Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK 1

TIPOLOGI DAN TEORI TIPE-TIPE KEPRIBADIAN MENURUT HIPOCRATES-


GALENUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian


Oleh:

Arinda Mentari Putri (NIM:PO7220119 1587)


Atika (NIM: PO7220119 1588)
Azuar (NIM: PO7220119 1589)
Basir (NIM:PO7220119 1590)
Darwana (NIM:PO7220119 1591)
Della Puspa Melania (NIM: PO7220119 1592)
Desi Yulyani (NIM: PO7220119 1593)
Desy Astri Tampubolon (NIM: PO7220119 1594)
Devi Apriani (NIM: PO7220119 1595)
Eka Putri Aruniska (NIM: PO7220119 1596)
Elizabeth Aurelia Putri (NIM: PO7220119 1597)

Dosen Pembimbing:

Ns. MeisaDaniati, S.Kep., M.Kep


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI DIII KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkatkarunia-Nyalah,
makalah yang berjudul “Tipologi Dan Teori Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Hipocrates-
Galenus” ini bisa diselesaikan. Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untukmenambah
pengetahuan tentangTipologi dan Teori Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Hipocrates-
Galenus.

Kami juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian “Ibu Meisha Daniati, S.Kep., M.Kep” yang telahmemberikan tugas untuk menulis
makalah ini, serta kepada siapa saja yang telahterlibat dalam proses penulisannya, yang
senantiasa memotivasi.

Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Kami telah berusaha sebisa
mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun kami menyadari makalah ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna menyempurnakanmakalah ini.

Tanjungpinang, 7 Februari 2021

Kelompok 1,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...…. i


DAFTAR ISI ……………...…………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Riwayat Hidup Galenus.........................................................................................................3

2.2 Sejarah Tipologi Hippocrates-Galenus..................................................................................5

2.3 Macam-Macam Tipe Kepribadian Tipologi Hippocrates-Galenus........................................6

2.4 Pengaruh Ajaran Hipocrates-Galenus ………………..………………………………….….8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap kepribadian itu unik. Maka, sulit sekali untuk membuat gambaran umum
tentang kepribadian.Yang dapat dilakukan adalah mengenal seseorang dengan mencoba
mengetahui struktur kepribadiannya. Stuktur kepribadian dapat diketahui melalui
pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan lain yang dihadapi. Seorang ahli
ilmu jiwa (psikologi) dapat melakukan penelitian melalui alat test psikodiagnostik atau yang
lebih dikenal dengan psikotes, yang dapat memeriksa kepribadian dan taraf internasional
Manusia memiliki tipe kepribadian masing-masing yang sifatnya unik walau
memiliki banyak kesamaan-kesamaan. Perbedaan-perbedaan itu dapat dilihat dari
temperamen, watak dan kepribadian masing-masing.Dari segi temperamen orang bisa
dibedakan antara tipe sanguinis, kholeris, melankolis dan plegmatis.Namun demikian
umumnya orang merupakan perpaduan di antara tipe-tipe tersebut.Tipe orang dengan
temperamen tertentu merupakan bawaan lahir yang memang tidak mudah untuk merubahnya.
Dari segi kepribadian juga orang bisa dibedakan, namun pembedaan itu sering
mengacu pada temperamen atau sifat-sifat dominan yang ada pada seseorang.Namun
demikian kepribadian bukanlah temperamen atau karakter, melainkan lebih luas dari itu,
karena kedua hal itu merupakan bagian dari kepribadian. Kepribadian lebih
merupakan penampilan diri (citra diri) yang ingin diperlihatkan kepada orang lain. Hal itu
bisa saja sama dengan temperamen atau karakter sendiri dan bisa juga berbeda dengan itu,
karena hanya berupa tampilan sementara (topeng) agar orang memiliki kesan tertentu
terhadap dirinya. Dan masih banyak lagi tipe-tipe kepribadian menurut para ahli dan
memiliki karakteristik tersediri.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Siapakah Galenus?


1.2.2 Apa Sejarah Tipologi Hipocrates-Galenus?

1
1.2.3 Apa saja Macam-macam tipe kepribadian tipologi Hipocrates-Galenus?
1.2.4 Apa Saja Pengaruh Ajaran Hipocrates-Galenus?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui Riwayat Hidup Galenus.


1.3.2 Mengetahui Sejarah Tipologi Hipocrates-Galenus.
1.3.3 Mengetahui Macam-Macam Tipe Kepribadian dan Tipologi Hipocrates-Galenus.
1.3.4 Mengetahui Pengaruh dari Ajaran Hipocrates-Galenus dalam Kepribadian

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi mahasiswa, bisa mendapatkan pengetahuan mengenai tipe kepribadian dan
mengetahui sejarah Tipologi Hippocrates-Galenus
1.4.2 Bagi dosen, sebagai tambahan informasi mengenai tipe kepribadian dan sejarah
Topologi Hippocrates-Galenus sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk materi
pembelajaran

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Riwayat Hidup Galenus


Galenus (Yunani: Γαληνός, Latin: Claudius Galenus dari Pergamum (129-200 M),
lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Galen), adalah seorang dokter (atau tabib) dari
Yunani kuno. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa.

Galen dilahirkan di Pergamum (kini: Bergama, Turki), putra dari Nicon, seorang
arsitek kaya. Ia memiliki ketertarikan pada bidang pertanian, arsitektur, astronomi, astrologi,
filsafat, hingga akhirnya ia memilih untuk berkonsentrasi pada kedokteran.

Pada usia 20 tahun ia telah menjadi seorang tabib pada kuil Asclepius selama 4 tahun.
Setelah kematian ayahnya pada 148 M atau 149 M, ia merantau untuk belajar di Smyrna,
Korintus, dan Alexandria selama 12 tahun. Ketika ia kembali ke Pergamum pada 157 M, ia
bekerja sebagai seorang dokter di sekolah gladiator sleama 3 sampai 4 tahun. Selama masa
itu, ia banyak belajar mengenai perawatan dan penyembuhan trauma dan luka. Kemudian ia
mengistilahkan luka sebagai "jendela untuk masuk ke tubuh".

Galen melakukan operasi yang berbahaya yang tidak pernah dilakukan lagi hampir
selama 2 milenium terakhir termasuk pembedahan otak dan mata. Untuk mengoperasi
katarak, ia menyelipkan sebuah alat seperti benang ke mata hingga di belakang lensa mata. Ia
kemudian menariknya untuk mengangkat katarak. Kesalahan sedikit dapat menyebabkan
buta permanen. Selain itu ia juga meletakkan dasar standar untuk kedokteran modern.

Pada 162 M, ia pindah ke Roma di mana ia banyak menyebarkan ilmu anatomi.


Reputasinya kian naik dan dikenal sebagai ahli kedokteran yang berpengalaman dan
memiliki klien yang tersebar luas. Salah satunya adalah konsul Flavius Boethius yang
akhirnya memperkenalkan ia menjadi tabib kerajaan. Ia turut merawat Lucius Verus,
Commodus dan Spetimius Severus. Ia sempat kembali ke tanah airnya, Pergamum selama
166 M hingga 169 M.

Galen menghabiskan sisa hidupnya di kerajaan. Sesuai tradisi, tahun meninggalnya


ditetapkan sekitar tahun 200 M sesuai dengan dokumen Suda Lexicon dari abad ke-10 M.

3
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ia meninggal pada 216 M, disebabkan
perkiraan karya tulis terakhirnya dituliskan pada akhir 207 M.

Galen meneruskan kedokteran Hippokrates di zaman Renaisans. Ia pun


mengemukakan empat humor (cairan) tubuh yaitu darah, empedu kuning (yellow bile),
empedu hitam (black bile) dan mukus. Empat hal ini akan berputar sesuai dengan empat
musim. Ia menyusun teorinya sendiri dari prinsip tersebut dan banyak karyanya didasarkan
pada prinsip Hippokrates.

Karya terbesarnya adalah tujuh belas buku dari On the Usefulness of the Parts of the
Human Body. Ia juga menulis tentang filsafat dan anatomi.

Teori yang dikemukakan oleh Galen didasarkan dari penciptaan oleh Pencipta
("Alam" - Greek phusis) - alasan utama mengapa kelak para sarjana Islam dan Kristen dapat
menerima pandangannya.

Menurutnya, prinsip kehidupan yang paling dasar adalah pneuma atau udara yang
kemudian dapat dikaitkan dengan jiwa. Hal ini membuktikan bahwa dunia kedokterannya
sangat dipengaruhi oleh hal-hal filosofis. Pneuma physicon (roh hewani) di otak mengatur
pergerakan, persepsi, dan indera. Pneuma zoticon (roh hayati) yang ada di jantung mengatur
darah dan suhu tubuh. "Roh alamiah" di hati mengatur nutrisi dan metabolisme.

Galen memperluas wawasannya dengan melakukan penelitian pada hewan. Salah satu
metodenya adalah menunjukkan pembedahan pada seokar babi, memotong saraf laringealnya
(nantinya bagians araf ini dikenal sebagai Saraf Galen) yang dapat menghentikan erangan
babi tersebut. Ia juga pernah mengikat ureter pada hewan yang masih hidup untuk
menunjukkan bahwa urin berasal dari ginjal, dab merusak saraf untuk menunjukkan paralisis.
Metode penunjukkan kepada publik seperti yang dilakukan oleh Galen ini digunakan sebagai
cara belajar bagi mahasiswa kedokteran dan tak jarang menimbulkan perdebatan.

Ada beberapa teori Galen yang terbukti benar seperti argumentasinya akan pikiran
yang terdapat di otak, bukan di hati seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles.

Bagaimanapun juga ada beberapa teori yang cacat seperti pemahaman Galen akan
sistem sirkulasi. Ia menduga sistem vena dan arteri adalah dua sistem yang terpisah. Teori ini

4
akhirnya ditolak oleh William Harvey pada abad ke-17 M. Oleh karena isa menggunakan
hewan sebagai media percobaannya, terdapat kesalahpahaman antara organ hewan dan organ
manusia. Hal ini dikarenakan tidak semua organ serupa pada setiap spesies.

Ilmu kedokteran di Arab pada zaman pertengahan mengembangkan apa yang telah
ditemukan para pakar Yunani kuno, termasuk pula karya Galen seperti teori humoralnya.
Banyak karya Galen yang dituliskan dalam bahasa Yunani diterjemahkan ke bahasa Suriah
oleh Imam Nestor di Universitas Gundishapur, Persia. Oleh ilmuwan Arab, karya Galen
kemudian diterjemahkan ke bahasa Arab.

2.2 Sejarah Tipologi Hippocrates-Galenus


Tokoh Hippocrates (460-370 SM) sendiri termasuk tokoh zaman kuno,seperti
Sokrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM).Hippocrates
sendiri ahli kedokteran, dan juga dijuluki Bapak Ilmu Kedokteran.Ia menstudi Kepribadian
(watak, temperamen) berdasarkan struktur cairan atau istilah latinnya humor dalam tubuh
manusia. Ia mendapat pengaruh dari filsuf Empedokles (490-435 SM), yang berpendapat
bahwa alam semesta ini terdiri dari empat unsur dasar yaitu kering, basah, dingin, dan panas.
Dengan demikian dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung
oleh keadaan konstitusional berupa cairan-cairan yang ada di dalam tubuhnya, yaitu: sifat
kering terdapat dalam chole (empedu kuning), sifat basah terdapat dalam melanchole
(empedu hitam), sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan sifat panas terdapat dalam
sanguis (darah). Keempat cairan tersebut terdapat di dalam tubuh dengan proporsi tertentu.
Jika proporsi cairan-cairan tersebut di dalam tubuh berada dalam keadaan normal, maka
individu akan normal atau sehat, namun apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu
maka individu akan menyimpang dari keadaan normal atau sakit. (E. Koeswara. 2008)
Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM) yang mengatakan
bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut dalam proporsi tertentu.
Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi proporsi yang seharusnya (dominan)
maka akan menimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang
khas ada pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh

5
Galenus sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan temperamennya,
yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis.
Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas yaitu hidup, besar semangat,
daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis. Sedangkan melankolis mempunyai
sifat mudah kecewa, daya juang kecil, muram dan pesimistis.Sifat khas phlegmatis tidak suka
terburu-buru (calm, tenang), tak mudah dipengaruhi dan setia.Seorang sanguinis mempunyai
sifat khas hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas berhenti.
(Fudyartanta. 2012)

2.3Macam-Macam Tipe Kepribadian Tipologi Hippocrates-Galenus


Hippocrates-Galenus membagi tipe kepribadian menjadi 4 kelompok besar dengan
fokus pada cairan tubuh yang mendominasi dan memberikan pengaruh kepada individu
tersebut. Berikut adalah pembagian tipe kepribadian berdasarkan tipologi Hippocrates-
Galenus:
1. Sanguin (Darah)
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan Sanguin. Dimana orang yang
sanguin adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas. Mereka memiliki sifat
sedikit seperti anak-anak. Sanguin biasanya tidak menemukan masalah dalam kehidupan
sosialnya karena mudah bergaul dan akrab walau dengan orang-orang yang baru dikenal.
Sanguin sangat suka bicara, gampang untuk mengikuti sebuah kelompok. Di balik sisi
positifnya, individu bertipe kepribadian sanguin memang agak susah untuk berkosentrasi
pada suatu hal, ia juga egois, pelupa, suka terlambat, dan seringkali membuat satu hal kecil
menjadi besar. Meskipun sanguin bukan menjadi seorang pemimpin dalam sebuah
kelompok, namun sanguin biasanya ingin tampil lebih mencolok ketimbang anggota
kelompok lainnya.
2. Koleris (Empedu Kuning)
Manusia dengan kepribadian koleris memiliki kemampuan memimpin yang bagus
karena bisa dengan mudah mengambil sebuah keputusan.Orang-orang koleris memiliki
tujuan yang baik untuk ke depannya serta selalu produktif dan dinamis. Koleris pun adalah
pribadi yang menyukai kebebasan dan selama hidupnya akan selalu bekerja keras. Hanya
saja, tipe koleris suka memerintah karena sifat kepemimpinannya, susah untuk mengalah,

6
menyukai pertentangan, mudah terpancing emosi, tidak mudah untuk disuruh sabar, dan
termasuk tipe yang keras kepala karena kemauannya yang keras.
3. Melankolis (Empedu Kuning)
Individu dengan pribadi melankolis adalah tipe manusia yang memiliki sifat
analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak begitu menyukai
perhatian, serius, artistik, sensitif dan senantiasa rela berkorban. Hanya saja tipe pribadi
melankolis biasanya berfokus pada sebuah cara atau proses ketimbang tujuan. Mereka yang
melankolis pun kurang bisa menyuarakan opininya, seringkali juga memandang masalah
dari sisi buruknya, serta kurang mampu bersosialisasi dengan baik. Banyak orang yang
melankolis berbakat menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
4. Phlegmatis (Cairan Lendir)
Phlegmatis adalah jenis kepribadian individu yang selalu cinta damai dengan
menjadi netral dalam segala kondisi konflik tanpa ingin memilih kubu. Dalam kehidupan
sosialnya, individu plegmatis akan lebih senang menjadi pendengar yang baik daripada
sebagai pelaku cerita. Manusia berkepribadian plegmatis mempunyai selera humor yang
bagus walau sarkatik (sifat humor yang menyinggung atau mengejek), menyukai
keteraturan, mudah bergaul, serta suka mencari jalan pintas. Individu ini juga tidak suka
dipaksa, suka menunda sesuatu hal dan memiliki antusias yang kurang terhadap hal-hal
baru.
Empat tipe kepribadian tersebut diperoleh dari pemilihan 40 karakter sifat dasar
manusia dari 160 karakter sifat dasar manusia.Terdapat 160 macam karakter sifat dasar
manusia yang dibedakan menjadi 2 jenis tipe sifat (80 sifat berdasarkan kekuatan dan 80
sifat berdasarkan kelemahan).
Alur proses untuk menentukan karakteristik kepribadian menurut tipologi
Hippocrates-Galenus yang diadopsi dari buku Personality Plus, Florence Littauer adalah :
1. Tersedia 40 soal dengan pilihan 4 karakter, yaitu : A, B, C, dan D.
2. Masing-masing karakter A, B, C, dan D mewakili sifat dasar yang dimiliki manusia.
3. Pengisi kuisioner (Responden) diminta untuk mengisi 40 soal dengan memilih salah
satu karakter yang diwakili oleh huruf A, B, C, dan D yang paling sesuai dengan
kepribadian yang dimiliki oleh responden.

7
4. Apabila pengisian soal oleh responden telah selesai, maka proses selanjutnya adalah
proses pengecekan. Perhitungan sifat dasar dari karakter kepribadian manusia ini yaitu
dengan melihat karakter yang banyak dipilih oleh responden, apakah termasuk Sanguin,
Kholeris, Melankolis, atau Pleghmatis, sehingga dapat diketahui karakter kepribadian
responden yang paling mendominasi.
2.4 Apa Pengaruh Ajaran Hipocrates-Galenus
Ajaran Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh Galenus itu tahan uji sampai
berabad-abad; pendapatnya lama sekali diikuti oleh para ahli, hanya dengan variasi yang
berbeda-beda. Bahkan sampai dewasa ini pun pengaruh itu masih terasa.

Lama-kelamaan latar belakang kefilsafatannya, yaitu adanya kesatuan dalam seluruh


kosmos, ditinggalkan, dan sebagai akibatnya terdapat adanya dua garis perkembangannya
yaitu:

1. Yang menekankan pentingnya kejasmaniaan, yaitu teori-teori konstitusional.

2. Yang menekankan pentingnya segi kejiwaan, yaitu teori-teori temperamen.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Galenus (Yunani: Γαληνός, Latin: Claudius Galenusdari Pergamum (129-200 M),
lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Galen), adalah seorang dokter (atau tabib) dari
Yunani kuno. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa. Galen meneruskan
kedokteran Hippokrates di zaman Renaisans. Ia pun mengemukakan empat humor (cairan)
tubuh yaitu darah, empedu kuning (yellow bile), empedu hitam (black bile) dan mukus.
Empat haliniakan berputar sesuai dengan empat musim. Ia menyusun teorinya sendiri dari
prinsip tersebut dan banyak karyanya didasarkan pada prinsip Hippokrates.

Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM) yang mengatakan


bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut dalam proporsi tertentu.
Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi proporsi yang seharusnya (dominan)
maka akan menimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang
khas ada pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh
Galenus sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan temperamennya,
yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis.

3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui tipe kepribadian hipocrates-galenus, dan
mahasiswa bisa mengetahui kepribadian masing-masing sehingga dapat mengatasi tingkat
kecemasan yang dirasakan sesuai dengan tipe kepribadian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Irwanto, Heman, dkk. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo


(http://library.um.ac.id/free-contents/download/book/booksearch.php/psikologi
%20umum.pdf)
Ahmadi, Abu. 2018. Psikologi Umum. jakarta: PT Rinekar Cipta
(https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=451915)
Camelia dan Tatag. 2014. PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA
DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI
TIPE KEPRIBADIAN (SANGUINIS, KOLERIS, MELANKOLIS, DAN
PHLEGMATIS). Surabaya: Universitas Surabaya atau
(https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/12685/1
1699)
Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah
Malang (http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/psikologi-
kepribadian-alwisol-32078.html)
Farozin, H. M. Dan Fathiyah, Kartika Nur. (2004). Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta :
Rineka Cipta (https://scholar.google.co.id/citations?
user=8RpeUEoAAAAJ&hl=id)

10

Anda mungkin juga menyukai