Anda di halaman 1dari 157

Pembangunan Kapasitas Karakter Stoik/Tawakkal Sebagai

Unsur Kesehatan Mental Dalam Upaya Resiliensi


Menangani Gangguan Psikologis & Gejala Psikosomatik
di Era Sindemi COVID-19

Liza Anggraeni Amir (31191200100096)


MK. ISL-7102 Thematic Quranic Study Kelas A Rabu 13.00-15.00
18 November 2020, jam 13.00-15.00 WIB
Dosen Pendamping: Dr. Faried Saenong, M. Ag.

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pembangunan Karakter 1: Kepribadian “Stoik”

2020
Pembangunan Karakter Stoik
01

Pembentukan Karakter Islami:


02 Husnudzon, Tawadhu’, Tawassul,
Tafakkur, Tadharru’ ↔ Tawakkal

Pengenalan Karakter Gigih, Ulet


03
(Adversity Quotient)

Agenda 04
Penguatan Karakter Islami II:

Style Muhasabah, Muraqabah, Mujahadah,


Musyahadah, Mu’aqabah
 Filsafat kaum/filsuf mazhab Stoik tidak
ribet njelimet, sebaliknya: Warisan
utama mereka adalah cara menjalani
hidup.

 Dalam bahasa Inggris modern, kita


mengetahui kata sifat “stoic”. Artinya
sikap keteguhan mental dalam situasi
dan kondisi apapun. Seseorang yang
“stoic” — menurut bahasa Inggris —
dapat bersikap teguh, tabah, tegar,
tangguh dan berpikiran jernih dalam
menghadapi persoalan.

*Konsep kebaikan umum dalam Filsafat Yunani:


Eudaimonia.
Filsafat Stoik, Eudaimonia, dan Cara Menyikapi Hidup

Dalam dunia filsafat Yunani Kuno, terdapat sebuah


mazhab pemikiran bernama Stoikisme. Mazhab ini
termasuk yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Bersama dengan Platonisme dan mazhab Peripatetik,
berbagai ajaran Stoik mewarnai dunia pemikiran Barat.

Filsafatnya sendiri mempunyai sejarah panjang. Mazhab


Stoik pertama kali didirikan di Abad ke-3 SM, meskipun
demikian, hingga abad kedua Masehi masih banyak filsuf
yang menganutnya. Tidak kurang dari Marcus Aurelius —
Kaisar legendaris Romawi — termasuk di dalamnya.
Dapat dibilang bahwa selama 500 tahun pengajarannya
tidak putus.

Filsuf Mazhab Stoik


Filsuf Stoik dari masa ke masa: Zeno dari Citium, Posidonius, Seneca, dan
Marcus Aurelius
(image credits: Wikimedia Commons)
Mencegah penyebaran virus merupakan wujud perintah
syariah, sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah SWT
agar mendahulukan menghindari mudharat ketimbang
mengejar manfaat, jika memang pilihan dan situasinya
kompleks seperti saat ini. Padahal Rasulullah SAW
menjelaskan agar mengikat unta kita terlebih dahulu
baru kemudian bertawakal. Dan dalam ushul fiqh juga
jelas kaidahnya: menghindari mudharat lebih
diutamakan ketimbang mengejar manfaat dalam situasi
begini.

‫اس ِد أ َ ْول َى ِم ْن َجل ِْبال َْم َصالِ ِح‬


ِ ‫َد ْر ُء ال َْم َف‬
"Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan
daripada mengambil sebuah kemaslahatan."
Pengenalan Filsafat : Eudaimonia
Dalam dunia filsafat Yunani, kata ini sangat sering disebut. Secara
harfiah eudaimonia berarti “kebaikan jiwa”. Secara definisi, apabila
orang mempunyai eudaimonia, maka hidupnya selalu patut dan
bermakna.
Adapun kebaikan jiwa versi eudaimonia bukan cuma filosofis,
melainkan juga fisik dan emosional. Sewaktu sekolah dulu kita sering
mendengar “mens sana in corpore sano”, dalam badan sehat
terdapat jiwa yang kuat. Prinsip itu juga berlaku pada eudaimonia,
karena kebaikan yang dikandungnya melibatkan jasmani dan rohani.
Oleh karena itu, wajar jika berbagai mazhab filsafat berlomba-lomba
mewujudkan eudaimonia. Secara garis besar dapat dibuat list
sebagai berikut.

 Mazhab Platonik mempercayai eudaimonia dicapai lewat


keseimbangan dalam bersifat/berperilaku
 Mazhab Peripatetik mencarinya berdasarkan esensi-diri dan
menghindari sikap ekstrem.
 Adapun kaum Epicurean mencari eudaimonia dengan menikmati
hidup sambil menghindari penderitaan.
Tentunya disini timbul pertanyaan, bagaimana dengan mazhab
Stoik?

Mazhab Stoik mempunyai argumennya sendiri. Mereka menilai bahwa


kebahagiaan sejati — eudaimonia — diraih apabila orang hidup
selaras dengan alam. Secara alami manusia adalah makhluk sosial,
maka ia harus berinteraksi aktif dalam komunikasinya. Demikian juga
manusia mempunyai sifat membutuhkan makan dan minum, maka
kebutuhan itu harus dipenuhi. Apabila hasrat alami manusia tidak
dipenuhi maka tidak akan bahagia hidupnya. (baca: tidak akan
mencapai eudaimonia).

Adapun kaum Stoik memandang alam (kosmos) sebagai sistem yang


rasional, dalam arti mempunyai ‘aturan main’ yang logis (hukum alam).
Manusia dalam pandangan Stoik adalah bagian dari alam. Oleh karena
itu, jika manusia ingin hidup nyaman, dia harus mampu beradaptasi di
dalamnya. (Meyer, 2008, hlm. 139)

Mengenai hal ini dapat diilustrasikan lewat kutipan Marcus Aurelius:


“…Everything harmonizes with me, which is harmonious to thee, O Universe. Nothing
for me is too early nor too late, which is in due time for thee. Everything is fruit to me which
thy seasons bring . . . from thee are all things, in thee are all things, to thee all things
return.”
(Marcus Aurelius, “Meditations” IV. 23, terjemahan George Long)
Pandangan Stoik: Saat Mengakui/Menyadari, Saat Menerima, Saat Mengubah

Sebagaimana sudah diuraikan, Mazhab Stoik percaya bahwa kebahagiaan tercapai jika orang
hidup selaras dengan alam. Prinsip itu kemudian diperluas memasuki ranah sosial.

Kaum Stoik memandang bahwa — hingga taraf tertentu — jalannya kehidupan tidak bisa diatur.
Seseorang tidak memilih dilahirkan di mana. Begitu pula dia tidak tahu besok bertemu siapa;
apakah akan tertimpa musibah; atau lain sebagainya. Betul bahwa orang dapat berusaha dan
berkehendak, akan tetapi kadang terdapat situasi yang tak bisa dilawan. (Irvine, hlm. 86-89)

Dalam kalimat Epictetus:

“…There are things which are within our power, and there are things which are beyond our
power. Within our power are opinion, aim, desire, aversion, and, in one word, whatever affairs are
our own. Beyond our power are body, property, reputation, office, and, in one word, whatever are
not properly our own affairs.”

(Epictetus, “Enchiridion”, terjemahan T.W. Higginson)


Stoikisme dan Manajemen Emosi

Menariknya, biarpun pada prinsipnya Kaum Stoik dapat


disebut ‘tawakal’, mereka sadar bahwa melaksanakannya
tidak mudah. Oleh karena itu mereka merancang siasat
kejiwaan tersendiri — boleh dibilang trik Psikologi zaman
kuno.

Filsafat Stoik mengakui bahwa emosi adalah hasrat alami


manusia - oleh karena itu orang tidak dituntut untuk
menyangkal, mengabaikan, menekan, menyimpan, bahkan,
memusnahkannya. Meskipun demikian mereka mewanti-
wanti satu hal: Karena dorongannya keras dan kuat, emosi
bisa menarik, membawa orang pada kehancuran. Orang
yang tidak dapat mengontrol emosi ibaratnya hidup dalam
bahaya. (Inwood & Donini, 1999)

Meskipun demikian, entah karena apa, di masa kini orang


menganggap pribadi stoic sebagai total-rasional dan tidak
berperasaan. Mengenai hal ini ada banyak contohnya, dan
yang cukup terkenal misalnya.
Oleh karena itu Kaum Stoik merumuskan sebuah
doktrin. Seseorang dikatakan bebas apabila dia tidak
diperbudak oleh keinginan. Orang yang bebas,
menurut Filsafat Stoik, dapat melihat godaan sambil
tetap berpikir jernih.

Sebagai contoh, ketika melihat makanan yang enak dia


tidak serta-merta menjadi rakus. Demikian juga saat
melihat istri orang dia tidak kontan ingin merebutnya.
Kebebasan tidak terletak pada pemenuhan hasrat,
melainkan pada kemampuan bersikap tenang di
tengah godaan. Apakah godaan itu mau diikuti atau
tidak, itu diserahkan pada rasio. Inilah doktrin
keutamaan Filsafat Stoik.

Bukan berarti seorang Stoik tidak boleh menikmati


hidup; boleh saja bersenang-senang, asal tidak
berlebihan. Lagi-lagi kita mengacu pada Marcus
Aurelius.

Sebagai Kaisar Romawi, Aurelius mempunyai akses


pada kekayaan. Dia pun mempunyai istri dan anak.
Kepribadian Stoik yang sebenarnya agak lebih kompleks.

Oleh karena itu, di bagian ini kita akan sedikit meluruskan


kesalahpahaman. Betul bahwa Stoikisme mengutamakan ketenangan
batin, akan tetapi bukan berarti semua emosi diberangus. Lebih tepat
jika disebut “manajemen emosi”.
Sebagaimana sudah disebut, doktrin psikologis Stoik mengutamakan
keselarasan. Keselarasan itu mencakup dua aspek: (1) ketetapan
semesta (nomos), dan (2) kematangan sikap mental (prohairesis).
Seorang penganut Stoik berusaha memadukannya. Apabila berhasil
maka dia akan mencapai kebahagiaan (eudaimonia).
Meskipun demikian, dalam proses melakukannya, ada kendala yang
mesti diwaspadai. Kendala itu adalah rasa ingin yang berlebihan. Dalam
bahasa Indonesia istilahnya kira-kira “hawa nafsu”.
Nafsu yang diumbar dapat membawa kerugian, akan tetapi masalahnya,
semakin dilawan justru dia semakin kuat. Padahal belum tentu kita
dapat — atau boleh — memenuhi nafsu tersebut.

Menurut Epictetus,

[If] you desire any of the things not within our own power, you must necessarily be disappointed; and you are not yet
secure of those which are within our power, and so are legitimate objects of desire. Where it is practically necessary for you
to pursue or avoid anything, do even this with discretion, and gentleness, and moderation.
(Epictetus, “Enchiridion”, terjemahan T.W. Higginson)
Sebagai Kaisar Romawi, Aurelius mempunyai akses
pada kekayaan. Dia pun mempunyai istri dan anak.
Akan tetapi yang membedakan, Aurelius tidak hanyut
dalam urusan keduniaan. Dia adalah orang yang
sangat amanah hati-hati menjaga prohairesis.

Take care that thou art not made into a Caesar, that
thou art not dyed with this dye; for such things happen.
Keep thyself then simple, good, pure, serious, free
from affectation, a friend of justice, a worshipper of the
gods . . . Short is life. There is only one fruit of this
terrene life, a pious disposition and social acts.

(Marcus Aurelius, “Meditations” VI.27, terjemahan George Long)

Manajemen emosi kaum Stoik, pada akhirnya, bukan


total penihilan emosi, melainkan penyeimbangan
dengan kodrat. Intinya pada bagaimana orang bisa
tetap tenang, logis, dan rasional di dalam hidup. Baik
itu di saat senang maupun sedih; di depan godaan,
berkah ataupun musibah.
Penutup: Eudaimonia dan Zaman Modern

Di zaman modern kita sering melihat tokoh fiksi yang sangat-


tenang dan selalu logis. Yang semacam ini sangat populer.
Mulai dari Sherlock Holmes, Mr. Spock, hingga yang lebih lawas
Phileas Fogg. Para tokoh ini diceritakan punya kecerdasan
tinggi dan selalu bersikap dingin — sering disebut berkarakter
stoic.

Meskipun demikian, sebagaimana sudah diuraikan panjang-


lebar di atas, pandangan itu agak terlalu karikatur. Memang sih,
ada proponen Stoikisme yang radikal, menganggap emosi
sebagai pengganggu hidup. Akan tetapi Stoikisme sejatinya
lebih luas daripada “bersikap pintar tanpa emosi”. Bagaimana
filsafat bisa membantu orang hidup senang, tenang, seimbang,
dan rasional — itu dia yang dikejar.

Lalu mungkin kita harus menyebut kebebasan. Di abad ke-21


kita biasa mendengar istilah “kebebasan”, di mana prinsipnya
boleh memenuhi keinginan sejauh tidak merugikan orang. Oleh
karena itu orang boleh menulis buku, berdemonstrasi; orang
juga boleh berpacaran atau makan di restoran serakusnya (asal
bisa bayar). Kebebasan macam ini sifatnya memenuhi
Meskipun demikian, persepsi Stoik tentang kebebasan agak
berbeda. Kaum Stoik memandang bahwa kebebasan terjadi
pada saat orang mampu mengontrol diri. Ketika diprovokasi dia
dapat memutuskan apakah perlu membalas atau tidak. Ketika
disuguhi makanan dia memutuskan apakah sesuai dengan
kondisi kesehatan; apakah dia sudah kenyang; di samping juga
apakah dia mampu membayar.

Sekarang coba bayangkan: seandainya ada orang yang begitu


melihat gadis cantik bawaannya ingin membawa pergi, atau
ketika melihat uang bawaannya ingin korupsi. Bisakah orang
macam ini disebut bebas? Saya rasa, tidak!

Sebab, sebagaimana disampaikan oleh Lucius Seneca,

We are all chained to Fortune: some men’s chain is loose and


made of gold, that of others is tight and of meaner metal. But
what difference does this make? We are all included in the same
captivity ……
(Seneca, “Of Peace of Mind”, terjemahan Aubrey Stewart)
(-dengan perubahan seperlunya-)
Daftar Pustaka

Epictetus. (1890). The Works of Epictetus: His Discourses, in


Four Books, the Enchiridion, and Fragments (terj. Thomas
Wentworth Higginson). New York: Thomas Nelson & Sons.

Inwood, B. & Donini, P. (1999). Stoic Ethics. dalam Algra,


Barnes, et. al. (ed.). Cambridge History of Hellenistic Philosophy
(hlm. 675-738). Cambridge: Cambridge University Press.

Irvine, W.B. (2009). A Guide to Good Life: The Ancient Art of


Stoic Joy. New York: Oxford University Press.

L. Annaeus Seneca. (1900). Minor Dialogs Together with the


Dialog “On Clemency” (terj. Aubrey Stewart). London: George
Bell & Sons

Marcus Aurelius. (1914). The Meditations of Marcus Aurelius


(terj. George Long). New York: P.F. Collier & Son.

Meyer, S.S. (2008). Ancient Ethics, a Critical Introduction. New


York: Routledge.
• Disinilah Kaum Stoik merumuskan persepsi/pandangan: Ada saatnya
orang harus mengubah, memperbaiki atau menerima, legowo.

• Seorang Stoik mempunyai masalah, maka dia coba selesaikan. Akan


tetapi jika sudah stuck/mentok — dia tahu bahwa dia sudah berbuat
sebaik mungkin. Tak ada yang perlu disesali. Peristiwa itu kemudian
dianggap sebagai ketetapan semesta (divine providence).

• Adapun prinsip di atas terpancar jelas dalam jurnal pribadi Marcus


Aurelius. Namanya juga Kaisar, beliau punya banyak musuh, baik politik
ataupun perang. Meskipun begitu Aurelius selalu mengingatkan diri:
segala peristiwa, termasuk jalan hidupnya, adalah bagian
pergerakan kosmos. Tugasnya adalah memutuskan untuk menanggapi
atau menerima. Apabila hendak menanggapi maka harus jelas caranya.
(Marcus Aurelius, “Meditations”, VI.19-22)

• Pembaca yang religius-monoteis kemungkinan menganalogikan dengan


Kesimpulan “kehendak Tuhan”. Di satu sisi memang ada cocoknya, tetapi harus
dicatat bahwa kosmos di sini bersifat impersonal — berbeda dengan
Tuhan yang dihubungi lewat doa. Dalam bahasa filsafat disebut sebagai
STOIKISME semesta yang panteistik dan deterministik. (Meyer, 2008, hlm. 138-140)
I. Menerapkan Sikap/Sifat Stoik Dalam Keseharian
1. Jangan menyia-nyiakan waktu untuk hal-
hal tidak bermanfaat.
Jangan biarkan waktu yang sangat berharga terbuang percuma karena sesuatu
yang sia-sia. Saat menjalani keseharian yang sangat sibuk dengan aktivitas
menumpuk, berkonsentrasi bukan hal mudah.

Walau demikian, fokuskan perhatian saat menyelesaikan tugas atau melakukan


tindakan. Meskipun Anda hanya duduk sendirian atau mengobrol dengan teman,
berfokuslah pada apa yang sedang dilakukan, bukannya sibuk mengecek ponsel
yang mengalihkan perhatian.

Selain itu, jangan biarkan pengalih menyita perhatian, misalnya berita tentang
selebritas, gosip, dan kriminalitas. Peristiwa global cukup penting, tetapi jangan
stres atau panik karena hal-hal yang tidak dapat Anda kendalikan.
2. Nikmati “kekinian” (be fully present in the
moment) = mindfulness
Jangan menjalani hidup seperti tokoh film Scrooge yang berhati batu
karena ingin menunjukkan bahwa Anda mampu mengendalikan diri
dan berfokus pada kekinian. Sisihkan waktu untuk bersenang-senang
sambil menikmati hiburan dan keindahan alam.
Contohnya, saat menikmati kopi hangat di pagi hari, orang yang
menerapkan filosofi Stoic akan menyesapnya sambil merenungkan,
"Bagaimana seandainya ini adalah kopi hangat terakhir yang bisa aku
nikmati?" Pertanyaan tersebut mengungkapkan apresiasi atas setiap
momen yang layak disyukuri, bukan karena memikirkan kematian.

“Gratitude is the highest form/act/altitude of attitude”


3. Jangan mengurusi hal-hal
“petty/’receh’sepele.
Manfaatkan tantangan hidup yang berat sebagai kesempatan menempa diri
menjadi pribadi tangguh yang semakin bijak. Saat mengalami kejadian sepele
yang mengesalkan, misalnya susu tumpah atau kehilangan uang Rp. 50.000;,
hadapi dengan tenang dan lanjutkan rutinitas harian sesuai jadwal.
Ketenangan pikiran jauh lebih berharga daripada merasa tertekan karena
sesuatu yang sepele. Seperti yang dikatakan Epictetus, salah satu filsuf
Stoic: Saat minuman kita tumpah/piring pecah, kita jatuh terjerembab,
terpeleset, tersungkur, lupa sesuatu tang penting atau kena musibah
dijambret/ditipu/dirampok/dibegal, ingatkan diri sendiri, “Betapa murahnya ,
bahkan gratis…aku bisa membeli ketenteraman hati’".
4. Pastikan Anda bersosialisasi dengan
orang-orang yang layak dihormati/dihargai.
Menjalani hidup sesuai filosofi Stoic bukan berarti menutup diri.
Alih-alih, sisihkan waktu untuk bersosialisasi dengan orang-orang
yang ingin menjadi lebih bijak, mampu mengambil keputusan yang
tepat, dan membuat Anda menjadi pribadi yang lebih baik.
Pertimbangkan orang seperti apa teman-teman dan kenalan Anda,
alih-alih ingin menjadi orang terpandang yang sombong. Apakah
mereka mampu mendukung Anda menjadi orang yang bertanggung
jawab, ingin terus belajar, dan termotivasi meningkatkan
kemampuan? Adakah di antara mereka yang picik, suka menilai,
oportunis, atau jahat?
5. Utamakan prinsip moral di atas keinginan
mendapatkan materi dan pujian.
Kekuatan karakter jauh lebih penting daripada kepemilikan materi,
penghargaan, atau pengakuan. Oleh sebab itu, ambillah keputusan
berdasarkan prinsip moral, alih-alih ingin meningkatkan status dengan
melakukan hal-hal yang tidak etis.
Contohnya, jangan menolong orang lain supaya Anda dihargai atau
dipuji. Berikan bantuan karena ingin berbuat baik, bukan untuk
menyombongkan diri atau mencari perhatian.
Jangan mengejar promosi dengan menjatuhkan rekan kerja. Orang
yang tawakal tidak akan melanggar etika hanya agar dipromosikan.
Metode
Melakukan
Meditasi Stoik
Pembelajaran Filosofi Stoik

Kemampuan Memahami Diri Sendiri


Untuk Tidak Memicu Stres (Stress-
Induced)

Bukan ‘Masa bodoh’, Cuek


atau Menghindar dari Masalah
Urusan Keseharian

Pengendalian
Diri
Pemahaman Diri
1
Visualisasikan keberadaan Anda
di alam semesta (universe).
• Dalam filosofi Stoik, "lingkaran Hierocles" adalah alat bantu untuk
berlatih melakukan visualisasi guna merefleksikan keberadaan Anda
sebagai bagian dari alam semesta. Mulailah dengan membayangkan
diri sendiri lalu visualisasikan anggota keluarga dan teman-teman
mengelilingi Anda. Kemudian, bayangkan kenalan, tetangga, dan rekan
kerja di lingkaran kedua. Berikutnya, bayangkan penduduk di kota Anda
di lingkaran ketiga diikuti oleh semua manusia, semua makhluk hidup,
dan semua yang ada di alam semesta.
• Berlatihlah sekitar 10 menit secara rutin. Agar lebih mudah
berkonsentrasi, carilah tempat yang tenang untuk berlatih, duduklah
sambil memejamkan mata dan bernapas dalam-dalam dengan tenang
dan teratur.
• Latihan ini membantu Anda menyadari dan menghargai bahwa semua
hal di alam semesta saling terhubung. Anda adalah bagian dari
komunitas manusia yang terhubung dengan alam semesta.
2
Berlatihlah dengan
membayangkan Anda
kehilangan hal yang
sangat penting.
"Premeditatio Malorum" adalah meditasi Stoik yang
dilakukan dengan membayangkan Anda kehilangan
sesuatu yang sangat penting, misalnya pekerjaan atau
orang terkasih. Pikirkan skenario terburuk selama
beberapa detik. Meskipun terasa tidak nyaman, latihan
ini membantu Anda menerima hal-hal yang bersifat
sementara, mengantisipasi kendala, merefleksikan
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, dan mengatasi
rasa takut.
Membayangkan hal tidak menyenangkan berguna
meningkatkan kekuatan mental saat menghadapi
keadaan yang tidak mampu Anda kendalikan. Ketika
terjadi hal buruk, Anda lebih mudah menghadapinya
3
Bacalah kutipan pesan bijak lalu
renungkan maknanya.Sisihkan
waktu setiap hari untuk membaca
pesan bijak dari filsuf Stoik.
Ucapkan berulang-ulang dalam hati sambil merenungkan
pesan yang ingin disampaikan. Meskipun ditulis lebih dari
20 abad yang lalu, berusahalah menerapkannya saat
menjalani keseharian.
Carilah pesan bijak di situs web yang berisi tulisan para
filsuf Stoic, misalnya Epictetus, Seneca, dan Marcus
Aurelius. Bacalah tulisan tentang paham Stoic di The
Internet Encyclopedia of Philosophy http
://www.iep.utm.edu/stoicism/
sebagai sumber bermanfaat untuk mencari tahu lebih jauh
tentang para filsuf dan pesan bijak yang mereka
sampaikan.
Selain itu, Anda bisa mencari nasihat, renungan, dan
informasi lain dengan mengakses blog sumber
pengetahuan, misalnya Stoicism Today:
4
Tulislah jurnal (logbook,
diary) hasil refleksi Saudari
secara verbatim setiap
malam.
Sebelum tidur malam, tulislah tantangan yang Anda
hadapi dan keputusan yang Anda ambil saat menjalani
aktivitas harian. Catat juga perilaku negatif yang sudah
diperbaiki. Refleksikan keputusan atau cara mengatasi
masalah yang masih perlu diperbaiki.
Sebagai contoh, tulislah, "Saat rapat tadi siang, Sam
berbicara kasar kepadaku. Sejujurnya, aku ingin
membentaknya, tetapi aku mampu mengendalikan
emosi. Meskipun masih perlu banyak berlatih, aku tidak
membiarkan orang lain mengusik ketenanganku".
Pembentukan Karakter II: Husnudzon

Contents _ Graph
Example Text : Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.

Contents _ Graph
Example Text : Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully designed.

Contents Contents _ Graph


Example Text : Get a modern PowerPoint
Title Presentation that is beautifully designed.

Contents _ Graph
Example Text : Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
Husnudzon (Berprasangka Baik)
Bersyukur terus karena sampai saat ini senantiasa masih
“sejahtera dan makmur”, hati-hati jika berlebihan mengeluh
atau merasa insecure…nanti jadi kufur!

Jangan/tidak perlu ragu, kecewa, marah, bingung atau


putus asa dari rahmat Allah – semua di waktu yang
tepat; tidak lambat atau telat.

Ingatlah selalu bahwa ada tiga cara terbaik


untuk pengabulan (ijabah) do’a kita dari
Allah.
Delapan pintu masuknya sumber rezeki untuk manusia
dalam Al-Qur’an (“punya”) kita sudah diatur kecukupannya
yang belum terjamin: Amal ibadah berkahnya.
Pembentukan Karakter III: Tawadhu’, Tawassul,
Tadharru’, - Tafakkur - Tadzakkur

Content Content
Here Here
Pembangunan Karakter IV:
Keteguhan/Ketegaran/Ketangguhan Mental
(Adversity Quotient) Komitmen

Ihsan

Konsisten

Kontinyu

Konsekuen
Adversity Quotient = Istiqomah, Gigih, Ulet, Giat
Elemen AQ
Pembangunan Karakter V: Muhasabah, Muraqabah,
Mujahadah, Musyahadah, Mu’aqabah

WHAT’S NEXT?
Musyahadah
Mujahadah
Muraqabah
Muhasabah
Muhasabah, Muraqabah, Mujahadah, Musyahadah

Muraqabah artinya merasa Ketika itulah ummah akan


selalu diawasi oleh Allah mendapat sepenuh-penuhnya
Subḥānahu Wa Ta'Ala bantuan ALLAH Subhānahu
sehingga dengan kesadaran Apabila ummah bersusah Wa Ta'Ala dan ketika itulah
Muhasabah berarti ini mendorong manusia payah dan bermujahadah mereka akan mendapat
menghitung diri dengan amal senantiasa rajin melaksanakan pada jalan-jalan memperbaiki kesaksian (musyahadah)
yang telah dilakukan. perintah dan menjauhi dirinya dan mengamalkan tentang segala janji-janji
Manusia yang beruntung larangan-Nya. Kehati-hatian agama sambil mengajak ALLAH Subḥānahu Wa Ta'Ala
adalah manusia yang adalah kesadaran. Kesadaran orang lain untuk turut bagi mereka yang mentaati
mengenal diri, dan selalu ini semakin terpelihara dalam bersama melakukan perkara segala perintah-NYA mengikut
mempersiapkan diri untuk diri seseorang hamba jika yang sama, maka akhirnya cara yang telah ditunjukkan
kehidupan kelak yang abadi meyakini bahwa Allah kebesaran ALLAH oleh Rasulullah Sallallahu
di Yaumul Akhir.  Subḥānahu Wa Ta'Ala Subḥānahu Wa Ta'Ala akan 'Alayhi Wasallam dan para
senantiasa melihat dirinya. zahir dalam diri mereka.  Sahabah Radiyallahu 'Anhum
'ajmain.
Muhasabah Muraqabah Mujahadah Musyahada
h
Tentang Tawakkal
Qana’ah Istiqomah Tuma’ninah
(Puas merasa nyaman, (Bersungguh- (Fokus/Serius/Khusyu’/Khidmat
sungguh/lurus/mantap) )
berkecukupan dalam menerima
takdir hidup apa adanya dengan
tetap berusaha)

Kaffah (dedikasi tuntas, totalitas


tanpa batas, bulat, penuh, seluruh,
utuh)
Place Your Picture Here

LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,


CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully


designed. Easy to change colors, photos and Text. You can
simply impress your audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations. You can simply impress your
audience and add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors, photos and Text. I hope
and I believe that this Template will your Time, Money and
Reputation. I hope and I believe that this Template will your
Time, Money and Reputation.

AWESOME
SLIDE
STRENGTHS

THREATS
S T
SWOT
Analisis Diri:
Tips & Trik Sikap Stoik
WEAKNESS

W O
OPPORTUNITIES
1. Terimalah dan akui hal-
hal yang tidak bisa diubah
(realistis-optimis)
Dalam kehidupan sehari-hari, ada hal-hal yang tidak bisa
dikendalikan, misalnya cuaca dan bencana alam. Jangan
menyalahkan diri sendiri karena sesuatu yang tidak bisa diubah. Alih-
alih, berfokuslah pada apa yang bisa diubah, misalnya keputusan dan
pemikiran Anda.
Gunakan pertandingan tenis sebagai contoh. Anda tidak bisa
mengatur kemampuan lawan saat bertanding, keputusan wasit, atau
dampak kekuatan angin terhadap gerakan bola. Akan tetapi, Anda
mampu memutuskan seberapa baiknya Anda mempersiapkan diri
dengan berlatih secara intensif, menjaga kesehatan, dan tidak
begadang di malam sebelum bertanding.
2. Biasakan berpikir sebelum berbicara atau
memberikan reaksi emosional. Belajarlah
mengendalikan diri dan memahami diri sendiri.
Menjalani hidup sesuai filosofi Stoik atau bersikap tawakal bukan berarti tidak berbicara sama sekali
sebab hal yang jauh lebih penting adalah membiasakan diri berpikir sebelum berbicara.
Contohnya, jika seseorang merendahkan Anda, jangan membalas menghina sambil marah sehingga
terjadi pertengkaran hebat. Alih-alih, pertimbangkan apakah ucapannya mengungkapkan kebenaran
lalu pikirkan cara memperbaiki diri.
Jika Anda merasa kesal dan tidak mampu berpikir objektif, bayangkan suasana yang menyenangkan,
nyanyikan lagu favorit dalam hati, atau ucapkan mantra untuk menenangkan diri, misalnya, "Aku selalu
tenang dan bahagia".
3. Jangan khawatir/takut karena
memikirkan reaksi /respons orang
lain.
Alih-alih tidak mau berbicara dengan orang lain, pastikan Anda tidak
mengucapkan sesuatu yang sia-sia dan bersikap seenaknya saat
bersosialisasi. Sia-sia saja merasa khawatir sebab Anda tidak bisa mengatur
orang lain. Akan tetapi, jangan mengikuti standar orang lain, apalagi jika
sampai mengabaikan nilai keutamaan yang Anda yakini.
4. Jadilah pribadi yang rendah
hati dan mau belajar pengetahuan
baru.
Manfaatkan setiap kesempatan untuk belajar, tetapi jangan menjadi orang
yang merasa serba tahu. Kesempatan belajar akan tertutup jika Anda
merasa sudah tahu semuanya. Kebijaksanaan adalah kebajikan utama Stoik
dan salah satu cara mengembangkan kebijaksanaan adalah mengakui
bahwa masih banyak yang perlu Anda pelajari.
Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar dengan membaca buku,
mendengarkan rekaman materi seminar, menonton film dokumenter, dan
(tentunya!) membaca artikel yang menjelaskan cara melakukan berbagai hal.
Dengarkan rekaman materi seminar melalui TEDTalks, RadioLab, dan
StarTalk Radio. Carilah film dokumenter tentang alam, teknologi, atau seni
melalui Netflix dan situs web lain.
Jika ingin lebih memahami filosofi Stoic, filsuf masa kini William B. Irvine
adalah pakar di bidang ini. Tulisannya mudah dipahami dan tidak
menggunakan banyak jargon filsafat yang sulit dimengerti.
5. Utamakan keadilan & kearifan, bukan
kekerasan. Sabar dan ikhlas yang utama.
Orang yang menerapkan filosofi Stoik tidak mau terlibat dalam konflik emosional, berpamrih,
membalas dendam, atau memendam kebencian. Akan tetapi, jangan bersikap dingin,
menjaga jarak, dan diam-diam menggerutu. Jika seseorang berbuat salah kepada Anda,
jangan sampai terjadi konflik emosional sebab Anda bisa memaafkannya.
Sebagai contoh, jika orang yang Anda sayangi marah kepada Anda, jangan membencinya.
Katakan kepadanya, "Lebih baik kita tidak saling menghina. Saat ini, kita perlu
menenangkan diri agar bisa mencari solusi yang masuk akal."
Prinsip "Jangan marah, yang penting adil" bertentangan dengan filosofi Stoik. Jadi, jangan
pernah membalas dendam. Contohnya, sebagai manajer yang bertugas menegur karyawan,
lebih baik Anda memikirkan kiat jitu agar ia mengerjakan tugasnya dengan penuh tanggung
jawab, alih-alih langsung memberikan sanksi yang tegas.
Pengantar

1. Terdapat empat aspek utama pandemik yang menimbulkan tekanan psikologis;


• pembatasan sosial,
• kekurangan kebutuhan dasar,
• ancaman infeksi, dan
• penyesuaian perilaku.
2. Tekanan psikologis lebih banyak disebabkan oleh secondary effects pandemic.
3. Kelompok rentan distress:
• Usia semakin muda
• Tidak bekerja
• Dimensi kepribadian yang menonjol: ekstravert & Unstable Emotion
4. Hanya sekitar 27% responden yang mengembangkan stress akut
5. Faktor resiliensi & strategi coping:
• Laki-laki & usia dewasa
• Dimensi kepribadian: tinggi pada stabilitas emosi dan agreeableness (altruism), rendah pada extraversi
• Aktif
• Konsumsi berita rendah
• Memiliki dukungan sosial
(Hakim, 2020 (penelitian di awal pandemi – Maret 2020))
Efek di Masyarakat Akibat Pandemi Covid-
19
• Masyarakat diperintahkan untuk waspada: WFH-SFH; menjaga jarak minimal 2 meter dan tidak melakukan
aktifitas di luar rumah bila tidak terpaksa; akitifitas kantor dan sekolah dilaksanakan dari rumah.
• Peningkatan kekerasan dalam rumah tangga terutama pada anak karena beban berlipat pada tanggung jawab
akademikdari ortu
• Serangan pandemi COVID-19 ini tidak hanya mengancam kesehatan fisik orang, tetapi juga mempengaruhi
kesehatan mental orang, terutama dalam hal emosi dan kognisi. Menurut teori Behavioral Immune System
(BIS), orang cenderung mengembangkan emosi negatif (mis., keengganan, kecemasan, dll.), membentuk
penilaian kognitif yang negatif sebagai perlindungan diri misalnya stigma di masyarakat mengenai covid ini
sehingga banyak yang tidak mau terbuka.
• Menghadapi ancaman penyakit berbahaya seperti ini, orang cenderung mengembangkan perilaku
menghindar (mis., menghindari kontak dengan orang yang memiliki gejala seperti pneumonia) dan mematuhi
norma sosial secara ketat.
• Terdeteksi kena Covid 19, harus isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit/lokasi penampungan tetapi tidak
bisa ditengok keluarga. Pada mereka yang tanpa gejala, mental down karena menunggu hasil PCR yg lama,
bosan, tidak bisa keluar kamar, tidak mendapat dukungan berupa sentuhan fisik secara langsung dari keluarga
• Emosi negatif jangka panjang dapat mengurangi fungsi kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan
keseimbangan mekanisme fisiologis normal mereka yang dikuatirkan memengaruhi Kesehatan mental.
KESEHATAN MENTAL?
• Sehat Mental diartikan sebagai kondisi individu yang berada dalam keadaan
sejahtera, mampu mengenal potensi dirinya, mampu menghadapi tekanan
sehari-hari, dan mampu berkontribusi di lingkungan sosialnya (WHO. 2015)
• Kesehatan Mental adalah keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana
individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam
komunitasnya serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
• Kondisi mental yang sehat pada tiap individu tidaklah dapat disamaratakan.
• Pada dasarnya semua gangguan kesehatan mental diawali oleh perasaan cemas
(anxiety), tapi belum tentu semua yang cemas akan menjadi tidak sehat mental.
KECEMASAN/ANXIETY
• Menurut Sadock dkk. (2010) kecemasan adalah respons terhadap
situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal
terjadi. Kecemasan diawali dari adanya situasi yang mengancam
sebagai suatu stimulus yang berbahaya (stressor). Pada tingkatan
tertentu kecemasan dapat menjadikan seseorang lebih waspada
(aware) terhadap suatu ancaman, karena jika ancaman tersebut
dinilai tidak membahayakan, maka seseorang tidak akan melakukan
pertahanan diri (self defence).
KECEMASAN/ANXIETY
• American Psychological Association (APA) mendefinisikan kecemasan
sebagai "emosi yang ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang
cemas, dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah."
• Kecemasan adalah emosi yang normal dan seringkali sehat. Namun,
ketika seseorang secara teratur merasakan tingkat kecemasan yang
tidak proporsional, itu mungkin menjadi gangguan medis.
• Gangguan ini mengubah cara seseorang memproses emosi dan
berperilaku, juga menyebabkan gejala fisik. Kecemasan ringan
mungkin tidak jelas dan mengganggu, sementara kecemasan parah
mungkin secara serius mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
RESILIENSI
RESILIENSI

• Secara etimologis resiliensi berasal dari kata dalam Bahasa Inggris


resilience yang berarti daya lenting atau kemampuan untuk kembali
dalam bentuk semula.
• Resiliensi merupakan kemampuan untuk bertahan, bangkit dan
menyesuaikan dengan kondisi yang sulit.
• Individu yang resilien akan mampu secara cepat kembali pada kondisi
sebelum trauma, kebal dari berbagai peristiwa kehidupan yang negatif,
serta mampu beradaptasi terhadap stress yang ekstrim dan
kesengsaraan
ASPEK-ASPEK RESILIENSI

1. Regulasi emosi (emotional regulation)


2. Kontrol impuls (impulse control)
3. Optimisme (optimism)
4. Analisis kausal (causal analysis)
5. Empati (emphaty)
6. Efikasi diri (self efficacy)
7. Pencapaian (reaching out)
1.Regulasi emosi (emotional regulation)

• Pengaturan emosi artinya tetap tenang dalam kondisi yang penuh


tekanan. Mampu menggunakan serangkaian ketrampilan yang telah
dikembangkan untuk mengekspresikan emosi secara tepat, atensi dan
perilaku.
• Merubah respon emosi yang dirasakan dengan latihan relaksasi pernapasan dan relaksasi imagery.
Relaksasi bertujuan untuk melatih anggota tubuh untuk bersikap santai ketika dalam keadaan tegang.
Menurut Sarafino & Smith (2011) relaksasi menjadi cara yang baik untuk mengurangi stress

• Relaksasi imagery sebelum tidur dengan membayangkan tempat atau situasi yang membuatnya
merasa tenang dan nyaman sehingga tidur lebih nyenyak dan saat bangun tidur badan terasa lebih
segar. Apabila subjek dihadapkan pada situasi yang membuatnya marah atau sedih karena pandemi
COVID-19 ini subjek melakukan relaksasi pernapasan sederhana dengan cara menarik napas dalam-
dalam dari hidung dan mengeluarkan perlahan-lahan dari mulut
2. Kontrol impuls (impulse control)
• Berkaitan erat dengan regulasi emosi. Individu dengan kontrol impuls
yang kuat cenderung memiliki regulasi emosi yang tinggi, sementara
yang kontrol emosi rendah cenderung menerima keyakinan dengan
impulsif, yaitu meyakini suatu situasi sebagai kebenaran dan bertindak
atas dasar hal tersebut– misal mudah meyakini berita hoax.

• Gangguan depresi dan kecemasan juga merupakan kondisi


komorbiditas dengan gangguan kontrol impuls. National Institutes of
Health (USA) melaporkan bahwa 82% orang yang menderita gangguan
ketidakmampuan mengontrol dorongan agresif memiliki masalah
penyalahgunaan zat, kecemasan, atau gangguan depresi yang terjadi
bersamaan (National Institutes of Health,2006)
3. Optimisme (optimism)
• Chang (2001) mendefinisikan optimisme sebagai pengharapan individu akan
terjadinya peristiwa baik dalam hidupnya dimasa depan.

• Seligman (2008) menyatakan optimisme adalah cara berpikir individu dalam


menghadapi keadaan yang baik (good condition) maupun keadaan yang buruk (bad
condition). Individu yang memiliki optimsme tinggi adalah individu yang percaya
bahwa kekalahan yang dialaminya bersifat sementara dan hanya terjadi pada
peristiwa tertentu saja.

• Individu yang optimis lebih sehat secara fisik dan produktif dalam bekerja.

• Daningratri (2016) dalam risetnya menunjukan pikiran negatif akan masa depan,
marah, khawatir, tidak berdaya, dan rasa bersalah dialami Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) mempengaruhi sikap optimis mereka terhadap masa depan,
dan optimisme membantu WBP sehat secara mental dalam menghadapi tekanan.
4. Analisis kausal (causal analysis)
• Kemampuan menganalisis masalah, merujuk pada kemampuan individu
secara akurat mengidentifikasi penyebab-penyebab dari masalahnya.

5. Empati (emphaty)
• Kemampuan sso untuk memahami kondisi emosi orang lain.
Pilihan caranya:
1. Membuka hati pada keadaan sekitar;  
2. Memahami emosi pribadi agar bisa memahami emosi orang lain;
3. Mencoba peduli pada lingkungan sekitar;
4. Menjadi pendengar yang baik
5. Memahami kondisi orang lain;
6. Lebih seringlah membantu sesama.
6. Efikasi diri (self-efficacy)
Efikasi diri yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai suatu situasi dan mendapatkan
hasil positif. Keyakinan seseorang bahwa Ia mampu memecahkan masalah yang dialaminya
untuk mencapai kesuksesan.

Bandura (Santrock, 2007) mengatakan bahwa efikasi diri berpengaruh besar terhadap perilaku

Tekniknya:
- Melihat adanya keberhasilan dari suatu program di negara lain dengan memperkaya pengetahuan
menghadapi kondisi yang berat saat ini

7. Pencapaian/penjangkauan (reaching out)


- Keberanian seseorang untuk mencoba mengatasi masalah, karena masalah dianggap sebagai suatu
tantangan bukan suatu ancaman

- kemampuan individu untuk meningkatkan aspek-aspek yang positif dalam kehidupannya yang
mencakup keberanian individu dalam mengatasi ketakutan-ketakutan yang mengancam dalam
kehidupannya
7. Pencapaian (reaching out)
1. Be Kind/Be Nice to Your Self: bicara pada diri sendiri dengan kalimat
dan cara yang positif
2. Stop melihat orang lain yang ”lebih” tetapi melihatlah ke bawah
3. Berolahraga untuk membangun hormon endorphin
4. Fokus pada apa yang bisa Anda ubah
5. Temukan hobi untuk membuatmu bahagia di masa pandemic Covid-
19 ini
6. Bersikap membantu dan memperhatikan orang lain
7. Kelilingi diri Anda dengan orang yang membuat Anda tetap positif
tentang diri sendiri dan hindari orang-orang yang cenderung
memicu pemikiran negatif Anda
INDONESIA, SEHAT MENTAL!
INDONESIA, SEHAT MENTAL!
• Indonesia memiliki caranya sendiri dibanding warga negara lain dalam beradaptasi di
tengah pandemic Covid-19.

• Rasa solidaritas yang tidak hanya melibatkan keluarga dekat tetapi juga kalangan lebih
luas seperti tetangga, teman kantor atau bahkan kelompok sosial informal seperti
organisasi pemuda, alumni mendukung hadirnya kemampuan resiliensi masyarakat.

• Kehidupan spiritual yang menjadi bagian dari masyarakat juga meningkatkan resiliensi
karena masyarakat Indonesia meyakini adanya kekuatan yang Maha Besar yang
mengatur hidup matinya seseorang. Menggunakan spiritualitas sebagai mekanisme
koping melalui masa-masa sulit yang intens berkorelasi dengan tingkat harapan yang
lebih tinggi, optimisme, dan kehidupan yang positif.
INDONESIA, SEHAT MENTAL!
Spiritualitas adalah bagaimana seseorang memandang Time Manajemen
kehidupannya memiliki koherensi dan bertujuan,
namun juga memperoleh pengalaman personal Berkoordinasi selalu dengan guru (bagi
melalui kekuatan yang diyakini sebagai suatu yang
melingkupi, mendasari atau melampaui kehidupan, orangtua)
serta sebagai pencarian terhadap Yang Maha Suci Terhubung selalu dengan teman atau
sebagai aspek non material dari religiusitas.
Sahabat
Membangun kedekatan emosi dengan
Oleh karena itu banyak bertafakur dirumah, berdoa,
dan beribadah dengan konsentrasi penuh, dan anak
meditasi merupakan hal terbaik untuk dapat menjaga
kejiwaan kita berada dalam kondisi yang stabil.
Referensi:
Bramasta, Dandy Bayu. 2020. Update Corona di Dunia 9 Mei: 4 Juta Orang Terinfeksi, kekhawatiran WHO soal Minuman Anti-Corona.
www.kompas.com, diakses 9 Mei 2020

Bandura, A. 1997. Self Efficacy – The Exercise of Control (Fifth Printing, 2002). New York: W.H. Freeman & Company.

Hakim, Moh Abdul. 2020. Profiling Resiko Psikologis COVID-19 di Indonesia. Universitas Negeri Sebelas Maret & Ikatan Psikologi Sosial.

Ihsanuddin. 2020. "UPDATE 9 Mei: Bertambah 533, Kasus Covid-19 Kini Jadi 13.645", 
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/09/16070131/update-9-mei-bertambah-533-kasus-covid-19-kini-jadi-13645

Li, Sijia; Wang, Yilin; Xue, Jia; Zhao, Nan dan Zhu, Tingshao. 2020. The Impact of COVID-19 Epidemic Declaration on Psychological Consequences: A Study on Active
Weibo Users. International Journal of Environmental Research and Public Helath. 2020, 17, 2032. doi:10.3390/ijerph17062032

John W. Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas. Jakarta : PT. Erlangga.

Wijaya, Sastra. 2020. Dampak Psikologis Virus Corona di Indonesia dan Cara Mengatasinya. www.vivanews.com, diakses 9 Mei 2020.

Yahya, Achmad Nasrudin. 2020. "UPDATE 11 Oktober: Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 333.449, Tambah 4.497",
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/11/15273801/update-11-oktober-kasus-covid-19-di-indonesia-kini-333449-tambah-4497?page=all

12
2
Bliss-blessings-blips-burden & blow-outs

Quran Surat al-Falaq (Waktu Subuh) Ayat 5:

✖ َ ‫اس ٍد إِ َذا َح‬


‫س َد‬ ِ ‫ش ِّر َح‬
َ ‫ َو ِمن‬wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
✖ 5. …“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”.

Referensi:
✖ https://tafsirweb.com/37406-quran-surat-al-falaq.html
✖ http://www.sarkub.com/terapi-hati-penyakit-hasud-iri-dengki/
✖ Dengki (hasud): Senang melihat orang lain susah, susah melihat orang lain senang.
12
3

Islam Tentang Hasad

✖ Salah satu penyakit hati yang sering merasuki jiwa manusia dengan tidak mengenal
golongan, pangkat, jabatan, keturunan dan usia baik laki-laki maupun perempuan
adalah dengki (hasud).
✖ Hasud (dengki) adalah sikap batin tidak senang terhadap kenikmatan yang diperoleh
orang lain dan berusaha untuk menghilangkannya dari orang tersebut. Imam Ghazali
mengatakan bahwa hasud itu adalah cabang dari syukh ( ‫لشخ‬LL‫ )ا‬yaitu sikap batin yang
bakhil berbuat baik.
✖ Kata hasud berasal dari bahasa Arab, yaitu “hasadun” yang berarti dengki, benci.
Dengki merupakan suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan rasa marah, sakit,
dendam, tidak suka karena iri. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata “hasud” diartikan
membangkitkan hati seseorang supaya marah (melawan, memberontak, dan
sebagainya).
12
4

Islam Tentang Dengki

✖ Dengan demikian yang dimaksud dengan hasud pada hakikatnya sama


dengan hasad, yakni suatu perbuatan tercela sebagai akibat adanya rasa iri
hati dalam hati seseorang. Rasulullah s.a.w. bersabda :
✖ ‫ْﺮ‬‫ﻌ‬ ‫ﱠ‬
‫ﺸ‬ ‫ﭐﻟ‬ُ ‫ﺔ‬َ ‫ﻘ‬‫ﻟ‬
ِ ‫ﺎ‬ ‫ﺣ‬
َ َ ‫ﻻ‬ ‫ْﻦ‬
ِ ‫ﻳ‬‫ﺪ‬‫ﱢ‬ ‫ﭐﻟ‬ُ ‫ﺔ‬َ ‫ﻘ‬‫ﻟ‬
ِ ‫ﺎ‬ ‫ﺣ‬
َ ‫ﻲ‬
َ ‫ﻫ‬
ِ ‫ﺪ‬ٌ ‫ﺴ‬
َ ‫ﺣ‬
َ ‫ﻭ‬
َ ُ ‫ﺀ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻀ‬
َ ‫ﻐ‬ْ َ ‫ﺑ‬ ‫ﻢ‬
ْ ُ
‫ﻜ‬ َ ‫ﻠ‬ ْ
‫ﺒ‬ َ ‫ﻗ‬‫ﻢ‬ِ ‫ﻣ‬
َ ُ‫َﺩﺏﱠ ﺇِﻟَ ْﻴ ُﻜ ْﻢ َﺩ ۤﺍﺀ ُْﭐﻷ‬
ِ
( ‫) َﺭ َﻭﺍﻩُﺃَﺣْ َﻤ ُﺪ َﻭﭐﻟﺘﱢﺮْ ِﻣ ِﺬﻱﱡ‬
✖ Artinya : “Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit umat terdahulu
(yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki
mencukur rambut” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi).
12
Islam on Hasad 5

✖ Lebih jauh para ulama mengemukakan pengertian hasud atau hasad sebagai berikut :
✖ 1. Menurut Al Jurjani Al Hanafi dalam kitabnya “Al Ta’rifaat”, hasad ialah menginginkan atau mengharapkan hilangnya nikmat dari
orang yang didengki (mahsud) supaya berpindah kepadanya (orang yang mendengki).
✖ 2. Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab “Ihya Ulumuddin”, hasad ialah membenci nikmat Allah S.W.T. yang ada pada diri orang
lain, serta menyukai hilangnya nikmat tersebut.
✖ 3. Menurut Sayyid Qutub dalam tafsir “Al Manar”, hasad ialah kerja emosional yang berhubungan dengan keinginan agar nimat yang
diberikan Allah S.W.T. kepada seseorang dari hamba-Nya hilang dari padanya. Baik cara yang dipergunakan oleh orang yang dengki
itu dengan tindakan supaya nikmat itu lenyap dari padanya atas dasar iri hati, atau cukup dengan keinginan saja, yang jelas motif dari
tindakan itu adalah kejahatan.
✖ Hal inilah, seperti yang dijelaskan Al Qur’an sebagai berikut :

ْ َ‫ﺎﺱ َﻋﻠَﻰ َﻣ ۤﺎ ٰﺍ ٰﺗﻬُ ُﻢﭐﷲُ ِﻣ ْﻦﻓ‬


✖ …‫ﻀﻠِ ِﻪ‬ َ ‫ﺃَ ْﻡﻳَ ْﺤ ُﺴ ُﺪ ْﻭ َﻥﭐﻟﻨﱠ‬
Artinya : “Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah Allah berikan kepadanya …. (Q.S. An-
Nisa : 54)
12
6
✖ Jadi hasud/hasad menurut istilah adalah membenci nikmat Allah yang dianugerahkan kepada orang lain,
dengan keinginan agar nikmat yang didapat orang tersebut segera hilang atau terhapus.
✖ Rasulullah menggambarkan betapa tercelanya kedengkian itu dengan sabdanya:
)‫ﺐ ( َﺭ َﻭﺍﻩُﺃَﺑ ُْﻮ َﺩﺍ ُﻭ َﺩ َﻋ ْﻦﺃَﺑِ ْﻲﻫُ َﺮ ْﻳ َﺮﺓَﺭﺽ‬ َ ‫ﺕ َﻛ َﻤﺎﺗَﺄْ ُﻛﻞُﭐﻟﻨﱠﺎﺭ ُْﭐﻟ َﺤ‬
َ ‫ﻄ‬ ِ ‫ﺇِﻳﱠﺎ ُﻛ ْﻢ َﻭ ْﭐﻟ َﺤ َﺴ َﺪﻓَﺈِ ﱠﻥ ْﭐﻟ َﺤ َﺴ َﺪﻳَﺄْ ُﻛﻞ ُْﭐﻟ َﺤ َﺴﻨَﺎ‬
✖ “Kedengkian memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”
(HR. Abu Daud dari Abu Hurairah).
✖ Ketika seseorang mengharapkan lenyapnya nikmat dari orang yang didengki maka saat itu ia telah berlaku
hasad, karena sesungguhnya kedengkian adalah membenci nikmat dan menginginkan lenyapnya rahmat itu
dari orang yang mendapatkannya.
✖ Rasulullah bersabda:

‫وال تحاسدوا والتقاطعوا والتباغضوا والتدابروا وكونوا عبادهللا إخوانا كما أمركم هللا‬
ِ ‫ه ْﭐﻟﺒُ َﺨ‬L‫) روا‬
( ‫ﺎﺭﻱﱡ ومسلم‬
Artinya : “Janganlah kamu sekalian saling mendengki, membenci, dan saling belakang- membelakangi;
tetapi jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu” (HR.
Bukhari dan Muslim).
12
✖ 7
Jadi demikianlah sehingga sekiranya setiap muslim/muslimah wajib hukumnya menjauhi sifat hasud
karena hasud termasuk sifat tercela dan merupakan perbuatan dosa (QS. An-Nisa’ [4]: 32).

Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih
banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada
Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
12
8

Islam on Hasad
✖ Dalam kitab Tanbihul Ghafilin yang dinyatakan Imam Abu Laits Samarqandi,
dijelaskan bahwa orang hasud (dengki) itu telah menentang Allah dalam
beberapa hal:
✖ 1. Membenci nikmat atau anugerah Allah yang diberikan kepada orang lain.
✖ 2. Tidak rela menerima pembagian karunia Allah atas dirinya.
✖ 3. Pelit terhadap pemberian Allah , kalau bisa semua anugerah Allah dan
kebajikan jatuh pada dirinya sendiri, tak perlu orang lain. Kalaupun orang lain
memperolehnya diharapkan di bawah derajat dirinya
✖ 4. Mengikuti pengaruh Iblis/syaithan yang sebetulnya sangat merugikan dan
menghinakan dirinya sendiri.
12
9
Bahaya-bahaya sifat hasud antara lain:

✖ • Merusak iman orang yang hasud.


✖ ) ‫الحسد ﻳُ ْﻔ ِﺴ ُﺪ االيمان كما يفسد الصبر العسل ( رواه ﭐﻟ ﱠﺪ ْﻳﻠَ ِﻤ ﱡﻲ‬
Artinya: “Hasud itu dapat merusak iman sebagaimana jadam merusak madu” (H.R Ad Dailami).

✖ • Menghanguskan segala macam kebaikan yang pernah dilakukan.

َ َ‫ﺕ َﻛ َﻤﺎﺗَﺄْ ُﻛﻞُﭐﻟﻨﱠﺎﺭ ُْﭐﻟ َﺤﻄ‬


✖ ‫ﺐ‬ ِ ‫ﺇِﻳﱠﺎ ُﻛ ْﻢ َﻭ ْﭐﻟ َﺤ َﺴ َﺪﻓَﺈِ ﱠﻥ ْﭐﻟ َﺤ َﺴ َﺪﻳَﺄْ ُﻛﻞ ُْﭐﻟ َﺤ َﺴﻨَﺎ‬
✖ ( ‫بو داود‬L‫ه ا‬L‫) روا‬

✖ Artinya: “Jauhilah darimu dari hasud karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan seperti
api memakan kayu bakar” (H.R Abu Dawud).
13
0

Islam Tentang Dengki

✖ Ada 2 (dua) macam hasud yang dibolehkan, Rasulullah


bersabda:
✖ ‫ رجل أتاه هللا ماال فسلطه على هلكته فى الحق ورجل أتاه‬:‫الحسد إال فى اثنين‬
ِ ‫هللا الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها ( رواه ْﭐﻟﺒُ َﺨ‬
) ‫ﺎﺭﻱﱡ‬
Artinya : “Tidak boleh iri hati kecuali dalam 2 (dua) hal : 1.
Seorang yang diberi oleh Allah SWT harta kekayaan maka
dipergunakan untuk mempertahankan hak (kebenaran) dan 2.
Seorang yang diberi Allah ilmu hikmah, maka ia pergunakan
dan ia ajarkan” (HR. Bukhari).
13
1

Islam on hasad
✖ Mengarah pada perbuatan maksiat, dengan berlaku hasud otomatis
seseorang pasti mudah mengarah melakukan hal-hal lain seperti
ghibah (bergunjing, mengumpat, menggosip orang (ghibah),
berdusta fitnah, mencela, bahkan mengadu domba (namimah),
memecah persatuan, membuat
resah/gelisah/galau/gundah/kecewa/marah/sedih, memutus tali
silaturahim, dsb.
✖ *pasif-agresif
13
2

Latest litrev on Hasad (Islamic Psychology)


✖ Hasad, kata bahasa Arab, konjugasi dari “ha-sa-da” yang berarti “tidak menyukai
✖ Tentang Hasad (Psikologi Islam) seseorang yang memperoleh berkah/rahmat/rejeki/kebahagiaan atau naluri/uneg-uneg yang
✖ menginginkan kebahagiaan itu direnggut dari orang lain bahkan diputar ke dirinya sendiri
Journal of Psychology & Psychotherapy Journal of
(bahasa Inggris: envy, =cemburu, iri hati). Klasifikasi dari rasa iri yang kejam/keji/jahat dan
Psychology & Psychotherapy. ISSN: 2161-0487. Ghibtah (iri hati yang diturunkan/diteruskan) didasarkan oleh penekanan pada subjek
Hasad (Malicious Envy) and Ghibtah (Descent “lawan/rival” atau “kebaikan”, secara terpisah. Fokus terhadap label/stigma/strereotipe
Envy): History, Culture and Philosophy. Khan and “rival/lawan” adalah luaran dari subjek negatif yang “memberatkan ke bawah/menjerat
Ghani, J Psychol. Psychother. 2018, 8:2. DOI: lebih rendah”. Pendekatan moral yang ramah akses adalah “hasad” (iri/dengki yang jahat).
Secara konversif, fokus kebaikan adalah hasil dari emosi konstruktif yang memproduksi
10.4172/2161-0487.1000337. Iqbal Akhtar Khan1 energi proaktif yang membuat subjek merasa terdorong untuk “bangkit”, menciptakan
* dan Umair Ghani2 1 Independent Scholar, proses pengembangan diri. Iri hati secara simultan adalah emosi yang mempesona dan
Lahore, Pakistan 2 Department of English, mengerikan dengan faset positif-negatif; tergantung pada doktrin Khair (good) dan Sharr
Government College for Boys, Gulberg Lahore, (evil). Pencirian “Envy Spot of The Brain” dinilai sebagai terobosan ilmiah yang hebat dan
cukup memungkinkan bahwa prosedur operasi “Deep Brain Simulation” sekarang
Pakistan. berkegiatan sukses untuk memberi tindakan variasi gejala/symptom neurologis (terutama
✖ https://www.longdom.org/open-access/hasad-malici penyakit Parkinson), akan mampu terampil mengobati iri hati/dengki – dan impian akan
ous-envy-and-ghibtah-descent-envy-history-culture “envy free set-up”/ (pengaturan bebas terlepas sifat iri/dengki) utopiannya akan terrealisasi.
-and-philosophy-2161-0487-1000337.pdf
13
3

✖ 1-30-2018 The Implementation of Mental Health ✖ Journal of Strategic and Global Studies | Volume 1, Number 1, January
Concept by Imam Al Ghazali in Islamic 2018 1 The Implementation of Mental Health Concept by Imam Al-Ghazali
Counseling Guidance Aliah B. Purwakania Hasan in Islamic Counseling Guidance Aliah B. Purwakania Hasan1*, Abas
Universitas Ibn Khaldun, Bogor, Indonesia, Mansur Tamam2 1Universitas Ibn Khaldun, Bogor, Indonesia 2Universitas
aliah@uai.ac.id. Abas Mansur Tamam Universitas Ibn Khaldun, Bogor, Indonesia
Ibn Khaldun, Bogor, Indonesia Follow this and ✖ https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ijni/article/view/1187/pdf_78
additional works at: ✖ Isu kesehatan mental telah menjadi masalah yang transformatif dan
https://scholarhub.ui.ac.id/jsgs transendental di lingkungan masyarakat dan wabahnya merakyat walaupun
✖ Recommended Citation Hasan, Aliah B. “understated”/kurang digubris – warga dapat berjalan dan nampak sehat-
Purwakania and Tamam, Abas Mansur (2018) produktif-fungsional, namun 85% secara psikis di dalamnya sakit (WHO,
"The Implementation of Mental Health Concept 2015). Semua itu asumtif kasat mata dan “more than meets the eye” – masih
by Imam Al-Ghazali in Islamic Counseling ada “lembah/lereng lautan dibawah ujung puncak gunung (Sigmund
Guidance," Journal of Strategic and Global Freud-“tip of the iceberg”). Menurut perspektif Islam Imam Al-Ghazali,
kesehatan mental dapat ditilik sebagai modul menuju akidah yang solid,
Studies: Vol. 1: No. 1 , Article 1. DOI:
pembebasan dari penyakit hati, penggemblengan karakter dan moral yang
10.7454/jsgs.v1i1.1000. Available at:
mulia dalam hubungan sosial, dan pencapaian kebahagiaan dunia akhirat.
https://scholarhub.ui.ac.id/jsgs/vol1/iss1/1 Artikel ini mendiskusikan tentang psikodinamika pemikiran Imam Al-
Ghazali, disesuaikan untuk kebutuhan panduan konseling psikologis.
13
4
✖ Journal of Islamic Ethics 2 (2018) 97–109. ✖ Al-Qur’an mengenali pentingnya emosi dan kebutuhannya untuk disiplin
Islamic Psychology: Towards a 21st Century
melalui iman dan nalar yang benar. Emosi yang tidak moderat kadang tidak
Definition and Conceptual Framework. Carrie
bisa dielakkan, namun kita perlu mengatur “suhu” nya sehingga tidak akan
York Al-Karam Ph. D; Faculty at University of
memblok jiwa kita secara negatif hingga mengganggu perkembangan spiritual
Iowa & Director of Al-Karam Lab for Islamic
kita. Banyak contoh perjuangan, ujian dan pengorbanan para Nabi dan Rasul
Psychology carrieyork21@hotmail.com
namun mereka selamat bermodalkan bekal percaya akan pertolongan dan
✖ https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?a pengampunan Allah. Melalui ilham Psikologi Al-Qur’an kita belajar
rticle=1000&context=jsgs menempatkan diri kita dalam worldview (sudut pandang dunia) yang lebih
✖ Penulis berupaya memberikan kritik dan besar secara metafisik, berdimensi suci/sakral, dimana kehidupan kita menjadi
rangkuman berbagai macam cara Psikologi ‘hamil’ dengan makna dan kita menjadi kendaraan penyampai pesan Al-
Islam didefinisikan & dikoseptualisasikan, lalu Qur’an.
mengajukan dan membahas konten model ✖ Kita menjalani hidup kita dengan resonan dengan matriks makna dan kita
konseptual yakni The Multilevel tawakal, ikhlas dan sabar menerima takdir/rencana Allah. Kini kita tergerak
Interdisciplinary Paradigm (MIP), sebagai untuk menyaksikan pertarungan kita seperti refleksi/berkaca dalam semua
ceruk/niche potensial yang menyatukan benag tahapan penciptaan-Nya. Essay ini mendidik kita untuk semua al-Iṣfahānī,
merah dari ranah lintas studi yang bermunculan emosi tidak tembus ‘air’/’tahan bocor’ (79 Al-Iṣfahānī, al-Dharīʿah, 336 80 Al-
– yang juga berlaku sebagai metodologi. Iṣfahānī, al-Dharīʿah, 337–38) – penyembuhan psikospiritual tidak hanya
Rekomendasi untuk kiat-kiat mempelajari memulihkan jiwa kepada tahap keseimbangan kognisi-afeksi-konasi, atau
Psikologi Islam juga disajikan. membantu seseorang menjadi tidak adaptif/luwes merespon sikon, namun akan
membantu jiwa bertransendensi (melewati/diatas batas) dan memasuki wilayah
rohani yang lebih agung berjalan selaras dengan fitrah manusia secara lahiriah.
✖ Kita telah mempelajari bahwa emosi irasional seperti rasa 13
✖ Lulus dari langkah pertama, dimana ada kemiripan dengan 5
marah, takut dan sedih atau kecewa dapat dipulihkan dengan
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang diarahkan
merubah perspektif seseorang. Karena keadaan emosional
etikanya oleh pandangan dunia Al-Qur’an yang menuntut
terkait dengan cara kita memandang dunia, maka kita harus
perubahan dan pembersihan qalbu’ (hati) seperti hidayah
menyesuaikan kembali pola pikir dan mengingat bahwa kita edifikasi untuk bertransformasi atas hukum Islam (Sacred
telah salah menjunjung tinggi/mendewakan/mengelu-elukan
Law) dengan struktur 4-M: (Mu’ahadah (janji dengan
dunia dan melupakan azas kebaikan yang akan meghantar
Allah), Mujahadah (bersungguh-sungguh, teguh hati
kita kepada tidak hanya kebahagiaan dunia namun pun
menjalankan ibadah dan berkarya amal shaleh),
akhirat, tujuan akhir hakiki.
Muraqabah (merasa selalu diawasi Allah dalam taqwa dan
✖ Dengan melestarikan pembelajaran edisi/versi Islamik klasik jujur terbuka), Muhasabah (introspeksi diri dalam hitungan
para ahli etika dapat belajar mengolah/menata ulang amal), dan Mu’aqabah (pemberian sanksi terhadap diri
(reengineering) banyak tentang daya emosi manusia dalam sendiri apabila berbuat salah/dosa). (Copyright © 2020.
merawat/memelihara karakter moral dan penyembuhan jiwa. Yaqeen Institute for Islamic Research. Perspectives on
✖ Healing of Emotions in the Qur’an) yang akhirnya Islamic Psychology: Al-Raghib al-Isfahani on The Healing
of Emotions in the Qur’an) yang akhirnya
melembuthaluskan hati keras menyambut sifat tawadhu’,
(rendah hati/humble), tadharru’ (takut Allah), tawassul melembuthaluskan hati keras menyambut sifat tawadhu’,
(rendah hati/humble), tadharru’ (takut Allah), tawassul
(mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan
(mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan
ketaatan), tadabbur (mencermati/mengamati dengan
ketaatan), tadabbur (mencermati/mengamati dengan
akhirnya), tafakkur (menyelami pasif, vakum), ke tadzakkur
akhirnya), tafakkur (menyelami pasif, vakum), ke
(mengingat dan menghayati), dan semacamnya.
tadzakkur (mengingat dan menghayati), dan semacamnya.
13
✖ Ketiga, spitefulness (dengki) ditemukan berasosiasi negatif dengan 6
✖ Bagaimana Anda meletakkan penelitian ini dalam diskusi komponen sosial-perseptual dan sosial-kognitif dari Teori Pikiran
teoritis dan penelitian yang telah ada? sehingga individu dengan kecenderungan dengki menampilkan
✖ Pertama, kebanyakan penelitian yang sudah diselenggarakan dengan topik kesulitan besar dalam menyelami kondisi mental orang lain. Seperti
pilihan penyusun lebih merunut kepada hubungan superficial/permukaan dua sisi mata uang, altruisme dan kedengkian cukup relatif. Jika kita
sampai ke intim antar pasangan untuk aspek keterbukaan/pengungkapan suka menolong dan ini bisa bersifat genetik turun temurun, maka kita
diri (self-disclosure), sehingga disini penyusun berkehendak melebarkan juga cenderung bisa membalas keburukan orang lain untuk kepuasan
jangkauan teoritis agar teori dapat secara fleksibel membahas hubungan pribadi.
pertemanan atau persaudaraan bahkan kekeluargaan. ✖ Kedengkian juga dapat selamat bertahan apabila dilestarikan dalam
✖ Kedua, dari temuan empiris yang dominan dari penelitian sebelumnya populasi kecil dan juga berkelanjutan di kelompok besar apabila
adalah bahwa keterbukaan diri (self-disclosure) adalah aspek terpenting lingkungannya ‘tepat’ (pretensius, penuh intrik, permainan/politik, dll.
dalam hubungan manusia – namun seketika dapat menjadi bumerang (Bester and Gu¨th, 1998). Sifat dengki/iri yang tidak dapat diobservasi
(backfire) karena bagi yang kepercayaan diri dan keterikatan emosionalnya (intangible) tidak akan dapat bertahan dan jika teridentifikasi maka
masih kecil / lemah atau terkesan dipaksakan dan tidak natural, maka pilihannya tidak harus tergantung pada rasa dengki/iri orang lain alias
subjek akan dianggap sebagai pribadi yang insecure (tidak nyaman dengan bisa atas rasa dengki/dendam pribadi - faktor kesalahpahaman, mencari
dirinya/tidak percaya diri), beresiko tidak disukai oleh lawan bicara dan alternatif lain menjadi tugas untuk eksperimen berikutnya (Guth and
bisa mendapatkan penolakan karena tidak lulus diterima oleh pihak lainnya Huck, 1997).
yang juga terbuka (Steinberg, 2007) – pemilihan waktu yang tepat dan ✖ Kedengkian hati juga bersifat fatal karena secara tipikal konsistensinya
keterampilan sosial menentukan kualitas pengungkapan diri dan timbal berlanjut seiring dengan berlalunya waktu dan tidak ada yang
balik yang mutual antar individu, bukan hanya niat semata. Teori and ambigu/ambivalen di tengah abu-abu, kontinum sentimen dengki hanya
model yang saling mendukung adalah Communication Privacy dari maksimal ke minimal (15 Agustus, Jurnal PLoS ONE - Erik
Management Theory (CPM), Social Penetration Theory (SPT), Social Kimbrough of Simon Fraser University in Canada and Philipp Reiss of
Exchange Theory (SET) and Johari Window Pane Model. Maastricht University in the Netherlands).
13
7
✖ Keempat, dalam memetakan struktur fundamental dari ✖ Keenam, Model Tripartit dari Subjective Well-Being (SWB) yang
kesejahteraan subjektif (subjective well-being) adalah berupa kuesioner terlapor pribadi berisikan tiga hal distinktif, yaitu
agenda multitasking yang memerlukan syarat dan dua reaksi emosional seperti afek positif yang sering didapat dan
ketentuan sintesis dari beragam sumber pembuktian. afek negatif yang jarang dihadapi, kemudian evaluasi kognitif
Untuk kali ini, yang ditawarkan sementara adalah seperti kepuasan hidup (Diener, 1984) - nantinya dapat
kesimpulan provisional bahwa ada sesuatu yang lebih dikonsolidasikan pelengkap atau penyempurna aspek kesejahteraan
diluar sana daripada (cuma) merasa bahagia di psikologis.
permukaan/superfisial dan puas dalam mengarungi ✖ Seumpama seorang hamba yang sedang menjalani tabayyun (adalah
bahtera kehidupan di dunia.
mencari kejelasan tentang sesuatu berita dari pihak lain hingga jelas
✖ Kelima, spite (dengki/iri) ironis justru penting dan benar keadaan sesungguhnya) yang mengarah ke tafakkur
kehadirannya karena akan mengembalikan motivasi dan (suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara
keteraturan dengan fungsi hukuman altruistik, pun pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang
sebagai alat penegak keadilan dan barometer berhubungan dengan Allah. Tafakur dalam Islam akan
kebijaksanaan walaupun dengan cara egois seperti cara meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah
beroperasi mafia/ “the wise guys/the mobster squads” berdasarkan akal pikiran dan perasaan), menanamkan tadharru’
yang memimpin dengan membuat rasa ketakutan (rasa takut akan Allah) tawassul (mengambil perantara/ syar’i
sehingga di tempat kekuasaan mereka tidak ada tuntunan Nabi untuk tersampainya hajat) sehingga menggiring
kriminalitas dari pihak luar – karena dari, untuk dan oleh kepada tawadhu’ (sikap kerendahan hati sebagai adab
merekalah pergerakan ekonomi dikendalikan. berilmu/humility/humbleness) sebagai alat membuka diri secara
konstruktif, filter dengki/iri dalam rangka memperjuangkan
kesejahteraan psikologis
Psychological Assessment The
Psychology of Spite and the
Measurement of Spitefulness David
K. Marcus, Virgil Zeigler-Hill, Sterett
H. Mercer, and Alyssa L. Norris
Online First Publication, February
17, 2014.
http://dx.doi.org/10.1037/a0036039
Marcus, D. K., Zeigler-Hill, V., Mercer, S. H., &
Norris, A. L. (2014, February 17). The
Psychology of Spite and the Measurement of
Spitefulness. Psychological Assessment.
Advance online publication.
http://dx.doi.org/10.1037/a0036039. The
Psychology of Spite and the Measurement of
Spitefulness David K. Marcus Washington
State University Virgil Zeigler-Hill Oakland
University Sterett H. Mercer University of
British Columbia Alyssa L. Norris Washington Dark Factor (D-Factor) Figure.
State University.
NeuroscienceNews.com; image is credited to University of Copenhagen .
https://www.researchgate.net/publication/2602
51335_The_Psychology_of_Spite_and_the_M
easurement_of_Spitefulness
13
9

1. Sejarah fenomenologi kedengkian dimulai jauh mundur secara evolusioner sejak jaman
organisme spesies bakterium.
2. Ada dua sekolah aliran pemikiran tentang kedengkian.
3. Kedengkian tidak terlalu berbeda dari altruisme seperti yang kita kira sebelumnya.
4. Laki-laki lebih dengki dibandingkan perempuan.
5. Anak-anak dan para lansia tidak terlalu berperilaku dengki.
6. Dengki sebenarnya mempromosikan keadilan.
7. Manusia bukanlah makhluk hidup “hewan” yang bersifat/berperilaku dengki.
8. Sifat dengki tidak sama dengan iri hati atau dendam.
9. Sifat kedengkian mungkin akan menjadi “permainan” manusia dalam waktu jangka panjang
dan akan berada di dunia ini dalam waktu yang cukup lama.

Tentang Spitefulness (Sifat Dengki/Kedengkian)


10 Scientific Facts About Spite (by Neel V. Patel August 29, 2018 - updated: October 7, 2020)
https://www.mentalfloss.com/article/554980/scientific-facts-about-spite
https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0020764020915212
International Journal of Social Psychiatry
The Outbreak of COVID-19 Coronavirus and Its Impact on Global Mental Health
Julio Torales, Marcelo O’Higgins, João Mauricio Castaldelli-Maia, ...
First Published March 31, 2020 Review Article Find in PubMed
https://doi.org/10.1177/0020764020915212
Abstract
Background
The current outbreak of COVID-19 coronavirus infection among humans in Wuhan (China) and its
spreading around the globe is heavily impacting on the global health and mental health. Despite all
resources employed to counteract the spreading of the virus, additional global strategies are needed to
handle the related mental health issues.
Methods:
Published articles concerning mental health related to the COVID-19 outbreak and other previous global
infections have been considered and reviewed.
Comments:
This outbreak is leading to additional health problems such as stress, anxiety, depressive
symptoms, insomnia, denial, anger and fear globally. Collective concerns influence daily behaviors,
economy, prevention strategies and decision-making from policy makers, health organizations and
medical centers, which can weaken strategies of COVID-19 control and lead to more morbidity and
mental health needs at global level.
15
0
15
2

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/03/21/world-happiness-report-2019-dirilis-
seberapa-bahagia-orang-indonesia
✖ Bangsa Indonesia dinilai “cukup bahagia” status kehidupannya Tentang Kesejahteraan/Kebahagiaan
(Subjective Well-Being/Happiness).
✖ Menurut indeks yang dilansir oleh Biro Pusat Statistik (BPS) di poin 70.69 dari kisaran skala 0-100 untuk tahun
2017 yang diumumkan pada hari Selasa, 15 Agustus 2017 (Courtesy of/www.lse.ac.uk) dan terlampir
pembaharuan termutakhir posisi ranking indeks kebahagiaan dengan rincian detil data antara lain sebagai
berikut di bawah ini:
15
3
About Happiness (Subjective Well-Being)
✖ World Happiness Report (WHR) 2019 baru saja merilis laporan terbaru mereka terkait daftar negara-negara bahagia di
dunia. Lagi-lagi, Finlandia menyabet gelar Negara Paling Bahagia di dunia, diikuti 4 negara kawasan Skandinavia yang
lain.
✖ Dari 156 daftar negara yang dirilis dalam laporan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-92 dengan perolehan poin
sebanyak 5.192. Di Asia Tenggara, Indonesia masih agak jauh tertinggal dari Singapura, Thailand, Filipina dan
Malaysia, dan berada di atas Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar.
✖ Indikasi poin kebahagiaan yang dirilis oleh WHR disusun berdasarkan beberapa faktor; di antaranya seperti harapan
hidup, dukungan sosial, serta tingkat korupsi.
✖ Meik Wiking, figur CEO dari lembaga Think Thank The Happiness Research Institute di Copenhagen, Denmark
menyatakan bahwa lima negara liga Skandinavia yang berada di urutan atas dianggap telah melakukan sesuatu yang
benar dalam menciptakan kondisi yang baik untuk kehidupan warganya.
✖ "Mereka sangat pandai mengonversikan kekayaan mereka menjadi kesejahteraan," kata Meik seperti dikutip majalah
The Guardian. "Temuan mengenai kebahagiaan para pendatang menunjukkan bahwa kondisi kehidupan yang ada di
bawah berpengaruh besar pada kualitas kehidupan. Jadi, kebahagiaan bukan sekedar masalah pilihan."
Infographic Style
Your Text Here
01 You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.

Your Text Here


02 You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.

Your Text Here


03 You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.

Your Text Here


04 You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Infographic Style
Content Here
You can simply impress
5 your audience and add
a unique zing.
Content Here
You can simply impress
3 your audience and add a
unique zing.
Content Here
You can simply impress
1 your audience and add a
unique zing.

6
Content Here
Content Here
You can simply impress
4 You can simply impress your audience and add a
your audience and add a unique zing.
Content Here unique zing.
2 You can simply impress
your audience and add a
unique zing.

Anda mungkin juga menyukai