M.Pd)
Minat membaca peserta didik rendah
Fasilitas masih kurang
2. Pakar (Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd_Dosen Institut
Teknologi dan Bisnis Bina Adinata)
Kemajuan teknologi (game, sosial media) sehingga
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi masalah
peserta didik selalu terpaku dengan Gadget nya.
3. Wakasek Kurikulum (Isyraeni Nusrsyam, S.Pd)
Pengaruh teknologi, peserta didik lebih senang bermain
sosial media dan tidak meluangkan waktu untuk
membaca
4. Teman Sejawat (Muh. Azis, S.Pd_Guru PKN)
Peserta didik lebih tertarik bermain gaget/game, sosial
media daripada membaca.
Sumber wawancara:
1. Kepala sekolah (Mustari, S.Pd., M.Pd)
Kurangnya dasar dari sekolah sebelumnya
Kurangnya pendampingan kepada peserta didik
2. Pakar (Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd_Dosen Institut
Teknologi dan Bisnis Bina Adinata)
Kurangnya pemahaman murid terhadap konsep-konsep
dasar matematika
Kurang latihan dan praktik mengulangi pembahasan
perhitungan dasar
Kurangnya waktu serta tidak adanya pedampingan dari
orangtua
3. Wakasek Kurikulum (Isyraeni Nusrsyam, S.Pd)
Adanya anggapan bahwa pelajaran perhitungan (MTK)
itu sulit di pahami, input siswa dari jenjang pendidikan
sebelumnya yang kurang terkait dengan perhitungan.
4. Teman Sejawat (Muh. Azis, S.Pd_Guru PKN)
Kurangnya pengulangan soal perhitungan
Tidak adanya pendampingan setelah pembelajaran
selesai.
4. Peserta didik kesulitan Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi masalah
memahami materi fisika. 1. Nur Hanifah (2023) hasil kajian literatur, wawancara dan
Menyatakan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar siswa observasi, dapat diketahui
sekolah dasar pada pembelajaran adalah, faktor internal penyebab masalah peserta didik
meliputi (1) Minat, siswa yang kurang tertarik untuk kesulitan memahami materi adalah:
mengikuti pembelajaran matematika, ditambah siswa 1) Padatnya jam pelajaran
didalam kelas kurang fokus dan serius dalam mengikuti membuat peserta didik tidak
proses belajar mengajar seperti pandangan siswa selalu konsentrasi dalm belajar
mengarah ke luar kelas apabila guru menjelaskan materi, 2) Guru masih kurang dalam
(2) Faktor kebiasan belajar peserta didik, kurang tepatnya menggunakan metode
belajar siswa yang hanya belajar ketika ada ulangan (3) pembelajaran inovatif
Faktor kesehatan peserta didik, dapat mempengaruhi 3) Sarana dan prasarana masih
tingkat konsentrasi siswa dalam belajar matematika, jika terbatas
tubuh siswa kurang sehat maka dapat mempengaruhi hasil 4) Faktor keluarga dan lingkungan
belajar siswa. serta kondisi peserta didik.
Nur Hanifah. Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Matematika .
2023.
https://journal.widyakarya.ac.id/index.php/jmk-widyakarya/
article/view/829
Sumber wawancara:
1. Kepala sekolah (Mustari, S.Pd., M.Pd)
Peserta didik kurang tertarik dengan materinya
Peserta didik selalu menganggap tidak hubungannya
dengan dirinya ketika sudah Selesai.
2. Pakar (Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd_Dosen Institut
Teknologi dan Bisnis Bina Adinata)
Penyampaian guru kurang menarik
Metode kurang bervariasi
3. Wakasek Kurikulum (Isyraeni Nusrsyam, S.Pd)
Jam pelajaran yang padat sehingga peserta didik tidak
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi masalah
konsentrasi dalam pembelajaran.
4. Teman Sejawat (Muh. Azis, S.Pd_Guru PKN)
Keterbatasan media pembelajaran/alat peraga
Kondisi psikis peserta didik yang tidak siap dalam balajar
(kondisi kesehatan, permasalahan di lingkungan
keluarga)
5. Guru belum maksimal Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap
menggunakan model- 1. Manisa Octasyavira (2022) hasil kajian literatur, wawancara dan
model pembelajaran Menyatakan bahwa Kesulitan yang terjadi oleh guru observasi, dapat diketahui
inovatif ketika merancang media inovatif untuk pembelajaran ada penyebab masalah guru belum
beberapa faktor yaitu: Pertama, kurangnya keterampilan maksimal menggunakan model
dan kreatifitas yang dimiliki guru hal ini disebabkan pembelajaran inovatif adalah:
karena, Kebiasaan tidak menggunakan media, 1) Masih rendahnya pemahaman
kemampuan menelaah kebutuhan media yang sesuai guru terhadap model
dengan materi, kesalahan dalam memahami student pembelajaran inovatif.
center; Kedua, Sudah nyaman dengan metode yang ada 2) Kebiasaan guru mengajar
dan juga guru memiliki metode yang dirasa lebih efektif dengan metode lama sehingga
untuk digunakan didalam proses belajar mengajar sesuai kebutuhan siswa tidak
dengan materi yang ingin disampaikan, hal ini dikarenkan; terpenuhi.
kesulitan guru memahami gaya belajar siswa, kurang
memanfaatkan saran dan prasaran yang disedikan
sekolah dan faktor yang terakhir, guru kurang memiliki
waktu yang efektif untuk merancang media inovatif untuk
pembelajaran yang maksimal.
Manisa Octasyavira. Kesulitan Guru dalam Merancang
Media Inovatif Digital untuk Pembelajaran Sosiologi.
(2022)
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php/nara/article/view/87
Sumber wawancara:
1. Kepala sekolah (Mustari, S.Pd., M.Pd)
Guru masih kurang dalam penguasaan model-model
pembelajaran inovatif
2. Pakar (Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd_Dosen Institut
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi masalah
Teknologi dan Bisnis Bina Adinata)
Daya dukung sekolah masih terbatas
Guru kesulitan menentukan metode, model dan materi
pembelajaran yang sesuai.
3. Wakasek Kurikulum (Isyraeni Nusrsyam, S.Pd)
Menurut saya belum, karena masih ada beberapa guru
yang belum paham apa itu pembelajaran inovatif
sehingga belum menerapkannya.
4. Teman Sejawat (Muh. Azis, S.Pd_Guru PKN)
Masih banyak guru yang belum memahami tentang
model belajar inovatif untuk memenuhi kebutuhan belajar
Peserta didik didalam kelas semua hanya sebatas teori
pada perangkat pembelajaran masih kurang di
implementasikan di dalam kelas.
6. Masih kurang dalam Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap
penerapan 1. Budiastini dkk (2020) hasil kajian literatur, wawancara dan
pembelajaran HOTS Menyatakan bahwa Soal-soal yang dibuat oleh guru observasi, dapat diketahui
belum sepenuhnya mengandung HOTS dan masih penyebab masalah masih kurang
terkategori cukup. Kendala yang dihadapi guru dalam dalam penerapan pembelajaran
penerapan asesmen autentik berbasis HOTS bervariasi HOTS adalah:
antar sekolah, kendala utama yang dihadapi adalah waktu 1) Masih minimnya pelatihan
dan siswa. untuk guru tentang
pembelajaran HOTS
Budiastini, Ni Putu Desi, Ida Bagus Made Astawa, and I. 2) siswa kurang dalam memahami
Putu Sriartha. "Kualitas Penerapan Asesmen Autentik pertanyaan pertanyaan berupa
Berbasis HOTS Guru Geografi SMA." Jurnal Pendidikan uraian dan soal soal yang
Geografi Undiksha 8.2 (2020) berbentuk HOTS
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPG/article/view/
25352/16028
Sumber wawancara:
1. Kepala sekolah (Mustari, S.Pd., M.Pd)
Guru masih kurang memahami pembelajaran HOTS
Guru harus selalu meningkatkan kompetensi
2. Pakar (Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd_Dosen Institut
Teknologi dan Bisnis Bina Adinata)
Guru kurang memahami pembelajaran HOTS sehingga
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi masalah
susah untuk diterapkan.
Kurangnya pelatihan yang diikuti guru sehingga ilmunya
tidak berkembang.
3. Wakasek Kurikulum (Isyraeni Nusrsyam, S.Pd)
Sebenarnya guru sudah paham tentang pembelajaran
hots hanya saja Guru belum banyak menerapkan
pembelajaran hots karena kemampuan siswa yang
belum sampai ketingkat pembelajaran hots.
4. Teman Sejawat (Muh. Azis, S.Pd_Guru PKN)
Pengetahuan guru terkait soal hots masih beragam
tergantung sejauhmana guru tersebut membaca literatur
dan mengikuti pelatihan terkait soal hots tersebut bahkan
tidak tertutup kemungkinan masih ada guru yang belum
paham sama sekali tentang hots.
7. Guru belum Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap
memaksimalkan 1. Rahma Dalena (2019) hasil kajian literatur, wawancara dan
pemanfaatan teknologi Menyatakan bahwa kendala-kendala dalam penggunaan observasi, dapat diketahui
dan inovasi dalam teknologi media belajar adalah sebagai berikut: 1) penyebab masalah pemanfaatan
proses pembelajaran minimnya media yang tersedia di sekolah; 2) teknologi dan inovasi dalam proses
keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan pembelajaran adalah:
teknologi sebagai media belajar; 3) tidak tersedianya 1) Rendahnya pengetahuan guru
waktu untuk pembuatan media belajar; dan 4) ada terhadap penggunaan teknologi
sebagian guru yang tidak memahami fungsi media dalam pembelajaran.
belajar. 2) Masih kurangnya sarana dan
prasarana yang tersedia.
Rahma Dalena. “Kendala Penggunaan IT Sebagai Media
Belajar Di SMP Negeri 4 Gelumbang .” Prosiding Seminar
Nasional (2019)
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/
article/view/3081/2898#:~:text=Hasil%20penelitian%20ini
%20menunjukan%20bahwa,tersedianya%20waktu%20untuk
%20pembuatan%20media
Sumber wawancara:
1. Kepala sekolah (Mustari, S.Pd., M.Pd)
Guru kurang pemahaman dalam penggunaan teknologi
Fasilitas kurang memadai
2. Pakar (Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd_Dosen Institut
Teknologi dan Bisnis Bina Adinata)
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi masalah
Pamanfaatan teknologi dalam pembelajaran inovatif
variatif ada guru yang sudah menggunakan dan ada
yang masih menggunakan metode konvensional bahkan
ada guru yang saat ini tergolong gagap teknologi.
3. Wakasek Kurikulum (Isyraeni Nusrsyam, S.Pd)
Beberapa guru masih gaptek (gagap teknologi)
Sarana dan prasarana yang masih terbatas.
4. Teman Sejawat (Muh. Azis, S.Pd_Guru PKN)
Tidak semua guru melakukan karena terkendala oleh sarpras
yang tersedia di sekolah terbatas, kemampuan guru dalam
mengoperasikan teknologi masih rendah.