Anda di halaman 1dari 25

JOBSHEET

Penentuan Residu Karbon Menggunakan Alat


Microcarbon Residue (MCR)

Oleh:
Zahra Fona, S.T., M.Sc
Syafari, S.T.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2018
i
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua sehingga jobsheet ”Penentuan Residu Karbon Mikro Menggunakan Alat
Microcarbon Residue” telah diselesaikan oleh Zahra Fona, ST, M.Sc dan Syafari, ST.
Jobsheet ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam mempelajari
prinsip penentuan residu karbon mikro dalam suatu bahan dan terampil
mengoperasikan alat Microcarbon Residu pada matakuliah Praktikum Pengujian Migas
Program Studi Teknologi Pengolahan Minyak dan Gas Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Jobsheet ini berisi materi praktek yang mengasah keterampilan mahasiswa
dalam menguji karakteristik bahan bakar sehingga setelah selesai praktikum
mahasiswa terampil mengoperasi alat uji MCR dan terampil menguji residu karbon
mikro dalam bahan bakar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa jobsheet ini masih banyak kekurangan
dalam isi materi penulisan sehingga masukan dan saran untuk perbaikan pada masa
yang akan datang sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak terutama Ketua
Laboratorium Kimia Hidrokarbon dan Pengujian Migas yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian jobsheet ini.
PRAKATA

Penulisan penuntun praktikum berupa jobsheet berjudul Penentuan Residu


Karbon Menggunakan Alat Micro Carbon Residue (MCR) dilaksanakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan matakuliah Praktikum Pengujian Migas (MG1307). Matakuliah ini
diberikan pada mahasiswa semester I, sehingga tidak ada persyaratan khusus untuk
pengguna jobsheet ini.
Learning Outcome (LO) atau Capaian Pembelajaran materi praktikum ini m ampu
menentukan jumlah karbon residu mikro yang terkandung di dalam produk minyak
bumi, dan mampu mengoperasikan alat Micro Carbon Residue (MCR) sesuai ASTM D
4530-07
Jobsheet ini menjadi acuan dalam dalam pelaksanaan dan menjadi petunjuk
praktikum serta dasar pemahaman materi praktikum. Namun demikian, jobsheet ini bukan
satu-satunya bahan yang harus dipelajari untuk praktikum terkait. Mahasiswa diharapkan
mendapatkan materi lainnya dari berbagai sumber agar wawasan mahasiswa lebih luas.
Dengan adanya jobsheet ini diharapkan dapat mempermudah instruktur (dosen
pembimbing) dalam memberikan materi praktikum dan pelaksanaan praktikum kepada
mahasiswa. Tidak ada persyaratan khusus bagi mahasiswa untuk dapat mengambil
matakuliah praktikum Pengujian Migas.
Jobsheet berisi capaian pembelajaran yang diperoleh mahasiswa setelah
melaksanakan praktikum, teori dasar, petunjuk/langkah kerja, keselamatan kerja, serta
gambar alat. Prosedur Kerja Praktikum dibuat sesederhana dan sejelas mungkin disertai
blok diagram kerja di lampiran, dan contoh perhitungan, sehingga mahasiswa diharapkan
lebih mudah memahami dan dapat melaksanakan praktikum. Jobsheet juga dilengkapi
borang data, sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam merancang tabel data.
Beberapa pertanyaan di halaman akhir, dimaksudkan untuk menilai kemampuan
mahasiswa dalam menguasai materi praktikum sesuai dengan capaian pembelajaran.
Semoga jobsheet ini menjadi acuan pembelajaran, dan segala kritik dan saran sangat
diharakan demi kesempurnaan jobsheet ke depan.
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN INSTITUSI i


HALAMAN PENGESAHAN REVIEWER ii
KATA PENGANTAR iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
PENENTUAN KARBON RESIDU MENGGUNAKAN ALAT MICRO
CARBON RESIDU (MCR)
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN 1
2. DASAR TEORI 1
3. DAFTAR ALAT DAN BAHAN 7
4. GAMBAR KERJA/RANGKAIAN PERALATAN 8
5. KESELAMATAN KERJA 9
6. LANGKAH KERJA 9
7. BORANG DATA 11
8. PERTANYAAN DAN TUGAS 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN 13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Berat sampel yang dianjurkan sesuai dengan jenis sampel 9


Tabel 2. Borang data 11

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat Micro Carbon Residue (MCR) 3


Gambar 2. Alat Ramsbottom Carbon Residue (RCR) 4
Gambar 3. Alat Conradson Carbon Residu (CCR) 5
Gambar 4. Komponen alat MCR 8

vi
PENENTUAN KARBON RESIDU MENGGUNAKAN ALAT
MICROCARBON RESIDUE (MCR)

1. Tujuan Pembelajaran:
a. Mampu menentukan jumlah karbon residu mikro yang terkandung di dalam
produk minyak bumi menggunakan alat Micro Carbon Residue (MCR) sesuai
ASTM D 4530-07
b. Mampu menjelaskan prinsip kerja alat MCR

2. DASAR TEORI
2.1 Karbon Residu
Karbon residu merupakan karbon yang tertinggal setelah penguapan dan
pembakaran habis suatu bahan/produk minyak bumi. Jumlah residu karbon tergantung
pada kondisi pengujian yaitu kondisi evaporasi dan pirolisis. Istilah ini dapat saja
ambigu karena residu dapat saja mengandung bahan lain selain produk dekomposisi
karbon. Namun demikian, istilah ini tetap digunakan karena telah umum digunakan.
Terdapat hubungan antara karbon residu dan API gravity minyak dan juga
konstituen aspaltik. Untuk residu karbon dengan % massa tinggi, maka semakin tinggi
juga kandungan aspaltik (% massa), maka minyak tersebut tidak mudah menguap (non
volatil).
Nilai residu dari bahan bakar tergantung pada proses yang digunakan dalam
pembuatannya. Untuk bahan bakar straigh run, biasanya nilainya 10-12% m/m,
sedangkan untuk bahan bakar yang berasal dari proses pengolahan dan pemurnian
sekunder, nilai residu karbonnya tergantung pada jenis proses yang digunakan. Adanya
pembentukan abu dan aditif non volatil aditif, dalam sampel pada saat pengujian
dengan alat uji juga akan menambah nilai residu karbon. Contohnya dalam bahan
bakar diesel, penambahan alkil nitrat menyebabkan nilai karbon residu yang lebih
tinggi.

2.2 Metode Pengujian Karbon Residu


Metode pengujian karbon residu meliputi penentuan jumlah residu karbon yang
terbentuk setelah evaporasi dan pirolisis bahan petroleum pada kondisi tertentu

1
Pengujian ini dapat menjadi acuan dalam penentuan kecenderungan suatu bahan untuk
membentuk kokas relatif.
Ada beberapa macam cara ataupun metode yang digunakan untuk menghitung
jumlah karbon residu dalam suatu bahan bakar, yaitu Micro Carbon Residu (MCR),
Ramsbotton Carbon Residue (RCR), dan Condradson Carbon Residue (CCR).

a. Micro Carbon Residue (MCR)


Metode ini digunakan untuk menguji residu karbon produk minyak bumi yang
terdekomposisi secara parsial saat distilasi pada tekanan atmosfir dan jumlah karbon
residu berkisar 0,10-30% (b/b). Model alat MCR dapat dilihat pada Gambar 1. Sampel
yang diperkirakan memiliki nilai karbon residu di bawah 10% (b/b) harus didistilasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan 90% (v/v) cairan mudah menguap. Sisa produk
bawah sebanyak 10% kemudian diuji jumlah karbon residunya dengan metode ini.
Pembentukan abu atau material additive non volatil yang ada di dalam sampel
ditotalkan sebagai jumlah karbon residu dan menjadi bagian dari total karbon residu.
Adanya alkil nitrat seperti amyl nitrat, hexyl nitrat, atau octyl nitrat dalam bahan bakar
diesel menyebabkan tingginya nilai karbon residu bahan bakar tersebut dibandingkan
dengan karbon residu bahan bakar yang belum diproses/diolah. Hal ini dapat
menyebabkan hasil pengujian kecenderungan pembentukan kokas dari bahan bakar
tersebut kurang valid. Adanya alkyl nitrat dalam bahan bakar dapat diuji dengan
metode ASTM D 4046.
Prinsip kerja alat ini adalah sejumlah tertentu sampel yang ditempatkan dalam
vial, dipanaskan secara terkendali sampai 500 , dalam waktu tertentu dan dengan
aliran gas inert (nitrogen). Sampel mengalami reaksi pengarangan (coking reaction)
membentuk volatil yang disapu keluar oleh nitrogen. Massa residu karbon sisa
terhadap massa sampel awal dinyatakan sebagai persen massa (% massa) dan tercatat
sebagai “karbon residu (mikro)”. Bila sampel diperkirakan mengandung kurang dari
0,1% residu karbon, maka sampel harus didistilasi sehingga hanya tersisa 10% produk
bawah yang diuji kadar residu karbonnya.
Nilai karbon residu bahan petroleum menyatakan kecenderungan suatu bahan
membentuk deposit karbon melalui kondisi degradasi yang serupa dengan yang
dilakukan pada metode pengujian. Hal ini berguna juga sebagai petunjuk dalam

2
pembuatan produk tertentu. Selanjutnya, diperlukan kehati-hatian dan ketelitian dalam
menginterpretasikan hasil pengujian.
Beberapa kelebihan menggunakan Micro Carbo Residu (MCR) untuk
pengujian kadar karbon residu mikro adalah kontrol yang lebih baik secara otomatis
pada kondisi pengujian, sampel yang diperlukan sedikit, dapat menguji banyak sampel
dalam satu kali pengoperasian bahkan sampai 12 sampel dapat diuji sekaligus
termasuk sampel kontrol, kontrol operator lebih mudah dan sedikit dibandingkan
dengan metode uji D 189.

Gambar 1. Alat Micro Carbon Residue (MCR)

Kadar karbon residu mikro (%) dapat dihitung dengan:

Kadar residu karbon =

Ket : A = massa sisa karbon (gr)


W = massa sampel (gr)

b. Ramsbottom Carbon Residu (RCR)

3
Sisa karbon ramsbottom adalah sisa karbon yang tertinggal setelah sampel
bahan bakar minyak yang sukar menguap yang ditempatkan dalam bola gelas khusus
yang memiiki lubang pipa kapiler dalam pembakar koking logam (metal koking
furnace). Dengan metode ini dapat menguji 5 sampel bersamaan, memiliki tungku
yang cepat mencapai suhu uji 1.022Of (550OC). Model alat RCR dapat dilihat pada
Gambar 2.
Prinsipnya kerjanya, sampel ditimbang dalam bohlam kaca yang kemudian
ditempatkan dalam tungku pemanas hingga suhu 550 OC. Sampel dipanaskan hingga
semua material volatil menguap keluar dari bohlam dengan atau tanpa dekomposisi
sedangkan residu yang tersisa mengalami cracking dan reaksi kokas. Residu yang
tersisa dilaporkan sebangai nilai karbon residu.

Gambar 2. Alat Ramsbottom Carbon Residue (RCR)

c. Condradson Carbon Residue (CCR)


Metode pengujian ini hanya menjalankan 1 jenis sampel, menggunakan wadah
yang berlapis-lapis dengan wadah keramik porselin di tengah dan ditutupi dengan
wadah besi. Model alatnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Prinsip kerjanya, sejumlah sampel ditimbang pada wadah kemudian dipanaskan
hingga mencapai suhu uji (pada CCR tidak terdapat pengaturan suhu digital, sehingga

4
pengukuran suhu dilakukan secara manual). Selama pemanasan, residu akan
mengalami cracking dan reaksi kokas. Pada periode pemanasan tertentu, wadah yang
berisi residu karbon didinginkan dan ditimbang residu sisanya yang dihitung sebagai
persentase dari sampel asli, dan dilaporkan sebagai nilai karbon residu.

Gambar 3. Alat Condradson Carbon Residue (CCR)

Uji ini umumya dilakukan terhadap produk minyak bumi yang relatif kurang
volatil yang sebagian akan terurai pada distilasi tekanan atmosferik, seperti bahan
bakar solar, minyak gas, minyak bakar dan minyak pelumas. Sisa karbon pada
dasarnya bukan seluruhnya berisi karbon, tetapi kokas yang masih bisa diubah lebih
lanjut dengan jalan pirolisis.
CCR dan RCR digunakan sebagai petunjuk mengenai kecenderungan produk
minyak bumi untuk memberikan deposit kokas. Adanya alkil nitrat dalam bahan bakar
diesel seperti amil nitrat, heksil nitrat atau oktil nitrat akan memberikan CCR dan RCR
yang relatif lebih tinggi apabila dalam bahan bakar diesel tersebut ditambahkan aditif.

2.3 Pembentukan Karbon


Dalam reaksi reformasi bahan bakar dalam mesin dapat disertai dengan reaksi-
reaksi samping berupa pembentukan karbon yang tidak dikehendaki. Adanya reaksi

5
samping tersebut dapat menurunkan efektifitas reaksi reformasi dalam mesin.
Beberapa reaksi pembentukan karbon yaitu :

a. Reaksi Pengurangan (Reaksi Boudorad)


2CO C + CO2 298= -172,4
kJ/mol
b. Reaksi Reduksi CO
CO + H2 C + H2O 298 = -131,8
kJ/mol

c. Reaksi Perengkahan CH4


CH4 C + 2H2 298 = 74,9 kJ/mol

Pembentukan karbon menurut reaksi reduksi mudah terjadi pada temperatur


rendah dan tekanan tinggi. Sebaliknya, pembentukan karbon berdasarkan reaksi
perengkahan CH4 berlangsung baik pada temperatur tinggi dan tekanan rendah secara
termodinamika, reaksi pembentukan karbon dibatasi oleh dua temperatur, yaitu
temperatu ambang bawah (Tb) dan temperatur ambang atas (Tm). Temperatur ambang
bawah adalah temperatur terendah reaksi bahan bakar sebelum terjadinya pembentukan
karbon. Jika reaksi berlangsung dengan temperatur diatas Tm, Kesetimbangan reaksi
berlangsung akan bergeser ke arah reaksi pembentukan karbon.

2.4 Pengaruh Endapan Karbon Terhadap Kinerja Mesin


Endapan karbon yang terjadi di atas kepala torak/piston dapat memperkecil
volume ruang kompresi, sehingga sangat mempengaruhi naiknya parameter yang
berhubungan dengan siklus termodinamika. Naiknya harga parameter yang dimaksud
dapat menyebabkan daya indikator dan daya efekif menjadi besar, dengan demikian
kinerja mesin menjadi tidak normal.
Naiknya daya dapat juga menyebabkan motor menjadi panas, sehingga dapat
memperpendek umur pakai motor tersebut dan mempercepat kehausan pada elemen-
elemen mesin yang bergerak rotasi dan translasi yang terdapat pada bahan bakar.
Sehingga endapan karbon tersebut harus dibersihkan dari waktu ke waktu secara

6
berkala. Aditif seperti etanol dapat dicampur dengan/ke dalam jenis BBM untuk
mengurangi deposit karbon.
Mesin-mesin modern biasanya lebih tahan terhadap nilai residu karbon yang
lebih beesar. Sementara mesin-mesin lama, misalnya keluaran 1970-an, akan
bermasalah dengan bahan bakan yang memiliki nilai MCR lebih dari 12 % (b/b)
terutama pada keadaan isian sedikit (low loads). pada level yang lebih tinggi dari 12%,
akan lebih cenderung meningkatkan deposit karbon pada mesin yang akan
mempengaruhi performansi mesin. Berdasarkan pengalaman operasional mesin,
mesin-mesin keluaran terbaru baik mesin kecepatan tinggi, sedang, maupun rendah,
didesain untuk dapat bertoleransi dengan residu bahan bakar yang lebih besar tanpa
efek samping.

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Banyaknya Karbon Residu


Banyaknya karbon residu dari suatu bahan bakar dipengaruhi oleh:
 Panjang nya atom C
 Penambahan Alkil
 kondisi operasi / temperatur

2.6 Manfaat pengujian Karbon Residu

Nilai karbon residu dari berbagai produk bahan bakar minyak berfungsi sebagai
perkiraan kecendrungan suatu bahan untuk membentuk deposit karbon di bawah
kondisi degradasi yang serupa dengan yang terjadi pada mesin dengan yang digunakan
dalam metode pengujian, dan dapat berguna sebagai panduan dalam pembuatan mesin
tertentu.

3 DAFTAR ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat:
 Flowmeter (built in)
 Temperature regulator
 Cylinder of Zero Grade Nitrogen (0-200kPa/0-2 bar)
 Air Source (0-200kPa/0-2 bar)
 Vial Holder + glass sample vials (botol 12mm, t 34mm)

7
 Analytical balance, 0,1 mg sensitivity
 Condensates container
 Forceps (penjepit/pinset)

3.2 Bahan:
 Oli Mesran SAE 2010-50
 Oli Top One
 Oli
 Solar
 Kerosin
 Crude oil
 Residu dari praktikum Distilasi Atmosferik
(atau sesuai tugas yang diberikan)

4. GAMBAR KERJA/RANGKAIAN

Gambar. (a) vial dan holder, (b) alat MCR

8
5. KESELAMATAN KERJA
1. Baca prosedur sebaik-baiknya sebelum memulai praktikum
2. Kenakan jas lab
3. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bahan berbahaya dan
beracun, serta mudah terbakar. Gunakan sarung tangan, masker, serta kaca mata
pelindung.
4. Segera cuci tangan yang terkena dengan bahan-bahan yang digunakan
5. Siapkan racun api di dekat praktikan, bila terjadi kebakaran, semprotkan racun api
ke tempat kejadian.

6. LANGKAH KERJA
6.1 Persiapan Sampel
a. Siapkan 3 buah vial yang sudah bersih dan timbang vial dengan ketelitian 0,1 mg
(gunakan penjepit untuk memegang vial untuk menghindari debu yang dapat
mempengaruhi berat vial). 2 buah vial untuk sampel dan 1 buah vial untuk
pembanding
b. Siapkan sampel yang akan diuji
c. Sampel kemudian diaduk hingga homogen, dan bila sampel terlalu kental, dapat
dihangatkan
d. Masukkan sampel ke dalam vial dengan menggunakan syringe/pipet tetes dengan
berat masing-masing ±0,5 g, atau sesuai dengan jenis sampel dengan mengikuti
Tabel 1. Timbang dan catat masing-masing beratnya.
Tabel 1. Berat sampel yang dianjurkan sesuai dengan jenis sampel
Jenis sampel Expected Carbon Recommended
Residue (%) Sample Size (gr)
Black, viscous or solid >5 0,15 0,05
Brown, viscous 1-5 0,5 0,1
Lube oil consistency and
appearance, 10% bottoms on 0,1- <1 1,5 0,5
destillate material
Large vials only <0,1 5,0 1,0
Small vials only <0,1 1,5 0,5

9
6.2 Pengoperasian Alat
a. Masukkan vial berisi sampel ke dalam vial holder sesuai dengan nomor vial holder
dan masukkan juga vial kosong sebagai pembanding, catat nomornya dengan
benar, misal vial sampel: 4, 10, dan vial pembanding: 12
b. Masukkan vial holder berisi sampel ke oven chamber, tutup. Alirkan nitrogen
selama paling kurang 10 menit dengan laju 600 mL/menit. Sambungkan
kompressor ke alat dan hidupkan kompressor untuk menaikkan tekanan alat
c. Hidupkan alat MCR
d. Klik F1
e. Klik F2 isi berat sampel
f. Pilih vial 4 isi berat (vial+sampel) vial 4
g. Pilih vial 10 isi berat (vial+sampel) vial 10
h. Pilih vial 12 isi berat vial 12
i. Lalu tekan enter
j. Klik F1 keluarkan perintah (Go) klik F1 lagi
k. Tunggu sampai selesai operasi
- Suhu setting 500
- Setelah selesai pembakaran, suhu akan turun kembali ke 30
l. Lulu tekan F1 (stop), untuk menghentikan pengoperasian alat
m. Keluarkan sampel, masukkan ke dalam desikator
n. Setelah dingin, timbang kembali berat sampel setelah operasi
o. Lalu masukkan berat residu ke vial 4, dan vial 10, serta vial pembanding. Lalu
tekan enter
p. Untuk kembali ke semula tekan F4
q. Apabila alat tidak mendeteksi hasil, maka dapat dihitung secara manual:

A = berat residu karbon dari hasil penimbangan setelah proses (g)


W = berat sampel awal (g)

10
r. Lakukan pemeriksaan condensate trap di bagian bawah oven chamber secara berkala,
bersihkan dengan hati-hati karena residu condensate trap dapat berisi bahan karsinogenik,
jangan bersentuhan langsung dengan tangan. Buang di tempat pembuangan limbah.

7. BORANG DATA
Data hasil pengamatan dan perhitungan dapat diisikan ke Borang Data (Lampiran
1) seperti Tabel 2.

Tabel 2. Borang Data


Massa Awal (g) Massa Akhir (g) Carbon
Nomor
Vial Sampel Vial+sampel Vial+Sampel Sampel Residu
Vial
(%)
4 Solar 0,5 ± 1 ................. ................. ............ ............
10 Crude oil 0,5 ± 1 ................. ................. ............ ............
12 kosong - m vial = m vial= - -

8. PERTANYAAN/TUGAS-TUGAS

1. Apa tujuan percobaan?


2. Apa prinsip kerja alat MCR?
3. Apa manfaat menentukan karbon residu suatu bahan ?
4. Bagaimana persiapan pengujian karbon residu sampel yang diprediksi mengandung
residu karbon kurang dari 0,1%
5. Berapa massa sampel yang digunakan dalam pengujian dengan MCR bila sampel
sangat pekat dan berwarna hitam?
6. Mengapa produk bawah hasil Distilasi Atmosferik lebih baik diuji karbon residunya
daripada sampel asli yang belum didistilasi?
7. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai karbon residu suatu sampel?
8. Apa dampak dari tingginya nilai residu karbon terhadap mesin?
9. Diketahui data sebagai berikut: berat vial kosong 0,625 g, dan diisi dengan 0,5 g
sampel crude oil. Setelah selesai pembakaran dalam oven MCR, berat total vial dan
isinya 0,725 gram. Berapa persen residu karbon mikro dalam sampel crude oil
tersebut?

11
DAFTAR PUSTAKA

_____. ____. Carbon Residue in Fuel Oils.


http://www.kittiwake.com/bunker_fuel_carbon_residue. Diakses: 20 Juni
2018.
ASTM 4530 03 Standard Test Method for Determination of Carbon Residue (Micro
Method)
ASTM 4530 07 Standard Test Method for Determination of Carbon Residue (Micro
Method)
Dutton, J.A. Carbon Residue, Basic Sediment and Water, and Salt Content. FSC432.
Petroleum Processing. e Education Institute.

Petruci , R.H.1985. General Chemistry: Principles and Aplication. 4th edition, Coller
Mac Inc.New York.
Satya, S., Roehner, R.M., Deo, M.D., dan Hanson, F,V. 2007. Estimation of Properties
of Crude Oil Residual Fractions Using Chemometrics. Energy
Fuels, 2007, 21 (2), pp 998–1005. DOI: 10.1021/ef0601420

12
LAMPIRAN 1. LEMBAR DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel L.1.1 Hasil Pengujian Karbon Residu Mikro Bahan Bakar


Massa Awal (g) Massa Akhir (g) Carbon
Nomor
Vial Sampel Vial+sampel Vial+Sampel Sampel Residu Keterangan
Vial
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
LAMPIRAN 2. BLOK DIAGRAM

Penimbangan
vial dan sampel

Masukkan vial ke vial holder


dan masukkan oven chamber

Pasang tutup oven


chamber dengan baik

Sambungkan saklar ke
arus listrik

Sambungkan pipa gas


nitrogen ke alat /chamber

Sambungkan pipa gas oksigen


ke alat /chamber

Hidupkan alat dengan


memutar dan menekan
tombol merah

Isikan data sesuai prosedur

Tekan ‚Go‘, tunggu sampai


selesai proses

keluarkan vial holder, masukkan ke


desikator ± 30 menit

Timbang berat vial, hitung %


residu karbon

Gambar L.2.1 Blok Diagram Pengujian residu karbon mikro

14
LAMPIRAN 3. SPESIFIKASI BAHAN BAKAR
Tabel L.3.1 Spesifikasi bahan bakar solar
No Properties Limit
Min Maks
o 3
1. Density at 15 C, kg/m 0,815 0,870
2. Specific gravity at 60/60 oF - 0,5
3. Sulfur Content, % wt 0,82 0,87
4. Cetane Number 45 48
o
5. Viscosity Kinematic at 100 F 1,6 5,8
6. Residue carbon, %w (on 10% vol. - 0,1
bottom)
7. Water content, %v - 0,05
8. Ash content, %w - 0,01
9. Flash point PMCC, 150 -
10. Calorific value, kcal/kg 10.500 10.667
o
11. Pour point, F 65 65

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai