Anda di halaman 1dari 23

LK. 1.2.

Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama : IRWAN APRAYADI, S.Pd_SMAN 2 MADAPANGGA

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1. Literasi dan Adapun hasil Ekplorasi,
Numerasi Kajian Literatur penyebab masalah
Siswa masih Penyebab Rendahnya
rendah pada 1. Menurut jurnal Analisis Faktor Literasi dan Numerasi
materi Sifat Penyebab Rendahnya Kemampuan 1. Pembelajaran tidak
Koligatif Literasi Sains Peserta Didik oleh kontektual
Larutan Husnul Fuadi dkk (2021) 2. Pengaruh
https://jipp.unram.ac.id/index.php/j Lingkungan
ipp/article/download/122/110 keluarga dan
masyarakat
Rendahnya kemampuan literasi sains 3. Pembelajaran yang
siswa dapat disebabkan kebiasaan tidak
pembelajaran IPA yang masih bersifat memperhatikan
konvensional serta mengabaikan kemampuan siswa
pentingnya kemampuan membaca 4. Pemilihan Bahan
dan menulis sains sebagai Ajar yang tidak
kompetensi yang harus dimiliki siswa tepat dan metode
(Norris & Pillips dalam husnul ,2020). pembelajaran yang
Siswa terbiasa hanya mengisi tabel tidak inovatif
yang telah disediakan oleh guru, 5. Penguasaan Materi
sehingga kemampuan siswa dalam Prasyarat yang
menginterpretasikan grafik/tabel juga belum dikuasi siswa
terbatas (Rahayu dalam Husnul,
2020) Siswa tidak terbiasa
mengerjakan soal tes literasi sains
(Sariati dalam Husnul, 2020).
Faktor penyebab rendahnya
kemampuan Literasi sains peserta
didik
a. Pemilihan Buku Ajar :
Pengetahuan dan penerapan
literasi sains yang hanya
mengandalkan buku ajar atau
teks (tekstual) belum sepenuhnya
menyentuh jiwa peserta didik
b. Miskonsepsi : konsep-konsep
sains hanya sekedar dihafalkan
yang pada akhirnya konsep
tersebut mudah dilupakan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
c. Pembelajaran tidak kontekstual :
tidak dikaitkan dengan hal-hal
yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
d. Rendahnya kemampuan
membaca: tradisi membaca jelek,
tradisi riset jelek.
e. Lingkungan dan iklim belajar :
pemahaman konsep dan
kemampuan inkuiri siswa jarang
dilatihkan, guru hanya
berorientasi pada target
penguasaan materi dan tidak
mampu mengelola pembelajaran
yang berbasis penemuan dan
pembelajaran berbasis masalah.

2. Menurut Artikel ANALISIS MUATAN


LITERASI KIMIA PADA BUKU TEKS
KIMIA oleh Mega Viendrieana dkk
(2021)
https://jurnal.uns.ac.id/JPKim/artic
le/download/48179/34068

Rendahnya kemampuan literasi


kimia peserta didik di Indonesia
dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sistem pendidikan dan
kurikulum yang berlaku, metode dan
model pengajaran yang dipilih guru,
sarana dan fasilitas belajar, bahan
ajar, sumber belajar. Salah satu
faktor yang yang mempengaruhi
rendahnya kemampuan literasi kimia
dan bersinggungan langsung dengan
peserta didik adalah keberadaan
sumber belajar Sumber belajar dalam
hal ini berupa buku teks, dimana
selama ini buku teks menjadi sumber
utama pembelajaran peserta didik di
sekolah. Sehingga analisis terhadap
buku teks kimia sangat penting
untuk dilakukan, terutama analisis
yang berhubungan dengan
kemampuan literasi kimia
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi

Wawancara Kepala Sekolah, Guru

3. Hasil Wawancara Subari, S.Pd., M.Pd


Kepala Sekolah SMAN 2 Madapangga
Menyatakan Bahwa rendahnya
literasi numeerasi siswa dipengaruhi
oleh kebiasaan dari rumah atau
lingkungan sekitar yang kurang
peduli terhadap literasi, sedangkan di
sekolah disebabkan kurangnya
sumber daya untuk menghidupkan
budaya literasi belum memadai baik
dari gurunya ataupun dari sarana
dan prasara pendukungnya.

4. Hasil Wawancara Rahmi, S.Pd Guru


Mata pelajaran Bahasa Indonesia
SMAN 2 Madapangga
Menyatakan bahwa Faktor penyebab
rendahnya Literasi dan Numerasi
siswa disebabkan
- Siswa tidak dibiasakan rutin
membaca Sejak dini atau SD serta
SMP
- Pembelajaran yang diberikan oleh
guru tidak memperhatikan
kemampuan siswa
- Pengetahuan Matematika dasar /
alzabarnya masih rendah
Dorongan orang tua untuk
membimbing kemampuan dasar
literasi dirumah yang kurang

Wawancara Pakar

5. Hasil Wawancara
Supriadin, S.Pd Guru Penggerak
Angkatan ke 2 – Wakasek Kurikulum
- Guru Mata pelajaran Matematika
SMAN 2 Madapangga

Menyatakan bahwa Faktor penyebab


rendahnya Literasi dan Numerasi
siswa disebabkan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
- Rendahnya literasi numerasi
siswa SMA dikarenakan sejak
kecil (SD) mereka tidak dibiasakan
rutin membaca baik dari guru
atau orang tua di rumah,
- Kurangnya kreatifitas guru atau
sekolah dalam mengembangkan
minat literasi numerasi, baik
dengan menerapkan budaya
membaca di awal waktu kegiatan
pembelajaran atau menyediakan
tempat-tempat membaca,
- Penyampaian Materi yang
disampaikan oleh Guru tidak
dianalogikan secara nyata pada
kehidupan sehari-hari yang
mengakibatkan pengetahuan
siswa terbatas pada teori saja,
- Bahan Ajar yang digunakan serta
metode yang digunakan oleh guru
tidak melihat dari karakteristik
siswa serta masih bersifat
monoton,
- Minat dari diri siswa tersebut
yang kurang. Siswa tidak paham
karena materi prasyaratnya
kurang dikuasai/ dipaham
menjadikan siswa enggan
membaca kembali materi yang
diberikan.
- Pengetahuan Perhitungan Dasar
atau Pengoprasian Matematika
Alzabar siswa yang masih rendah

6. Hasil Wawancara Nanang Diana,


S.Pd.,M.Pd Dosen STKIP Taman
Siswa Bima Jurusan Matematika-TIM
Gemar Literasi Kabupaten Bima.

Menyatakan Bahwa Rendahnya


literasi Numerasi pada siswa
disebabkan beberapa faktor.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
a. Internal dari diri siswa tersebut
- Motifasi Belajar Siswa yang
rendah
- Siswa tidak memiliki tujuan akan
kedepanya atau cita-cita yang
akan dicapai secara nyata
- Kondisi fisik dan mental siswa
dalam kegiatan belajar

b. Ekstenal dari lingkungan peserta


didik
- Dari keluarga yang tidak
memperioritaskan pendidikan,
siswa sering diajak berladang,
bertani, atau berdagang
- Dari Pendidik atau guru yang
kurang memberikan pendekatan
secara khusus kepada siswa
untuk membimbing minat atau
tumbuh kembang gemar literasi
dan numerasi sejak dini,
pendekatan yang dilakukan oleh
guru biasanya bersifat ceramah
tanpa pendekatan yang
menggunakan multimedia yang
menyenangkan sesuai kebutuhan
jaman.
- dari pergaulan teman sebaya atau
lingkungan sekitar yang negatif
- Dari Sarana dan Prasarana yang
menunjang kegiatan Literasi dan
numerasi di Sekolah yang tidak
lengkap
- Program Kerja sekolah yang tidak
memasukan Program literasi

7. Hasil Wawancara Muhtar H.Hasan,


S.Pd., M.Pd Ketua MGMP Kimia Kab.
Bima
Menyatakan bahwa rendahnya
literasi dan numerasi pada materi
sifat koligatif larutan antara lain :
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
- Kegiatan Pembelajaran tidak
disertai dengan kegiatan
praktikum hanya menggunakan
metode konfensional
- Materi sifat koligatif larutan
tergolong materi ajar yang terasa
sulit bagi kebanyakan siswa, jika
tidak menguasai materi prasyarat
- Guru masih kurang bisa
menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan untuk
meningkatkan literasi dan
numerasi

2 Guru dominan Kajian Literatur Adapun hasil Ekplorasi,


menggunakan penyebab masalah
metode 1. Pada penilitian oleh HL Penyebab Guru dominan
konfensional Kumbini · (2016) Menggunakan metode
mengakibatkan http://repository.unmuhpnk.ac.id/48 konfensional
pemahaman 9/2/BAB%201.pdf 1. Guru Masih nyaman
kimia yang dengan metode
bersifat abstrak Pelajaran kimia memiliki karakteristik konfensional
yang bersifat abstrak, sehingga 2. Kurangnya kemampuan
membuat peserta didik sering kali guru menggunakan
mengalami kesulitan dalam metode yang interaktif
memahami konsep pelajaran kimia. 3. Ilmu yang belum cukup
(Erlina dalam Kumbini, 2016) dalam pengembangan
Berbagai teori dan temuan dalam model pembelajaran
sains kimia direfleksikan dengan yang inovatif
membedakan ke dalam tiga level
representasi yaitu makroskopik
(pengetahuan dengan indra),
mikroskopik dan simbolik.
Pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah menyebabkan siswa
kurang memahami materi kimia yang
bersifat abstrak (mikroskopik) (Farida
dalam kumbini, 2016)
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
2. Dari artikel Saatnya Tinggalkan
Metode Pembelajaran Konvensional

https://www.kompasiana.com/altip/
5c0db2cbab12ae71c8361e04/saatnya
-tinggalkan-metode-pembelajaran-
konvensional

Faktor guru menggunakan metode


ceramah

a. Tuntutan sistem. Dengan struktur


kurikulum yang cukup gemuk,
para guru dituntut untuk
menyelesaikan materi pelajaran
dengan waktu yang terbatas.
b. Kebiasaan, belum terbiasanya
para guru dan siswa dengan
metode pembelajaran kekinian
menjadi salah satu penyebab
metode pembelajaran
konvensional masih sering
digunakan

Begitupun dengan para siswa, karena


sudah terbiasa melaksanakan
pembelajaran secara konvensional
(mendengarkan, mencatat,
mengerjakan soal, mengumpulkan)

Pada pelaksanaan metode


pembelajaran konvensional, jalannya
pembelajaran didominasi oleh guru
dan siswa cenderung pasif
mendengarkan, menyimak dan
mencatat.

3. Dari artikel Alasan Guru


Menggunakan Metode Ceramah

https://www.matrapendidikan.com/2
017/03/alasan-menggunakan-
metode-
ceramah.html#:~:text=Dalam%20kon
disi%20tertentu%2C%20metode%20c
eramah,sekitar%20kehidupan%20sis
wa%20sehari%2Dhari.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
a. Sarana dan sumber pembelajaran
kurang memadai
b. Jumlah siswa dalam kelas
melebihi standard
c. Materi pelajaran bersifat fakta dan
hafalan
d. Tujuan dan materi pelajaran luas
e. Menguasai teknik dan cara
berceramah

Wawancara Kepala Sekolah , Guru

4. Wawancara Rosdianawati, S.Pd guru


Kimia SMAN 2 Madapangga
Menyampaikan bahwa kesulitan
belajar siswa yang diakibatkan oleh
penggunaan metode ceramah
mengakibatkan siswa cendrung
hanya mendengarkan dan mencatat
apa yang disampaikan oleh guru.

5. Hasil Wawancara Rahmi, S.Pd Guru


Mata pelajaran Bahasa Indonesia
SMAN 2 Madapangga Menyampaikan
Bahwa :
- Metode ceramah dominan
dilakukan oleh guru-guru lama
atau guru senior mereka sudah
nyaman dengan metode itu.
- Kelemahan ceramah siswa cepat
bosan dikarenakn banyak
mendengarkan dan mencatat.
- Memang ada materi tertentu yang
lebih efektif menggunakan metode
ceramah.
- Minat baca kurang karena
membaca merupakan kegiatan
yang kurang menarik bagi para
generasi sekarang jika
dibandingkan dengan konten-
konten yang mereka dapatkan
dari smartphone mereka
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Wawancara Pakar

6. Hasil Wawancara Supriadin, S.Pd


Guru Penggerak Angkatan ke 2 –
Mata pelajaran Matematika SMAN 2
Madapangga
Menyampaikan Bahwa metode
ceramah dominan dilakukan oleh
guru-guru lama atau guru senior
mereka sudah nyaman dengan
metode itu. Kelemahan metode ini
siswa cepat bosan dikarenakn banyak
mendengarkan dan mencatat. Atau
memang ada materi tertentu yang
lebih efektif menggunakan metode
ceramah. minat baca kurang karena
membaca merupakan kegiatan yang
kurang menarik bagi para generasi
sekarang jika dibandingkan dengan
konten-konten yang mereka dapatkan
dari smartphone mereka

7. Hasil Wawancara Muhtar H. Hasan,


S.Pd., M.Pd Ketua MGMP Kimia Kab.
Bima
Menyatakan Bahwa Guru dominan
menggunakan metode konfensional
disebabkan karena
- Guru Merasa nyaman dengan
metode tersebut
- Ilmu yang belum cukup untuk
memanfaatkan dan
mengembangkan IT dalam media
pembelajaran berbasis multimedia
- Fasilitas sarana dan prasarana
sekolah yang belum memadai

3. Siswa kurang Kajian Literatur Penyebab kurangnya motiv


termotifasi asi siswa dalam
dalam 1. Menurut artikel berjudul Faktor mengerjakan tugas yang
mengerjakan Penyebab Anak Malas Mengerjakan diberikan guru karena
tugas rumah PR Oleh Linda Bress Sibert, Ph.D 1. Faktor internal dari diri
yang diberikan dan Alvin J Silbert siswa tersebut yaitu
kurangnya motifasi diri
https://id.theasianparent.com/anak- dalam menjalani
malas-mengerjakan-pr tanggung jawab sebagai
siswa
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
faktor-faktor Penyebab Siswa Malas 2. Kurangnya kontrol dari
Mengerjakan PR antara lain: lingkungan keluarga
a. Faktor Intristik (Dalam Diri Anak) 3. Materi yang
- Kurangnya motifasi diri disampaikan belum
- Kelelahan atau Sedang sakit dipahami sepenuhnya
b. Faktor Ekstrinsik (Luar diri Anak) oleh siswa
- Tugas Yang diberikan Guru 4. Kurangnya literatur
tidak Jelas siswa dalam
- Orang Tua Tidak Mendampingi mengerjakan soal
anak

2. Hubungan antara Dukungan Sosial


Orang Tua dengan Komitmen
terhadap Tugas (Task Commitment)
pada Siswa Akselerasi tingkat SMA
oleh Alvie Syarifa dkk (2011)

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/art
ikel%201-13-1.pdf

Faktor-faktor yang Memengaruhi


Komitmen Terhadap Tugas (Task
Commitment).

a. Cita-cita atau aspirasi siswa,


sebab dengan tercapainya cita-cita
akan mewujudkan aktualisasi diri
b. Kemampuan siswa akan
memperkuat tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas yang
diberikan sekolah
c. Kondisi siswa yang meliputi
kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi kemampuan siswa
dalam mengerjakan tugas.
d. Kondisi lingkungan. Lingkungan
siswa dapat berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya dan kehidupan
masyarakat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam
belajar dan pembelajaran
f. Upaya guru dalam membelajarkan
siswa
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
3. Artikel Ilmiah Identifikasi Faktor
Eksternal Penyebab Siswa Tidak
Mengerjakan Pekerjaan Rumah
Oleh Yuni Asmika (2015)
http://www.e-
campus.fkip.unja.ac.id/eskripsi/data
/pdf/jurnal_mhs/artikel/ERA1D0090
80.pdf

 Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi


Siswa Untuk Menyelesaikan PR
Deci (2004:178) berpendapat tentang
aspek-aspek yang
mempengaruhi siswa dalam
mengerjakan tugasnya antara lain
sebagai berikut
a. Persepsi diri kemampuan dalam
memahami kelemahan dan
kekurangan yang diliki
b. Persepsi terhadap tugas dan
tanggung jawab sebagai siswa
c. Perasaan saat belajar

menurut Razali (2004:33)


menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi siswa dalam
menyelesaikan pekerjaan rumahnya
a. Kebutuhan dan harapan
b. Intelegensi
c. Persepsi terhadap peran sebagai
siswa
 Faktor Eksternal Yang
Menyebabkan Siswa Tidak
Mengerjakan PR
Daryanto (2010:41) berpendapat
bahwa faktor-faktor eksternal
penyebab
siswa tidak mengerjakan pekerjaan
rumah
a. Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik
2) Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
5) Pengertian orang tua
6) Latar belakang kebudayaan
b. Faktor sekolah
1) Metode pengajaran
2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa
4) Relasi siswa dengan siswa
5) Disiplin sekolah
6) Alat pengajaran
7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran di atas
ukuran
9) Keadaan gedung sekolah yang
kurang baik
10) Pelaksanaan disiplin yang
kurang baik
c. Faktor masyarakat
1) Mass-media
2) Teman bergaul
3) Kegiatan siswa dalam
masyarakat
4) Corak kehidupan tetangga

Wawancara Kepala Sekolah, Guru

4. Hasil wawancara Dra. Ramlah


wakasek kesiswaan-Guru Mapel
Ekonomi SMAN 2 Madapangga
menyatakan bahwa siswa enggan
mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru disebabkan oleh kurangnya
motifasai diri yang dimiliki siswa
tersebut dan faktor lingkungan
keluarga atau orang tua yang kurang
harmonis.

5. Hasil wawancara Rosdianawati,


S.Pd Guru Kimia SMAN 2
Madapangga menyatakan bahwa
faktor penyebab siswa malas
mengerjakan tugas diantaranya
- Motifasi belajar dari siswa itu
sendiri yang kurang minat
terhadap pelajaran kimia
- Orang Tua atau wali yang tidak
memperhatikan Pembelajaran
anak di rumah kebanyakan siswa
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
tinggal dengan kerabat lain
(ditinggal bekerja diluar daerah
atau TKI)
- Materi yang dipelajari belum
dipahami sepenuhnya
- Siswa Lebih memilih menyotek
pekerjaan teman di sekolah
- Intensitas Tugas Rumah yang
banyak selain mata pelajaran
kimia
- Serta kadang kala Guru tidak
memeriksa atau mengomentari
tugas yang telah dikerjakan siswa
- Guru kurang memaksimalkan
latihan soal

Wawancara Ahli

1. Hasil Wawancara Supriadin, S.Pd


Guru Penggerak Angkatan ke 2 –
Mata pelajaran Matematika SMAN 2
Madapangga
Menyampaikan Bahwa kurangnya
motifasi dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru antara lain:
- Kurangnya kontrol orang tua
dirumah
- Menjamurnya game-game online
sehingga siswa tidak tertarik
dalam mengerjakan tugas yang
diberikan
- Kurangnya sumber-sumber atau
literatur untuk membantu
mengerjakn tugas
- Materi yang dianggap sulit tidak
melihat karakteristik siswa
- Memiliki kebiasaan mencontek.
Selalu mengandalkan teman
karena rasa malas
2. Hasil Wawancara Muhtar H. Hasan,
S.Pd., M.Pd Ketua MGMP Kimia Kab.
Bima
Menyatakan Bahwa rendahnya
motifasi dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru antara lain
- Kurangnya kontrol serta
bimbingan dalam lingkungan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
keluarga
- Kecendrungan siswa bermain
game online dirumah, sehingga
tugas sekolah terlupakan
- Sekolah kurang menyediakan
wadah informasi perkembangan
siswa disekolah kepada orang tua

3. Hasil Wawancara Nanang Diana,


S.Pd., M.Pd Dosen STKIP Taman
Siswa Bima Jurusan Matematika-TIM
Gemar Literasi Kabupaten Bima
Menyatakan Bahwa kurangnya
motifasi siswa dalam mengerjakan
tugas rumah disebabkan
- Kemampuan berfikir siswa dalam
memecahkan masalah masih
rendah
- Motifasi diri cendrung kurang
- Bimbingan orang tua dirumah
yang masih rendah
- Proses kegiatan dalam belajar
mengajar di kelas yang
membosankan
- Ketergantungan terhadap gawai /
HP

4. Guru belum Kajian Literatur Analisis Penyebab Masalah


menerapkan Guru belum menerapkan
model-model 1. Dalam Jurnal KONSEP DAN model-model pembelajaran
pembelajaran MASALAH PENERAPAN METODE yang inovatif
yang inovatif PEMBELAJARAN oleh A wedi (2017) 1. Penguasaan mengenal
http://journal2.um.ac.id/index.php/ dan memilih model-
edcomtech/article/download/1785/1 model pembelajaran
027 yang inovatif yang
masih belum
Penyelengggaraan pembelajaran memumpuni
masih cenderung mengaisngais dan 2. Guru masih merasa
mencari format strategi yang nyaman dengan model
dipandang paling ampuh, tanpa pembelajaran
menyadari apa sebetulnya konvensional
permasalahan 3. Serta kurangnya
mendasar dari penerapan metode- penguasaan materi
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
metode pembelajaran itu sendiri. secara komplek
Guru tidak berperan secara langsung,
sehingga pola ini disebut
pembelajaran dengan hanya media
saja.
Di sekolah kita dalam beberapa
tahun bahkan dekade, strategi yang
digunakan tidak jauh dari metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
penugasan (assigning). Dengan
keterpurukan pendidikan yang
dirasakan banyak pihak, metode
pembelajaran konvensional yang
berbasis ekspositori dianggap (dan
dituding) sebagai penyebabnya.
Metode-metode tersebut cukup
banyak dikritik dan dianggap
sebagai cara atau pendekatan yang
sama sekali keliru Dalam situasi dan
kondisi anak dan persekolahan di
Indonesia, di mana sarana dan
prasarana yang terbatas
dansumberdaya manusia yang
terbiasa dengan iklim yang sudah
berjalan, metode-metode seperti
ceramah, tanyajawab, atau diskusi
dan sejenisnya bukan tidak mungkin
merupakan metode-metode yang
masih layak diterapkan

Wawancara Guru, Kepala Sekolah


2. Wawancara Rosdianawati, S.Pd
Guru Kimia SMAN 2 Madapangga
Menyatakan bahwa guru tidak
menerapkan model-model
pembelajaran inovatif disebabkan
karena
- Guru tersebut tidak cakap dalam
menggunakan dan memilih model
pembelajaran yang inovatif dan
hanya menggunakan model
pembelajaran konfensional
- Ketersediaan Sarana dan
Prasarana di Sekolah yang kurang
mengakibatkan guru enggan
mencari sarana alternatif dalam
kegiatan pembelajaran
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
3. Hasil Wawancara Dra Ramlah Guru
Ekonomi- Wakasek Kesiswaan SMAN
2 Madapangga
Menyampaikan Bahwa Guru belum
menerapkan model-model
pembelajaran yang inovatif dalam
kegiatan pembelajaran
- Guru belum memahami model-
model pembelajaran yang inofatif
menjadikan guru lebih nyaman
menggunakan model
pembelajaran konfensional
- Dukungan sarana dan prasarana
disekolah yang minim
- Pemahaman materi ajar guru
belum baik

Wawancara Pakar

4. Hasil Wawancara Supriadin, S.Pd


Guru Penggerak Angkatan ke 2 –
Mata pelajaran Matematika SMAN 2
Madapangga
Menyampaikan Bahwa Guru belum
menerapkan model-model
pembelajaran yang inovatif dalam
kegiatan pembelajaran
- Guru masih kurang pemahaman
dalam memilih model-model
pembelajaran yang bersifat inofatif
- Kurangnya ide-ide kreatif guru
dalam mengembangkan model
pembelajaran yang inovatif

5. Hasil Wawancara Muhtar H. Hasan,


S.Pd., M.Pd Ketua MGMP Kimia Kab.
Bima
Menyatakan Bahwa Guru belum
menerapkan model- model
pembelajaran yang inovatif dalam
kegiatan pembelajaran disebabkan
oleh :
- Guru masih merasa nyaman
dengan kopetensi yang dimiliki
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
(sulit keluar dari zona nyaman),
- Belum mengerti model-model
pembelajaran yang inovatif,
- Rendahnya Penguasaan materi
secara kompleks sesuai
kebutuhan minat siswa dan
perkembangan teknologi.

5. Materi yang Kajian Literatur Analisis Penyebab Masalah


dipaparkan Guru masih memaparkan
guru dalam 1. Dalam jurnal Pengembangan Butir materi bersifat LOTS
soal masih Soal Hots Untuk Menguji 1. Kemampuan Guru yang
bersifat low Kemampuan Berpikir Tingkat kurang dalam membuat
order tingking Tinggi Siswa oleh Dewi dkk (2021) materi serta soal-soal
skill https://ejournal.unib.ac.id/index.ph yang bersifat HOTS
p/alotropjurnal/article/download/17 2. Belum adanya Bank-
119/8169 Bank soal untuk
menambah
Dalam melakukan evaluasi pembendaharaan
pembelajaran guru tersebut masih materi dan soal bersifat
cenderung memberikan soal-soal HOTS
yang mirip dengan contoh-contoh
yang telah dijelaskan yang terdapat
pada buku teks pelajaran. Sedangkan
soal-soal yang ada pada buku teks
pelajaran tersebut didominasi oleh
soal LOTS dan MOTS. Hal ini
dikarenakan belum tersedianya bank
soal khusus HOTS yang dapat
digunakan untuk mengetahui dan
menguji kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa dengan pembelajaran
sistem HOTS yang telah diterapkan
tersebut.

2. Dalam Jurnal Deskripsi


Kemampuan Calon Guru Kimia
dalam Membuat Soal Higher Order
Thinking Skill (HOTS) oleh Hidayati
dkk (2022)
https://edukatif.org/index.php/eduk
atif/article/download/2860/pdf
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
a. Fakta dilapangan masih banyak
ditemukan guru yang kesulitan
dalam membuat soal HOTS,
b. Guru masih banyak juga yang
salah persepsi terkait HOTS dan
hal ini hampir terjadi diseluruh
Indonesia. Hal ini didukung oleh
penelitian Budiarta et al. (2018), ia
menyatakan bahwa pemahaman
guru terkait konsep dan
penerapan HOTS dalam
pembelajaran masih kurang.
c. Ramadhanti (2020), dalam
penelitiannya bahwa mengatakan
bahwa kemampuan guru dalam
membuat soal HOTS masih
kurang, 84% soal yang dibuat
masih LOTS.

3. Menurut Gais & Afriansyah, dalam


Jurnal Mosharafah, volume 6,
nomor 2 (2017)
https://journal.institutpendidikan.ac.
id/index.php/mosharafa/article/view
/mv6n2_9
Faktor-faktor yang menyebabkan
kemampuan peserta didik kurang
dalam menyelesaikan soal HOTS:

a. Kemampuan berhitung yang


masih rendah
b. Kurang pemahaman peserta didik
terhadap soal
c. Kurang teliti dalam proses
pengerjaan soal
d. Proses yang dilalui selama
pembelajaran tidak maksimal
e. Kurangnya perhatian dari orang
tua
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Wawancara Guru dan Kepala Sekolah

4. Hasil Wawancara Subari, S.Pd., M.Pd


Kepala Sekolah SMAN 2 Madapangga
Menyatakan Bahwa guru kurang
memanfaatkan media pembelajaran
berbasis multimedia dikarenakan
- Guru belum ahli menggunakan
dan memilih media pembelajaran
yang tepat pada proses
pembelajaran
- Kurangnya sarana Prasarana
pendukung di sekolah
- Kecakapan guru yang kurang
dalam menyampaikan materi
menggunakan multimedia yang
kurang interaktif antar siswa dan
guru. Cendrung siswa hanya
melihat dan mendengar
penyampaian guru
5. Wawancara Rosdianawati, S.Pd guru
Kimia SMAN 2 Madapangga
menyatakan bahwa
- Di sekolah terdapat kekurangan
sarana dan prasarana pendukung
dalam multimedia
- guru belum mampu memilih dan
menentukan multimedia apa yang
menarik untuk disampaikan ke
peserta didik.
- Guru juga belum mampu
sepenuhnya dalam mengoprasikan
perangkat TIK
- Kurangnya kemampuan yang
dimiliki oleh guru dalam membuat
skenario pembelajaran yang
inovatif dan kurang kreatif dalam
menyajikan pembelajaran
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Wawancara Pakar

6. Hasil Wawancara Supriadin, S.Pd


Guru Penggerak Angkatan ke 2 –
Mata pelajaran Matematika SMAN 2
Madapangga
Menyampaikan Bahwa Guru
memaparkan materi soal masih
bersifat low order tingking skill
diakibatkan karena:
- Kemampuan dasar peserta didik
yang berbeda mengakibatkan
sulitnya mengarahkan ke materi
yang pemikiran tingkat tinggi
(HOTS)
- Dalam kegiatan pembelajaran
siswa cendrung suka dan terbiasa
dengan soal-soal yang ranah C1-
C2 dan nggan menjawab soal yang
HOTS

7. Hasil Wawancara Muhtar H. Hasan,


S.Pd., M.Pd Ketua MGMP Kimia Kab.
Bima
Menyatakan Bahwa guru
memaparkan materi soal masih
bersifat low order tingking skill
diakibatkan karena:
- Penguasaan materi ajar guru
masih LOTS, sehingga susah
untuk membelajarkan materi
HOTS, hal ini terbukti dari masih
banyaknya guru yang belum
mampu menyelesaikan soal-soal
HOTS seperti soal SBMPTN
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
6. Kurangnya Kajian Literatur Analisis Penyebab Masalah
pemanfaatan Guru masih kurang
media 1. Dalam Jurnal PENERAPAN memanfaatkan Media
pembelajaran MULTIMEDIA DALAM Pembelajaran berbasis
berbasis PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF multimedia pada kegiatan
Multimedia oleh Nugroho (2020) pembelajaran
pada kegiatan https://journal.unpak.ac.id/index.ph 1. Guru Kurang melatih
mengajar p/JPPGuseda/article/view/2543/185 mengoptimalkan
5 keterampilan
multimedia dalam
bahwa kendala yang dialami guru pembelajaran
terutama yang sudah berumur lebih 2. Sarana dan Prasarana
dari 40 tahun adalah masih Penunjang multimedia
minimnya kemampuan para guru yag terbatas
dalam mengikuti perkembangan
zaman sedangkan di abad 21 guru di
tuntut untuk menggunakan IPTEK.
beberapa guru belum memanfaatkan
media pembelajaran khususnya
multimedia dalam melaksanakan
pembelajaran
guru kurang dilatih untuk
mengoptimalkan multimedia dalam
pembelajaran menunjukkan bahwa
pembelajaran kimia kurang menggali
dan mengembangkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik
Proses pembelajaran juga terbatas
pada penyampaian materi oleh
pendidik dan pemberian latihan soal,
sehingga motivasi belajar peserta
didik rendah. Selain itu, pendidik
kurang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berpikir
secara divergen dan konvergen dalam
menyelesaikan suatu permasalahan
yang terkait dengan materi yang
dipelajari. Media pembelajaran yang
digunakan juga kurang memenuhi
kriteria dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis peserta
didik serta kurang memaksimalkan
fungsi LCD di setiap kelas
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Wawancara Kepala Sekolah dan Guru

2. Hasil Wawancara Subari, S.Pd., M.Pd


Kepala Sekolah SMAN 2 Madapangga
Menyatakan Bahwa guru kurang
memanfaatkan media pembelajaran
berbasis multimedia dikarenakan
- Guru belum ahli menggunakan
dan memilih media pembelajaran
yang tepat pada proses
pembelajaran
- Kurangnya sarana Prasarana
pendukung di sekolah
- Kecakapan guru yang kurang
dalam menyampaikan materi
menggunakan multimedia yang
kurang interaktif antar siswa dan
guru. Cendrung siswa hanya
melihat dan mendengar
penyampaian guru

3. Wawancara Rosdianawati, S.Pd guru


Kimia SMAN 2 Madapangga
menyatakan bahwa
- Di sekolah terdapat kekurangan
sarana dan prasarana pendukung
dalam multimedia
- guru belum mampu memilih dan
menentukan multimedia apa yang
menarik untuk disampaikan ke
peserta didik.
- Guru juga belum mampu
sepenuhnya dalam mengoprasikan
perangkat TIK
- Kurangnya kemampuan yang
dimiliki oleh guru dalam membuat
skenario pembelajaran yang
inovatif dan kurang kreatif dalam
menyajikan pembelajaran
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Wawancara Pakar

4. Hasil Wawancara Supriadin, S.Pd


Guru Penggerak Angkatan ke 2 –
Mata pelajaran Matematika SMAN 2
Madapangga
Menyampaikan Bahwa Kurangnya
pemanfaatan media pembelajaran
berbasis Multimedia pada kegiatan
mengajar
- Ketersedianya sarana prasarana
disekolah yang tidak memadai
- Guru kurang memiliki ide-ide
kreatif dalam pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran
- Guru masih merasa nyaman
dengan menggunakan media
papan (mencatat) dan buku paket.

5. Hasil Wawancara Muhtar H. Hasan,


S.Pd., M.Pd Ketua MGMP Kimia Kab.
Bima
Menyampaikan Bahwa Kurangnya
pemanfaatan media pembelajaran
berbasis Multimedia pada kegiatan
mengajar
- Penguasaan teknologi dalam
kegiatan pembelajaran masih
kurang baik

Anda mungkin juga menyukai