Anda di halaman 1dari 9

Teater Lenong (betawi) :

Antara Ada dan Tiada


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Kapita Selekta Budaya

Oleh :

Yoga Hermawardana (193231009)

IIA

Jurusan Antrolopogi Budaya


Fakultas Budaya dan Media
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI)
2019
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas adapun untuk kepentingan
akademik lainnya.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

bandung, 28 Februari 2020

Yoga Hermawardana

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i

BAB I: PENDAHULUAN …………………………………………………………1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 2

1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 2

BAB II: PEMBAHASAN …………………………………………………………..2

2.1. Sejarah Lenong ………………………………………………………………. 3

2.2. Unsur-unsur Lenong………………………………………………………….. 3

2.3. Perkembangan Karakter Seni Lenong ………………………………………… 4

BAB III: KESIMPULAN…………………………………………………………… 5


Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Lenong Betawi merupakan adaptasi dari sebuah komedi Stambul dan teater Bangsawan yang
dimainkan oleh bermacam suku dan bangsa dengan bahasa Melayu. Melihat dari situ masyarakat
Betawi pada awal abad ke-20 mulai membentuk pertunjukkan seperti itu dan kemudian disebut
dengan Lenong Betawi, Sebuah seni pada hakikatnya adalah upaya pencipta karya yang
bersangkutan dalam merefleksikan penghayatannya tentang sesuatu gejala atau keadaan dalam
masyarakat yang didorong oleh keinderaan dalam dirinya. Sesuatu gejala tersebut juga
mencerminkan setiap gaya dan kepribadian yang tumbuh dan secara wajar yang berada dalam
komunikasi. Artinya seni itu bernilai bebas dan bila orang lain berkomunikasi seharusnya
mengandung kepercayaan. Dengan arti Lenong merupakan kesenian yang menampilkan
komunikasi, Kesenian lenong merupakan salah satu seni budaya yang mengekspresikan berbagai
kenyataan dalam masyarakat dan berperan pula dalam media komunikasi. Kesenian lenong
Betawi berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasi pesan yang biasa terjadi dimata
masyarakat. Lenong termasuk katagori teater rakyat karena pertunjukannya dipengaruhi dan
mewakili daerah tertentu. Suasana teater rakyat berbeda dengan teater modern. Ciri teater rakyat
ialah suasana pertunjukan, dimana penonton tidak dituntut oleh aturan-aturan tertentu. Dalam
teater modern, penonton tidak boleh bersuara dan harus konsentrasi terhadap jalannya cerita.
Teater rakyat tidak menyediakan kursi untuk penonton atau datang harus tepat waktu. Hal
tersebut sangat berbeda dengan penonton teater modern yang harus duduk berderet rapi dan
bersikap serius. Teater Lenong dibuat oleh masyarakat betawi hanya untuk sebuah hiburan tiap
golongan, Masyarakat Betawi bukanlah masyarakat yang homogen melainkan heterogen karena
masyarakat itu terbentuk dari percampuran berbagai etnis yang ada di Batavia. Selain untuk
acara hiburan Teater Lenong juga bisa sebagai penyampain dakwah. Kesenian Lenong yang
semula kesenian tradisional masyarakat Betawi menjadi kesenian populer yang disukai semua
lapisan masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kesenian Lenong dimasyarakat


2. Apa hal membuat kesenian Lenong berkembang
3. Bagaimana sikap masyarakat terhadap kesenian lenong

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kesenian Lenong dimasyarakat


2. Menggali informasi kesenian Lenong berkembang
3. Menjelaskan sikap masyarakt terhadap kesenian Lenong

Bab 2 Pembahasan

2.1. Sejarah Lenong

Lenong merupakan pertunjukan teater rakyat yang berasal dari Betawi. Lenong termasuk
kedalam cerita foklor karena memiliki ciri tradisional dan diwariskan secara turun temurun.
Bahasa yang digunakan dalam pertunjukan lenong adalah bahasa melayu Betawi atau bahasa
sehari-hari yang mudah dimengerti. Bahasa yang dipakai orang Betawi sehari-hari dipengaruhi
oleh berbagai bangsa seperti Arab, Cina, Portugis dan suku-suku yang ada di Indonesia.
Pertunjukan Lenong mempunyai ciri khas yaitu pada permainan silat, Gambang Kromong
sebagai musik pengiring, serta terdapat lawak/humor dengan dialog yang menitik beratkan pada
kritik sosial. Lenong pada tahun 1930 tumbuh secara tradisional, karena pertunjukanya masih
dilakukan di lapangan terbuka dan sebagai pengisi acara keluarga seperti perkawinan dan
khitanan. Kebanyakan para pemain lenong berpendidikan rendah. Ketika tidak ada tawaran
manggung, biasanya mereka kembali kepekerjaan sehari-hari yaitu sebagai kuli, pedagang,
petani dan sebagainya. Para pemain lenong biasanya tergabung dalam perkumpulan lenong
karena adanya garis keturunan atau perkumpulan keluarga. Betawi udik ada dua tipe, pertama
yaitu mereka yang tinggal didaerah bagian utara Jakarta, barat Jakarta dan Tangerang banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Cina. Kedua ialah mereka yang tinggal disebelah timur, selatan
Jakarta, Bekasi dan Bogor yang dipengaruhi oleh kebudayaan sunda. Umumnya keadaan
ekonomi mereka termasuk kedalam ekonomi bawah dan kebanyakan dari mereka bermata
pencaharian sebagai petani. Pendidikan mereka termasuk rendah dibandingkan dengan Betawi
Tengah maupun pinggir. Agama Islam sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Hal
ini disebabkan karena pendidikan agama menentukan tingkah laku mereka. Jadi kesenian Lenong
merupakan kesenian teater yang menampilkan kebiasan sehari-hari. Lenong dapat tumbuh
karena didukung masyarakat yang memerlukan hiburan. Pertunjukan itu biasanya disponsori
oleh para pemilik tanah dan kebanyakan orang Cina yang berperan dalam membuka daerah
pinggiran. Pada dasarnya Lenong menyerap semua tradisi dasar dalam kesenian rakyat
Indonesia. Berikut adalah contoh grup lenong beserta cerita yang ada didaerah pinggiran Jakarta
pada tahun 1960-an

2.2. Unsur-unsur Lenong

Rakyat Tradisional Betawi yang menceritakan tentang jagoan-jagoan Betawi yang dipadu
dengan unsur silat dan lawak. Ada pendapat mengenai asal usul teater rakyat Lenong yaitu
mengatakan bahwa teater Lenong mempunyai hubungan yang erat dengan teater Tiongkok,
kebudayaan Cina jelas terlihat pada Gambang Kromong yang mengiringi pangelaran Lenong.
Dua alat musik Gambang Kromong diantaranya Wan si ang, Sukong Tehian dan Khong ah yang
merupakan alat musik gesek bertali yang banyak digunakan masyarakat Tiongkok dalam
perayaan imlek. Sedangkan Kromong merupakan gabungan alat musik tabuh yaitu tambur,
kempor dan klenengan. Jenis gambang kromong yang dipakai dalam mengiringi teater lenong
ialah gambang kromong modern. Disebut gambang kromong modern karena lagulagu yang
dibawakan merupakan kombinasi. Gambang Kromong ini merupakan musik pengiring Lenong
Betawi yang membuat pertunjukan lenong berbeda dengan teater betawi lainnya. Selain musik
dan nyayi dalam pertunjukan Lenong juga terdapat tari. Tari biasanya dipertunjukan pada
pertengahan cerita dan ditarikan berpasangan fungsinya untuk mengajak penonton mengikuti
gerakannya, jadi dalam penampilan teater Lenong terdapat, musik, tari, dan pertunjukan. Lenong
sebagai ungkapan yang terjadi dalam masyarakat.

2.3. Perkembangan Karakter Seni Lenong

A Bersifat adaptif-dinamis
Hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat timbal balik. Keduanya saling
mempengaruhi. Apa yang manusia bicarakan, lihat, perhatikan atau abaikan, bagaimana
manusia berfikir, dan apa yang manusia pikirkan dipengaruhi oleh budaya. Sehingga
pada gilirannya, hal tersebut turut membentuk, menentukan, dan menghidupkan budaya
manusia. Budaya tak akan hidup tanpa komunikasi, dan komunikasi pun takkan hidup
tanpa budaya. Masing-masing tak dapat berubah tanpa menyebabkan perubahan pada
yang lainnya. Selain itu, ciri lenong yang lain adalah musiknya berupa orkes gambang
kromong yang akan menyertai seluruh pertunjukan. Gambang kromong alat musiknya
terdiri dari: Gambang, Teh yan, Kong an yan ,Shu kong, Ning-nong ,Kemong, Kromong,
Kecrek Kendang. Lagu-lagunya atau nyayiannya terdiri dari lagu-lagu Cina dan Betawi.
Lagu-lagu cina misalnya: Si Pat Mo, Phobin Cu Tay, Phobin Ma Tujin, Sam Yi Lok, Cit
No Sa, Ting Tit, Lopan dan sebaginya. Lagu-lagu yang bersifat Betawi, misalnya: Balo-
balo, Cente Manis, Kermat Krem, Surilang, Tanjung Burung dan sebagainya.
B Milik bersama
Lenong merupakan ungkapan yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai hiburan lenong
merupakan teater arena yang mengharap kontak langsung dengan penonton
C Relatif-Universal
Karena kesenian Lenong yang didasarkan oleh hiburan masyarakat / tiap-tiap golongan
kesenian ini pun memakai pendekatan dari keresahan sehari-hari yang relatif universal.
D Bisa dipelajari
Tidak susah untuk belajar kesenian Lenong karena banyak para tokoh/pemainnya belajar
secara otodidak dan kesenian ini pun kadang memakai naskah dalam penampilannya.
E Simbolis
Teater Lenong merupakan simbolis hasil karya masyarakat betawi.
F Bisa dibagikan
Kesenian Lenong biasanya di turunkan kepada anak anak para pemainnya atau di
pedepokan betawi, karena di dalam kesenian lenong ada silat, tari, musik, dll
G Berubah-ubah
Karena memakai keresahan keseharian menjadikan pembawaan materi di lenong ber
ubah-ubah dan juga sudah ada nya media cetak ataupun visual
H Tidak bisa bertahan
Perkembangan Lenong di era modern ini sangat terpuruk, karena banyak budaya modern
yang lebih di minati masyarakat atau anak muda saat ini, tidak adanya media yang
mengangkat kesenian tentang Lenong Betawi menjadi makin sulitnya kesenian tari
topeng berkembang di Indonesia.
I Memberi jarak
Kesenian Lenong memberi jarak kepada golongan tertentu dimana pertunjukan yg tidak
memakai bangku(tidak memadai) membuat orang merasa resah
J Tidak di sadari
Kesenian Lenong di hasilkan karena keresahan masyarakat betawi

Bab 3

Kesimpulan

Perhatian cerita utama Lenong terpusat pada kehidupan anak Betawi. Suasana masyarakat yang
menjadi acuan nilai-nilai tradisional. Misalnya kesalehan anak, kesetiaan perkawinan, kebaikan
hati. Pertunjukan Lenong bukan mengajak penontonya berfikir tetapi tujuannya hanya mengibur
mereka. Adanya unsur humor dalam pertunjukan membuat masyarakat menghilangkan sejenak
keluh kesah mereka. Maka tidak heran bahwa penampilan membuat penonton nya terkesima
dengan penampilan lenong menggunakan pendekatan sehari-hari, namun kini Lenong sudah
mulai di tinggalkan kaum muda karena terlalu kuno bahkan media sudah tidak mensyorot lagi
kegiatan seni ini menjadikan lenong terpuruk di era globalisasi ini, harapan saya ialah kesenian
asli budaya betawi ini dapat menunjukan eksistensi di dunia globalisasi saat ini kendati Lenong
juga berada di daerah ibukota Jakarta seharusnya pihak pemerintah dan masyarakat mampu
menjaga kesenian tersebut dari segala beragam budaya yang datang.

DAFTAR PUSTAKA

INTERNET

Diakses 29 februari 2020 tersedia di ( http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20166905-S47-Dinamika


%20kesenian.pdf.)

Diakses 29 februari 2020 tersedia di ( https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=202783.pdf)

Diakses 29 februari 202 tersedia di


( https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/view/1285)

BUKU

Danandjaja, James.1991. “Lenong Rumpi Jakarta.”sebuah kasus dimana suatu teater prakyat
dapat beralih bentuk menjadi teater pop”.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai