Anda di halaman 1dari 3

Taufik Rahmadiansyah | 180210220044

Ringkasan Seminar Nasional Bulan Bahasa Dan Sastra

1. Cikal Bakal Sastra Koran


A. Bentuk sastra Melayu di masa kesultanan Islam:
• Agama;
• Tulisan;
• Syair.
B. Tiga periodisasi dalam Bahasa Melayu tertulis:
• Melayu Kuno (Abad ke 7 – 14);
• Kesultanan Islam (Abad ke 16 – 18);
• Pasca gelombang Eropa (Abad ke – 18).
C. Perubahan paling penting yang terjadi pasca gelombang Eropa di semenanjung
Melayu adalah pengadopsian teknik cetak batu (litografi).
D. Empat manfaat teknik cetak batu menurut Abdullah Munsyi:
1. Betul perkataannya dengan tiada bersalah;
2. Lekas pekerjaannya;
3. Terang hurufnya lagi senang membacanya;
4. Murah harganya.
E. Penulisan huruf jawi di Semenanjung bertahan sampai 1950-an.
F. Perubahan paling mencolok pasca gelombang Eropa di Pulau Jawa:
• Pemberlakuan huruf latin untuk menggantikan penulisan huruf jawi lewat politik
Belanda (1857), terjadi di surat-surat kabar dan majalah di Pulau Jawa, terutama
di Batavia.
• Huruf pegon dan arab – melayu “tergusur” tetapi tetap hidup di beberapa daerah
dan di pesantren.
• Syair (dan pantun) di surat kabar ditulis orang belanda dan peranakan Tionghoa
yang tidak memahami konsep syair (dan pantun).

2. Poetika Pantun Melayu Ambon dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Tinjauan
Etnokomunikasi.
A. Etnokomunikasi
Memandang persoalan bahasa dan komunikasi bukan sekedar kata atau
kalimat dalam tuturan. Fokusnya, pengamatan bahasa yang digunakan partisipan,
sekaligus praktik budaya yang terefleksi dalam bahasa tersebut (Anshor, 2017 : 8).

B. Kejenakan Humor
Taufik Rahmadiansyah | 180210220044

Humor memiliki peranan yang sentral dalam kehidupan manusia, sebagai


sarana hiburan dan Pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia.
C. Jenis Pantun Menurut Jumlah Barisnya.
Pantun 2 baris/ kilat, pantun 4 baris, setiap baris terdiri atas delapan sampai
dengan 12 suku kata. Untuk pantun 2 baris di Ambon, ada yang menyebutkan sebagai
stori balagu babumbu.
D. Pola atau Rima Pantun adalah a-b-a-b atau a-a-a-a.
E. Karakteristik Linguistik Pantun Melayu Ambon
Secara morfogi, diksi verba yang digunakan minim kompleksitas, dan
cenderung menggunakan verba dasar.
F. Leksikon pantun Melayu Ambon dapat digolongkan atas:
• Leksikon budaya yang mengandung kekhasan budaya orang Maluku.
• Leksikon varian local yang memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia,
seperti satu dara ‘sedarah’.
G. Problematika Kosakata Bahasa Sunda Dalam Perkamusan
3. Keberadaan Naskah Sunda
Jumlah dari naskah sunda sangat banyak tapi sayangnya naskah sunda yang telah
diteliti jumlahnya masih sangat sedikit. Naskah sunda kuno keberadaannya tersebar di
beberapa tempat, yaitu di kabuyutan ciburuy, di museum, di perpusnas, di perseorangan, juga
di tempat-tempat yang lainnya. Beberapa hal yang menjadi kendala diantaranya adalah:
• Aksara = sunda kuno, pegon, cacarakan, latin
• Bahasa = sunda kuno/Bihari, peralihan/kamari, sunda masa kini/kiwari
• Bahan = lontar,gebang,nipah daluang, saeh, kulit, kayu tembaga, kertas
• Budaya

Teks/ Isi Naskah

1. Religi
2. Teknologi/benda material
3. Sosial
4. Mata pencaharian hidup/ekonomi
5. Ilmu pengetahuan pendididkan
6. Bahasa
7. Seni
Taufik Rahmadiansyah | 180210220044

Teks Naskah Mantra Sunda

1. Naskah pengobatan/kesmas
2. Sistem pembagian kekuasaan/kepemimpinan
3. Sastra
4. Sistem pemerintahan
5. Hukum adat kosmologis pertanian linguistik

Naskah Mantra dipandang sebagai “dokumen dan kearifan lokal budaya sunda”. Pengamal
mantra beranggapan membaca mantra sama dengan hal nya membaca do’a.

Anda mungkin juga menyukai