TEORI KEPRIBADIAN
“TIPOLOGI MENURUT HIPPOCRATES-GALENUS:
PLEGMATIS & SANGUINIS”
Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. H. Abdullah Sindring, S.Pd., M.Pd.
2. Zulfikri, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Riska Aulyanti Aris
220404501021
BK C
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan taufik, hidayah dan pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam penulis curahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….Ii
BAB I PEDAHULUAN…………………………………………………………...4
A. PENDAHULUAN…………………………………………………………4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………….4
C. TUJUAN…………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….…6
A. SEJARAH TIPOLOGI HIPPOCRATES-GALENUS…………………….6
B. DEFINISI TIPOLOGI TEORI HIPPOCRATES-GALENUS…………….6
C. TEORI HIPPOCRATES-GALENUS……………………………………..7
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA TEORI
KEPRIBADIAN HIPPOCRATES-GALENUS: SANGUINIS DAN
PLEGMATIS……………………………………………………………...8
E. KELEMAHAN DAN KEKUATAN TIPE KEPRIBADIAN SANGUINIS
DAN PLEGMATIS………………………………………………………..9
F. TIPE KEPRIBADIAN SANGUINIS DAN PLEGMATIS KE DALAM
EMPAT BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING (KARIR,
BELAJAR, SOSIAL, DAN PRIBADI)…………………………………...9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kepribadian itu unik sehingga sulit untuk menciptakan gambarannya
secara umum. Yang dapat dilakukan adalah mengenal seseorang dengan
mencoba menemukan struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian dapat
diketahui melalui pertimbangan sejarah hidup, cita-cita dan permasalahan lain
yang dihadapi. Seorang psikolog dapat melakukan penelitian dengan
menggunakan alat tes psikodiagnostik atau yang lebih dikenal dengan tes
psikometri, lalu memungkinkan memverifikasi kepribadian dan kualifikasi
internasional individu.
Selain menggunakan alat tes, kita juga bisa belajar tentang kepribadian
seseorang berdasarkan ciri fisik, temperamen, kecerdasan dan kemauan,
orientasi minat, sikap sosial, perilaku dan tren patologi. Jenis kepribadian
Hippocrates Galenus ini dikembangkan oleh Galenus, yang terinspirasi oleh
pemikiran Hippocrates, Hippocrates sendiri dipengaruhi oleh pandangan
Empedocles yang menegaskan bahwa alam semesta dan isinya Ini mencakup
empat elemen dasar: tanah (kering), air (basah), udara (dingin) dan api (panas).
Dalam teori ini keempat elemen tersebut diuraikan menjadi empat pula yaitu
sanguinis, melankolis, plegmatis dan koleris.
Pada makalah ini akan dijelaskan 2 tipe kepribadian dari Teori Hippocrates
Galenus yaitu: sangunis dan plegmatis.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana sejarah teori menurut Hippocrates-Galenus?
2. Apa definisi teori menurut Hippocrates-Galenus?
3. Apa teori menurut Hippocrates-Galenus?
4. Apa saja faktor yang mempengatruhi tipe kepribadian Sanguinis dan
Plegmatis menurut Hippocrates?
4
5. Bagaimana contoh kekuatan dan kelemahan dari kedua tipe
kepribadian Sanguinis dan Plegmatis menurut Hippocrates?
6. Bagaimana tipe kepribadian Sanguinis dan Plegmatis ke dalam empat
bidang Bimbingan dan Konseling (karir, belajar, sosial, dan pribadi)?
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
dua kepribadian menurut Hippocrates, yaitu Sanguinis dan Plegmatis.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kesehatan manusia. Teori kepribadian yang dikembangkan oleh Hippocrates
dan Galenus mencerminkan pemahaman medis mereka pada zamannya.
Hippocrates, dalam karyanya yang terkenal, "Aphorisms" berbicara tentang
konsep empat humors (darah, lendir hitam, lendir kuning, dan empedu hitam)
yang mempengaruhi sifat dan kepribadian seseorang. Dia berpendapat bahwa
keseimbangan dan ketidakseimbangan humors ini dapat memengaruhi
kepribadian dan kesehatan seseorang. Sementara itu, Galenus, yang hidup
beberapa abad setelah Hippocrates, mengembangkan teori yang lebih rumit
tentang kepribadian berdasarkan pada empat elemen alam (tanah, air, udara, dan
api) dan empat sifat (panas, dingin, basah, kering). Dia mengaitkan kombinasi
elemen dan sifat ini dengan kepribadian dan temperamen manusia. Galenus
tidak hanya berbicara tentang sifat-sifat kardinal (sanguinis, koleris,
melankolis, dan flegmatis), tetapi juga menghubungkannya dengan kesehatan
dan penyakit. (Goleman, 2018)
C. Teori Hippocrates-Galenus
Teori Hippocrates-Galenus berpendapat bahwa dalam tubuh manusia
terdapat empat jenis cairan, yang apabila dominan, maka mempengaruhi
kepribadian orang tersebut (Hamidah, 2018).
Jenis cairan tersebut memiliki sebutan masing-masing serta memiliki tipe
kepribadian yang berbeda-beda yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
7
D. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Teori Kepribadian
Hippocrates-Galenus: Sanguinis dan Plegmatis
Teori kepribadian Sanguinis dan Plegmatis yang dikemukakan oleh
Hippocrates dan dipengaruhi oleh pandangan humoral adalah hasil dari
pemahaman medis kuno tentang pengaruh cairan tubuh terhadap sifat-sifat
individu. Menurut Alwilsol (2012), Hippocrates memandang bahwa faktor-
faktor biologis, khususnya perimbangan empat humor tubuh (darah, lendir,
kuning empedu, dan hitam empedu), berperan dalam membentuk kepribadian
seseorang.
1. Sanguinis (Tipe Darah): Faktor yang memengaruhi terbentuknya tipe
kepribadian Sanguinis adalah dominasi darah dalam tubuh. Menurut
Edwards., et, all. (2012), dalam pemikiran Hippocrates, individu yang
memiliki kadar darah yang dominan diyakini cenderung memiliki sifat-sifat
yang ceria, optimis, dan ekstrovert. Faktor ini diyakini terkait dengan
perimbangan darah yang tinggi dalam tubuh mereka, yang menghasilkan
sifat-sifat ini. Oleh karena itu, Sanguinis diyakini sebagai tipe kepribadian
yang berpusat pada darah sebagai humor utama yang mempengaruhi sifat
individu.
2. Plegmatis (Tipe Lendir): Plegmatis, di sisi lain, terbentuk karena dominasi
lendir dalam tubuh. Alwilsol (2012) menjelaskan bahwa individu dengan
tipe Plegmatis cenderung lebih santai, sabar, dan kurang ekspresif
emosionalnya. Mereka dipercaya memiliki kadar lendir yang lebih tinggi
dalam tubuh mereka, yang dihubungkan dengan sifat-sifat ini. Pandangan
ini muncul dari pemahaman bahwa lendir dalam tubuh dapat memengaruhi
sifat individu.
Pendekatan ini harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena didasarkan
pada pemahaman kuno tentang biologi dan medis yang tidak lagi relevan dalam
ilmu kedokteran modern. Walaupun memiliki nilai sejarah, pandangan ini tidak
memiliki dasar ilmiah yang kuat dan telah digantikan oleh teori-teori
kepribadian modern yang lebih valid dan berdasarkan bukti. Namun sejauh ini
8
teori ini masih digunakan oleh Sebagian orang khususnya dalam menafsirkan
tipe kepribadian manusia.
9
1. Karir: Sanguinis, yang cenderung ceria dan ekstrovert, dapat cocok dalam
pekerjaan yang membutuhkan interaksi sosial yang kuat, seperti penjualan
atau hubungan masyarakat. Mereka cenderung menjadi pemimpin yang baik
dalam situasi tim. Di sisi lain, individu Plegmatis, yang tenang dan sabar,
mungkin cocok dalam pekerjaan yang memerlukan ketenangan dan
konsentrasi, seperti pekerjaan di bidang keuangan atau riset. (S. Suryabrata,
2011)
2. Belajar: Sanguinis yang energik dan optimis dapat memanfaatkan keceriaan
mereka dalam pembelajaran yang melibatkan kolaborasi, seperti proyek tim.
Mereka mungkin cenderung mengatasi tantangan belajar dengan sikap positif.
Di sisi lain, individu Plegmatis yang sabar dapat menjadi siswa yang tekun
dan dapat menjalani pendekatan belajar yang lebih sistematis dan terstruktur.
(Jones, 2002)
3. Sosial: Sanguinis cenderung menikmati interaksi sosial dan mungkin menjadi
teman yang mudah bergaul dan berenergi. Mereka dapat berkontribusi pada
kelompok sosial dengan menghidupkan suasana dan menjaga semangat.
Plegmatis, yang cenderung tenang, dapat menjadi teman yang bisa diandalkan
dan mendukung dalam situasi-situasi sulit. Mereka mungkin cenderung
menjaga ketenangan dalam konflik dan memberikan perspektif yang tenang.
(Jones, 2002)
4. Pribadi: Kepribadian Sanguinis mungkin cenderung menghadapi perubahan
dengan semangat dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Mereka mungkin memiliki kehidupan pribadi yang beragam dan aktif. Di sisi
lain, individu Plegmatis mungkin menciptakan kehidupan pribadi yang lebih
stabil dan terstruktur. Mereka cenderung mencari kedamaian dan kenyamanan
dalam rutinitas mereka. (S. Suryabrata, 2011)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kepribadian Hippocrates-Galenus yang mencakup tipe kepribadian
Sanguinis dan Plegmatis adalah pandangan kuno yang berlandaskan pada
pemahaman medis kuno tentang pengaruh cairan tubuh terhadap sifat individu.
Meskipun teori ini telah kehilangan relevansinya dalam ilmu kedokteran dan
psikologi modern, masih ada nilai sejarah dalam memahami pemikiran ilmuan
kuno.
Tipe kepribadian Sanguinis, yang dicirikan oleh dominasi darah dalam
tubuh, cenderung memiliki sifat ceria, optimis, dan ekstrovert. Mereka cocok
dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial dan pembelajaran yang
melibatkan kolaborasi.
Di sisi lain, tipe kepribadian Plegmatis, yang dipengaruhi oleh dominasi
lendir dalam tubuh, cenderung lebih tenang, sabar, dan kurang ekspresif.
Mereka dapat berkinerja baik dalam pekerjaan yang memerlukan ketenangan
dan konsentrasi.
Penting untuk diingat bahwa pandangan ini didasarkan pada pemahaman
medis kuno yang tidak lagi relevan dalam ilmu kedokteran dan psikologi
modern. Namun, pemahaman tentang karakteristik Sanguinis dan Plegmatis
dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kepribadian dapat
memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk karir, pembelajaran,
interaksi sosial, dan kehidupan pribadi. Oleh karena itu, penggunaan teori ini
harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam konteks yang lebih luas dalam
bimbingan dan konseling.
B. Saran
Kepribadian bukanlah sesuatu yang tetap, dan sifat-sifat manusia sangat
kompleks untuk memahami bahwa individu dapat berubah dan berkembang
seiring waktu. Jadi, jangan terlalu mengkotak-kotakkan diri atau orang lain ke
11
dalam satu tipe kepribadian tertentu. Bersikap terbuka terhadap perkembangan
dan perubahan kepribadian.
Semua manusia memiliki kombinasi unik dari sifat-sifat kepribadian.
Meskipun teori-teori seperti Hippocrates-Galenus dapat memberikan wawasan
kasar tentang karakteristik umum, setiap individu adalah entitas yang unik, dan
perkembangan pribadi adalah perjalanan yang beragam bagi setiap orang.
12
DAFTAR PUSTAKA
13