Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Leasure activities

DISUSUN OLEH :

ADAM B. BIMANTORO (2231060186)


KARUNIA PRAMESTI (2231060225)
NOVIRA RAHMAWATI (2231060244)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan karunianya
kepada kita yang berupa kekuatan, nikmat iman, dan istiqomah sehingga kita masih dalam
barisan penimba ilmu ini. Sholawat serta salam tetap tercurah pada junjungan kita nabi
muhammad SAW. karena beliau lah inspirator dan motivator sejati yang tidak kenal zaman, serta
keluarganya, para sahabat dan seluruh umatnya yang setia terhadap ajarannya demi syiar dan
tegaknya dakwah islamiyah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini dengan judul PSIKOLOGI PADA MASA HELENISTIK SAMPAIO
ABAD KEGELAPAN dalam tugas kelompok mata kuliah SEJARAH ALIRAN PSIOLOGI.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa supaya bisa
mengetahui psikologi pada masa helenistik sampai abad kegelapan sendiri dan dapat mengetahui
sejarah dari psikologi juga untuk mengetahui kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi pada
masa lalu.
Penulis juga menyadari akan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL···············································································i
KATA PENGANTAR·············································································ii
DAFTAR ISI·························································································iii
BAB I PENDAHULUAN··········································································1
1.1 Latar Belakang··········································································1
1.2 Rumusan Masalah······································································1
1.3 Tujuan····················································································1

BAB II PEMBAHASAN··········································································3

2.1 Psikologi pada masa Helenistik·······················································3

2.1.1 Skeptisisme (Skepticism)···················································4

2.1.2 Sinisme (Cynism)····························································4

2.1.3 Epicureanism dan Stoicism················································5

2.1.3.1 Epicureanism························································5

2.1.3.2 Stoicism······························································6

2.2 Psikologi pada Kekaisaran Romawi·················································7


2.2.1 Neoplatonisme····················································································7
2.2.1.1 Philo (25 SM - 50 M)··············································7

2.2.1.2 Galen (130 - 200M)················································7

2.2.1.3 Plotinus (205 - 270)················································8


2.2.1.4 Saint Augustine (354 - 430)·······································8

2.3 Masa Kegelapan (Dark Ages)············································································9

BAB III PENUTUP················································································10


3.1 Kesimpulan··············································································10
DAFTAR PUSTAKA··············································································11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata – kata yunani: psyche yang berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Sejarah merupakan catatan tentang masyarakat umat
manusia atau tentang peradaban dunia, yakni tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat tersebut (Ibnu Kaldun). Psikologi merupakan ilmu yang tidak
hanya mempelajari tentang hakikat jiwa saja, tetapi juga mempelajari tentang
pengalaman-pengalaman yang dirasakan dan yang timbul (Wilhem Wundt).

Ilmu Psikologi dan sejarahnya saling berkaitan. Pada ilmu psikologi berkaitan dengan
masalah perilaku, pikiran, dan emosi, maka ilmu ini banyak memberikan wawasan
kepada peneliti untuk menjelaskan perilaku tokoh atau keterlibatannya secara emosional
dalam sebuah peristiwa sejarah.

Ilmu Psikologi sangatlah baik untuk kesehatan mental manusia. Manusia yang menjadi
obek kajian sejarah tidak hanya sekedar penjelasan mengenai tindakan yang dilakukan
dan apa yang ditimbulkan. Penggunaan psikologi dalam sejarah melahirkan fokus sejarah
mentalitas.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan Psikologi pada masa Helenistik?
- Apa yang dimaksud dengan Psikologi pada Kekaisaran Romawi?
- Apa yang dimaksud dengan Masa Kegelapan?
1.3 Tujuan
 Definisi psikologi pada masa helenisik
Menjelaskan tentang
1. Skeptisisme (Skepticism)
2. Sinisme (Cynism)
3. Epicureanism dan Stoicism

4. Epicureanism

5. Stoicism

 Definisi Psikologi pada Kekaisaran Romawi

Menjelaskan tentang

Neoplatonisme

1. Philo (25 SM - 50 M)

2. Galen (130 - 200M)

3. Plotinus (205 - 270)

4. Saint Augustine (354 - 430)

5. Masa Kegelapan (Dark Ages)


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Psikologi pada masa helenistik


Sebelum memasuki abad pertengahan, telah terjadi perang peloponnesian yang berujung
pada menyerahnya Athena Yunani kepada Kekaisaran Mecadonian yang berpusat di Sparta yang
dipimpin oleh Alexander Agung dan berlangsung mulai tahun 431 SM sampai dengan tahun 404
SM (Hergenhahn, 2009), Situasi tersebut membuat masyarakat Yunani mengalami
ketidakpastian. Namun, dalam situasi tersebut, justru filsafat Yunani mengalami perkembangan
yang luar biasa dengan munculnya filsuf – filsuf besar seperti Socrates (470 – 399 SM), Plato
(427 – 347), dan Aristoteles (384 – 322 SM).
Pada tahun 323 SM, Alexander Agung meninggal dunia, dan momen itu sering sekali
disebut-sebut sebagai awal dari masa helenistik. Kematian Alexander Agung tersebut hampir
bebarengan dengan meninggalnya Aristoteles pada tahun 322 SM dan turut berkontribusi pada
menurunnya perhatian terhadap ilmu penetahuan. Dan masa helenistik berakhir ketika
Kekaisaran Romawi muncul pada abad ke-31 SM, dan berhasil menguasai yunani.
Menurut Greenwood (2009), Kekaisaran Romawi memberikan kontribusi yang minimal
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk terhadap psikologi. Hal itu terjadi karena
Kekaisaran Romawi lebih tertarik pada pengembangan teknologi dan administrasi daripada
pengembangan sains, dan juga karena besarnya pengaruh agama terhadap Kekaisaran Romawi
(Greenwood 2009).
Pada masa helenistik muncul beberapa pemikiran yang sebagiannya anti filsafat. Nah apa
saja sih pemikiran yang anti filsafat itu?
Ada beberapa pemikiran anti filsafat nih, yaitu Skeptisisme yang dipelopori oleh Pyrrho (360-
270 SM) dan Sinisme yang dipelopori oleh Antisthenes (445-365 SM) nah berikut merupakan
aliran yang tidak suka dengan filsafat. Kemudian, ada Epicureanism yang dipelopori oleh
Epicurus (341-270 Sm) dan Stoicism yang dipelopori oleh Zeno (335-263 SM) muncul sebagai
reaksi terhadap pandangan skeptisisme dan sinisme.

2.1.1 Skeptisisme (Skepticism)


Skeptisime didirikan oleh pyrrho tahun (360-370 SM),pyrro menolak segala bentuk
dogmatisme yang berkembang saat itu,yaitu klail bahwa terdapat kebenaran yang perlu
dipertanyakan lagi (hergenhanhn,2009).
Skeptisisme memili pandangan yang hampir mirip dengan shopis yang ragu dengan
adanya pengetahuan objektif dan memandang penegtahuan manusia sebagai sesuatu yang
relatif.bagi mereka, untuk memperoleh kedamaian mensyaratkan penegtahuan terhadap 3
hal;
1. Pengtahuan mengenai sesuatu,dan hal itu tidak akan pernah mungkin bagi
manusia .
2. Keterbatasan tersebut harus disikapi dengan sikap yang memadai dan sikap
yang seharusnya diambil adalah memandang bahwa pengetahuan kitaa adalah
sesuatu yang tidak pasti.
3. Siakap yang diambil tersebut kemudian dapat membawa pada ataraxia,yaitu
kehagiaan (malone,2009)

2.1.2 Sinisme (Cynism)


Dididirikan oleh antisthenes (445-365 SM),yang juga merupakan murid dari
socrates.munculnya sinisme merupakan ekspresi dari ketidak puasan terhadap nilai nilai
yang ada situsi dan kondisi saat itu yang dianggap tidak adil Dan dan adanya keinginan
untuk menyederhanakan tuntutan akan kehidupan (dudley 1937).Sinisme menganggap
penting sesuatu yang bersifat alamiah dan menolak segala hal yang tidak alamiah seperti
aturan Konvensi sosial (hergehahn,2009).
Untuk mencapai kebahagiaan menurut sinisme( re & urmson 2005) kita harus
melepaskan diri dari pengaruh eksternal ataupun internal (keinginan atau berperasaan)
Pemikiran antitenes dilanjutkan oleh diagnosis 412 - 323 SM.Seperti Antisthenes diagnosis
menentang segala bentuk aturan dan mengajarkan keutamaan atau virtue yaitu melepaskan
diri dari segala bentuk keinginan dan emosi (malone 2009)
Diagones betul-betul menjalani keyakinannya secara total. Ia menjalani hidup
primitif dan karenanya dikenal dengan nama Cynic yang artinya seperti anjing.
Menurutnya, hidup seperti hewan merupakan jalan hidup yang paling baik (Hergenhahn,
2009). Dudley (1937) menyampaikan 4 alasan melatarbelakangi Mengapa diagones disebut
Cynic. (a) gaya hidupnya memang tidak seperti Kebanyakan orang. Hidupnya seperti
anjing yang bebas makan, minum, tidur, bahkan bebas melakukan aktivitas seksual (b)
tidak mengenal rasa malu (c) setia dan menjaga filsafatnya dengan sangat baik (d)
diskriminatif dalam memperlakukan orang yang dianggapnya teman atau bukan teman.

2.1.3 Epicureanism dan Stoicism


Epicureanism Yang dipelopori oleh Epicurus (341-270 SM) dan Stoicism yang
dipelopori oleh Zeno (333-264 SM) merupakan respon terhadap kaum Skeptis dan Cynic
yang berkembang pada saat itu dengan tujuan ingin mengembalikan Marwah dari filsafat
(Robinson 1995 Hergenhahn 2009) Hergenhahn, (2009) menyebutkan bahwa kaum skeptis
dan cynic memang menganggap filsafat sebagai suatu yang tidak berguna.
Menurut Robinson (1995) baik Stoicism maupun epicureanism memahami realitas
sumber dari suatu elemen (monism) memandang rasio atau logos sebagai elemen utama
sedangkan epicureanisme memandang atomlah sebagai elemen utama. Walaupun saling
bertentangan kedua yang memiliki beberapa kesamaan selain sama-sama monism,
keduanya juga termasuk asosianisme yang meyakini bahwa elemen-elemen indrawih
merupakan bahan dasar dari sebuah konsep umum (Robinson, 1995) seperti konsep umum
mengenai Personal Computer (PC) yang memiliki seseorang yang bersumber dari
pengalaman indrawi yang dialaminya ketika berinteraksi dengan beberapa PC Selain itu
keduanya juga menyepakati kehidupan yang lebih teratur, harmoni, beradab, dan sopan,
dan hal itu bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh kaum skeptic dan Cynic
2.1.3.1 Epicureanism
Merajuk pada pendirian yaitu Epicurus (341-270 SM) Epicurus terkenal
dengan atomisme dan hedonisme. Pandangannya mengenai teori atom hampir
mirip dengan demokitos, namun Epicurus lebih tertarik pada hal hal yang bersifat
praktis. Dengan teori atom tersebut Epicurus bermaksud meng-counter
ketakutan-ketakutan terhadap Tuhan ataupun setan yang sering sekali membuat
manusia tidak bahagia, dan ia pun menyangkal bahwa Tuhan-lah yang
mengendalikan kehidupan manusia (Ree dan urmson, 2005). Menurut Epicurusm
(seperti kutipan oleh Ree dan urmson, 2005) dinamika atau mah yang
mengendalikan kehidupan manusia termasuk kematiannya.
Epicurus (Robinson, 1995) meyakini bahwa semua pengetahuan bersumber dari
penginderaan dan hasil penginderaan tersebut disimpan dalam ingatan serta bisa
direproduksi kembali dalam bentuk konsep.
Selain itu Epicurus pun menunjukkan perhatian yang besar terhadap kebahagiaan
individu (hedonism) ia menolak kebahagiaan sesaat. Menurutnya (seperti kutipan
oleh Hargenhan, 2009) ukuran kebahagiaannya adalah sejumlah mana orang
merasa nyaman dengan pilihannya dan Karena manusia membutuhkan
keseimbangan.
2.1.3.2 Stoicism
Stoicism didirikan oleh Zeno (333- 264 SM) Stoicism merupakan ajaran
yang menarik banyak kalangan. Penganutnya berasal dari banyak kalangan dari
kaum budak sampai dengan para Kaisar. Ajaran Stoicsm meyakini bahwa Nalar
merupakan otoritas yang paling tinggi, dan alam semesta diatur oleh aturan-aturan
yang dapat dipahami (Nalar Robinson, 2005, Mage 2008 Hargenhahn, 2009).
Etika Rasionalitas menjadi begitu penting bagi mereka sampai-sampai disebutkan
bahwa Pathos (Passion atau emotion) dianggap sebagai salah satu penyakit jiwa,
atau sesuatu yang mengarah seseorang pada psikopathologi (Malone, 2009).
Menurut Malone (2009), Stoicism seperti kaum Cynic yang juga menjunjung
tinggi keutamaan atau virtues yang dalam pengertian mereka adalah mengurangi
pengaruh emosi untuk mendapatkan kebahagiaan. Bagi mereka realitas yang
sesungguhnya adalah alam (Magee, 2008). yang dimaksud alam di sini juga
termasuk manusia.
Mereka berkeyakinan bahwa manusia merupakan bagian dari alam,
menyatu dan akan kembali ke alam. Kepemilikan kekayaan dianggap sesuatu
yang kurang penting, tapi tidak seperti kaum cynic yang melarang kekayaan dan
jabatan, stoicism memperbolehkannya selagi tidak dikuasai oleh emosi
(Malone,2009). Kebahagiaan diperoleh jika hidup sesuai dengan kehendak alam.
Nasib baik ataupun buruk sebaiknya diterima saja (Greenwood, 2010).

2.2 Psikologi pada Kekaisaran Romawi


Peralihan kekuasaan dari Yunani kekaisaran Romawi, seperti yang sebelumnya sudah
disampaikan berakibat kurang bagus terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Yunani
khususnya dan di dunia pada umumnya. Tidak heran jika ilmu psikologi tidak banyak mengalami
perkembangan pada masa kekaisaran Romawi ini. Kekaisaran Romawi sendiri berlangsung
hampir 500 tahun yang diawali oleh Julius Caesar (100 - 44 SM), dan berakhir pada tahun 470-
an ketika terbunuhnya Kaisar Romulus augustulus. Beberapa dugaan tentang penyebab
runtuhnya kekaisaran Romawi karena adanya pertentangan antara kekaisaran Romawi barat dan
kekaisaran Romawi Timur selain memang adanya serangan dari pihak luar seperti dari bangsa
goth dan Vandal dari Jerman.
2.2.1 Neoplatonisme
Neoplatonism merupakan aliran yang meneruskan ide-ide Plato. neoplatonism
"lebih menekankan pada aspek mistis dari filsafat Plato dan mengurangi aspek
rasionalnya" (Hergenhahn, 2009: 72). Kekaisaran Romawi memang banyak dipengaruhi
oleh agama Kristen yang ditetapkan sebagai agama kekaisaran. Pikiran-pikiran kritis
yang mengedepankan rasionalitas dan penjelasan alamiah tidak mendapatkan tempat
yang memadai, bahkan dianggap menentang kekaisaran.
2.2.1.1 Philo (25 SM - 50 M)
Pandangan Philo banyak dipengaruhi oleh bible, kitab suci agama Kristen
yang menguasai kekaisaran Romawi pada saat itu. Seperti halnya Plato, philo pun
menganggap jiwa yang immaterial terpenjara dalam raga yang material, dan
memiliki dua kemungkinan perkembangan: menuju cahaya Tuhan atau menjauhi
cahayanya ( Hergenhahn, 2009; Greenwood, 2009).
Pandangannya mengenai sumber pengetahuan memiliki kesamaan dengan Plato.
Menurut Greenwood (2009), Philo bahkan juga tidak mempercayai kemampuan
rasio dalam memperoleh pengetahuan.
2.2.1.2 Galen (130 - 200M)
Galen merupakan seorang dokter kekaisaran Romawi. Ia merupakan
pengikut idenya Hippocrates. Iya berkeyakinan bahwa unsur-unsur dari sistem
tubuh manusia memiliki fungsinya masing-masing. Iya mengembangkan tipe
kepribadian berdasarkan 4 cairan dalam tubuh ( four bodily humors) dari
hippocates yaitu darah (sanguis), empedu hitam (melanchole), empedu kuning
(chole), dan lendir ( phlegma) (Hergenhahn, 2009). Orang yang didominasi oleh
darah akan memiliki kepribadian sanguine dengan karakteristik periang. Orang
yang didominasi oleh empedu hitam akan memiliki kepribadian melancholic
dengan karakter mudah sedih. Orang yang didominasi oleh empedu kuning akan
memiliki kepribadian cholerik dengan karakteristik emosional. Dan orang yang
didominasi oleh lendir akan memiliki kepribadian phlegmatik dengan
karakteristik tenang, sabar, dan moderat.
2.2.1.3 Plotinus (205 - 270)
Plotinus merupakan neoplatonis yang paling terdepan. Dia seorang asketis
yang hidup sederhana, tidak menikah, dan membebaskan diri dari kekayaan.
Pemikiran plotinus dianggap penting karena berpengaruh pada augustine dan juga
Charles S. Pierce pendiri aliran pragmatism Amerika (Malone, 2009). Menurut
plotinus, segala sesuatu bersifat hierarkis. Yang berada pada hierarki tertinggi
adalah Tuhan, kemudian spirit yang merupakan Citra dari Tuhan, dan yang
terakhir adalah jiwa (Hergenhahn, 2009). Lotinus memiliki pandangan yang
berbeda dalam menjelaskan kebahagiaan.
2.2.1.4 Saint Augustine (354 - 430)
Augustine dilahirkan di kota Hippo Afrika Utara pada tahun 354 M, dan
meninggal di kota yang sama pada tahun 430 M. Augustine hidup di saat
kekaisaran Romawi sedang menuju kehancuran. Menurut Greenwood (2009),
augustine merupakan figur penting diterimanya neo-platonisme di kalangan
agama Kristen. Sebagai entitas spiritual, jiwa dianggapnya akan tetap abadi,
Sementara raga akan hancur.
Ia menyebutkan adanya Indra dalam atau inner sense (Greenwood,2009) atau
internal sense ( Hergenhahn, 2009) yang berfungsi membantu kita dalam
melakukan penilaian terhadap suatu pengalaman. Menurut malone (2009), selain
mengenai internal sense tersebut, kontribusi augustine terhadap psikologi antara
lain keyakinannya bahwa kebenaran pengalaman subjektif bisa dipercaya dan
adanya self yang terpisah dari pengalaman indrawi. Menurutnya (Malon, 2009)
merupakan aktivitas spiritual.
2.3 Masa Kegelapan (Dark Ages)
Di dunia barat, abad pertengahan (Medieval) dimulai pada tahun 476 M, yaitu ketika
kekaisaran Romawi hancur dan diambil alih oleh kekaisaran Constantinople yang berpusat di
Byzantium, dan berakhir pada tahun 1453 M, yaitu ketika kekaisaran constantinople hancur
(Greenwood 2009). Menurut Greenwood 2009 abad pertengahan tersebut terbagi menjadi 3 yaitu
awal abad pertengahan (500 -1000) ditandai dengan mulai menurunnya ilmu pengetahuan
pertengahan abad pertengahan (1000 - 1300) yang ditandai dengan mulai bangkitnya ilmu
pengetahuan dan akhir abad pertengahan (1300-1600) yang ditandai dengan munculnya gerakan
pembaharuan (Renaissance).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dunia barat, pada abad pertengahan (medieval) dimulai pada tahun 476 M dan berakhir
pada tahun 1453 M. Pada masa ini yang disebut dengan zaman kegelapan, perkembangan
ilmu pengetahuan mengalami kemunduran dan rasionalitas tidak mendapatkan tempat untuk
berkembang, dan tidak banyak kontribusi signifikan terhadap pengetahuan yang muncul pada
abad pertengahan ini.
Sebelum memasuki abad pertengahan terjadi peralihan kekuasaan dari kekuasaan Yunani
ke Romawi pada tahun 322 SM, dan masa ini biasa disebut dengan masa helenistik.
Pada masa helenistik ini muncul beberapa pemikiran yang sebagiannya anti filsafat.
Skeptisisme yang dipelopori filsafat pyrrho (360 - 270 SM) dan sinisme yang dipelopori oleh
Antisthenes (445 - 365 SM) merupakan aliran pemikiran yang tidak suka dengan filsafat.
Epicureanism yang dipelopori oleh epicurus (341 - 270 SM) dan Stoicism yang dipelopori
oleh zeno (335 - 263 SM) muncul sebagai reaksi terhadap pandangan Skeptisisme dan
Sinisme. Epicureanism dan Stoicism mempercayai adanya prinsip tunggal yang
mengendalikan alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA

Judul
Sejarah Psikologi
(Dari Klasik Hingga Modern)
Penulis
Dr.Agus Abdul Rahman,M.Psi.,Psikolog       
Penerbit
Rajawali Pers        
Kota Penerbit 
Kota Depok  
Tahun Terbit
2021

Anda mungkin juga menyukai