Jobsheet MCR Migas 2018
Jobsheet MCR Migas 2018
Oleh:
Zahra Fona, S.T., M.Sc
Syafari, S.T.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua sehingga jobsheet ”Penentuan Residu Karbon Mikro Menggunakan Alat
Microcarbon Residue” telah diselesaikan oleh Zahra Fona, ST, M.Sc dan Syafari, ST.
Jobsheet ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam mempelajari
prinsip penentuan residu karbon mikro dalam suatu bahan dan terampil
mengoperasikan alat Microcarbon Residu pada matakuliah Praktikum Pengujian Migas
Program Studi Teknologi Pengolahan Minyak dan Gas Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Jobsheet ini berisi materi praktek yang mengasah keterampilan mahasiswa
dalam menguji karakteristik bahan bakar sehingga setelah selesai praktikum
mahasiswa terampil mengoperasi alat uji MCR dan terampil menguji residu karbon
mikro dalam bahan bakar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa jobsheet ini masih banyak kekurangan
dalam isi materi penulisan sehingga masukan dan saran untuk perbaikan pada masa
yang akan datang sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak terutama Ketua
Laboratorium Kimia Hidrokarbon dan Pengujian Migas yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian jobsheet ini.
PRAKATA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
PENENTUAN KARBON RESIDU MENGGUNAKAN ALAT
MICROCARBON RESIDUE (MCR)
1. Tujuan Pembelajaran:
a. Mampu menentukan jumlah karbon residu mikro yang terkandung di dalam
produk minyak bumi menggunakan alat Micro Carbon Residue (MCR) sesuai
ASTM D 4530-07
b. Mampu menjelaskan prinsip kerja alat MCR
2. DASAR TEORI
2.1 Karbon Residu
Karbon residu merupakan karbon yang tertinggal setelah penguapan dan
pembakaran habis suatu bahan/produk minyak bumi. Jumlah residu karbon tergantung
pada kondisi pengujian yaitu kondisi evaporasi dan pirolisis. Istilah ini dapat saja
ambigu karena residu dapat saja mengandung bahan lain selain produk dekomposisi
karbon. Namun demikian, istilah ini tetap digunakan karena telah umum digunakan.
Terdapat hubungan antara karbon residu dan API gravity minyak dan juga
konstituen aspaltik. Untuk residu karbon dengan % massa tinggi, maka semakin tinggi
juga kandungan aspaltik (% massa), maka minyak tersebut tidak mudah menguap (non
volatil).
Nilai residu dari bahan bakar tergantung pada proses yang digunakan dalam
pembuatannya. Untuk bahan bakar straigh run, biasanya nilainya 10-12% m/m,
sedangkan untuk bahan bakar yang berasal dari proses pengolahan dan pemurnian
sekunder, nilai residu karbonnya tergantung pada jenis proses yang digunakan. Adanya
pembentukan abu dan aditif non volatil aditif, dalam sampel pada saat pengujian
dengan alat uji juga akan menambah nilai residu karbon. Contohnya dalam bahan
bakar diesel, penambahan alkil nitrat menyebabkan nilai karbon residu yang lebih
tinggi.
1
Pengujian ini dapat menjadi acuan dalam penentuan kecenderungan suatu bahan untuk
membentuk kokas relatif.
Ada beberapa macam cara ataupun metode yang digunakan untuk menghitung
jumlah karbon residu dalam suatu bahan bakar, yaitu Micro Carbon Residu (MCR),
Ramsbotton Carbon Residue (RCR), dan Condradson Carbon Residue (CCR).
2
pembuatan produk tertentu. Selanjutnya, diperlukan kehati-hatian dan ketelitian dalam
menginterpretasikan hasil pengujian.
Beberapa kelebihan menggunakan Micro Carbo Residu (MCR) untuk
pengujian kadar karbon residu mikro adalah kontrol yang lebih baik secara otomatis
pada kondisi pengujian, sampel yang diperlukan sedikit, dapat menguji banyak sampel
dalam satu kali pengoperasian bahkan sampai 12 sampel dapat diuji sekaligus
termasuk sampel kontrol, kontrol operator lebih mudah dan sedikit dibandingkan
dengan metode uji D 189.
3
Sisa karbon ramsbottom adalah sisa karbon yang tertinggal setelah sampel
bahan bakar minyak yang sukar menguap yang ditempatkan dalam bola gelas khusus
yang memiiki lubang pipa kapiler dalam pembakar koking logam (metal koking
furnace). Dengan metode ini dapat menguji 5 sampel bersamaan, memiliki tungku
yang cepat mencapai suhu uji 1.022Of (550OC). Model alat RCR dapat dilihat pada
Gambar 2.
Prinsipnya kerjanya, sampel ditimbang dalam bohlam kaca yang kemudian
ditempatkan dalam tungku pemanas hingga suhu 550 OC. Sampel dipanaskan hingga
semua material volatil menguap keluar dari bohlam dengan atau tanpa dekomposisi
sedangkan residu yang tersisa mengalami cracking dan reaksi kokas. Residu yang
tersisa dilaporkan sebangai nilai karbon residu.
4
pengukuran suhu dilakukan secara manual). Selama pemanasan, residu akan
mengalami cracking dan reaksi kokas. Pada periode pemanasan tertentu, wadah yang
berisi residu karbon didinginkan dan ditimbang residu sisanya yang dihitung sebagai
persentase dari sampel asli, dan dilaporkan sebagai nilai karbon residu.
Uji ini umumya dilakukan terhadap produk minyak bumi yang relatif kurang
volatil yang sebagian akan terurai pada distilasi tekanan atmosferik, seperti bahan
bakar solar, minyak gas, minyak bakar dan minyak pelumas. Sisa karbon pada
dasarnya bukan seluruhnya berisi karbon, tetapi kokas yang masih bisa diubah lebih
lanjut dengan jalan pirolisis.
CCR dan RCR digunakan sebagai petunjuk mengenai kecenderungan produk
minyak bumi untuk memberikan deposit kokas. Adanya alkil nitrat dalam bahan bakar
diesel seperti amil nitrat, heksil nitrat atau oktil nitrat akan memberikan CCR dan RCR
yang relatif lebih tinggi apabila dalam bahan bakar diesel tersebut ditambahkan aditif.
5
samping tersebut dapat menurunkan efektifitas reaksi reformasi dalam mesin.
Beberapa reaksi pembentukan karbon yaitu :
6
berkala. Aditif seperti etanol dapat dicampur dengan/ke dalam jenis BBM untuk
mengurangi deposit karbon.
Mesin-mesin modern biasanya lebih tahan terhadap nilai residu karbon yang
lebih beesar. Sementara mesin-mesin lama, misalnya keluaran 1970-an, akan
bermasalah dengan bahan bakan yang memiliki nilai MCR lebih dari 12 % (b/b)
terutama pada keadaan isian sedikit (low loads). pada level yang lebih tinggi dari 12%,
akan lebih cenderung meningkatkan deposit karbon pada mesin yang akan
mempengaruhi performansi mesin. Berdasarkan pengalaman operasional mesin,
mesin-mesin keluaran terbaru baik mesin kecepatan tinggi, sedang, maupun rendah,
didesain untuk dapat bertoleransi dengan residu bahan bakar yang lebih besar tanpa
efek samping.
Nilai karbon residu dari berbagai produk bahan bakar minyak berfungsi sebagai
perkiraan kecendrungan suatu bahan untuk membentuk deposit karbon di bawah
kondisi degradasi yang serupa dengan yang terjadi pada mesin dengan yang digunakan
dalam metode pengujian, dan dapat berguna sebagai panduan dalam pembuatan mesin
tertentu.
7
Analytical balance, 0,1 mg sensitivity
Condensates container
Forceps (penjepit/pinset)
3.2 Bahan:
Oli Mesran SAE 2010-50
Oli Top One
Oli
Solar
Kerosin
Crude oil
Residu dari praktikum Distilasi Atmosferik
(atau sesuai tugas yang diberikan)
4. GAMBAR KERJA/RANGKAIAN
8
5. KESELAMATAN KERJA
1. Baca prosedur sebaik-baiknya sebelum memulai praktikum
2. Kenakan jas lab
3. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bahan berbahaya dan
beracun, serta mudah terbakar. Gunakan sarung tangan, masker, serta kaca mata
pelindung.
4. Segera cuci tangan yang terkena dengan bahan-bahan yang digunakan
5. Siapkan racun api di dekat praktikan, bila terjadi kebakaran, semprotkan racun api
ke tempat kejadian.
6. LANGKAH KERJA
6.1 Persiapan Sampel
a. Siapkan 3 buah vial yang sudah bersih dan timbang vial dengan ketelitian 0,1 mg
(gunakan penjepit untuk memegang vial untuk menghindari debu yang dapat
mempengaruhi berat vial). 2 buah vial untuk sampel dan 1 buah vial untuk
pembanding
b. Siapkan sampel yang akan diuji
c. Sampel kemudian diaduk hingga homogen, dan bila sampel terlalu kental, dapat
dihangatkan
d. Masukkan sampel ke dalam vial dengan menggunakan syringe/pipet tetes dengan
berat masing-masing ±0,5 g, atau sesuai dengan jenis sampel dengan mengikuti
Tabel 1. Timbang dan catat masing-masing beratnya.
Tabel 1. Berat sampel yang dianjurkan sesuai dengan jenis sampel
Jenis sampel Expected Carbon Recommended
Residue (%) Sample Size (gr)
Black, viscous or solid >5 0,15 0,05
Brown, viscous 1-5 0,5 0,1
Lube oil consistency and
appearance, 10% bottoms on 0,1- <1 1,5 0,5
destillate material
Large vials only <0,1 5,0 1,0
Small vials only <0,1 1,5 0,5
9
6.2 Pengoperasian Alat
a. Masukkan vial berisi sampel ke dalam vial holder sesuai dengan nomor vial holder
dan masukkan juga vial kosong sebagai pembanding, catat nomornya dengan
benar, misal vial sampel: 4, 10, dan vial pembanding: 12
b. Masukkan vial holder berisi sampel ke oven chamber, tutup. Alirkan nitrogen
selama paling kurang 10 menit dengan laju 600 mL/menit. Sambungkan
kompressor ke alat dan hidupkan kompressor untuk menaikkan tekanan alat
c. Hidupkan alat MCR
d. Klik F1
e. Klik F2 isi berat sampel
f. Pilih vial 4 isi berat (vial+sampel) vial 4
g. Pilih vial 10 isi berat (vial+sampel) vial 10
h. Pilih vial 12 isi berat vial 12
i. Lalu tekan enter
j. Klik F1 keluarkan perintah (Go) klik F1 lagi
k. Tunggu sampai selesai operasi
- Suhu setting 500
- Setelah selesai pembakaran, suhu akan turun kembali ke 30
l. Lulu tekan F1 (stop), untuk menghentikan pengoperasian alat
m. Keluarkan sampel, masukkan ke dalam desikator
n. Setelah dingin, timbang kembali berat sampel setelah operasi
o. Lalu masukkan berat residu ke vial 4, dan vial 10, serta vial pembanding. Lalu
tekan enter
p. Untuk kembali ke semula tekan F4
q. Apabila alat tidak mendeteksi hasil, maka dapat dihitung secara manual:
10
r. Lakukan pemeriksaan condensate trap di bagian bawah oven chamber secara berkala,
bersihkan dengan hati-hati karena residu condensate trap dapat berisi bahan karsinogenik,
jangan bersentuhan langsung dengan tangan. Buang di tempat pembuangan limbah.
7. BORANG DATA
Data hasil pengamatan dan perhitungan dapat diisikan ke Borang Data (Lampiran
1) seperti Tabel 2.
8. PERTANYAAN/TUGAS-TUGAS
11
DAFTAR PUSTAKA
Petruci , R.H.1985. General Chemistry: Principles and Aplication. 4th edition, Coller
Mac Inc.New York.
Satya, S., Roehner, R.M., Deo, M.D., dan Hanson, F,V. 2007. Estimation of Properties
of Crude Oil Residual Fractions Using Chemometrics. Energy
Fuels, 2007, 21 (2), pp 998–1005. DOI: 10.1021/ef0601420
12
LAMPIRAN 1. LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN
13
LAMPIRAN 2. BLOK DIAGRAM
Penimbangan
vial dan sampel
Sambungkan saklar ke
arus listrik
14
LAMPIRAN 3. SPESIFIKASI BAHAN BAKAR
Tabel L.3.1 Spesifikasi bahan bakar solar
No Properties Limit
Min Maks
o 3
1. Density at 15 C, kg/m 0,815 0,870
2. Specific gravity at 60/60 oF - 0,5
3. Sulfur Content, % wt 0,82 0,87
4. Cetane Number 45 48
o
5. Viscosity Kinematic at 100 F 1,6 5,8
6. Residue carbon, %w (on 10% vol. - 0,1
bottom)
7. Water content, %v - 0,05
8. Ash content, %w - 0,01
9. Flash point PMCC, 150 -
10. Calorific value, kcal/kg 10.500 10.667
o
11. Pour point, F 65 65
15
16
17