TINJAUAN PUSTAKA
7. T4ori int4r54rsona$
Dalam teori ini disebutkan bahwa hubungan interpersonal dini secara
langsung mempengaruhi perkembangan konsep diri dan harga diri. lndividu
dengan konsep diri yang buruk dan harga diri yang rendah lebih rentan terhadap
ansietas dan gangguan yang terkait dengan ansietas.
5
c. Teori perilaku
Teori ini menyatakan bahwa ansietas adalah respons terkondisi terhadap
stressor internal dan ekternal.
d. Teori kognitif
Perasaan subjekti* terhadap ansietas secara langsung berkaitan dengan
pikiran individu tersebut tentang dirinya sendiri' masa depannya dan dunia. Pola
kogniti* yang salah dapat menyebabkan kesalahan persepsi tentang makna
berbagai hal yang terjadi +dan karenanya menimbulkan ansietas).
e. Teori humanistic
Teori humanistic menyatakan bahwa ansietas berkaitan dengan
hilangnya arti dalam kehidupan seseorang.
a. Perubahan otak neurobiologik terlibat dalam *ase alarm dari respons ; fight
or flight< +stimulasi dari aksis hipotalamus hipo*isis) yang menimbulkan
dampak pada system kardiovaskular' gastrointestinal' dan pernapasan.
Individu cenderung mengeluhkan adanya gejala takikardia' sakit kepala'
diare' mual dan takipnea.
b. Neurotransmitter mengalami perubahan di dalam otak' terutama system
limbic' berdampak pada stress' ansietas dan beberapa gangguan terkait
ansietas.
1) Asam gamma-aminobutirat +@A2A) adalah neurotransmitter inhibitor
yang berkaitan dengan respons relaksasi. Oleh karena obat yang
digunakan untuk mengobati ansietas ternyata meningkatkan @A2A'
muncul teori yang menyatakan bahwa suatu de*isiensi relative atau
ketidakseimbangan
@A2A berkaitan langsung dengan ansietas yang dialami.
2) Serotonin adalah neurotransmitter kompleks yang berhubungan dengan
berbagai aspek *ungsi otak. Kekurangan atau ketidakseimbangan kadar
serotonin pda amandel dianggap signi*ikan dalam terjadinya ansietas dan
gangguan terkait ansietas.
3) Noreepine*rin adalah neurotransmitter aksitasi yang bertanggung jawab
atas perubahan kardiovaskuler pda stress dan ansietas. Teori ;disregulasi
noradrenergic< memberi implikasi terhadap system norepine*rin' yang
6
dapat terlalu akti* atau kurang akti* di bagian-bagian otak yang berkaitan
dengan ansietas.
c. Perbedaan biologik. Kagan +1997) menyatakan bahwa perbedaan biologic
pada sebagian individu dapat menyebabkan respons stress yang terlalu akti*
+mis.' produksi hormone dan neurotransmitter yang berlebihan terlibat dalam
response stress).
d. Keluarga. Penelitian genetika telah memvalidasi adanya peningkatan
kerentangan dalam keluarga terhadap gangguan tertentu yang berkaitan
dengan ansietas.
4. SUMBER KOPING
Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakkan sumber
koping di lingkungan. Sumber koping tersebut yang berupa modal ekonomi'
kemampuan penyelesaian masalah' dukungan sosial' dan kenyakinan budaya dapat
membantu individu mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan
mengadopsi strategi koping yang berhasil.
5. TINGKAT ANSIETAS
a. Ringan
2erhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Ansietas
ini dapat meningkatkan kewaspadaan' meningkatkan pembelajaran dan
menghasilkan pertumbuhhan serta kreativitas. Intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan pada pasien dengan ansietas ringan diantaranya menggunakan
strategi kogniti* penyuluhan manajemen stress' dan pendekatan pemecahan
masalah.
b. Sedang
Memungkinkan individu untuk ber*okus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi
individu. Dengan demikian' individu mengalami perhatian yang selekti* namun
dapat ber*okus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
Individu biasanya kesulitan untuk tetap perhatian dan mampu belajar. Intervensi
keperawatan yang bisa digunakan adalah teknik relaksasi untuk membantu
penggunaan pendekatan pemecahan masalah' mengajarkan tentang strategi
koping dan mendorong verbalisasi perasaan.
c. Berat
7
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung
ber*okus pada sesuatu yang rinci dan spesi*ik serta tidak berpikir tentang hal
lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut
memerlukan banyak arahan untuk ber*okus pada area lain. E*ek lainnya yaitu
ketidakmampuan ber*okus atau menyelesaikan masalahB aktivasi system sara*
simpatik. Intervensi keperawatan yang digunakan dengan mendorong aktivitas
*isik untuk menstimulasi kelompok-kelompok otot besar dan untuk melepaskan
energy dari respons ; fight or flight <B membuat tugas atau latihan yang terstruktur.
d. Pani8
2erhubungan dengan terperangah' ketakutan' dan teror. Hal yang rinci
terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali' individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
ndividu akan mengalami ketidakmampuan total untuk ber*okusB disintegrasi
kemampuan kopingB gejala *isiologik dari respons ; fight or flight<.
Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
penignkatan aktivitas motorik' menurunnya kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain' persepsi yang menyimpang' dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkat ansietas ini tidak sesuai dengan kehidupan' jika berlangsung
terus dalam waktu yang lama' dapat terjadi kelelahan dan kematian. Intervensi
keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengurangi stimulasi lingkunganB
tetap bersama klienB menggunakan suara yang tenang' membantu klien
melakukan pernapasan
relaksasi.
Karakteristik serangan panic adalah sebagai berikut:
1) @ejala *isiologik dari respon ; fight or flight” : jantung berdetak cepat' nyeri
dada' pusing dan mual' sulit bernapas' rasa tercekik' kebas dan kesemutan'
gemetar dan diaphoresis.
2) Merasa seperti mendapat serangan jantung
3) Merasa ;menjadi gila<
#) Takut kehilangan kendali
5) Menurunnya kemampuan perceptual
7) Menurunnya kemampuan kogniti*.
6. RENTANG ANSIETAS
RENTANG RESPON ANSIETAS
21
aktivitas motorik klien' atau perasaan klien +sedih' takut' khawatir)' a*ek klien'
interaksi selama wawancara' persepsi klien' proses pikir' isi pikir' tingkat
kesadaran' memori' tingkat konsentrasi dan ber*ikir' kemampuan penilaian
dan daya tilik diri.
l. Kebutuhan persiapan pulang.
Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasar meliputi
kemampuan makan' 2A2/2AK' personal hygiene' istirahat tidur' dan pantau
penggunaan obat' tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum obat.
m. Masalah psikososial dan lingkungan
Kaji tentang masalah-masalah yang dialami klien. Tanyakan pada keluarga
atau klien sendiri. Tentukan dampak ansietas klien terhadap keluarganya'
termasuk perubahan peran yang terjadi dalam keluarga' keterlibatan
keluarga dengan klien' kualitas hubungan keluarga dan tingkat dukungan
keluarga
yang diberikan pada klien.
n. Pengetahuan
Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya. Kaji hal-hal yang belum
diketahui klien tentang penyakit' pengobatan dan lainnya.
o. Cakukan pengkajian *ocus pada persepsi klien terhadap stressor saat ini atau
kejadian pencetusnya' dan tentukan strategi koping yang digunakan klien.
Dengan menggunakan alat pengkajian yang terstandarisasi unuk
mendapatkan in*ormasi rinci tentang gangguan tertentu terkait ansietas +mis.'
yal brown obsessive-compulsive scale, dissosiatif experience scale) dan
menentukan tingkat ansietas klien dengan skala dari ringan sampai panic.
Periksa kembali riwayat masa lalu klien untuk adanya gangguan terkait
ansietas.
p. Aspek medic.
Kaji terapi yang diterima oleh klien. Klien mungkin mendapatkan terapi
psikomotor' terapi tingkah laku' terapi keluarga' terapi spiritual' terapi
okupasi' terapi lingkungan. 6ehabilitasi sebagai suatu re*ungsionalisasi dan
perkembangan klien agar dapat melaksanakan sosialisasi secarawajar dalam
kehidupan bermasyarakat.
22
Pertanyaan Data yang diberikan klien
Apakah anda merasakan adanya
Perasaan subjekti* tentang ansietas
•
•
23
Data subjekti*: Kecemasan
- Klien mengatakan tidak dapat tidur sejak dua
bulan yang lalu
- Klien mengatakan sering merasa pusing'
kaku di leher sedikit mengantuk dan kurang
berkonsentrasi saat bekerja.
- Klien mengatakan mempunyai masalah di
tempat kerjanya yang sedang ia urus di
Disnaker mengenai hak karyawan yang
sakit.
- Klien mengatakan ia pernah mengalami
aniaya *isik dari suaminya.
- Klien mengatakan punya masalah keluarga
dengan ibu dan ayahnya.
Data objekti*:
- Klien tampak tegang' lesu dan sedikit
gelisah.
- Terdapat agitasi yaitu sering mengubah
posisi duduknya
- Klien berbicara cepat dan kurang koordinasi.
POHON MASALAH
Gangguan pemenuhan
hebutuhan istirahat dan
tidur
42
Kecemasan
(core problem)
Ketidahefehtifan
hoping individu
43
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 @angguan T5M: 1. Setelah 1F pertemuan klien 1. 2ina hubungan saling percaya dengan:
pemenuhan pasien akan menunjukkan tanda-tanda 2eri salam setiap berinteraksi.
kebutuhan mengurangi percaya kepada perawat: Perkenalkan nama' nama
istirahat tidur ansietasnya sampai O Wajah cerah' tersenyum panggilan perawat dan tujuan
berhubungan tingkat ringan dan O Mau berkenalan perawat berinteraksi
dengan hilang Tanyakan dan panggil nama kesukaan
O Ada kontak mata
ansietas klien
O 2ersedia menceritakan
T5K: Tunjukkan sikap empati' jujur dan
perasaan
1. Klien dapat menepati janji setiap kali berinteraksi
membina Tanyakan perasaan klien dan masalah
hubungan saling yang dihadapi klien
percaya 2uat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan perasaan klien
44
3. Pasien akan 3. Setelah 3F pertemuan klien □ 2erikan medikasi yang dapat membantu
mengalami melaporkan penurunan dari gejala mengurangi rasa tidak nyaman pasien.
penyembuhan ansietas: □ Amati e*ek samping medikasi dan lakukan
dari gejala-gejala O Tidak ada keluhan pusing' penyuluhan kesehatan yang relevan.
ansietas kaku tengkuk saat bekerja
O Tidak ada kegelisahan atau
agitasi
O Dapat beristirahat tidur
dengan lebih baik dan
tenang
2 Ansietas T5M: 1. Setelah 1F pertemuan klien akan 2antu klien untuk dapat menceritakan
berhubungan Pasien akan dapat mengidenti*ikasi penyebab masalah ataupun pengalaman masa lalu yang
dengan koping mengurangi ansietas: dapat menjadi *actor predisposisi dan
keluarga dan ansietasnya dan • Pasien dapat menghubungkan presipitasi ansietas:
koping dapat melakukan pengalaman yang relevan • Tanyakan dengan penuh perhatian
individu koping yang e*ekti* pada masa lalu masalah yang sedang dihadapi klien
ine*ekti* • Pasien menceritakan • Dengarkan jawaban klien dengan
T5K: masalah- masalah yang seksama dan penuh empati
1. Pasien akan dialaminya yang dapat • Hubungkan pengalaman pasien saat ini
mengidenti*ikasi menjadi *actor predisposisi dengan pengalaman yang relevan pada
penyebab dan presipitasi ansietas masa lalu
ansietas
2.Pasien akan 2. Setelah 2F pertemuan klien akan □ Kaji bagaimana klien menurunkan
menguraikan dapat menguraikan respon ansietasnya di masa lalu dan tindakan
respon koping adapti* dan maladaptive: yang dilakukan untuk menurunkannya
koping Tunjukkan e*ek maladaptive dan destrukti*
• Klien dapat menyebutkan □
adapti* dan dari respons koping saat ini
contoh koping adapti*
maladapti* □ Dorong pasien untuk menggunakan
yang pernah dilakukannya
• Klien dapat menyebutkkan respons koping adapti* yang e*ekti* di
contoh koping masa lalu
maladaptive yang pernah □ 3okuskan tanggung jawab untuk berubah
dilakukannya pada pasien
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas penerapan teori pada kasus NG. ;S< dengan
masalah ansietas dan respon klien setelah dilakukan implementasi berdasarkan teori
tersebut. 2erdasarkan hasil pengkajian' tingkat kecemasan klien adalah kecemasan
sedang. Ansietas pada klien bila dilihat dari aspek psikososiologis' kemungkinan
disebabkan oleh *actor-*aktor interspersonal dan perilaku. Sedangkan jika dilihat dari
aspek biologis kecemasan tersebut disebabkan oleh *actor perubahan otak
neurobioligik.
Dari aspek psikobiologik' stressor ekternal dan internal yang dialami klien
mempengaruhi stimulasi dari aksis hipotalamus hipo*isi yang membawa klien dalam
*ase alarm dari respon ; fight or flight< yang menimbulkan dampak pada *isik klien
berupa keluhan pusing' kaku pada leher dan mengantuk pada saat bekerja' serta
kesulitan/gangguan tidur.
47
yang kondusi* dan tenang dapat mendorong klien untuk lebih mudah mengungkapkan
atau menceritakan kecemasan yang dialaminya.
Dari implementasi yang telah dilakukan' bahwa dengan membantu klien untuk
dapat menceritakan masalah atau pengalaman masa lalu yang dapat menjadi *actor
predisposisi dan presipitasi ansietas membuat klien dapat mengidenti*ikasi cara untuk
membangun kembali pikiran' memodi*ikasi perilaku' menggunakan sumber-sumber
dan menguji respon koping yang baru.
Dengan membantu klien dalam menilai kembali si*at' nilai dan arti stressor
pada saat yang tepat' dapat mendorong klien dalam menggunakan respon koping
adapti* yang e*ekti* yaitu teknik relaksasi untuk meningkatkan kendali dan rasa
percaya diri serta mengurangi stress yang menyebabkan ansietas.
48
BAB V
A. KESIMPULAN
Setelah membandingkan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien Ny. S dengan masalah ansietas' dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Membina hubungan saling percaya merupakan kunci awal hubungan perawat-
klien yang terapeutik seperti member salam pada klien' menciptakan suasana
yang tenang.
2. 3actor interpersonal dimana klien memiliki hubungan yang buruk dengan
keluarga +ayah' ibu dan suami) dan penaniayaan *isik serta adanya stressor
eksternal dari masalah di tempat kerja mengancam system diri klien sehingga
menyebabkan ansietas.
3. Penilaian kembali si*at' nilai dan arti stressor pada saat yang tepat' dapat
mendorong klien dalam menggunakan respon koping adapti* yang e*ekti* yaitu
teknik relaksasi untuk meningkatkan kendali dan rasa percaya diri serta
mengurangi stress yang menyebabkan ansietas.
B. SARAN
dari kesimpulan diatas kami dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Sebagai perawat' perlu melatih keterampilan dalam membina hubungan saling
stressor pada saat yang tepat' agar dapat mendorong klien dalam menggunakan
respon koping adapti* yang e*ekti* yaitu teknik relaksasi untuk meningkatkan
kendali dan rasa percaya diri serta mengurangi stress yang menyebabkan
ansietas
49
DAFTAR PUSTAKA
Isaacs, Ann. (2005). &anduan Belajar: )eperawatan )esehatan Jiwa dan &sikiatrik ,
Edisi 3. Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna, dkk. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Majalah Farmacia, (2007). Ansietas dan Depresi: *espon &ertahanan Tubuh yang
)elewat Batas. Simposia — Edisi Desember 2007 Vol.7 No.5.
http://www.majalah-farmacia.com (akses tanggal 13 Mei jam 21.00)
Stuart, Gail W. (2006). Buku +aku )eperawatan Jiwa, Edisi 5 . Jakarta: EGC.
5-