Kurikulum 2013
s
Kela
sejarah
MASUKNYA PENGARUH HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan agama Hindu-Buddha.
2. Mendeskripsikan proses masuknya agama Hindu-Buddha di Indonesia.
3. Memahami akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha.
4. Memahami akulturasi budaya dalam pendidikan dan sistem kepercayaan.
5. Memahami akulturasi budaya dalam sistem pemerintahan.
Selain kitab Weda, agama Hindu mengenal beberapa kitab yang mengandung ajaran
reinkarnasi dewa di antaranya sebagai berikut.
a. Kitab Brahmana, yaitu kitab yang berisikan tentang penafsiran ajaran keagamaan
yang ada pada kitab Weda.
b. Kitab Upanisad, yaitu kitab yang berisikan ulasan tentang Brahmana, kejadian
alam semesta, atman (jiwa), dan cara kembalinya atman kepada Brahmana Sang
Mahakuasa.
c. Kitab Mahabharata, yaitu kitab yang berisikan tentang peperangan antarkeluarga
Bharata (Pandawa dan Kurawa) di Padang Kurusetra, yang ditulis oleh Begawan Wiyasa.
d. Kitab Bagawad Gita, yaitu kitab yang menjadi bagian dari kumpulan Mahabharata
yang memiliki makna sebagai nyanyian dewa dan berisikan tentang petuah Krisna
kepada Arjuna di Kurusetra ketika sedang terjadi Perang Bharatayuda.
e. Kitab Ramayana, yaitu kitab yang berisikan tentang kisah cinta antara Rama dan
Shinta yang ditulis oleh Mpu Walmiki.
Agama Hindu menganut sistem sosial tertutup dengan menerapkan sistem kasta,
yaitu penggolongan manusia berdasarkan keturunan. Berikut adalah sistem kasta dalam
agama Hindu.
a. Kasta brahmana, yaitu kasta yang merupakan keturunan para brahmana yang
bertugas dalam menjalankan tradisi upacara-upacara keagamaan.
b. Kasta kesatria, yaitu kasta yang merupakan keturunan raja atau kaum bangsawan
yang bertugas melindungi kaum brahmana, negara, dan rakyat.
2
c. Kasta waisya, yaitu kasta yang merupakan keturunan kaum tani, pedagang,
dan tukang. Tugas kaum waisya biasanya sebagai orang yang mengurus bidang
perekonomian.
d. Kasta sudra, yaitu kasta yang biasanya merupakan keturunan Dravida, orang asing,
dan pekerja kasar. Tugas kasta sudra biasanya bekerja dan mengabdi kepada ketiga
kasta pertama.
Namun, jika terjadi pelanggaran, manusia tidak akan masuk ke dalam golongan
keempat kasta tersebut. Ada golongan yang khusus untuk mereka yang melakukan
pelanggaran, yaitu disebut paria.
3
Agama Buddha mengalami perkembangan pesat dan menyebar ke seluruh dunia
setelah Raja Ashoka Wangsa Maurya menganut agama Buddha dan menjadikan agama
Buddha sebagai agama negara. Raja Ashoka berperan penting dalam penyebaran agama
Buddha dengan mengajarkan ahimsa, yaitu larangan membunuh dan melukai makhluk
hidup. Dalam perkembangannya, agama Buddha mengalami perpecahan menjadi dua.
a. Ajaran Hinayana adalah ajaran yang meyakini bahwa umat yang ingin mencapai
nirwana haruslah berusaha sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Aliran Hinayana
dikenal sebagai ajaran yang beraliran ortodoks yang memercayai akan keberadaan
Buddha Maitreya yang disebut sebagai Buddha baru yang dipercayai melebihi dari
segala dewa. Hinayana sendiri artinya kendaraan kecil yang terdapat di Srilanka,
Myanmar, dan Muangthai.
b. Ajaran Mahayana adalah ajaran yang sudah berbeda dengan ajaran Buddha asli
dengan adanya pengaruh dari agama Weda dan Brahma dengan adanya anggapan
bahwa Buddha adalah dewa. Ajaran pokok dari Mahayana adalah menganggap
bahwa Buddha pertama, yaitu sumber dari segala makhluk. Buddha pertama
menjelma dalam lima Dhyani Buddha yang tetap tinggal di Surga, yang masing-
masing Dhyani memiliki Buddha manusia.
Dalam agama Buddha dikenal tiga hari suci yang disebut dengan Trisuci Waisak yang
menjadi hari penting bagi umat Buddha. Trisuci Waisak adalah hari lahirnya Buddha, hari
diterimanya wahyu, dan hari wafatnya Sidharta Gautama yang dipercaya jatuh pada bulan
Mei ketika bulan purnama.
4
C. Proses Masuknya Agama Hindu-Buddha di Indonesia
Proses masuknya agama Hindu-Buddha di Indonesia melalui dua jalur, yaitu sebagai
berikut.
1. Jalur laut
Melalui rute dari India ke Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia,
Kamboja, Vietnam, Tiongkok, Korea, dan Jepang. Ketika musim angin musim barat,
para pedagang langsung berlayar ke Indonesia.
2. Jalur darat
Melalui rute jalur sutra dari India ke Tibet selanjutnya ke utara hingga sampai di
Tiongkok, Korea, dan Jepang. Selain jalur tersebut, ada juga yang melalui India Utara
ke Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, dan berlayar ke Indonesia.
b. Teori kesatria
Teori kesatria menyatakan bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia melalui
golongan kesatria terutama para prajurit. Dikatakan bahwa para prajurit India
berperan dalam proses hinduisasi dengan cara melakukan ekspansi ke Indonesia.
Para prajurit India yang bermigrasi ke Indonesia biasanya adalah prajurit yang
kalah perang dalam peperangan kerajaan-kerajaan di India. Para prajurit kemudian
mendirikan koloni-koloni dengan cara penaklukan daerah atau kolonialisasi. Namun,
teori yang dikemukakan oleh Majundar dan C.C. Berg ini memiliki kelemahan
karena kurangnya bukti tentang adanya kolonialisasi.
5
c. Teori waisya
Teori waisya merupakan teori yang paling banyak didukung oleh para ahli. Menurut
teori ini, masuknya agama Hindu di Indonesia dibawa oleh para pedagang. Hal
tersebut berdasarkan telah terjadinya hubungan dagang antara pedagang India
dan pedagang Indonesia. Para pedagang India banyak melakukan komunikasi
dengan penguasa dan rakyat di Indonesia. Hubungan dagang tersebut kemudian
memberikan peluang bagi pedagang India dalam menyebarkan ajaran Hindu di
Indonesia. Teori ini dikemukan oleh N.J. Krom.
d. Teori sudra
Teori sudra muncul karena ada pendapat yang mengatakan bahwa masuknya agama
Hindu di Indonesia dibawa oleh kaum sudra yang melarikan diri ke Indonesia untuk
melepaskan diri sebagai budak.
6
aslinya. Sementara itu, menurut Koentjoroningrat, akulturasi diartikan sebagai suatu
proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
pada kebudayaan asing yang berbeda.
7
Jenis gapura lainnya yang merupakan wujud candi yang dibelah dua untuk jalan
keluar-masuk seperti Candi Bentar dan Candi Wringin Lawang.
c. Relief yang terdapat pada Candi Sukuh bercerita tentang Sudamala yang merupakan
cerita dari kidung Sudamala. Menceritakan tentang keberhasilan Sadewa dalam
merawat Dewi Durga yang mendapatkan kutukan dari Dewa Syiwa karena
perselingkuhannya. Sadewa berhasil merawat Dewi Durga yang menjelma menjadi
raksasa betina bernama Hyang Pramoni kembali menjadi seorang bidadari cantik
bernama Dewi Uma.
8
4. Akulturasi Bidang Seni Sastra
Akulturasi di bidang sastra dapat dilihat dari
berkembangnya cerita pewayangan di Nusantara yang
mengambil dari cerita Mahabharata dengan adanya
penokohan punakawan (Semar, Bagong, Gareng,
dan Petruk). Masyarakat Indonesia mengenal bahasa
Sanskerta dan huruf Pallawa dari India. Bahasa Sanskerta
berpengaruh banyak terhadap sastra Indonesia. Hal
tersebut dapat terlihat dari pembuatan prasasti yang
menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa
seperti prasasti peninggalan Kerajaan Kutai dan Kerajaan
Tarumanegara. Adapun beragam karya sastra yang
dimuat pada masa tersebut di antaranya: Gambar 4. Replika relief candra
a. Arjuna Wijaya dan Sutasoma karya Mpu Tantular sangkala di Candi Penataran
pada masa Kerajaan Majapahit; Sumber: dok. pribadi
9
E. Akulturasi Budaya dalam Pendidikan, Sistem Kepercayaan, dan Sistem
Pemerintahan
1. Akulturasi dalam Bidang Pendidikan
Pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang pendidikan ditandai dengan lahirnya lembaga-
lembaga pendidikan. Walaupun terbatas sebagai tempat belajar ilmu agama, tapi lembaga-
lembaga tersebut sangat bermanfaat. Tempat yang didirikan para pendeta untuk belajar
berbagai ilmu agama disebut pasraman.
Pada prasasti Turun Hyang, yaitu prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga
disebutkan keterangan mengenai pembuatan Sriwijaya Asrama. Sriwijaya Asrama adalah
suatu tempat yang digunakan sebagai pusat pendidikan dan pengajaran keagamaan.
10