Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Perkembangan Hindu Budha Di Indonesia

Hindu Bundha merupakan dua agama yang berasal dari satu negara berpenduduk padat di dunia, India.
Dari India, agama ini kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, kedua agama ini
masih hidup dan berkembang sampai saat ini.

Proses dan jalur masuknya Hindu Budha ke Indonesia terdapat empat teori tentang proses masuk dan
berkembangnya Hindu Budha di Nusantara. Keempat teori itu sebagai berikut:

 Teori Waisya – Menurut aliran ini, pengaruh Hindu Budha masuk karena dibawah oleh para
pedagang yang banyak menikah dengan penduduk asli. Mereka menikah karena harus tinggal
waktu minimal 6 bulan sampai menunggu pergantian musim untuk kembali ke negaranya.
Pendapat ini dianjukan oleh N.J.Krom dan Purbacaraka.
 Teori Brahmana – Menurut akiran ini, pengaruh Hindu Budha masuk karena dibawa oleh para
brahmana yang mendapat undangan dari para pengusaha untuk menobatkan para raja,
memimpin upacara keagamaan, dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Dari istana, agama ini
kemudian menyebar ke seluruh kerajaan. Pendapat ini didukung oleh J.C.van Leur.
 Teori Ksatria – Menurut aliran ini, pengaruh Hindu Budha masuk karena dibawa oleh pada
ksatria yang kalah perang di India. Mereka mendirikan koloni di Nusantara dan menyebarkan
agama Hindu Budha Nusantara. Pendapat ini didukung oleh C.C.Breg dan Mujumdar.
 Teori Arus Balik – Menurut ahli ini, pengaruh Hindu Budha masuk karena para brahmana,
pedagang, juga orang-orang Indonesia sendiri. Ada yang berdagang, ada pula yang sengaja
datang ke India untuk belajar. Ketika kembali, mereka menyebarkan agama baru yang mereka
dapatkan di India. Pendapat ini didukung oleh George Coedes dan FDK Bosch.

Agama Hindu
Agama Hindu berasal dari India. Agama ini merupakan perpaduan antara agama yang dianut oleh
bangsa Arya dan bangsa Dravida. Bangsa Arya yang berasal dari Asia tengah berhasil mendesak bangsa
asli India, Dravida. Terjadi Pembauran antara Bangsa Arya dan Bangsa Dravida yang selanjutnya
menurunkan generasi yang disebut dengan Bangsa Hindu. Kata Hindu berasal dari kata Sindhu (bahasa
Sanskerta) yang berarti sungai.

Sumber ajaran agama Hindu terdapat dalam kitab suci weda (terdiri atas empat kitab), Brahmana
(merupakan tafsir dari kitab Weda) dan Upanisad (memuat dasar-dasar filsafat hubungan antara
manusia dan tuhan).

Dewa-dewa utama ajaran Hindu yaitu dewa Trimurti (kesatuan dari tiga dewa). Ketiga dewa tersebut
yaitu:

 Dewa Brahma – bertugas menciptakan alam semesta dan mengatur segala peristiwadi dunia.
Kendaraanya berupa angsa.
 Dewa Wisnu – bertugas memelihara alam semesta. Kendaraannya berupa seekor burunggaruda.
 Dewa Syiwa – bertugas sebagai perusak semua yang tidak lagi berguna di alam. Kendaraannya
berupa seekor lembu.

Pemujaan terhadap pada dewa dipimpin oleh seorang pendeta yang disebut Brahmana. Dalam
agama Hindu, ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha
merupakan keyakinan dasar umat Hindu.

Dalam masyarakat Hindu, dikenal dengan lima kasta atau kelas, yaitu:

o Brahmana – terdiri atas pemimpin agama atau pendeta.


o Ksatria – terdiri atas para bangsawan, raja dan keturunannya serta prajuritnya.

Terdiri atas pengusaha dan pendagan.

o Sudra – terdiri atas para petani dan pekerja kasar.


o Paria – terdiri atas gelandangan (orang yang haram untuk disentuh).

Tempat suci umat Hindu antara lain kota Benares dan Alahabat yang dianggap sebagai tempat
bersemayamnya Dewa Syiwa.

Sungai Gangga dianggap keramat dan suci karena air sungai Gangga dapat mensucikan abu jenazah yang
dibuang ke dalamnya.

Hari raya umat Hindu yaitu Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, Nyepi dan Siwarati.

Agama Budha
Agama ini timbul sebagai reaksi masyarakat terhadap peran kaum Brahmana yangdianggap terlalu
berlebihan dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka.

Agama ini didasarkan pada ajaran Sidharta Gautama. Sidharta Gautama digelari sang Budha (orang yang
mendapat pencerahan) karena ia mendapat penerangan yang sempurna setelah bertapa di tengah
hutan.

Agama Budha tidak mengakui pembagian kasta dalam masyarakat. Menurut ajaran Budha, setiap orang
punya hak dan kesempatan yang sama untuk mencapati kesempurnaan asalkan ia mampu
mengendalikan dirinya sehingga bebas dari samsara. Penderitaan dapat dihentikan dengan cara
menindas trisna (nafsu).

Nafsu dapat ditindas melalui delapan jalan (astavidha) yaitu:

1. Pandangan yang benar


2. Niat atau sikap yang benar
3. Berbicara yang benar
4. Berbuat atau bertingkah lalu yang benar
5. Penghidupan yang benar
6. berusaha yang benar
7. Memerhatikan hal-hal yang benar
8. Bersemedi yang benar
9. Pemeluk agama Budha wajib melaksanakan tiga ikrar (Tri Ratna), yaitu:
10. Berlindung kepada Budha
11. Berlindung kepada Dharma (ajaran) agama Budha
12. Berlindung kepada Sanggha (perkumpulan) masyarakat pemeluk agama Budha.

Kitab Suci agama Budha yaitu Tripitaka (tiga keranjang) yang terdiri atas Vinayapitaka (berisi tentang
bermacam-macam aturan hidup dan hukum penentu cara hidup pemeluknya), Sutrantapitaka (berisi
tentang pokok-pokok wejangan sang Budha), Abdidharmapitaka (berisi tentang penjelasan dan
kepuasan mengenai sosial beragama atau falsafah beragama).

Umat Budha merayakan hari triwaisak merupakan peringatan kelahiran, menerima bodhi dan wafatnya
sang Budha yang bertepatan dengan saat bulan purnama pada bulan Mei. Agama Budha terbagi atas
dua aliran, yaitu:

Pertama, Mahayana yang mengajarkan bahwa untuk mencapai Nirwana, setiap orang harus
mengembangkan sikap bijaksana dan sifat welas asih.

Kedua, Himayana yang mengajarkan bahwa untuk mencapai Nirwana, sangat bergantung pada
usaha diri melakukan meditasi.

Stupa candir Borobudur

1. Candir Mendut bercorak Budha di Magelang


2. Sidharta, pembawa ajaran agama Budha
3. Sidharta Gautama pada arca candi Borobudur.

Anda mungkin juga menyukai