Anda di halaman 1dari 2

Man-Eater Music Box

Tahun 199X di Italia. Hujan telah membahasi kota Venice, kota yang terkenal dengan kanal yang
mengalir di seluruh kota. Antonio, seorang tunawisma yang hidup diimpit gedung-gedung toko. Yang ia
lakukan untuk menyambung hidup hanyalah dengan menyanyi. Walau hanya dengan gitar tuanya, ia
masih bisa makan tiga kali sehari. Meskipun begitu, ia masih kesulitan menabung untuk memiliki tempat
tinggal. Sebenarnya Antonio adalah seorang yang merantau ke Venice karena mendapat undangan dari
studio musik di sana, dan ternyata ia ditipu sampai harus merugi ratusan Euro dan harus hidup miskin di
sini.

Luca, Seorang pedagang antar-dimensi yang menjual barang-barang mistis . Kali ini Luca sampai di
Venice untuk menawarkan barang-barang dagangannya ke orang-orang sekitar yang mungkin saja
membutuhkan. Karena kebahasan akibat hujan, ia berteduh di tenda sederhana Antonio. Dia melihat
Antonio menyetel gitarnya sambil tersenyum. Luca memperkenalkan dirinya ke Antonio

“Hai, nama kamu siapa? Sepertinya kamu sudah lama tinggal disini” tanya Luca.

“Aku Antonio, yah bisa dibilang aku memang sudah lama disini”. Lalu Antonio menatap ke nametag Luca

“Oh kamu Luca ya. Sepertinya kamu seorang salesman. Apa kamu menjual alat musik, instrumen, atau
mungkin kamu menjual barang yang namanya Teman?” kata Antonio sambil memelas ke Luca.

“Hahaha, kamu sepertinya sangat kesepian sampai-sampai ingin beli teman. Emang kamu ga punya
teman ya disini?” tanya Luca.

“Memangnya ada yang ingin berteman dengan aku yang miskin ini? Bahkan keluargaku saja tidak ada
yang peduli”.

Disaat itu, Luca merasa iba. Meskipun begitu, ia harus tetap memikirkan bisnisnya.

Luca mengambil sesuatu dari kopernya. Ia memperlihatkan Luca sebuah kotak musik kayu dengan
tulisan “FRIENDS” yang diukir di atasnya, walau huruf R nya terlihat pudar.

“Kamu sepertinya akan suka dengan barang ini, kau bisa membelinya dengan harga 100 Euro!”

“Ayolah, tega sekali kamu memanfaatkan rasa kesepian ku dengan barang dagangan mu”

“Tapi kamu sangat menginginkan teman kan? Kamu akan mendapatkan teman hanya dengan benda ini”

Antonio tergoda dengan benda itu, ia langsung mengumpulkan uang celengan dan hasil mengamen nya
tadi. Antonio langsung membeli kotak musik itu. Luca dan Antonio merasa sangat senang karena
mendapat apa yang mereka inginkan.

Luca kemudian pergi berkeliling untuk menawarkan daganganya. Antonio melihat-lihat kotak musik itu.
Dia masih bingung bagaimana bisa kotak musik ini bisa menghilangkan rasa kesepiannya. Ia lalu
memasukkan kunci kecil dan memutarnya. Seketika kotak itu terbuka dan mulai memainkan musik
Dance Of Sugar Plum Fairy dari Tchaikovsky. Di dalam kotak musik itu juga ada patung anak perempuan
yang seperti sedang menari balet, pakaian nya juga pakaian yang dipakai para penari balet.

Antonio sudah melupakan tentang bagaimana usahanya untuk mendapat tempat tinggal. Seakan akan
rasa cemas dan kesepiannya lenyap. Dia hanya selalu memutar kotak musik itu sambil tersenyum. Di
pikirannya sekarang adalah seandainya patung penari balet itu hidup dan berteman dengannya.

Saat hari mulai gelap, Antonio kembali bermain sambil berpikir seandainya ada cara untuk
menghidupkan patung itu. Lalu ia menyadari bahwa ada tulisan di bawah kotak itu. Tulisan itu berbunyi
“Siram 100mL darah ke dalam kotak untuk menghidupkan patung (Harus darah sendiri). Durasi hidup
patung adalah 5 jam”. Tanpa pikir panjang ia menyayat tangannya dan menumpahkan darah ke patung
itu.
Lalu patung itu perlahan-lahan membesar, menjadi gadis cantik dan rupawan. Antonio menamainya
Antoniette. Mereka berdua menjadi teman, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Setiap malam,
mereka menghabiskan waktu malam dengan jalan-jalan di kanal, menikmati suasana malam di Venice.

Luca kembali ke kota itu. Luca tidak paham mengapa hatinya ingin sekali ke Venice. Dia ingat kalau
Antonio mungkin masih ada di sini. Saat ia pergi ke tempat Antonio tinggal, ia melihat Antonio sudah
tewas kehabisan darah. Jasadnya hanya tinggal tulang berbalut kulit. Antonio bahkan masih memegang
kotak musik itu.

Luca tertunduk lesu, ia meneteskan air matanya. Ia sadar bahwa saking kesepian seorang manusia,
manusia akan melakukan apa pun agar mendapat teman. Luca kemudian memberikan penghormatan
terakhir ke Antonio dengan memberikan bunga ke jasadnya. L uca memainkan kotak musik itu, mungkin
dengan ini arwah Antonio akan merasa senang. Namun, patung wanita itu hidup walaupun tidak
disirami darah. Wanita itu memegangi jasad Antonio, ia menangis sangat kencang. Wanita itu
mengeluarakan pisau dari dalam bajunya lalu mulai menyerang Luca. Luca yang bereaksi dengan
serangan itu langsung menghindar, lalu menendang wanita itu ke kanal. Wanita itu melompat keluar,
namun yang ia lihat adalah Luca dengan harpun dari kopernya. Wanita itu terkena tembakan dari Luca,
ia pun tewas.

“Bahkan disaat seseorang kesepian, ia sudah tidak peduli akan apa yang telah ia korbankan demi
mendapat satu teman, iblis bukan teman yang tepat, tetapi terkadang tidak ada pilihan lain” kata Luca
sambil meninggalkan tempat itu.

Anda mungkin juga menyukai