Bahasa Indonesia
Dr. C. Musiana Yudhawasthi, M.Hum
Sekilas Sejarah
Bahasa Indonesia tumbuh dan
berkembang dari bahasa Melayu.
Bahasa Melayu digunakan di kawasan
Asia Tenggara sejak abad ke-7.
Sumber:
"Soal Periodesasi dalam Sastra Indonesia", Nugroho Notosusanto, Basis
No.7 Th.XII, April 1963, halaman 199—210
Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Daerah
1. Lambang kebanggaan daerah,
• Bahasa daerah adalah bahasa perhubungan intradaerah atau 2. Lambang identitas daerah,
intramasyarakat di samping bahasa Indonesia dan yang 3. Alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat
dipakai sebagai sarana pendukung sastra serta budaya daerah,
daerah atau masyarakat etnik di wilayah Republik Indonesia 4. Sarana pendukung budaya daerah dan bahasa
(Seminar Politik Bahasa (2003) Indonesia,
5. Pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia
• Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan sebagai 6. Pelengkap bahasa Indonesia dalam penyelenggaraan
sarana komunikasi dan interaksi antaranggota masyarakat pemerintah di tingkat daerah.
dari suku atau kelompok etnis di daerah dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Menteri
Fungsi Bahasa Daerah untuk
Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007)
Pendidikan
• Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-
temurun oleh warga negara Indonesia di daerah di wilayah Pendukung bahasa Indonesia,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 24 Tahun 2009 Bahasa pengantar di tingkat permulaan sekolah
dasar di daerah tertentu untuk memperlancar
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
pengajaran bahasa Indonesia dan/atau pelajaran
Kebangsaan) lain,
Sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa
Indonesia.
Kosa Kata Bahasa Indonesia
Penyumbang tertinggi terhadap
pengembangan kosakata
KBBI Pusat Bahasa Edisi bahasa Indonesia
Keempat (2008) memuat
kurang lebih 70 bahasa
30,54%
daerah yang telah Bahasa Jawa
dianggap sebagai warga
bahasa Indonesia. 25,59% Minangkabau
KBBI juga memuat dialek Sunda 6,14%
Melayu Jakarta, Melayu
Jambi, dan Melayu Medan, 6,09% Madura
serta bahasa asing, seperti 4,21% Bali
bahasa Arab, bahasa
Belanda, dan bahasa Cina.
3,08% Aceh
Banjar 2,75%
Jumlah Penutur
• Besarnya jumlah penutur ternyata berkorelasi dengan
jumlah kosakata bahasa daerah yang diserap ke
dalam bahasa Indonesia. Makin besar jumlah
penuturnya, makin besar kecenderungan kosakata
yang diserap.
• Sumbangan dialek bahasa Melayu dalam kosakata
bahasa Indonesia di dalam KBBI (2008), tercatat
sebanyak 596 entri. Jumlah tersebut, jika
diperingkatkan dalam tabel penyumbang kosakata,
berada pada posisi ketiga, setelah bahasa Jawa dan
bahasa Minang.
• Bahasa berkembang dengan cara meminjam Dalam era digital, teknologi bahasa membantu
kosakata dari bahasa lain. Contoh : railway, manusia dalam berkolaborasi, berbisnis, berbagi
airport, jetlag, turbo, servo, shampoo, chutney pengetahuan, dan berpartisipasi dalam
atau bungalow yang menjadi item leksikal perdebatan sosial dan politik terlepas dari
karena adanya inovasi teknologi pada era
permasalahan bahasa dan keahlian menggunakan
Revolusi Industri 1.0 (Welsch dan Fischer,
2016). komputer. Contoh:
• Inovasi teknologi seperti internet diprediksi (1) menemukan informasi dengan mesin pencari,
akan mengakibatkan adanya kosakata yang
telah dipinjam kembali ke bahasa sumbernya (2) mengecek ejaan dan tata bahasa dengan
dengan makna yang terpisah dari makna prosesor kata,
aslinya.
(3) mengikuti petunjuk lisan dari sebuah sistem
• Peminjaman kosakata dari bahasa lain akan
tetap ada dengan hipotesa: makin tinggi level navigasi, dan
pendidikan atau status sosial, makin banyak (4) menerjemahkan halaman (web) melalui
peminjaman kosakata yang dilisankan layanan daring.
seseorang.
Perkembangan Bahasa di Era Digital
Bahasa adalah aksentuasi pemikiran dalam wujud kata dan kalimat. Makin kompleks
pemikiran yang ada, makin kompleks juga aksentuasi kata atau kalimat yang akan
digunakan dalam menyatakan pemikiran tersebut.
Berbagai penemuan baru membutuhkan kosakata baru dalam menguraikannya. Oleh
karena itu, bahasa mempunyai fungsi intrinsik, sebagai suatu sistem pengacuan yang
menghubungkan dunia konsep dengan lambang verbal.
Bahasa memiliki fungsi sosial yang sifatnya komunikatif, ekspresif, dan integratif.
Walaupun diakui bahwa fungsi komunikatif itu merupakan fungsi sosial bahasa yang
primer, pada hakikatnya bahasa adalah aksentuasi pemikiran dalam simbol dan lambang
bunyi.
Pemikiran yang tak terbatas perlu dijelaskan dalam bahasa yang kaya akan makna.
Korpus Indonesia
Ketika William Shakespeare (WS) mencipta Hamlet, kosakata dalam bahasa Inggris
sangat terbatas untuk mewadahi pemikiran karyanya tersebut. WS akhirnya
menciptakan kosakata berdasarkan insting dan bunyi di alam raya yang dia saksikan.
Tercetuslah berbagai kosakata baru tersebut. Di situlah James Murray (penyusun
pertama Oxford English Dictionary) mengambil pelajaran, bahwa dunia alam ini
memberikan pelajaran berharga akan kosakata (words). Itulah yang akhirnya
memberikan gagasan/ide baru tentang menjemput kosakata yang dimiliki oleh
masyarakat dunia, khususnya dalam bahasa Inggris.
Masyarakat dunia diminta menyumbang kosakata baru dengan sistem manual, yaitu
kartu kata (katalog kata). Era RVI 4.0 Bahasa Indonesia juga dapat dikembangkan
dengan cara demkian. Jika bukan kita. Siapa lagi.