Anda di halaman 1dari 4

Materi

1. Pengertian
Stratified random sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampel dengan memperhatikan suatu tingkatan (strata) pada elemen
populasi. Ada banyak situasi di mana peneliti akan memilih stratified
random sampling di antaranya ketika peneliti ingin meneliti subkelompok
dalam suatu populasi. Peneliti juga menggunakan teknik ini ketika ingin
mengamati hubungan antara dua atau lebih sub kelompok, atau ketika
mereka ingin memeriksa ekstrem langka populasi.
Pada umumnya populasi-populasi yang dijadikan sebagai objek
penelitian lebih cenderung heterogen. Elemen populasi terbagi menjadi
beberapa tingkatan (stratifikasi) berdasarkan karakter yang melekat
padanya. Dalam stratified random sampling elemen populasi
dikelompokkan pada tingkatan-tingkatan tertentu dengan tujuan
pengambilan sampel akan merata pada seluruh tingkatan dan sampel
mewakili karakter seluruh elemen populasi yang heterogen.
Prosedur pengambilan sampel dengan cara ini dikenal dengan
pengambilan sampel berstrata. Jika sampel diambil secara acak dari setiap
strata, prosedurnya dikenal dengan pengambilan sampel acak berstrata.
Tujuan utama dalam stratifikasi adalah untuk membuat hubungan timbal
balik yang lebih baik dalam populasi sehingga dapat memberikan ukuran
yang lebih tinggi untuk keputusan relatif. Agar dapat tercapai, hal-hal yang
harus dilakukan untuk mengujinya dengan hati-hati di antaranya,
a. Bentuk strata
b. Jumlah strata yang akan dibuat
c. Alokasi jumlah sampel antar masing-masing strata.
d. Analisis data dari rancangan stratifikasi.
2. Jenis Teknik Random Sampling
a. Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)
b. Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata)
c. Cluster Random Sampling (Sampel Acak Berdasarkan Area)
d. Systematic Random Sampling (Sampel Acak Sistematis)
e. Multistage Sampling (Sampel Wilayah Bertingkat)
3. Syarat Stratified Random Sampling
Syarat pembentukan strata dalam stratified random sampling mengikuti
proses stratifikasi suatu populasi dirangkum sebagai berikut di antaranya,
a. Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling terpisah dalam
populasi.
b. Stratifikasi populasi harus dilakukan pada strata yang bersifat homogen
dalam strata tersebut dengan karakteristik tertentu.
c. Pada kenyataannya di lapangan, ketika hal ini sulit untuk distratakan
dengan suatu nilai karakteristik tertentu, maka kemudahan administrasi
menjadi dasar pemikiran dalam stratifikasi.
d. Jika akurasi batas untuk kepastian tiap-tiap populasi diberikan, hal ini
akan menjadi lebih baik dan terpercaya untuk tiap-tiap populasi sebagai
suatu strata.
4. Prosedur Stratified Random Sampling
Prosedur stratified random sampling di antaranya,
a. Siapkan “sampling frame”
b. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
c. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
d. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
5. Kelebihan dan Kekurangan Stratified Random Sampling
a. Kelebihan Stratified Random Sampling
1) Stratifikasi memberikan kemudahan administrasi. Suatu badan
organisasi membentuk survei dapat berdiri dalam kantor-kantor
dengan bermacam-macam daerah administrasi dengan penjelasan
kepemilikan sah dengan maksud menjadikan organisasi lebih baik
dengan hasil pekerjaan yang lebih akurat.
2) Stratifikasi dengan karakteristik alami membantu memperbaiki
desain sampel. Sebagai contoh, di area dan daerah survei terdapat
banyak perbedaan tipe permasalahan pengambilan sampel di
daerah daratan, padang pasir, dan pegunungan yang mempunyai
perbedaan jarak tempuh sehingga hal ini akan menjadi lebih mudah
jika tiap-tiap area dipisahkan dalam suatu strata.

3) Stratifikasi secara praktik lebih efektif ketika terdapat nilai-nilai


ekstrem dalam populasi yang dapat dibedakan ke dalam strata
dengan maksud mengurangi keragaman dalam strata. Pemisahan
dugaan menjadi strata tersendiri dapat dikombinasikan ke dalam
dugaan akurat untuk keseluruhan populasi.

4) Stratifikasi memberikan kemungkinan penggunaan desain sampel


yang berbeda-beda pada strata yang berbeda-beda. Pada
kenyataannya di lapangan, informasi mengenai stratifikasi tidak
secara keseluruhan tersedia untuk setiap unit populasi. Dalam
kasus tersebut, keseluruhan populasi dibagi menjadi beberapa
strata mengikuti informasi sebenarnya yang tersedia dan beberapa
pengambilan sampel yang dapat dipercaya dalam perencanaan
pemilihan unit dalam strata tersebut digunakan.

5) Stratifikasi cukup mewakili keragaman kelompok dalam populasi


yang memberikan beberapa ketertarikan atau efek yang besar.

6) Stratifikasi juga memilih sampel secara cross section yang lebih


baik dengan populasi dari yang tidak berstrata.

7) Stratifikasi memberikan keputusan yang tepat dalam


memperkirakan karakteristik suatu populasi. Untuk dapat
mencapainya, populasi yang heterogen dibagi-bagi menjadi
beberapa populasi yang masing-masing dalam strata adalah
homogen. Jika tiap-tiap strata homogen, menggambarkan
pengukuran dalam strata tersebut dari satu unit ke unit yang lain,
estimasi yang lebih akurat diperoleh dengan menggunakan sampel
yang relatif lebih besar.
b. Kekurangan Stratified Random Sampling
1) Kerangka sampel yang dijadikan sebagai acuan pembentukan strata
atau acuan penarikan sampel seringkali tidak memuat informasi-
informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar Pembentukan suatu
strata. Sehingga apabila dipaksakan membentuk suatu strata
dengan informasi yang tidak cukup lengkap maka dapat berdampak
pada tidak sesuainya strata yang dibentuk dengan tujuan penelitian.
Alih-alih membentuk suatu strata dengan elemen yang bersifat
homogen justru dapat membentuk suatu strata yang sangat
heterogen.
2) Seperti yang saya jelaskan sebelumnya di atas bahwa seorang
peneliti membentuk suatu kelompok berdasarkan tingkatan-
tingkatan tertentu dari kerangka sampel yang tersedia. Apabila
kerangka sampel tersebut belum menyediakan informasi ke dalam
strata maka peneliti harus membentuk sendiri kerangka sampel
secara terpisah yang sudah terisi tingkatan-tingkatan sesuai
kebutuhan penelitian.
3) Biaya operasional dapat membengkak apabila pembentukan strata
bukan mengikuti wilayah geografis melainkan mengikuti sifat atau
karakter lain. Misalkan tingkatan atau strata yang kita bentuk
berdasarkan tingkatan pendidikan, meskipun dianggap sebagai
homogen dalam setiap strata namun populasi bisa tersebar di
seluruh wilayah atau area yang menjadi batas populasi katakanlah
tersebar di dalam kota.
6. Contoh pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate
Stratified Random Sampling
Suatu perusahaan mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan:
 S1: 30 orang.
 S2: 40 orang.
 SMA: 80 orang.
Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan yang
diambil secara perwakilan sesuai dengan kebutuhan.
Penjelasan:
Teknik sampling merupakan sebuah teknik yang dilakukan dalam
penelitian untuk menentukan sampel. Sejatinya, sebuah penelitian yang
baik perlu memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik yang
tepat dalam menentukan sampel yang akan diambil untuk dijadikan subjek
penelitian. Terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang dapat
digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian. Salah satu teknik
sampel yang banyak digunakan yakni teknik Proportionate Stratified
Random Sampling.
Proportionate Stratified Random Sampling merupakan teknik pengambilan
sampel pada populasi yang heterogen dan berstrata dengancara mengambil
sampel dari tiap-tiap sub-populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan
jumlah anggota dari masing-masing sub-populasi secara acak.
Langkah-langkah pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate
Stratified Random Sampling yakni:
 Menentukan dasar stratifikasi (strata).
 Menempatkan setiap anggota dalam populasi pada strata yang
sesuai.
 Menentukan ukuran sampel (n).
 Menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari setiap strata.
 Melakukan pengambilan sampel dari setiap strata menggunakan
metode Simple Random Sampling.

Anda mungkin juga menyukai